Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 20 Aku Tidak Cacat

Sambil memegang sapu pel, aku bergegas maju ke arah Frans, tanpa sedikitpun keragu-raguan, aku membantingkan sapu pel itu ke punggungnya.

Terdengar suara yang keras, aku memukulnya dengan kuat.

Pada saat ini, aku sedikit panik. Setelah Bang Badui dan Luis, aku menyerang orang lain lagi. Akankah kali ini musuhku bertambah lagi? Apakah aku akan melukainya?

Saat aku sedang meragu, Frans menoleh dan menatapku dengan tajam. Wajahnya dipenuhi dengan amarah dan aura pembunuhan.

Sangat jelas, Frans tidak terluka. Bagaimanapun, sapu pel itu bukan botol anggur dan bukan alat pemadam kebakaran, jadi itu tidak begitu mematikan.

Melihat tatapan mata Frans yang penuh dengan amarah, tubuhku bergetar, aku terkejut dan sapu pel di tanganku hampir jatuh ke tanah. Tidak ada cara lain, karena aku benar-benar tidak bisa berkelahi, aku bisa melakukan serangan dari belakang, tetapi aku tidak memiliki keyakinan dalam perkelahian tatap muka. Bukannya karena tubuh ku lebih buruk darinya, tetapi aku tidak percaya diri, status kami jauh berbeda, menyuruhku untuk berkelahi dengan orang kaya generasi kedua, aku takut.

"Kamu memukulku?" Tanya Frans setelah menyentuh kepala bagian belakangnya.

Aku memegang sapu pel itu, dan berkata dengan gugup.

Dia memarahi ku: "Dasar sialan, gelandangan dari mana kamu ini, seorang pengecut yang ingin menjadi seorang pahlawan?"

Setelah mengatakannya, Frans menendang ku.

Tanpa sadar, aku mengangkat sapu pel itu dan ingin memukul kakinya.

Tidak disangka Frans malah menarik kakinya kembali, dan ia menginjak sapu pel ku. Kemudian, dia maju dan meninju dada ku.

Serangkaian gerakan Frans datang terlalu cepat. membuat aku yang awalnya sudah panik menjadi terbengong, dia membuatku tidak tahu harus berbuat apa lagi, aku hanya merasa dadaku sangat sakit, aku merasa kekuatan Frans sangat kuat.

Ketika aku merespon dan mengulurkan tanganku untuk melawannya, Frans sudah mengulurkan kakinya menggeseknya dilantai dan menyeka pergelangan kaki ku, aku pun terjatuh ke lantai.

Tanpa ragu, dia naik ke atas tubuh ku dan menyambak rambut ku dengan tangannya.

Pada saat ini, aku benar-benar merasakan ketakutan. Sangat jelas, Frans jauh lebih hebat daripada aku. Aku dikendalikan sepenuhnya olehnya. Aku telah merusak rencananya, tidak ada yang tahu apa yang akan dia lakukan padaku.

Sambil mencambak rambutku, Frans mendengus dan berkata "Bocah sialan, ayo katakan, kenapa kamu menyerangku? Apakah kamu ingin menjadi seorang pahlawan, atau kamu ingin melakukan sesuatu yang lainnya?"

Aku menatapnya dan aku benar-benar ingin mengatakan kepadanya bahwa aku tadi terlalu gegabah, aku ingin memintanya untuk melepaskan ku, tetapi aku tidak berani berbicara. Felicia berada di samping, jika aku bicara semuanya akan terbongkar.

Melihat aku tidak berbicara, dia meninju wajahku dengan kuat, bibirku terluka, dan berdarah, air liur ku penuh dengan aroma darah.

"Mulut bocah ini cukup keras? Jika kamu tidak berbicara, maka aku akan membunuhmu." Frans dibuat marah olehku, ia mengulurkan tangannya dan mencekik leherku.

Aku bersenandung dan menggelengkan kepalaku pada saat yang bersamaan, menggunakan tatapan mataku untuk memberi isyarat agar dia jangan memukulku lagi.

Tetapi Frans sama sekali tidak mengerti maksudku. Dia melotot dengan penuh amarah, ia seperti ingin membunuh ku, ia mencekik leher ku dengan tenaga kuat, dan terus memarahi ku "Dasar idiot, kamu masih mau berpura-pura?"

Aku sangat cemas, aku hampir membuka mulutku dan berbicara.

Pada saat ini, Felicia berjalan datang. Dia merapikan pakaiannya dan berkata "Jangan berkelahi lagi. Pria ini adalah suami Claura. Dia Tuna wicara dan tidak bisa bicara."

Frans terbengong, dia melirikku, tetapi dia tidak melepaskan tangannya, ia hanya bergumam "Ternyata dia adalah si pengecut itu. Pantasan dia sangat lemah, hanya satu pukulan saja ia sudah terjatuh."

Mendengarkan penghinaan Frans, aku benar-benar ingin bangkit dan melawannya, tetapi aku hanya bisa menahannya.

Tiba-tiba, Frans mengerutkan keningnya dan berkata "Felicia, Bukankah suaminya Claura itu sangat pengecut? Kenapa ia berani memukulku? Apakah dia melakukan ini demi menyelamatkanmu? Apakah kalian berselingkuh?"

Tidak disangka Felicia malah berkata "Iya, dia adalah kekasihku. Aku berhubungan dengan Claura, dan kemudian berhubungan dengan suaminya. Bukankah itu akan lebih mengasyikkan?"

Setelah mendengarkan kata-kata Felicia, Frans tidak mengatakan apa-apa, ia langsung mengangkat tinjunya lagi dan memukul ku dengan keras.

Dasar Felicia, dia telah mencelakaiku, tetapi untungnya Frans tidak bodoh. Dia langsung berkata "Felicia, kamu jangan membohongi ku lagi, pengecut seperti dia, bagaimana kamu bisa menyukainya? Kamu jangan sengaja membuatku marah. Kamu membuatku marah, itu artinya dihatimu masih ada aku. "

Felicia mendengus dan berkata "Jangan salah paham. Walaupun Alwi adalah seorang pengecut, tetapi dia lebih baik daripada mu. Setidaknya dia berani menyelamatkanku. Aku menyadari aku sekarang agak sedikit menyukainya."

Meskipun aku tahu bahwa Felicia mengatakan itu adalah untuk membuat Frans marah, tetapi setelah mendengarkannya, perasaan yang aneh muncul di hati ku, sebegitu lamanya, ini adalah pertama kalinya seorang wanita mengatakan ia menyukai ku, dan itu adalah hal yang sangat istimewa. Meskipun aku tahu itu adalah kepalsuan, tetapi itu membuat ku merasa senang, dan kemudian itu tidak terasa begitu sakit lagi.

Laki-laki adalah makhluk impulsif, emosi Frans langsung memuncak. Dia seperti harimau ganas, matanya memerah dan ia memukuliku.

Aku merengek kesakitan, aku berkata dalam hati, Jangan-jangan Felicia sengaja memprovokasi nya untuk memukuliku?

Untungnya, Felicia bergegas berkata "Frans, jangan pukul lagi, jika kamu masih terus memukulnya, kamu jangan salahkan aku tidak mempedulikanmu lagi. Jika kamu memukulnya lagi, aku tidak akan membantu mu memantau Claura, aku akan membocorkan semuanya kepada Claura."

Mendengar Felicia mengatakan itu, Frans langsung menghentikan tangannya, dia berdiri, dan kemudian menedang dadaku.

Setelah menendang ku, Frans berkata dengan keras kepada ku: "Pengecut, dengarkan aku. Jika kamu berani mendekati Felicia, aku akan membunuhmu kapanpun."

Setelah mengatakannya, Frans pergi dengan kesal.

Aku terbaring dilantai dan tidak bergerak sama sekali, hatiku sangat sedih, aku di pukuli dengan sangat parah di depan seorang wanita, mungkin aku ini memang benar-benar seorang pengecut.

Aku berbaring selama beberapa menit, dan ketika aku merasa tidak begitu sakit lagi, aku pun berdiri, dan bersiap untuk pergi, kemudia Felicia tiba-tiba menyapaku, dia menggandeng lenganku, menarikku, aku melihatnya dengan malu, aku takut dia memandang rendah ku.

Dia tersenyum kepada ku dengan senyuman yang sangat menawan, dan kemudian ia mengelus-ngelus dada ku, memberi isyarat untuk menyuruhku mengikutinya, dia mengatakan dia akan membantu ku untuk mengoleskan obat.

Karena tujuanku menyelamatkannya, sebenarnya ingin memenangkan hatinya, jadi aku pun mengikutinya ke atas.

Setelah masuk ke rumah Felicia, aku duduk di sofa. Dia bilang pakaiannya kotor, dia harus berganti pakaian terlebih dahulu, lalu dia akan membantu ku mengoleskan obat.

Ketika Felicia mengganti pakaiannya dan keluar dari ruangan, seluruh wajahku memerah.

Dia mengganti pakaiannya dengan seragam perawat yang terbuka dengan potongan jala di dadanya, buah dadanya hampir terkeluar.

Aku menundukkan kepalaku dengan canggung, aku berpikir apa yang sebenarnya yang ingin dia lakukan, apakah ia ingin mencoba merayuku?

Ia berjalan mendekat sambil membawa kotak obat, dia mengulurkan tangan indahnya dan dengan lembut menggosokkan obat di wajah ku, Meskipun obat itu digosokan di wajah ku dan membuat aku kesakitan, tetapi aku tidak mempedulikan rasa sakit itu. Aku merasa canggung dan impulsif, apalagi dengan cahaya sudut mataku, aku bisa melirik dadanya yang putih itu, aku merasa lebih nyaman.

Tiba-tiba, Felicia menyentil daguku dengan jari-jarinya yang ramping. Dia menatapku, tatapan matanya sangat menawan, itu menundukkan kepalaku dengan malu-malu.

Dia tertawa dan berkata "Bocah kecil memang bocah kecil, sangat imut."

Setelah itu, dia mengetikkan sesuatu di ponselnya dan menunjukkannya kepadaku. Dia berkata "Bocah kecil, kamu ini ingin melihat tetapi tidak memiliki keberanian untuk itu. Kamu jelas-jelas ingin melihat tubuh ku, tetapi kamu hanya melihatnya dengan diam-diam."

Aku ketahuan olehnya, aku bahkan menjadi lebih canggung, aku benar-benar ingin mencari sebuah lubang dan masuk ke dalamnya.

Felicia tertawa lagi dan ia terus mengetik: Baiklah, aku tidak akan menggodamu lagi. Tidak disangka kamu benar-benar berani, kamu sudah menyelamatkan ku dua kali, aku juga bukan orang yang tidak tahu terima kasih, kelak aku juga akan berusaha semampuku untuk membantu mu, jangan sampai kamu diintimidasi oleh Claura.

Aku merasa senang, akhirnya aku berada di jalan yang benar, dan Felicia perlahan baik padaku, aku merasa pukulan yang aku terima hari ini sepadan.

Ketika aku sedang memikirkannya, Felicia tiba-tiba meraih dan membuka kancing bajuku, aku terkejut dan mundur sedikit ke belakang.

Tetapi aku tahu dia hanya ingin membantu ku mengoleskan obat, lalu aku duduk di sana dan tidak bergerak.

Dia memegang bola kapas yang dicelupkan ke dalam alkohol dengan satu tangan dan tangan satunya lagi menyentuh dada ku, dari pada dibilang ia membantuku mengoleskan obat, lebih baik dibilang ia sedang bermesraan denganku. Aku tahu dia memperlakukan ku seperti ini, bukan karena ia menyukaiku, tetapi dia memang wanita yang agak manja, dia memiliki banyak cara, tetapi sangat sulit untuk orang mendapatkannya, dia adalah wanita yang luar biasa, dia tahu bagaimana cara mendapatkan hati orang.

Ia terus menggosoknya, aku menyadari bahwa aku sudah sedikit di luar kendali, tubuhnya semakin dekat denganku, sudah sangat-sangat dekat.

Akhirnya aku menutup mataku, berhenti melihatnya dan tidak memikirkannya, aku ingin menenangkan diriku dulu.

Felicia agak 'mendominasi', dia tiba-tiba berbaring di atas tubuhku, dan berkata dengan manja: "Bocah kecil yang imut. Apakah kamu takut aku akan memakanmu?

Dia pikir aku tidak bisa mendengarnya, dan dia mengatakan semuanya, Dia melanjutkan perkataannya: "Sebenarnya, aku belum menyentuh seorang pria, dan kamu adalah suami nya Claura, jika aku melakukan itu denganmu, Apakah itu akan terasa sangat nyaman?

Aku pura-pura tidak bisa mendengarnya, tetapi hatiku sudah melonjak, dan tubuhku bergetar.

Felicia terus tertawa dan berkata kepada ku "Bocah kecil, mengapa kamu gemetaran? Apakah kamu takut aku akan memakanmu? Tenanglah, aku memiliki kebiasaan bersih. Meskipun aku merasa kamu tidak semenyebalkan pria busuk lainnya, tetapi kamu adalah Tuna wicara. Aku adalah perfeksionis, aku hanya ingin berhubungan dengan pria yang sempurna, dan bukan orang cacat. Jika kamu adalah orang normal, mungkin aku bisa pikirkan tentang hal itu. "

Karena ia tahu aku tidak bisa mendengarnya. kata-kata Felicia sangat melukai harga diri orang, dia mengatakan bahwa aku adalah orang cacat.

Dan sudah saatnya aku beraksi, aku membuka mata ku dan langsung membalikkan tubuh lalu menekan Felicia.

Pada saat yang sama, aku berkata kepada Felicia "Benarkah? Sayangnya aku harus memberitahumu, aku bukan orang cacat."

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu