Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 342 Sebuah mimpi buruk

Aiko mengatakan bahwa dia ingin membalas dendam sendiri, jantungku berdegup kencang, seperti ribuan drum berdetak secara bersamaan. Tanganku tidak sengaja menyentuh duri mawar, aku langsung sadar, dan mengangkat tangan ke hadapanku, melihat jari yang sedang mengeluarkan darah.

Aiko segera meletakkan pekerjaan ditangannya, dan berjalan kemari, memegang jariku, mengerutkan kening dan berkata: “Mengapa kamu begitu ceroboh?”

Sambil mengatakan, dia mulai mencari kotak obat, aku meraih tangannya, lalu memeluknya dalam pelukan, dan kemudian berkata: “Tidak usah begitu gugup, hanya luka kecil saja.”

Aiko berkata dengan suara rendah: “Bahkan jika itu adalah luka kecil, aku juga akan khawatir.”

“Karena apa?” Aku tersenyum kecil, “Mungkin karena cinta.”

Aiko mengiyakan dengan lembut. Hatiku tiba-tiba bercampur aduk, cinta dapat membuatnya menyerah dari ketenangan dan kepeduliannya, dapat membuatnya menerima bahwa aku memiliki wanita lain dihatiku, dapat membuatnya sekali demi sekali lagi menurunkan garis batasnya, dan malah tidak dapat membuatnya menyerah pada dendam ayahnya. Hanya saja, ayahku sudah tidak berada didunia lagi, dia ingin membalas dendam, bagaimana caranya? Apakah seperti yang dikatakan oleh Teddy Chen, utang ayah anak yang melunasi, membalas dendam kepadaku?

Saat sedang berpikir sembarangan, Aiko bertanya kepadaku dengan suara kecil apa yang terjadi padaku? Apakah ada masalah?

Aku melepas pertahanan sedikit, dan Aiko langsung merasakan ada yang salah denganku. Apa yang harus aku lakukan dengan seorang wanita dengan insting yang begitu cerdas sehingga dia tidak akan menyadari bahwa aku telah tahu kebencian diantara generasi ayah?

Aku berkata: “Tidak apa-apa, hanya saja berpikir bahwa kamu terlalu kuat, kamu harus memikul semuanya sendiri, membuatku merasa tidak tega.”

Aiko meninggalkan pelukanku, memandangku lalu tersenyum sambil berkata: “Aku tahu bahwa kamu takut aku tidak bisa menanggungnya sendirian, tetapi ada beberapa jalan yang harus aku jalani sendiri, sama seperti kamu berjalan banyak jalan sekarang, aku juga tidak bisa membantumu, hanya bisa melihatmu di satu sisi, ini merupakan teori yang sama.”

Berbicara sampai disini, dia tiba-tiba berganti topik, bertanya: “Kamu hari ini baik-baik saja, bagaimana bisa tiba-tiba bertanya tentang pembalasan ayahku?”

Perasaan krisis tiba-tiba muncul dibenakku, dan aku berpikir bahwa dia sepertinya menyadari ada sesuatu yang aneh.

Aku menahan kepanikan dihatiku, dan berkata dengan tenang: “Karena aku berjumpa dengan Teddy Chen hari ini.”

Aiko mengerutkan kening, lalu berkata: “Dia? Dia datang ke Nanjin?”

Aku menganggukan kepala, berkata: “Ya, saat ini hanya aku, Mondy, Sulistio yang tahu. Teddy Chen meminta bantuanku untuk membantunya menjadi pemilik keluarga Yan, dengan syarat, abu ayahmu dan bibimu, dan juga setengah kekayaan dan kekuatan keluarga Yan.”

Aiko sedikit mengerutkan kening, berkata dengan datar: “Aku tidak menyangka dia memiliki pemikiran seperti itu.”

Aku berkata dengan datar: “Aku sudah menyetujuinya.”

Ketika kembali dari Hangzhou, aku sudah memberi tahu Aiko bahwa aku ingin menghancurkan keluarga Yan, jadi aku tidak berencana untuk menyembunyikannya dari dia, hanya saja keterusterangan saat ini malah ditutupi sebuah lapisan, lapisan yang membuatku khawatir. Aku mulai takut akan ‘balas dendam’nya Aiko, seperti yang diduga oleh Teddy Chen, takut dia tinggal disisiku sama seperti Felicia yang dulu, yang memiliki tujuan.

Aiko dengan tidak terkejut berkata: “Harus menyetujuinya, jika dia benar-benar memegang janjinya, mungkin kedepannya keluarga Yan akan menjadi terobosan dalam mengendalikan Hangzhou, tetapi aku merasa keluarga Wei juga dapat dimanfaatkan, adapun keluarga Guo dan keluarga Han, itu tetap harus ditahan. Hari itu Robby terlihat kearahmu, tetapi sebenarnya dia kearah keluarga jessi yang ada dibelakangmu, dan begitu dia tahu bahwa kamu tidak memiliki dukungan dari keluarga jessi, maka takutnya dia akan langsung berubah, jika begitu, lebih baik sebelum dia mengetahuinya, maka membuatnya tidak bisa naik ke atas lagi.”

Aku dan Aiko selalu memiliki pemikiran yang sama, dan dilihat dari pemikirannya juga dapat terlihat dia dengan sepenuh hati berpikir untukku. Wanita yang begitu mencintaiku, apakah aku harus meragukannya, dan berhati-hati terhadapnya?

Baru saja akan mengatakan sesuatu, aku mendengar suara teriak Anna dari luar: “Apakah kalian sudah selesai, kami masih menunggu kalian untuk makan malam.”

Aku memukul kepala, mengatakan lupa bahwa aku membeli makan malam pulang, dan kemudian berkata: “Kamu pergi berbaring dikasur, aku akan membawa makanan kemari.”

Aiko dengan segera mengatakan tidak usah, dan mengatakan kakinya tidak sakit, aku tersenyum sambil berkata: “Dengarlah, aku berbuat seperti ini juga memberikan Anna dan Dony Yun sebuah kesempatan berduaan, kamu anggap saja sedang membantu mereka.”

Aiko setuju tanpa daya.

Jadi aku pergi keluar untuk mengambil makanan dan mengambil dua mangkuk bubur, lalu membawanya kedalam kamar. Setelah selesai makan dengan Aiko, aku menyuruhnya untuk istirahat lebih awal, dan kemudian pergi membicarakan hal dengan Dony Yun.

Ketika aku selesai makan dan keluar, kebetulan juga Anna sudah mau pergi, melihatku yang keluar dari kamar, dia berkata: “Alwi, aku sudah mau pulang.”

Aku tersenyum sambil berkata: “Kakak ipar, lain kali datang kesini lagi ya.”

Anna mengeluarkan lidahnya kearahku, sikapnya yang imut membuat orang merasa lucu. Aku melihat kearah Dony Yun, hanya melihat Dony Yun yang duduk disofa, tersenyum padanya dengan tenang, tatapan matanya yang penuh kasih sayang dan lembut, bahkan ketika dia menutup pintu dan pergi, tatapan matanya masih berdiam di arahnya.

Aku tersenyum dan berkata: “Jangan lihat lagi, pintu sudah tertutup.”

Dony Yun memalingkan pandangannya, lalu memandangku, aku berkata: “Dony Yun, masih mengatakan bahwa belum ada hubungan pasti. Aku melihat suasana diantara kalian berdua, sepuluh ribu gelembung merah muda pun tidak bisa sepenuhnya ditafsirkan.”

Kali ini Dony Yun tidak menyangkal, berkata dengan datar: “Aku tidak menyangka bahwa suatu hari aku masih akan menyukai seseorang, dan juga bisa menyukai gadis yang seperti ini…. “

Gadis seperti ini? Aku berpikir dalam hati jika Anna tahu bahwa Dony Yun mendeskripsikannya seperti ini, tidak tahu apakah akan melompat dan memukul wajahnya dengan dada yang dia sombongkan. Memikirkan dia berbuat seperti ini, aku tersenyum dengan tidak ramah.

Dony Yun menatapku dengan aneh, aku berkata: “Tidak, aku hanya berpikir bahwa sebenarnya kamu dan Anna sangat cocok. Sifatnya nya ceria, dan sifatmu yang lebih tenang dan tertutup, jika kalian berdua bersama, maka bisa saling melengkapi. Jika ada dia, maka kamu tidak akan kesepian dan bosan, dan jika ada kamu, dia tidak akan impulsif dan tidak tenang, bukankah baik? Selain itu, meskipun Anna terlihat sangat ceroboh tetapi pemikirannya sangat teliti, cukup sabar dan perhatian terhadapmu, dan latar belakang keluarganya juga seimbang denganmu, sejujurnya, aku benar-benar tidak bisa memikirkan siapa yang lebih cocok dari dia untumu.”

Dony Yun tersenyum lalu berkata: “Awalnya aku mengira menyukai seseorang, itu pasti karena dia memiliki sesuatu untuk dikagumi atau sesuatu yang kita butuhkan di dirinya, dan kemudian baru mengetahui bahwa menyukai seseorang hanya karena melihatnya, diri sendiri menjadi lebih rileks, dan menjadi ingin tertawa, dan ingin membawanya mengalami perasaaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.”

Aku berkata: “Awalnya, mencintai seseorang memang melakukan apa yang kamu inginkan.”

Dony Yun berkata: “Sudahlah, jangan membahas ini lagi. Bukankah kamu mengatakan bahwa ada sesuatu penting yang perlu dibicarakan denganku?”

Aku mengangguk, dan memberi isyarat kepadanya untuk pergi ke kamarnya, dia dengan segera mengerti dan berkata: “Bicarakan dikamarku saja, aku juga mempunyai sesuatu untuk ditunjukkan kepadamu.”

“Baik.” Aku berkata, lalu bangkit dan pergi ke kamarnya dengan Dony Yun.

Setelah masuk, aku memberi tahu dia perjanjian antara Teddy Chen denganku, setelah Dony Yun selesai mendengar, dia berkata: “Keputusanmu tepat. Hanya saja masalah ini sepertinya tidak perlu disembunyikan dari Aiko, mengapa kamu bersembunyi darinya dan datang kekamarku untuk membicarakannya?”

Aku berkata dengan sedih: “Aku tahu sesuatu dari Teddy Chen, dan masalah ini cukup besar, aku tidak boleh memberitahu Nody dan lainnya, karena jika mengatakannya kepada mereka, maka berarti ibuku akan mengetahuinya, Jessi juga akan tahu, aku tidak ingin mereka khawatir.”

Dony Yun menyadari keseriusan situasi, mengerutkan kening dan berkata dengan rendah: “Katakanlah, aku tidak akan memberitahu orang ketiga.”

Aku berkata: “Aku bisa mempercayaimu, mencarimu untuk membicarakan hal ini, juga berharap kamu dapat memberiku beberapa saran.”

Dony Yun menganggukan kepala, aku bertanya padanya apakah dia masih ingat bagaimana Ayah Aiko meninggal?

Dony Yun berkata: “Ingat…. Apakah itu ada hubungannya denganmu?”

Dengan kecerdasaan Dony Yun, aku tidak terkejut dia dapat menebaknya, aku menganggukan kepala, berkata: “Ya, dan itu adalah hubungan yang sangat besar, dulu ayahnya menerima misi untuk membunuh ayahku, dan akhirnya malah dibunuh oleh ayahku.”

Dony Yun berkata dengan rendah: “Apakah informasinya akurat?”

Aku menggelengkan kepala, lalu berkata: “Aku tidak yakin, tetapi aku mendengar sebuah rekaman. Kakak berpikir bahwa itu benar, meskipun ayahnya adalah seorang pembunuh, dan apa yang dia lakukan adalah mencari nafkah di ujung pisau, tetapi aku mendengar bahwa ayahnya menerima misi itu untuk memberinya kehidupan yang stabil, jika begitu, kematiannya membawa lebih banyak kebencian terhadap Kakak, aku….aku telah menyelidikinya, dia mengatakan dia akan membalas dendam, tetapi bagaimana dia membalas dendam, aku malah tidak bisa bertanya padanya.”

“Tidak disangka akan ada hubungan seperti itu diantara kalian, tidak heran jika Aiko berada disisimu seperti yang diinginkan, tetapi malah selalu terlihat tidak bahagia.” Dony Yun berkata, menundukan kepala dan mulai berpikir.

Hatiku tersenyum masam, ternyata ketidakbahagiaan Aiko sudah terlihat oleh Dony Yun sejak awal. Aku rasa mungkin orang lain juga dapat merasakannya, karena dia tidak pernah menutupinya, mungkin bukan karena dia tidak menutupinya, tetapi dia tidak bisa menyembunyikannya. Setiap saat bersama dengan putra musuhnya, aku merasa seharusnya dia sangat tersiksa.

Dony Yun bertanya padaku apa yang akan aku lakukan? Aku tidak berbicara, dia berkata: “Mulai hari ini, aku akan memperhatikan setiap gerakannya.”

Aku terkejut dan tahu bahwa dia telah mengerti apa yang aku maksud. Aku masih tetap khawatir tentang apa yang akan dilakukan Aiko terhadapku, jadi ingin mencari seseorang untuk membantuku memperhatikannya, tetapi pemikiran seperti ini, aku malah tidak bisa mengatakannya, karena itu terlalu konyol.

Aku berkata kepada Dony Yun: “Jika dia benar-benar menginginkan nyawaku, dia dapat mengambilnya, tetapi jika dia ingin menggerakkan barang-barangku, aku tidak punya hak untuk memberikannya kepadanya, karena semua barang ini didapatkan dari hasil kerja keras aku dan saudara-saudara, juga denganmu, aku tidak boleh memberikannya dengan egois.”

Sejak zaman dulu, kesetian dan cinta tidak boleh mendapatkan keduanya. Aku bisa mencintai wanitaku dengan seluruh hidupku, tetapi tidak bisa mengambil segalanya untuk menguburnya bersama.

Dony Yun berkata dengan datar: “Aku mengerti, kamu betapa mencintainya, kita semua juga dapat melihat dengan jelas, hal yang tidak ingin kamu lakukan, maka biarlah aku yang melakukannya.”

Aku menganggukan kepala, Dony Yun menepuk pundakku lalu berkata: “Kamu pasti sudah sangat lelah, pergi istirahatlah, jika ada masalah apa bicarakan besok saja setelah selesai beristirahat.”

Aku mengatakan iya, lalu meninggalkan kamarnya, dan kembali ke kamar sendiri, melakukan pelatihan rutin, dan kemudian mandi lalu tidur.

Malam itu, aku bermimpi bahwa Aiko mengambil sebuah pisau dan meletakkannya dileherku, dibelakangnya ada beberapa mayat yang tergeletak ditanah, yaitu, Dony Yun, Nody, Chick dan Sulistio. Aku medengar Aiko berkata: “Alwi, tidak masalah jika kamu membenciku, membunuhmu, aku juga tidak akan hidup sendirian.”

Tiba-tiba aku membuka mata dengan kuat, punggungku dibasahi dengan keringat dingin, setelah duduk beberapa saat, aku baru tersadarkan, untunglah, itu hanya sebuah mimpi buruk…..

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu