Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1118 Melamar (2)

Aku tahu alasan utama Aiko menjadi biarawati adalah karena dia telah menyakiti diriku, dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, siapa pun juga akan merasa menyesal seumur hidup karena telah hampir membunuh orang yang dia cintai.

Aku teringat sewaktu Aiko memelukku dan menciumku di malam hujan, mataku mendadak merasa panas, aku mengangkat kepalaku dan melihat ke puncak gunung, perlahan-lahan aku menghembuskan asap rokoknya, jika di tempat itu bisa membuatnya mendapatkan ketenangan, kenapa aku tidak menghormatinya? Jika suatu hari, dia sudah bosan maka aku pasti akan menjemputnya pulang, ada pun untuk sekarang, biarkan dia di sini dulu untuk mengobati luka di hatinya.

Dengan berpikir seperti itu, suasana hatiku menjadi lebih baik, aku melihat Jessi yang berdiri di depanku, dia dari awal sampai akhir tidak mengangguku, dia hanya menemaniku dengan diam, aku terpikir bahwa dulu dia selalu mengatakan kepadaku bahwa suatu hari dia ingin aku tahu bagaimana untuk memilih, dia selalu menungguku untuk mencintai dirinya seorang, tapi sekarang, dia menyerah demi diriku, bahkan dia berinisiatif memikirkan perasaan Felicia dan Aiko, sekarang, ada dia yang menemaniku di sisiku, kenapa aku harus bersedih demi masalah yang tidak bisa aku ubah?

Memikirkan ini, aku tiba-tiba terpikir bahwa besok akan pergi melamar ke keluarganya, sebelum itu, aku sepertinya masih berhutang sesuatu kepadanya ... ...

Jessi tiba-tiba memalingkan kepalanya ke arahku, dia menatapku dan berkata:”Kenapa tiba-tiba melihatku seperti itu?”

Aku menggelengkan kepalaku dan mematikan rokoknya, aku berkata:”Tidak ada apa-apa, mari kita pulang.”

Jessi mengangguk, aku membuka pintu mobilnya, sebelum pergi aku melihat ke arah puncak gunung lagi dan berkata:”Jika ini adalah pilihanmu , maka aku akan menghormatimu, Aiko.”

Setelah selesai mengatakannya, aku membungkuk untuk masuk ke dalam mobil, setelah Jessi melihatku sudah tidak kesal lagi, dia juga menjadi lega, dan tersenyum sambil berkata:”Selanjutnya mau ke mana kita? Ke rumah Dony Yun? Lagipula beberapa saudara baikmu juga ada di sana.”

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata:”Tidak, masih banyak waktu untuk bersama mereka, sore ini, aku akan menemanimu jalan-jalan.”

Jessi berkata:”Sudah cukup bagiku jika kamu punya niat seperti itu, kamu tidak perlu menemaniku, waktu kita masih panjang.”

Aku mengangkat tanganku dan menyentuh hidungnya dengan lembut, aku berkata:”Kamu boleh menjadi sedikit kurang pengertiaan, kamu boleh menjadi sedikit sombong, menjadi orang yang agak lengket sedikit, Jessi, aku ingin kamu menganggapku ada di depanmu, kamu tidak perlu menahan dirimu.”

Jessi menjadi membeku, kemudian dia segera tersenyum, senyumannya sangat manis, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Jessi meraih tanganku, mengedipkan matanya dengan ceria, dia berkata:”Baik, kalau begitu kamu temani aku bermain.”

“Kamu ingin ke mana?” Aku berbalik memegang tangannya.

Jessi berpikir sebentar dan berkata:”Kalau tidak kita pergi ke taman bermain saja.”

Aku pikir Jessi akan memilih tempat yang agak jarang dikunjungi, tapi aku malah tidak menduga bahwa dia akan pergi ke taman bermain. Mungkin karena aku kelihatan sangat terkejut, Jessi tertawa terbahak-bahak, dia mengedipkan matanya kepadaku dan bertanya:”Bagaimana? Apakah Tuan Alwi berpikir bahwa pemikiranku ini sangat kekanak-kanakkan?”

Ketika aku mendengar dia memanggilku tuan Alwi, aku merasa tidak nyaman, aku buru-buru berkata:”Bagaimana mungkin? Aku akan menemani ke mana pun yang istriku ingin pergi, kalau begitu kita akan pergi ke taman bermain.”

Setelah selesai mengatakan itu, aku mulai membuka navigasinya, Jessi berkata:”Kamu juga tahu bahwa aku sejak kecil dididik dengan sangat ketat dan kebanyakan waktuku dihabiskan untuk berlatih, banyak permainan yang biasa dilakukan oleh anak-anak normal tetapi aku tidak dapat menikmatinya, sebenarnya hatiku sudah lama terasa gatal, tapi, ketika aku bebas menentukan hidupku, aku baru menyadari aku tidak bisa menghapus keinginanku untuk pergi ke taman bermain.”

Meskipun Jessi mengatakannya sambil tersenyum, tapi aku merasa hatiku sakit, aku tahu meskipun dia menjadi nona besar nomor satu di Beijing, tapi dia tidak memiliki masa kecil yanag bahagia seperti anak biasa lainnya, kalau tidak Mark juga tidak akan merasa begitu bersalah kepadanya.

Aku membelai rambutnya yang hitam dengan lembut, aku berkata:”Tidak apa-apa, aku akan menemanimu sekali lagi untuk merasakan masa kecil, aku akan memberimu kebahagiaan yang tidak kamu dapatkan dulu, kamu nikmati bersamaku, aku akan menemanimu ke mana saja yang kamu inginkan, sampai kamu lelah dan bosan.”

Jessi tertawa terkikik dan berkata:”Sudah cukup kalau kamu berkata seperti itu.”

Dia sangat puas mendengar aku mengatakan itu dan dia tersenyum bahagia.

Melihat senyumannya yang ceria, aku diam-diam berkata dalam hati:”Bodoh.”

……

Selanjutnya, aku menemani Jessi bermain ke taman bermain, karena dia sangat cantik maka banyak orang yang memperhatikannya di sepanjang jalan, tetapi ketika orang melihatku yang berada di samping, maka mereka terlihat kecewa atau terkejut, jelas mereka mengatakan bahwa aku tidak pantas untuk Jessi, jadi pandangan mereka kepada kami berdua seperti melihat “Beauty and the Beast”.

Tapi, aku sudah tidak merasa sedih karena masalah penampilan lagi, penampilan bagiku tidak ada artinya, sebelumnya aku mempedulikannya tapi itu adalah dulu, setelah melewati cobaan hidup dan mati selama beberapa kali, aku dan Jessi memiliki perasaan yang lebih kuat lagi, jika aku masih mempedulikan tentang penampilan lagi, maka seumur hidup ini aku tidak akan keluar dari perasaan rendah diri.

Aku bermain bersama Jessi sampai hari gelap, kami berdua kemudian mencari sebuah restoran yang bagus dan bersiap untuk makan, Jessi sedang memesan makanannya, aku memegang fotonya, foto-foto ini aku ambil menggunakan polaroid, di dalam terekam peristiwa aku dan Jessi hari ini, ada foto ketika aku tersenyum cerah naik roller coaster, ada foto kami tersenyum puas sambil memakan kembang gula, juga ada foto kami sedang tersenyum bahagia ketika kami duduk di kincir angin raksasa ... ...

Aku membolak-balik beberapa foto ini, aku merasa kami sudah lama mencintai, meskipun kami sudah melewati hidup dan mati bersama, kami belum pernah bermain dengan bebas seperti hari ini, satu-satunya peluang kami hanya berkencan, tapi hanya berjalan-jalan di gang-gang tradisional dan membeli sesuatu.

Memikirkan ini, aku memutuskan, ketika sudah menikah nanti, aku akan membawa Jessi untuk menghabiskan bulan madu yang panjang, aku akan menemaninya bermain, membiarkan dia bermain sepuasnya dengan gembira.

Pada saat ini, Jessi sudah memesan makanannya dan ponselku berbunyi, aku merapikan foto-fotonya, aku melihat ponselnya, kemudian aku tersenyum, berdiri dan berkata:”Jessi, aku ke kamar mandi sebentar.”

Jessi mengangguk dan tersenyum sambil berkata baiklah.

Aku pergi terburu-buru, tetapi aku bukan ke kamar mandi, tapi aku berlari ke pintu belakang, di sana berderet mobil mewah, Dony Yun, Joko Chu, Sulistio, Jinkang dan Samuel membawa beberapa saudara ke sini.

Ketika melihatku, yang paling bersemangat adalah Jinkanag, dia aku tempatkan di Xuzhou supaya dia akrab dengan suasana perusahaan, jadi dia jarang ke Nanjin, karena itu dia sangat jarang untuk bisa bertemu denganku, jadi ketika melihatku keluar, dia menjadi sangat semangat, dia berkata dengan hormat:”Kak Alwi, kamu sudah datang.”

Aku tersenyum dan berkata:”Apakah kamu terbiasa tinggal di Xuzhou?”

Jinkang mengangguk dan berkata:”Terbiasa, sekarang aku sudah terbiasa, bahkan jika terjadi masalah maka aku bisa dengan mudah menanganinya dan juga aku berencana menikahi pacarku.”

Dia terdiam sebentar dan buru-buru berkata:”Tentu saja, semua ini akan diatur setelah masalah kamu dan kakak ipar Jessi beres.”

Aku tersenyum dan tentu saja aku senang melihat saudara baikku bahagia, tapi ketika dia menyebut masalah pernikahan, mau tidak mau aku teringat Samuel, orang ini sangat keras kepala, sampai sekarang dia belum mengadakan pesta pernikahan dengan Wita Wang, mereka hanya memiliki surat nikah, dia menungguku untuk bisa memimpin pernikahan untuknya, sudahlah, permintaan dari saudara baik, aku tentu saja akan berusaha memuaskannya.

Setelah Dony Yun mendengar kata-kata Jinkang, dia tersenyum dan berkata:”Apakah kamu sudah siap?”

Aku menarik napas dalam-dalam, aku tiba-tiba merasa sedikit gugup. Aku melihatnya dan berkata:”Sudah siap.”

Dony Yun menepuk tangannya dan berkata:”Saudara sekalian, maju.”

Setelah dia selesai mengatakannya, saudara-saudaraku bersorak, setiap orang memegang sekuntum bunga mawar, mereka memegang bunganya sambil naik ke lantai atas dan di antara mereka, ada beberapa orang yang memegang kamera untuk merekam semua ini.

Pada saat ini, Jessi yang sedang menunggu hidangannya mungkin masih belum tahu, aku berencana untuk memberikan sebuah kejutan besar untuknya, malam ini, aku ingin melamarnya secara resmi dan memberinya sebuah lamaran yang tidak akan terlupakan seumur hidup ini.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu