Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 622 Dia melamarku

Masalah antara diriku dan Nody sudah hilang dan membuat hubungan kami menjadi lebih erat lagi.

Selanjutnya, aku dan Nody duduk dan mengobrol di luar kamar rumah sakit, melalui obrolan, aku tahu bahwa Aiko telah pergi, untuk mengambil ahli urusan yang ada di tangan Sulistio yang ada di Hangzhou sekalian untuk menjaga Kak Mondy, dengan begitu Sulistio baru punya kesempatan untuk menemuiku.

Lagi pula orang-orang kuat yang diundang Ficky Chen semuanya sudah pergi, sebelum pergi, dony Yun menyiapkan hadiah untuk mereka atas namaku, paman Zhang dan paman Leno baru pergi kemarin, sebelum pergi, paman Zhang memberitahuku jangan terlalu bersedih lewat Dony Yun, dan mengatakan dendam generasi yang lebih tua tidak ada hubungannya denganku dan tidak ingin aku hidup dalam kebencian.

Sebenarnya aku tahu ini juga keinginan ibuku, jika tidak ibuku tidak akan menyuruh Nody untuk sembunyikan hal ini dariku, meskipun Ficky Chen dingin padanya dan bahkan sudah keterlaluan tetapi dia adalah seorang menantu yang baik juga seorang wanita yang baik hati, dia tidak mengharapkan aku karena masalah dulu menjadi dendam dengan Ficky Chen maka membohongiku.

Memikirkan hal ini, aku merasa ibuku diperlakukan tidak adil, dia sangaat baik pada Ficky Chen, apakah Ficky Chen merasa bersalah meskipun hanya sedikit?

Aku menggelengkan kepala dan tidak ingin memikirkan masalah ini lagi dan bertanya:”Apakah Galvin sudah mengantarkan surat ahli kuasa tempat tinju bawah tanah itu?”

Nody menggelengkan kepala dan berkata dengan suara berat:”Tidak ada, dia mengatakan menyuruhmu mengambilnya sendiri ke Tianjing, tidak ada ketentuan di dalam kontrak tentang bagaimana menyerahkannya kepadamu, jika kamu tidak pergi ke Tianjing maka dia menganggap kamu sudah menyerah.

Aku menyipitkan mataku dan berkata dengan dingin:”Orang ini benar-benar tidak tahu malu, bisa memikirkan cara seperti ini, Nody, kamu kasih tahu dia, aku akan ke sana beberapa waktu lagi.

Nody berkata dengan agak khawatir;”Aku tahu kamu sudah lama punya rencana menaklukkan Tianjing, tetapi kita tidak punya apa-apa di Tianjing dan sekarang keluarga Wang dan keluarga Yang sudah menjadi musuh kita, kalau kamu pergi ke sana tanpa persiapan, aku khawatir akan sangat berbahaya, aku merasa, lagi pula orang ini juga tidak berharga, akan lebih baik menyerah saja dengan tempat Tinju bawah tanah itu.”

Setelah mendengar ini, aku segera menggelengkan kepala dan berkata:”Itu adalah pertukaran yang didapatkan dari luka serius beberapa saudara kita, tidak boleh tidak mau. Tapi apa yang kamu katakan benar, kalau aku pergi seperti ini, ini terlalu beresiko, jadi aku harus memikirkan sebuah cara. Sejauh yang aku tahu, empat keluarga besar di Tianjing, urutannya adalah keluarga Yang, Huo, Chu dan Wang. Keluarga Yang dan keluarga Huo ada hubungan pernikahan dan ada kerja sama bisnis, karena keluarga Yang memandangku sebagai musuh, keluarga Huo juga akan seperti itu, sedangkan keluarga Wang lebih tidak perlu dikatakan lagi maka setelah memikirkan ini hanya keluarga Chu dan keluarga kami yang tidak memiliki dendam.”

“Apakah kamu ingin memulai rencana dari keluarga Chu?” Dony Yun menyipitkan matanya dan bertanya.

Aku mengangguk dan berkata:”Menurut informasi yang diberikan Jessi padaku, keluarga Chu ini mendirikan industri manufaktur, kekuatan ekonominya tidak sebagus tiga keluarga lainnya, tetapi tidak juga buruk, hal yang paling penting adalah keluarga Chu sangat berambisius, ingin menjadi yang pertama dari empat keluarga.”

Aku terdiam sejenak, memandang Nody dan berkata:”Dari segi ini bisa dilihat bahwa orang ini mirip dengan Teddy Chen. tetapi hal yang membedakan dia dan Teddy Chen adalah dia sangat setia kawan, orang yang baru panggil dia "saudara" pun, dia bisa mengorbankan segalanya untukmu, lebih jelasnya sifatnya mirip denganku, tetapi juga karena sifatnya ini, dia sangat mempercayai orang-orangnya, akhirnya di sisinya ada seorang pengkhianat tetapi dia tidak mengetahuinya.”

“Pengkhianat?” Dony Yun menyipitkan mata dan bertanya:”Keluarga mana yang mengaturnya?”

Aku berkata:”Memangnya bisa keluarga yang mana lagi? Tentu saja keluarga Yang yang mulai terlibat dalam sektor manufaktur. Keluarga Yang yang mengoperasikan industri dirgantara dan bioteknologi, pada kenyataannya seperti menjalankan hotel, toko perhiasan dan pusat perbelanjaan, dia memiliki keuangan dan koneksi yang bagus, dalam hal ini, keluarga Yang yang ambisius ingin menguasai seluruh tanah di Tianjing, dan membuat posisinya menjadi yang paling kuat, cara terbaik untuk menyingkirkan tiga keluarga lainnya adalah dengan merger industri mereka.”

“Tetapi, di antara tiga keluarga lainnya, keluarga Huo memiliki hubungan yang baik dengan mereka, keluarga Wang menduduki setengah dari pasukan bawah tanah Tianjing, jika ingin taklukkan mereka, pasti ini pertarungan antara hidup dan mati, itu tidak menguntungkan, maka keluarga Yang memutuskan melakukan siasat terhadap keluarga Chu terlebih dahulu.”

Setelah mendengar ini, Nody berkata:”maksudmu adalah, pengkhianat itu diatur keluarga Yang untuk berada di keluarga Chu untuk membantu mendapatkan semua yang dimiliki keluarga Chu?”

Dony Yun berkata:”Meskipun tidak bisa mendapatkannya, dengan adanya pengkhianat ini, mungkin keluarga Yang bisa mengembangkan industri kreatif, menggunakan latar belakang dan sumber dayanya yang kuat dan dengan bantuan pengkhianat itu, bagian dalam dan luar bekerja sama untuk menggantikan dan menyingkirkan keluarga Chu.”

Aku mengangguk setuju dan berkata:”Benar apa yang kalian katakan, jadi aku berencana menggunakan keluarga Chu untuk melawan kedua keluarga itu. Jadi, aku harus pergi ke Tianjing, tetapi tidak bisa membiarkan mereka tahu, aku ingin menemui ketua keluarga Chu, Jonan Chu terlebih dahulu.”

Nody tidak mengatakan apa-apa lagi karena melihatku sudah punya ide.

Pada saat ini, Sulistio kembali dengan membawa makanan yang hangat, selain membawa makanan dia juga membawa sebuah panci, di dalam panci ada daging dan sayuran segar. Aku mengirimkan pesan padanya dan minta pertolongannya untuk membeli panci dan bahan-bahan itu, aku mau memasak bubur untuk Jessi.

Sulistio berkata:”Kak Alwi, makanannya sudah siap, ayo masuk ke dalam untuk makan.”

Aku menggelengkan kepala dan berkata:”Makan saja di luar, kalau makan di dalam akan membangunkan Jessi dan membuat ruangannya bau, Jessi tidak menyukainya.”

Sulistio mengangguk, seseorang segera memindahkan kursi, mereka meletakkan makanannya untukku, Monica mengambil panci dan membantuku membersihkan bahan-bahannya.

Setelah seminggu tidak sadarkan diri, aku bertahan hidup hanya lewat cairan nutrisi infus, sungguh tidak mudah, makanya sekarang aku langsung makan dengan lahap, tetapi Dony Yun dengan segera tidak membiarkan aku makan lagi, karena katanya aku baru sadar, pencernaanku masih lemah maka tidak bisa makan terlalu banyak, Nody juga mengatakan hal yang sama, aku tidak punya pilihan selain mendengarkan saran mereka.

Aku sudah makan dan sudah memiliki sedikit tenaga, aku berusaha memasak bubur untuk Jessi, setelah buburnya siap, Jessi perlahan terbangun, aku mendekatinya dan berkata dengan lembut:”Kamu sudah bangun?”

Jessi membuka matanya yang mempesona, dia berkata:”Bubur yang kamu masak wangi sekali, kamu telah membangunkan cacing yang ada di perutku, kalau aku masih tidak bangun maka perutku akan memprotesku.”

Aku tertawa dan berkata:”Ternyata Nona cantik sepertimu juga cacingan ya.”

Aku berkata sambil menyendokkan bubur untuknya, lalu membantunya bangun, dia mau mengambil buburnya, aku langsung memegang tangannya dan berkata:”Aku sudah bilang, mulai dari sekarang aku yang akan mengurusimu, kalau kamu lapar, aku akan menyuapimu, kalau kamu haus, aku akan memberimu minum, kalau kamu lelah, aku akan memijit punggungmu, aku akan melayani Ratuku dengan sebaik mungkin.”

Jessi tertawa keras dan bertanya:”Bagaimana jika ... ...aku ingin ke toilet?”

Aku berkata dengan serius:”Jika Ratu Jessi tidak keberatan, aku bersedia menemanimu ke toilet, membantumu membukakan celana, dan juga ... ... membantu membersihkan pantatmu.”

“Benar-benar tidak tahu malu.” Jessie malu dan melototiku.

Aku berkata dengan wajah polos:”Kan kamu yang tanya aku, bukankah ini jawaban yang ingin kamu dengar?”

Jessi melototiku dan berkata:”Kalau bukan karena kamu sudah bersusah payah memasakkan bubur untukku, aku tidak akan mau memperdulikanmu.”

Aku tersenyum dan berkata:”Iya, iya, iya, terima kasih atas pengertian Nona Besar Jessi, kalau begitu Nona Jessi makan yang banyak ya?

Jessi mengangguk, aku terus menyuapinya, sampai dia bilang sudah kenyang, aku meletakkan mangkuknya dan berkata dengan tersenyum:”Bagaimana rasanya?”

Jessi tersenyum dan berkata:”Rasanya enak.”

Aku bangun dan meletakkan mangkuknya di samping, membungkukkan badan dan mencium bibirnya, mengisap bibirnya dengan rakus, setelah menciumnya dengan dalam, aku memandangnya, tersenyum dan bertanya:”Dibandingkan dengan ciuman ini, mana yang lebih enak?”

Jessi tidak menjawabku, menatapku dengan tersenyum, menyipitkan matanya dan berkata:”Kamu akhir-akhir ini juga seperti ini dengan Widya ya?”

Aku tertegun dan berteriak ini tidak adil sambil berkata:”Nona Jessi, ini fitnah, aku sekarang selain hanya menciummu, menyentuh mulut barbie saja tidak berani, seluruh badanku termasuk mulutku yang tidak jujur ini sepenuhnya milik Nona Jessi, kalau tidak mempercayainya maka kamu selalu berada di sampingku saja, jangan meninggalkanku walaupun hanya selangkah, aku akan membuktikannya untukmu.”

Jessi berkata dengan sedikit kesal:”Bukan hanya pintar bicara tetapi mengatakan kata-kata yang membuat merinding.”

Aku tahu dia tiba-tiba mengganti topiknya karena dia malu dan tidak mau menjawab pertanyaanku. Melihat mukanya yang merah, kabut dalam hatiku digantikan dengan kebahagian yang manis. Aku benar-benar ingin memberitahunya, wajahnya benar-benar menggoda ketika malu... ...

Dua hari berikutnya, aku selalu menemani Jessi di rumah sakit, tetapi supaya aku bisa mendapatkan istirahat yang cukup, Jessi tidak mengizinkanku untuk memasak lagi, aku hanya bisa menurutinya, aku menemaninya menikmati pelayanan orang lain bersamanya, makan dan tidur bersama, kadang-kadang kami membicarakan tentang situasi saat ini, kata-katanya selalu bisa menghapus semua masalah di hatiku, kadang-kadang kita tidak mengatakan apa-apa, aku akan pergi ke tempat tidurnya, duduk berdampingan bersandar bantal, membaca buku masing-masing, tanpa saling mengganggu, tetapi merasa nyaman dan puas.

Tetapi sangat disayangkan, hari-hari seperti itu akan segera berakhir.

Pada pagi hari ketiga, ketika aku dan Jessi sedang sarapan, dia berhenti bicara, aku melihatnya, seperti bisa membaca dari pandangan matanya yang penuh pikiran dan bertanya:”Bukankah kamu sudah harus kembali?”

Jessi menggangguk, aku menertawakan diriku sendiri dan berkata:”Aku merasa kita berdua adalah pasangan yang paling menyedihkan, setiap tahun hanya sedikit waktu yang tersisa untuk satu sama lain, waktu lainnya kita masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing, meskipun tidak sibuk juga tidak bisa melihatnya sepanjang hari.”

Jessi bercanda dan berkata:”Kenapa? sudah lelah? Apakah kamu menyesal menemukan wanita sepertiku untuk dijadikan pacar?”

Aku menggelengkan kepala dan berkata:”Semakin baik semakin sulit untuk mendapatkannya, tetapi aku tidak akan karena sulit jadi melepaskan yang terbaik kan?”

Jessi berdeham, merasa bangga dan berkata:”Baguslah kalau kamu tahu.”

Melihatnya tertawa, hatiku seperti berbunga, menahan rasa berat di hati dan bertanya:”Kamu berencana kapan pergi?”

Jessi mengerutkan alisnya, tersenyum tipis dan berkata:”Sore ini akan pergi.”

Aku melihatnya, juga menemukan hatinya yang tidak ingin pergi, aku bangun, mencium dan mengisap bibirnya dalam-dalam, sampai pipinya menjadi merah dan susah untuk bernapas, aku baru melepaskannya, dia terengah-engah, kedua sisi mukanya memerah, aku mencubit dagunya, memberinya napas, mukanya menjadi lebih merah lagi, menempel di leherku dan berkata:”Cium aku.”

Ketika aku mendengar dua kata ini, darahku langsung memanas dan menciumnya lagi, gigi dan mulut terjalin, Jessi membalas ciumanku dengan antusias, seakan memberitahuku lewat tindakan bahwa dia merasa keberatan untuk berpisah.

Kami bolak-balik berciuman untuk waktu yang lama, kami berciuman sebentar dan beristirahat, melepas kerinduan yang tidak ada habisnya.

Jessi berkata dengan lembut:”Kamu cepat sedikit.”

Kata-katanya membuatku sedikit kebingungan, aku mencubit dagunya, berkata sambil tersenyum:”Apa maksud menyuruhku cepatan? Jika kata-kata ini didengar oleh orang lain, mungkin mereka berpikir kita melakukan sesuatu yang tidak dapat dijelaskan.”

essi tersenyum, berinisiatif mencium bibirku, hatiku bergetar, dia tersenyum dan berkata:”Maksudku, kamu cepatan datang ke Beijing, aku tidak ingin kita terpisah lagi, aku ingin menikah denganmu.”

Aku tertegun, melihat Jessi tiba-tiba mengeluarkan sebuah cincin dari bawah bantal, cincin yang sangat tipis persis seperti yang dia berikan padaku sebelumnya, aku sedikit terkejut hampir tidak bisa berbicara dan bertanya:”Apakah kamu sedang melamarku?”

“Benar.” Jessi berkata sambil tersenyum:”Kenapa? tidak mau?”

Aku mengambil cincin itu, memakaikan di jarinya, menekan tombolnya perlahan, sebuah pisau tipis terbuka, persis sama seperti yang sebelumnya, aku memandangnya dan berkata:”Aku mau, Jessi, aku setuju seumur hidup dikunci olehmu seperti ini, kita akan bersama selamanya, selamanya dan tidak akan membuatmu terluka.”

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu