Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1110 Masa Lalu (1)

Setelah keluar dari kantor, aku mengatakan kepada Jessi bahwa aku ingin sendiri, kemudian mengendarai mobil menuju Telaga Waja.

Aku memarkir mobil, aku berjalan menelusuri sepanjang sungai dengan bosan. Ada kekesalan di dalam hatiku, lagipula aku sangat bahagia bisa kembali berkumpul dengan Ayahku, tapi di dalam hatiku selalu ada sebuah penimbangan, aku bisa memaafkan semua konspirasi dan kebohongan yang mereka lakukan, karena aku tahu, tidak ada yang bisa dibandingkan kebenaran yang ada di dalam hatiku dengan kedamaian di dunia ini, apa yang bisa dilakukan jika sudah ditipu?

Seperti yang Ayahku katakan, di dunia ini kamu bisa tersenyum bahagia, makan yang cukup dan pakaian yang hangat, bisa bersantai dan berjalan-jalan di sore hari, makan sate di malam hari, itu karena seseorang berkorban demi kamu, maka aku juga akan bersedia berkorban demi orang itu, jadi aku bisa memaafkan ‘perhitungan’ mereka, tapi, aku tidak bisa toleransi dengan Ayah dan Kakekku yang berkomplot untuk melindungi Armour Zhong.”

Hal yang paling mengganggu aku di dunia ini adalah tidak bisa membunuh Armour Zhong, untuk membalaskan dendam para saudara-saudaraku yang telah tiada.

Aku merasakan seseorang mengikutiku dari belakang, tapi aku tidak mempedulikannya, aku terus berjalan ke depan, kemudian, aku memasuki sebuah bar, mencari tempat duduk di pojokan dan duduk membelakangi panggung.

Seseorang sedang bernyanyi di panggung, aku memesan beberapa botol minuman, duduk di sofa dengan penuh putus asa, mendengarkan nyanyian, kepalaku yang mulai pusing, aku mengingat kembali perjalanan selama ini yang begitu sulit, meskipun aku tidak akan mengulang kembali kesulitan ini, meskipun mulai hari ini, aku sudah memiliki perlindungan dari Ayahku, dan mungkin aku akan menempuh jalan yang lebih baik di masa depan, tapi, bisa apa?

Sebagus apapun pemandangan di depan, tapi beberapa saudaraku tidak bisa melihatnya, apa gunanya juga jika bunga-bunga bermekaran di sepanjang jalan? Bunga yang tertanam di tanah, bercampur dengan darah orang-orang yang berkorban demi aku, dan aku bahkan tidak bisa membalaskan dendam mereka, sekarang, Nody juga mati, aku merasa hidup di dunia ini, semakin hari semakin kesepian, semakin hidup semakin frustasi.

Mungkin jika suasana hati seseorang sedang tidak baik, maka akan mudah untuk berpikir negatif, semakin aku berpikir, aku semakin sedih. Tidak terasa aku telah menuangkan semua minuman itu ke perutku, aku terbaring di atas meja, mengocok dan menggoyangkan botol kosong itu, kemudian berteriak memanggil pelayan, untuk membawakan aku beberapa botol minuman lagi, kemudian, aku melihat bayangan seorang sosok duduk di sebrangku.

Perlahan aku mengangkat kepalaku, tatapan mata yang begitu familiar mengejutkan diriku.

Sambil menunjuknya aku berkata : “Kamu……Claura, kenapa kamu ada di sini?”

Claura tersenyum tipis, dan bertanya : “Kamu pasti sangat terkejut, iya kan?”

Aku berusaha duduk tegap dan mengangguk-angguk, sambil mengerutkan kening, aku berkata : “Kamu seharusnya tidak ke sini, kamu seharusnya tahu, di Beijing sini mereka kapan saja bisa memenjarakan kamu, jika kamu tidak ingin usahaku sia-sia, atau kamu tidak ingin melihat aku menyesal, maka kamu harus bergegas pergi, jangan mengganggu pandanganku.”

Ketika aku melihat wajah Claura, aku tidak bisa menahan emosiku, karena ketika aku melihat dia, aku kembali teringat dengan Armour Zhong, ketika teringat Armour Zhong, mengingatkan aku yang sangat tidak berguna ini.

Claura berkata dengan datar : “Jika mengirimku ke penjara bisa membuat dirimu senang, maka lakukanlah.”

Aku terkejut mendengar dia melontarkan kata-kata itu, aku mengangkat kepalaku dan memandangnya, dia masih begitu kurus, tidak ada pancaran warna di matanya, hanya saja dia cantik secara alami, dia yang duduk di sana tanpa ada sedikit polesan kosmetik, sudah cukup untuk membius mata-mata orang yang melihatnya. Dia menatapku dengan lekat, seolah-olah menyampaikan perasaannya padaku.

Kami pun saling memandang, tidak lama kemudian, aku tiba-tiba tertawa, dan berkata dengan lesu : “Kamu tahu aku tidak akan berbuat seperti itu, kamu di sini hanya membuat aku merasa tidak nyaman, jadi pergilah.”

Claura mengerutkan keningnya, dia berkata : “Alwi, kamu tenang saja, aku ke sini bukan untuk membuatmu kesal, hanya saja……”

Dia tidak melanjutkan perkataannya, hanya terdiam membisu, dan kemudian tersenyum sendiri.

Aku memandang Claura, hati ini sungguh merasa tidak senang, kemudian dia berdiri dan berkata : “Kamu tidak harus begitu waspada kepadaku, aku……aku hanya datang untuk melihatmu. Baru saja, kamu melewati tokoku, aku melihat kamu berjalan bagaikan orang linglung, makanya aku mengikutimu, kamu tenang saja, aku akan pergi sekarang.”

Aku terkejut, aku tidak menyangka dia memilih buka toko di bawah kota kekaisaran ini, dia benar-benar cukup arogan, dia benar-benar tidak takut Atasan akan menyerangnya? Tapi setelah dipikir-pikir, Atasan sudah tidak mempermasalahkannya lagi, mungkin juga Atasan tidak akan menyulitkannya, tapi dia tidak bisa menghindari pengawasan, mungkin dia juga mengetahui dia tidak bisa terlepas dari sebuah pengawasan dari orang lain, maka dari itu dia berani datang ke sini.

Ketika aku sedang memikirkan hal ini, Claura telah pergi, aku tiba-tiba teringat, sepertinya aku terlalu kejam padanya. Hanya saja jika teringat dengan perbuatan dia di masa lalu, hatiku kembali dingin, aku berpikir sudah untung aku tidak membunuhnya, hal-hal yang dia perbuat tidak bisa dilupakan begitu saja hanya karena perasaan dia kepadaku.

Aku masih berpikir, tiba-tiba terdengar suara di belakang panggung yang sangat familiar, suara Claura, dia berkata dengan pelan : “Terima kasih kepada bos yang telah bersedia membiarkan aku bernyanyi, sepanjang hidupku, aku telah berbuat banyak hal yang salah, keras kepala pada jalan yang salah, buta dalam keserakahan, karena kehilangan cinta dalam hidup, dan aku telah menyakiti banyak orang, aku rasa aku tidak bisa menebus kesalahan disisa hidupku ini.”

Aku membalikkan badanku, melihat dia berdiri di atas panggung tersebut, semua orang menatapnya dengan pandangan penasaran, dan pandangan dia di tengah kerumunan orang-orang hanya tertuju padaku.

Musik mulai berputar, perlahan dia memejamkan matanya, dan mulai bernyanyi : “Kemarin dan hari ini tidak akan kembali, warna merah berubah menjadi pudar. Dari dulu hingga sekarang, cinta masih ada, rela menunggumu, yang masih melayang di awan.”

“Pedihnya cinta, membuat orang menderita. Di dunia ini, takdir tidak bisa diubah. Lepaskan, tidak bisa jatuh cinta kembali, apakah ini semua rencana Tuhan?”

“Kekasih pergi selamanya tak kembali, diam-diam cinta mulai hilang.”

“Meskipun bunga berguguran, tapi kembali mekar. Seperti cinta yang hilang, terbang ke awan.”

“Pedihnya cinta, membuat orang menderita. Di dunia ini, takdir tidak bisa diubah.”

“Lepaskan, tidak bisa jatuh cinta kembali, apakah ini semua rencana Tuhan?”

“Pedihnya cinta, membuat orang menderita. Di dunia ini, takdir tidak bisa diubah.”

“Lepaskan, tidak bisa jatuh cinta kembali, apakah ini semua rencana Tuhan?”

Suara rendahnya itu bagaikan mewakili rasa sedihnya yang tak terhitung, bahkan dia tidak memiliki bakat untuk menyanyi, tapi dia bisa membawakan lagu ini dengan penuh emosional.

Aku melihat pancaran matanya bagaikan wanita yang teramat disakiti, bagaikan di sebuah film tiba-tiba terlintas di dalam pikiranku kenangan kami berdua, aku bertanya-tanya pada diriku, apakah aku pernah mencintainya? Teringat sandiwara kami yang berperan layaknya suami istri, dia begitu peduli dan tergila-gila padaku, dan ketika dia membantu adik perempuanku dengan tulus, aku berpikir, mungkin di waktu itu, aku memiliki sedikit perasaanku padanya, dan di saat pertama kali berkenalan dengannya, juga terlintas di benakku untuk hidup bersamanya seumur hidup.

Tapi yang namanya hidup memang selalu berubah, jika sudah kehilangan, barulah menyesal.

Alunan musik berhenti, semua orang tepuk tangan dengan meriah, Claura memandangku, dan berkata : “Aku tahu kamu tidak bisa memaafkan aku, aku akan mendoakanmu selama sisa hidupku, aku harap kamu bahagia, selamanya kamu akan hidup di dalam hatiku Tuan Alwi.”

Selesai dia berbicara dia berbalik badan meninggalkan bar, semua orang melihatku, ada yang meneriaki aku untuk segera mengejar dia, ada yang berkata wanita yang begitu cantik harusnya aku memaafkan kesalahannya, singkatnya, banyak yang dikatakan oleh orang-orang di sana, aku tahu aku tidak bisa lagi duduk lama di sini, akhirnya aku pun berjalan ke kasir membayar tagihan dan meninggalkan bar.

Claura telah dibanjiri para pelancong, aku juga tidak mencoba untuk melihat bayangannya di tengah kerumunan orang, melainkan aku terus berjalan menyelusuri sepanjang sungai ini. Tiba-tiba lenganku ditarik oleh seseorang, aku membalikkan badan, aku melihat Jessi sedang memegangi lenganku, dan bertanya : “Bagaimana perasaanmu?”

“Apa?” aku bertanya dengan lemas.

Jessi berkata : “Lagu yang dinyanyikan Claura untukmu, bagaimana perasaanmu?”

Ternyata dia ada di sini.

Aku berkata dengan datar : “Kamu jangan pikir aneh-aneh, aku tidak memiliki perasaan padanya, kamu tahu sendiri, jika aku masih menginginkannya, aku pasti tidak akan memperlakukan dia seperti ini.”

Jessi kemudian membalas dengan datar : “Aku tahu, aku juga tidak mencurigaimu, aku hanya sangat penasaran, ketika dia mengungkapkan perasaannya padamu, apakah kamu merasakannya, apa yang membuat kamu memaafkannya?”

Aku berkata : “Itu karena aku berhutang kepada Bibi Mawar, dan juga hutang adik perempuanku padanya, aku rasa kamu seharusnya mengetahui ini semua.”

Jessi mengangguk dan berkata : “Tentu saja aku tahu persoalan ini, aku hanya ingin kamu mengerti, seperti kamu yang memiliki alasan untuk membebaskan Claura, begitu juga dengan Kakek Ficky dan Paman Freddy, mereka juga pasti memiliki alasan yang kuat untuk melepaskan Armour Zhong.”

Aku mengerutkan kening, ingin menyuruhnya untuk diam, tapi aku tidak bisa menghentikan pembicaraanya, dia terus melanjutkan : “Kamu juga tahu, jika saat itu bibi tidak ‘mencekiknya’ demi melindungi kamu, dia mungkin tidak akan menderita seperti ini, tidak mungkin menjalani hidup seperti ini, jadi, bagi mereka, ini merupakan hutang seumur hidup mereka, mereka tidak bisa melewati rintangan ini, jadi mereka hanya bisa dengan keras kepala untuk menghentikan kamu.”

“Permintaan mereka juga tidak tinggi, mereka hanya ingin Armour Zhong hidup. Dan yang aku tahu, Armour Zhong telah dikirim ke sebuah tempat, di mana dia hanya tinggal sendirian, memasak sendiri, mencari makan sendiri, jika tidak terjadi apa-apa, dia akan menjalani hidup seperti ini seumur hidup, kecuali dia bunuh diri.”

Terdiam beberapa saat, dia memandangku dan berkata : “Aku sudah bertanya, jika tidak ada kabar darinya dan dia benar-benar memilih untuk mengakhiri hidupnya, maka Kakek Ficky dan Paman Freddy juga tidak akan menghentikannya, ini merupakan takdirnya.”

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu