Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 609 Uang tidak Merusak Hubungan

Widya mengangkat alisnya dan berkata, “Pasti.”

Setelah itu, ia mengeluarkan kerta persetujuan dari tasnya dan menyuruhku untuk menandatanganinya. Aku melihat kertas persetujuan sekilas, untuk memastikan ia tidak menipuku dan aku menandantanganinya tanpa ragu. Lalu aku mengikutinya mengurus semua prosesnya pemindahan saham.

Proses pemindahan saham dilaksanakan dengan lancar. Setelah keluar dari tempat pengurusan, aku tertawa dan berkata, “Aku benar-benar tidak sangka Nona Widya akan memberikan Sanny Club kepadaku terlebih dahulu. Arena tinju bawah tanah di Sanny Club merupakan tempat yang memiliki keuntungan terbanyak.”

Widya berkata, “Kalau aku tidak memberikan Sanny Club kepadamu, kurasa kamu juga tidak akan menerimanya, lagipula tempat itu memiliki arti yang berbeda bagimu, bukan?”

Aku berkata dengan jujur, “Benar juga, itu merupakan bisnis yang kusiapkan untuk anak perempuanku.”

Widya tertawa dan berkata, “Disiapkan untuk anak perempuanmu? Sepertinya ada motivasi yang lain?”

Aku meyipitkan mataku dan bertanya, “Sepertinya ucapanmu ada maksud lain. Apa yang kamu ingin katakan sebenarnya?”

Widya tertwa dan berkata, “Siapa yang tidak tahu kamu dan Aiko memiliki hubungan asmara. Kamu pasti tidak dapat melupakan wanita yang begitu cantik, lagipula ia sudah melahirkan seorang anak untukmu. Meskipun perasaan kalian sudah tiada, siapa tahu hubungan kalian bisa kembali lagi karena anak perempuanmu. Benar kan kata-kataku?”

Aku tertawa pelan dan maju berjalan kearah Widya. Ia segera mundur sambil memasang raut wajah waspada. Kurasa ia tidak tahu, ia membocorkan sesuatu setelah ia berlangkah mundur, yaitu takut kepadaku. Ternyata wanita yang berani membunuh ini, bisa takut kepada seseorang yang tidak akan membunuhnya.

Aku memegang dagunya dan memaksa ia melihatku. Kita saling berpandang, Aku melihat tatapan matanya yang mengandung penolakan dan ketakutan. Aku tersenyum dan berkata, “Aku tidak pernah ingin kembali dengannya. Melainkan kamu, nada bicaramu yang begitu asam, jangan-jangan kamu cemburu?”

“Kamu!” Widya memandangku kesal, lalu tertawa dengan licik. Ia berkata, “Iya, aku cemburu, lalu apa yang kamu ingin lakukan? Membujukku?”

Aku tertawa dan berkata, “Mengapa aku harus membujukmu? Aku begitu baik, setiap hari ada wanita yang cemburu, sedih karenaku, kalau setiap wanita harus kubujuk, aku akan kelelahan.”

Widya membalas cuek setelah mendengar kataku. “Kamu benar-benar sudah tidak tertolong. Aku tidak akan bercanda lagi denganmu. Kamu hanya perlu mengingat janjimu. Kalau kamu berani tidak menepatinya...”

Aku memandangnya dengan tersenyum. Aku menggunakan tatapan mataku dan bertanya apa yang ingin ia lakukan kalau aku tidak menepati janjinya. Ia menyesap bibirnya dan mendengus, lalu pergi meninggalkanku. Kepergiannya begitu kesepian, aku tahu ia sangat tidak berdaya, karena ia tidak bisa melakukan apapun kepadaku.

Aku berteriak, “Ingat makan. Jangan sehari makan, sehari tidak makan. Tidak baik bagi kesehatan.”

Widya pelan-pelan membalikkan badannya dan mengerutkan dahi sambil berkata, “Apakah kamu berhak untuk memberi perhatian kepadaku?”

Aku mengangkat bahuku dan berkata dengan tidak berdaya, “Baiklah, anggap saja aku tidak mengatakan ini.”

Widya terkejut aku tidak lagi bertengkar dengannya, lalu pergi begitu saja.

Dalam mobil, Samuel memandangku bingung dan bertanya, “Kak Alwi, kalau wanita sudah ingin memberikan bisnis kepadamu, mengapa kamu tidak meminta lebih banyak dengan kesempatan kali ini? Lagipula jarang-jarang ada kesempatan seperti itu.”

Aku berkata, “Kamu kira aku menginginkan lebih, wanita ini akan memberikannya?”

“Apakah ia berani tidak memberinya?” ucap Samuel meremehkan.

Aku menggelengkan kepalaku. “Terlihat aku seperti sudah menguasai Widya, tapi sebenarnya ia tidak dikuasai olehku. Ia memang khawatir dan takut, tapi tidak sampai kehilangan langkah. Ia menemuiku, bukan hanya karena mengharuskan diriku menyerahkan Larry ataupun meindungi orang tua angkatnya, hanya karena aku merupakan pilihan terbaiknya.”

Samuel menggaruk kepalanya dengan bingung dan berkata, “Dalam sekali. Aku tidak mengerti.”

Aku berkata, “Dengan kata lain, Keluarga Yang pasti akan membalas dendam kepada Widya dan mungkin melukai orang tua angkatnya, tapi ia memiliki cara untuk menyelesaikannya, yaitu menggunakan Larry. Tapi Larry bukan orang bodoh, kalau Widya bermohon lagi kepadanya, mungkin ia bisa menggunakan syarat untuk menikah dengannya sebagai syarat untuk ‘membantunya’.”

“Tapi bukankah Larry berada ditangan kita?” Samuel masih tidak mengerti dan berkata, “Bagaimana ia bisa meminta bantuan Larry?”

Aku bertanya balik kepadanya, “Kalau aku ingin membunuh Larry, apakah kamu bisa menyetujuinya?”

Samuel menggelengkan kepalanya. Aku memeluk tanganku dan berkata, “Bukankah benar kalau membunuh Larry, maka Keluarga Yang sudah bermusuhan denganku? Anak sulung yang terbaik mati begitu saja, yang begitu diharapkan oleh Keluarga Yang, apakah kamu tidak merasa Keluarga Yang akan menggila dan membalas dendam sekuat tenaga?”

Samuel mengangguk kepalanya dan berkata, “Dan kalau mereka membalas dendam kepadamu, atasan tidak akan mencegat mereka, melainkan membantu mereka. Lagipula mereka selalu tidak menyukaimu, kalau kamu membunuh Larry, takutnya mereka akan merasa kamu sedang mempermainkan mereka dan mereka akan berusaha mencari bukti untuk menjatuhkanmu. Saat itu, bahkan Kakekmu tidak dapat membantumu. Meskipun kamu tertolong, Keluarga Wei juga harus merelakan sejumlah harta.”

Aku mengangguk dan berkata, “Benar sekali. Jadi aku tidak akan membunuh Larry. Siapapun bisa terpikir akibat masalah ini. Kalau bisa terpikir akibatnya, mereka pasti akan terpikir bahwa diriku juga akan melepaskan Larry dan setelah aku melepaskannya, Widya pasti bisa menyelesaikan masalahnya, lagipula ia sudah bertinggal lama di Amerika, pasti ia memiliki kenalan. Dalam waktu yang singkat, Keluarga Yang tidak mungkin bisa melukai orang tua angkatnya.”

Samuel mengerutkan dahinya dan berkata, “Kalau begitu, Widya mencarimu karena tidak ada cara lain, hanya saja cara lain itu lebih buruk dari mencarimu.”

Aku mengangguk dan berkata, “Benar, aku memang sudah memikirkan semua itu, jadi aku langsung mengungkit masalah orang tua angkatnya terlebih dahulu. Meskipun ia terlihat garang dan cuek, tapi ia masih baik dan memiliki perasaan. Sifat khas dari mereka adalah terlihat kuat diluar dan lembut didalam. Kalau kamu bisa mengetahui titik kelemahannya, ia pasti bisa terharu karenamu. Itu juga menjadi salah satu alasan ia mengembalikan Sanny Club yang menghasilkan banyak keuntungan kepadaku. Kalau aku meminta banyak, tidak diketahui bagaimana dengan pilihannya. Lagipula ia tidak boleh kehilangan bisnis-bisnis di Nanjin ini, karena merupakan harapannya kepada Nanjin, sebagai bayaran kepada Nichkhun.”

Samuel memasang wajah paham dan memberikan ibu jari kepadaku. Ia berkata, “Kak Alwi, hanya kamu seorang yang patut kuhormati dengan kemampuanmu memandangi masalah dan orang.”

Aku tertawa dan mendengar ia berkata. “Hanya saja aku tidak mengerti sesuatu.”

Aku tanya hal apakah itu?

Ia berkata, “Nona Jessi di Beijing bilang kamu harus berhubungan baik dengan Widya, demi menggunakannya untuk menyerang Keluarga Yang, tapi aku masih tidak mengerti apakah Widya bisa membantumu untuk menyerang Keluarga Yang? Kalau dilihat dari sekarang, kita tidak perlu menghabiskan waktu pada wanita itu.”

Aku berkata, “Sebenarnya aku juga ingin menghubungi Jessi untuk bertanya bagaimana dengan rencana yang ia susun, hanya saja Widya tidak memiliki kemampuan untuk menyerang Keluarga Yang, sehingga aku tidak ingin menyusahkannya.”

Samuel menatapku terkejut. Aku menambah kata-kataku, “Pasti dengan syarat ia tidak membuatku marah lagi dan menjadi bawahanku dengan baik. Aku bisa meminta kembali semuanya perlahan-lahan.”

Samuel tidak lagi berbicara, tapi aku dapat menyadari ketidakpercayaan dari tatapan matanya. Mungkin ia memikirkan diriku tergoda oleh kecantikan Widya, sehingga tidak berani menggunakan Widya. Entah bagaimanapun orang memikirnya, aku sama sekali tidak peduli. Lagipula aku memang memiliki alasan untuk melindungi Widya, yaitu aku menemukan bayanganku yang dulu didalam dirinya yang ambisius.

Bertemu dengan bayangan diri sendiri yang dulu, siapa yang tidak pernah merasa simpati?

Kembali ke apartemen, aku memberikan kertas persetujuan kepada Nody dan membiarkannya yang mengurus Sanny Club, sedangkan aku menjadi pemimpin yang hidup tenang. Kalau Nody sudah memutuskan untuk menetap di Nanjin, aku tidak boleh membiarkannya mengikutiku untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna bukan?”

Nody berkata dengan terkejut, “Aku tidak sangka kalau wanita itu begitu cepat memberikannya kepadamu. Sepengetahuanku, selain bisnismu dan bisnis yang ia kembangkan, arena tinju dibawah tanah lah yang menghasilkan banyak keuntungan. Ia rela memberikan kepadamu, kurasa karena hal yang sangat susah.”

Aku tertawa dan berkata, “Kamu mengurus semua masalah dengan baik di Hangzhou sana. Aku percaya Sanny Club yang kecil tidak membutuhkan tenagamu yang banyak. Kalau tenagamu terpakai semua, kamu boleh memberitahuku, aku bisa mnyuruh orang lain yang mengurusnya, agar kamu memiliki waktu untuk menyiapkan pernikahanmu.”

Nody menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak perlu, masalah pernikahanku sudah dipersiapkan. Kamu tidak perlu khawatir.”

Sulistio saat ini bilang ia dan Kak Mondy sudah siap pergi. Aku sedikit terkejut dan bertanya kepadanya bukankah mereka pergi setelah menunggu pernikahan Nody diadakan. Ia bilang setelah dipikir lama, ia merasa kurang baik meninggalkan Aiko di Hangzhou sendirian. Jadi ia ingin segera kembali untuk membantu meringankan beban Aiko.

Aku yang ingin menyuruhnya tinggal, setelah mengingat Aiko dan Cecilia, aku jadi berpikir benar ucapannya. Jadi aku berkata kepada Sulistio, “Sulistio, Kak Mondy sudah mau melahirkan dan kamu harus mengurus banyak hal untukku dan Nody, benar-benar maaf.”

Aku memandang kearah Nody dengan merasa bersalah dan berkata, “Setelah rencanaku terselesaikan, Nody kembalikah ke Hangzhou dan menukar posisi dengan Sulistio. Lagipula bisnismu berada di Hangzhou, tidak mungkin kamu selalu melakukan pekerjaan paruh waktu denganku.”

Nody megerutkan dahi dan berkata dengan tidak senang. “Ini adalah kalimat yang paling aku tidak sukai. Dulu kita sudah membahasnya, bisnis di Hangzhou diperolehmu untukku. Itu hanya barangmu, aku hanya membantumu untuk mengurusnya.”

Tidak. Milikmu berarti milikmu. Aku tidak boleh mengambil barangmu. Lagipula aku juga tidak mengingkan bisnis yang diberikan Dony, kalau ia tidak memaksa, aku juga tidak akan menerimanya, lalu berakhir direbut ‘Alwi’ palsu dan diberikan kepada orang lain.”

Nody berkata, “Bagaimana itu bisa disebut sebagai barangku. Dulu kamu memberikan tempat tinggal untukku dan berusaha merebut semua itu dari Teddy. Kalau aku menjadikan semua itu sebagai milikku, aku akan merendahkan diriku.”

Melihat niatnya yang begitu pasti, aku menjadi tidak berdaya dan juga terharu. Aku baru saja ingin menasehatinya, tiba-tiba Sulistio berkata, “Aduh, kalian terus bertengkar, hingga kapan? Meskipun kita adalah sahabat, tapi seharusnya tidak menghitung itu semua, tapi kalau kamu tidak mau dan ia juga tidak mau, bagaimana kalau satu orang setengah, maka semua utang kalian terbayar, kalian juga tidak perlu saling merasa bersalah? Bagaimana?”

Nody berkata, “Idenya baik, tapi Sulistio kamu melupakan dirimu sendiri.”

Sulistio tertawa dan berkata, “Aku sengaja tidak membicarakanku, karena aku tahu kalian berdua tidak meninggalkanku. Haha.”

Kita tertawa karena kejujuran Sulistio. Nody menunjuknya dan berkata, “Dasar kamu, Sulistio! Berani bercanda dengan kita, hati-hati aku memukulmu.”

Sulistio berkata, “Pukul saja diriku. Ingat ya sisakan beberapa bisnis untukku setelah memukulku, agar aku bisa menggunakannya untuk merawat istriku dan anakku.”

Nody tertawa dan berkata, “Tiba-tiba aku menemukan cara pembagian bisnis yang adil setelah mendengar ucapanmu.”

“Cara apakah itu?” tanyaku penasaran. Meskipun aku tahu tidak bisa mempungkiri kebaikan mereka, jadi lebih baik mengikuti permintaan mereka. Karena apa yang dikatakan Sulistio itu benar, kalau kita berdua saling mendorong, maka orang yang mendapat bisnis itu juga akan merasa bersalah selamanya.

Nody berkata, “Aku ingin membagikan bisnis Hangzhou menjadi empat, satu untuk Kak Aiko, satu untuk Sulistio, satu untukku dan satu untukmu. Setiap orang dua puluh lima persen. Bagaimana?”

Sulistip terkejut dan berkata, “Apa? Memberikan dua puluh lima persen saham untukku? Itu terlalu banyak, aku tidak boleh menerimanya...”

Aku tertawa dan berkata, tanpa menunggu ia selesai berkata. “Kata siapa jangan saling berebutan? Kupikir cara ini yang terbaik, kalau begitu laksanakan saja.”

Sulistio mereka juga menerimanya dan segera mengangguk. Sebenarnya hatiku masih begitu merasa berterima kasih kepada mereka, karena Nody memiliki niat untuk memberikan sebagian saham bisnis kepada Aiko. Saat aku sudah memutuskan untuk membagi saham kepadaku, aku sudah memiliki pikiran seperti itu, hanya saja aku takut mereka akan asal berpikir, jadi aku sudah berpikir untuk memberikan sahamku kepada Aiko.

Saat itu, Monica membawa buah-buahan dari dapur sambil berkata, “Ada saudara kandung yang saling merebut harta kekayaan hingga kehilangan nyawa. Kalian lebih baik dibanding saudara kandung diluar sana.”

Aku jadi teringat Kakakku, meskipun aku selalu menganggapnya sebagai musuhku, tapi ucapan Monica masih saja membuatku merasa sedih. Aku teringat bahwa aku memiliki saudara yang begitu banyak, yang tidak sedarah denganku, tapi rela berkorban demiku. Melainkan Kakak kandungku yang sering bersaing dan saling membenci. Benar-benar lucu sekali.

Monica menyadari dirinya mengatakan kata-kata yang salah dan berkata, “Maafkan aku, aku tidak sengaja mengungkit lukamu.”

Aku tertawa dan berkata, “Tidak apa-apa, semua sudah ditakdirkan. Lagipula didunia ini selalu ada orang yang mementingkan keuntungan dan juga ada orang mementingkan hubungan antar manusia. Yang teruntung adalah kita bertemu dengan orang yang mementingkan hubungan antar manusia, kalau tidak, bagaimana mungkin ada pemandangan yang begitu damai?”

Monica melihatku tidak sedih, ia menghela nafas dan tertawa berkata, “Jadi entah apapun masalah yang kalian temui, kalian juga jangan terlalu sedih dan takut, karena kalian bersama, sehingga tiada satupun hal didunia ini yang kalian tidak bisa selesaikan.”

Sulistio menepuk tangannya dan berkata, “Aku suka apa yang diucapkan Kak Monica.”

Aku tertawa dan berkata, “Bangga sekali dirimu.”

“Makanlah buah-buahan.” Monica menyuruh kami duduk di sofa.

Kita berjalan kesana. Aku mengeluarkan USB dari kantong celanaku, yang diberikan oleh Samuel kepadaku. Didalam ini berisi video Larry menggunakan mobil khusus tentara melindas mobil kita. Aku sambil memainkan USB, sambil menghubungi Govy.

Bukankah Keluarga Yang memiliki bantuan dari Hensen? Kalau begitu aku mencari saja seseorang yang sama sekali tidak bisa menaati ucapan Hensen untuk memberi pelajaran kepadanya.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu