Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 187 Boss Misterius

Sulistio mengatakan Yesen malam ini makan malam dengan Yasmin di klub yang sangat private, lalu bertanya padaku apakah kita harus pergi.

Tidak disangka Yasmin begitu cepat sudah menemukan Yesen, memang harus diakui wanita memang mempunyai banyak trik. Keluarga Yang diam-diam sekongkol dengan Sandy, mereka mencari Yesen pasti bukan untuk urusan bisnis, pertemuan ini pasti demi kepentingan pribadi, intuisi memberitahuku ini pasti ada hubungannya denganku.

Siapa Yesen? Dia adalah pemimpin di Nanjin, dia telah lama duduk berjaya di Nanjin, dia termasuk orang hebat di Nanjin, sepengetahuanku, Johan tidak suka bergantung padanya, jadi dia tidak turun tangan melawanku, jika tidak dari awal aku pasti sudah diusir dari Nanjin. Jika si Yasmin berhasil membujuk Yesen meminta bantuannya, bukankah aku akan berakhir tragis?

Mengingat ini, aku segera mengatakan aku akan pergi.

Setelah telepon ditutup, Nody bertanya padaku apakah terjadi masalah, aku menceritakan semuanya, lalu menyuruh Felicia dan adiknya makan terlebih dulu, aku harus keluar mengurus masalah, jika pulang malam, suruh mereka pulang duluan, Govy bertanya padaku apakah dia perlu ikut pergi? Hatiku merasa hangat, aku menggelengkan kepala mengatakan tidak perlu, aku menyuruhnya menjaga Felicia dengan baik, lalu aku dan Nody bersama-sama pergi meninggalkan restoran.

Setelah keluar dari restoran, kita berdua pulang kerumah terlebih dahulu, mengambil barang-barang yang diperlukan, lalu menyimpan buku catatan dengan baik, kemudian pergi ke klub private yang dikatakan Sulistio.

Club private ini bernama ‘Jingle’, klub ini sangat modern, sama seperti Miracle, klub ini memiliki sistem keanggotaan, tapi yang berbeda adalah klub ini sangat formal, sekalipun demikian, banyak orang datang kesini untuk mengejar sesuatu, terkait alasannya, semua bermula dari boss misterius klub ini.

Boss dibalik klub ini sangat misterius, hanya sedikit orang yang tahu siapa dia, yang mengetahui pasti tidak berani mengatakannya di luar. Ada desas-desus mengatakan pemilik klub ini adalah seorang wanita dan memiliki hubungan dekat dengan Yesen, bahkan ada beberapa orang mengatakan dia adalah simpanan Yesen dan ada juga yang mengatakan dia adalah nona muda dari Beijing, datang ke Nanjin bermain-main membuka klub.

Singkatnya, itu hanya opini publik, tapi pada kenyataannya, tidak ada yang pernah bertemu dengan bossnya. Tidak hanya itu, boss ini tampaknya tidak begitu tertarik dengan Nanjin, selain klub ini, dia tidak pernah menjangkau ke tempat lain, itulah sebabnya mengapa tidak ada namanya.

Tentu saja, aku mendengar ini semua dari mulut Nody, ketika dia mengatakan ini semua, matanya panas membara membuatku bertanya-tanya apakah dia menyukai boss wanita legendaris ini, aku tidak tahan berkata: “Jomblo yang kasihan, kamu jangan pernah menyukai orang seperti itu, wanita yang bisa duduk sampai posisi itu, jika bukan hebat dalam berhubungan dengan pacarnya, pasti hebat dalam berhubungan dengan pria ibunya, dia tidak berada dalam jalan sama dengan kita pria muda polos. Dan mungkin saja bossnya adalah seorang pria.

Membayangkan kemungkinan Nody menyukai seorang pria, untuk sesaat aku merasa ingin muntah, lalu melihat tatapan matanya juga tidak beres.

Dahi Nody berubah berwarna biru, lalu menggertakkan gigi dan berkata: “Jangan menjelek-jelekkan wanita idamanku! Jika tidak aku akan memukulmu.”

Gawat, sudah tidak bisa ditolong lagi!

Aku malas membujuknya, aku berpikir kapan boss klub ini muncul, jika benar seorang pria, aku akan menasihati bocah itu untuk menyumbangkan bunga krisan.

Aku yang sedang berpikir begitu, Nody menyerahkan sebuah kartu, aku mengambil dan melihatnya ternyata kartu keanggotaan Jingle, untuk sesaat aku terkejut.

Nody barusan mengatakan, Jingle club adalah sebuah club yang belum tentu bisa dimasuki meskipun memiliki uang, awalnya aku berniat bertanya pada Dony apakah dia mempunyai kartu keanggotaan, tidak disangka Nody memilikinya, dan barusan aku melihat dia mengeluarkannya dari dalam dompet, itu artinya dia selalu membawa ini setiap saat ditubuhnya.

Mau tidak mau aku mulai mencurigainya, sebenarnya siapa dirinya? Jika memang benar dia dilahirkan dari keluarga biasa, bagaimana mungkin dia memiliki benda ini?

Seolah tahu aku sedang memikirkan apa, Nody berkata: “Jangan terlalu banyak berpikir, ini dibuatkan oleh mantan pacarku, yang ada ditanganmu adalah kartunya, yang ada ditanganku adalah kartuku.”

Nody mengatakannya sambil menggoyangkan kartu ditangannya.

Aku berpikir mantan pacarnya pasti berasal dari kalangan berada, bertanya padanya asal usul pacarnya dan kenapa putus dengannya? Nody mengerutkan kening, seolah tidak ingin mengingat masalah ini, aku merasa aku sedikit kepo, dan tidak terus menanyakannya lagi, siapa sangka dia membuka pembicaraan, mengatakan padaku ingin mencari wanita yang kaya raya, wanita itu sangat baik padanya, dan tidak merasa jijik dengan dirinya yang miskin, dia mengira mereka berdua bisa berakhir di pernikahan, siapa sangka dia yang masuk militer tidak sampai setengah tahun, wanita itu sudah menikah dengan seorang pria kaya, yang paling penting adalah pria kaya itu memiliki hubungan ibarat musuh yang penuh dengan kebencian tiada batas dengan Nody.

Pertama kali melihat Nody, aku merasa dia pria yang memiliki cerita, tidak disangka dia memiliki pengalaman yang begitu pahit, aku bertanya padanya apakah menyalahkan wanita itu?

Nody menyalakan sepuntung rokok, tersenyum pahit dan berkata: “Jika dibilang tidak menyalahkan itu pasti bohong, tapi jika dibilang menyalahkan, aku pria yang tidak bisa memberikan masa depan, tidak bisa memberikan kenyamanan kehidupan yang stabil padanya atas dasar apa menyuruhnya menungguku? Selain itu, dia berasal dari dunia yang indah dan makmur, dan aku berasal dari tanah rawa, sejak bersama sudah ditakdirkan akan berakhir seperti ini, bukankah tepat akan berpisah?

Berbicara tentang ini, dia menghela nafas dan berkata: “Aku tidak habis pikir, dia jelas-jelas tahu pria itu memiliki hubungan apa denganku, kenapa harus memilih pria itu?”

Aku menepuk pundak Nody, menghiburnya dan berkata: “Kamu pasti bisa mencari wanita yang bersedia hidup bersamamu ibarat bunga mekar ditaik sapi.”

Nody berkata dengan marah: “Apakah ini yang kamu maksud menghibur? Kamu yang taik sapi!”

Kami berbicara sambil tertawa, kita berdua sudah sampai didepan pintu Jingle, kebetulan Sulistio sedang merokok didepan pintu, begitu melihat kami datang, dia segera mematikan rokok, berdiri menyapa kami dan berkata: “Kak Alwi, Nody, akhirnya kalian datang, jika tidak datang lagi aku takut mereka sudah pergi.”

Setelah mengatakan itu, dia membawa kami masuk ke dalam, aku melihat dia mengeluarkan kartu keanggotaan dengan alami dan menyerahkannya ke mandor, diam-diam hatiku terkejut, berpikir tampaknya Sulistio di Nanjin juga tidak termasuk dari kalangan rendahan.

Aku yang sambil memikirkannya, masing-masing dari aku dan Nody menyerahkan kartu keanggotaan, setelah check in, mandor melirikku sekilas, untuk sesaat aku terkejut, mendengar dia berkata: “Tuan, kartu keanggotaan kami sesuai dengan KTP, tampaknya kartu ini bukan milikmu kan?”

Setelah memikirkannya, identitas dikartu ini menuliskan nama seorang wanita, tapi aku seorang pria sejati, mereka pasti tidak membiarkan aku masuk.

Siapa sangka ketika aku selesai berpikir, Nody mengatakan satu kalimat yang membuatku ingin muntah, dia berkata: “Kartu ini miliknya, dia awalnya seorang wanita, baru kembali dari Thailand setelah melakukan operasi plastik, iya, dia ini mantan pacaraku, jika kamu tidak percaya, kami bisa berciuman kasih kamu lihat.”

Ucapan Nody membuat semua orang ingin muntah, tapi aku tidak marah, A*njir, lebih baik aku tidak usah masuk, daripada dikira orang aku banci!

Pada akhirnya Nody tidak merasa jijik, dia malah memajukan bibirnya ingin menciumku, aku mengangkat tanganku menamparnya, menyuruhnya pergi sejauh mungkin, lalu pergi menjauh dari gemerlap club.

Siapa sangka Mandor ini menyuruhku berhenti, aku menoleh dengan penasaran, melihatnya menyerahkan kartu kepadaku, dan dengan hormat berkata kepadaku: “Tuan, Anda boleh masuk.”

Sekeliling aku tampak terkejut berbisik, aku juga sedikit terkejut, aku bertanya-tanya apakah mandor benar percaya dengan ucapan Nody. Tepat ketika aku sedang berpikir, mandor memberikan aku sebuah kartu emas dan berkata: “Ini kartu keanggotaan Anda, dengan kartu ini, Anda bisa kapan saja datang kemari dan semua biaya gratis.”

Mendengar ucapan ini, aku sedikit terpana, Nody dan Sulistio juga terkejut.

Tunggu tunggu, ada apa ini? Aku tidak mengambil kartu itu dan bertanya kepada mandornya siapa yang memberikan kartu ini padaku? Dia menjawab dengan santai: “Boss kami yang langsung menelepon, menyuruh aku memberikan ini kepada Anda, bahkan menyampaikan Anda harus menerima ini.”

Begitu kalimat ini diucapkan, jangankan pelayan, beberapa tamu yang berdiri tidak jauh melirikku dengan tatapan aneh, semua orang bertanya-tanya apa latar belakangku, kenapa bisa membuat boss misterius memberikan kartu ini secara sukarela dan juga menggratiskan semua biayaku, aku bahkan bisa merasakan tatapan benci dan iri dari banyak pria mengarah ke arahku.

Aku baru saja mau menolaknya, Nody dengan cepat mengambil kartu itu, aku memandangnya, dia berkata sambil tersenyum,“Masih tidak cepat terima kasih kepada boss?”

Meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi melihat kegembiraan Nody, aku hanya bisa berterima kasih kepada bossnya, lalu aku bertanya kepada mandor apakah aku boleh bertemu dengan boss mereka? Mandor menggegeleng dan berkata: “Tidak bisa, boss kami tidak pernah menerima tamu.”

Aku sedikit kecewa, tapi aku tidak menyulitkan orang lain, terlebih hari ini tujuan aku datang kesini karena ada masalah penting, setelah berterima kasih aku dan Sulistio meninggalkan customer service, tetap ketika aku hendak masuk, kami dilirik oleh tatapan mata yang tidak terhitung, tampaknya kabar boss yang memberikan kartu padaku telah tersebar luas.

Mungkin sekelompok orang ini iri padaku, tapi hatiku sedikit bersalah, aku sama sekali tidak mengerti kenapa boss misterius ini sangat ‘baik’ kepadaku dan bagaimana dia tahu aku ada di sini? Seperti kata pepatah, “Jangan berkewajiban untuk melakukan apapun, jika Anda bukan pencuri’, aku khawatir apakah pria ini memiliki tujuan lain padaku.

Jadi aku yang berjalan didalam klub terlihat sangat hati-hati, seluruh tubuhku tampak tegang, pinggangku juga sedikit tertekuk, ini adalah tanda kewaspadaanku, ketika dalam bahaya, aku bisa bereaksi kapan saja.

Begitu juga dengan Nody dan Sulistio,

Ketika kami sampai didepan pintu ruangan Yesen, bahaya yang kita bayangkan tidak muncul.

Dengan lembut aku mendorong pintu membentuk sebuah celah kecil, kemudian mendengar suara seorang wanita, berkata: “Kak Yes, masalah menyerang Alwi lebih baik dilakukan lebih awal, bocah itu sangat licik, jika membiarkannya pergi, kedepannya mungkin dia akan diluar kendali kita.”

Tidak perlu dikatakan juga tahu, wanita ini adalah Yasmin yang tidak sabar ingin melihatku mati.

Kemudian terdengar suara seorang pria berkata: “Kamu tenang saja, Alwi yang sebagai tumor di Nanjin memengaruhi keharmonisan masyarakat Nanjing, sekalipun demi kepentingan rakyat, aku juga akan sesegera mungkin membereskannya.”

Ketika aku mendengar ini, aku mendorong pintu dengan kuat, kedua orang di ruangan itu seperti burung terkejut, aku tidak masuk dengan terburu-buru melainkan bersandar didepan pintu, menghisap rokok, ketika tatapan kedua orang ini penuh keheranan, aku bertanya: “Tidak tahu cara apa yang kalian berdua persiapkan untuk menyingkirkan hama seperti aku ini?”

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu