Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 163 Bolehkah Aku Mencintaimu?

Aku bisa menahan semua hinaan dari Alex terhadap aku, boleh menghina aku sebagai pecundang, tetapi aku tidak bisa melihat ibuku dan Aiko dihina dia, membuat matanya buta, mungkin sebuah keinginan mendadak, tetapi aku tidak menyesal, karena itulah yang dia minta!

Aku mau menusuk mata dia hingga buta, dan ingin semua orang melihat bagaimana sumpit itu bisa tertusuk kedalam, tapi, tidak selamanya tidak akan menyaksikan itu, dia hanya bisa mendengar rundingan dari orang sekitar, dan pada saat kapanpun bisa teringat masalah ini, membuat dia tidak henti mimpi buruk, tidak henti terbangun dari tidur, membuat dia tahu inilah resiko menghina orang yang aku sayangi.

Semakin dipikirkan, semakin lega, aku tidak tahan untuk tersenyum, malah ketawa bersuara. Pada saat ini, tangan yang hangat mendadak ada di punggung tanganku, hati merasa terkena listrik, aku terbangun dari renungan, menoleh kebelakang melihat Aiko, dia memegang tanganku erat erat, berkata dengan pelan:” Alwi, kalau ada masalah seperti ini lagi, jangan beraksi sendiri, biar aku saja.”

Sekarang mata dia penuh kecemasan, aku menanyakan mengapa? Dan bilang aku sendiri bisa melakukannya. Aku memegang tangannya, dia ingin menarik kembali tangan, aku mendadak mencium cium tangannya, dia merinding, aku melihat dia dan berkata:” Kak, tangan kamu begitu cantik, aku tidak rela menyuruh kamu melakukan hal seperti itu.”

Aiko menatap ke aku, menyuruh aku untuk melepaskannya, dan aku melepas, melihat mobil yang sedang berjalan stabil, merenung bahwa kakak aku memiliki hati yang berbeda, tadi masih dipegang aku, dan mobil masih sangat stabil berjalan, membuatku curiga dengan ketampananku.

Aiko menyuruhku untuk keluar dari mobil, lalu duluan keluar, akupun ikut keluar, melihat dia berdiri dibawah lampu jalan, dibawah poni, kedua mata dengan make up yang cantik, membuat orang tidak bisa tidak melihatnya. Dia melihatku, dengan tatapan yang sangat ramah, aku berdiri disini, terjebak didalam matanya, dia berkata:” Tangan aku ini dilahirkan untuk membunuh orang, aku sangat senang untuk membantumu.”

Aku sangat terharu, mengelus dahi dan poninya, memegang luka yang ada didahi, berkata:” Tetapi aku tidak ingin kamu menjadi pisauku.”

“Aku ingin kamu menjadi milikku.” Aku berkata dalam hati, tetapi tidak berani mengatakannya.

Aiko berkata:” Aku akan merasa bangga menjadi pisaumu.”

Selesai itu, dia balik badan dan pergi, aku mengikutinya, dengan bahagia berkata:” Kak, beberapa hari ini aku menemukan seorang ahli tato yang hebat, aku ingin kamu mentato sebuah mawar diluka itu, gimana?”

Aiko berpikir dan berkata:” Tidak bagus.”

Dengan kecewa aku menjawab “ok”, dia menanyakan apakah aku sangat peduli dengan luka yang ada di dahi itu, aku bilang iya, tetapi bukan jijik, aku hanya mau dia memiliki dahi yang bersih, padahal dahinya sangat cantik.

Mendengar kata ini, aiko tertawa, menanyakan aku ahli itu ada dimana. Aku menjawabnya, dan sangat senang bertanya apakah dia akan pergi. Dia menggelengkan kepala dan berkata:” Sebaliknya, aku ingin menghancurkan toko itu, biar kamu tidak menyuruh aku untuk “oplas”.

Dia bicara sampai sini, diantara alis mengeluarkan senyuman, sangat jarang baginya untuk bermain mata, sangat lucu. Dalam pikiran, aku tidak pernah melihat dia seperti ini, membuat aku ternganga, ketika terbangun dari pikiran, Aiko sudah masuk ke Splendid. Aku segera mengejarnya , memanggil “kak”, menyuruhnya menungguku, Aiko menoleh, tersenyum, berkata seperti lagi menantang:” Sini kejar aku.”

Senyuman ini, membuat aku semakin suka, sehingga aku pergi mengejar dia, melihat dia sedang senang, aku memberanikan diri bertanya:” Kak, kejar yang mana nih? Kejar dalam cinta atau kejar kejaran?”

Aiko menatap ke aku, bertanya apakah kulit aku gatal? Aku bilang tidak, bukan kulit yang gatal, tetapi hati yang gatal.

Bicara sampai disini, kami sudah berada didepan pintu lift, Aiko segera menyimpan senyumannya, dan mengeluarkan gaya dingin, tetapi aku merasa dia sangat lucu, karena dia hanya mengeluarkan sifat ramahnya didepan ku, walaupun aku tahu, dia tidak begitu kepada aku saja, tetapi jika aku terus berusaha, kehangatan dan keramahan ini akan menjadi milikku.

Berpikir yang aneh aneh, kita sampai di apartemen, ketika masuk, aku melihat kak toba sedang duduk di lantai, tidak tahu sedang menulis apa.

Melihat kita pulang, dia segera melepaskan penanya, dan memberikan aku kertas itu, dengan muka cemas dan khawatir, aku mengambil kertas, melihat kertas itu tertulis “Buku Renungan”. Melihat kata ini, aku tidak tahan untuk tertawa, aku menanyakan apa maksud dari ini?

Dengan muka bersalah, kak toba berkata:” Bukankah aku sudah melakukan kesalahan?”

Aku tahu dia sedang berbicara mengenai masalah Mawar, menepuk bahunya dan berkata:” Sudah, masalah ini jangan dibicarakan lagi, aku tahu kamu telah mengorbankan nyawanya demi hal ini, kalau aku menyalahkan kamu, bukan manusia lagi aku.”

kak toba berkata:” Baiklah kalau begitu.”

Ketika sedang berbicara, pena ditangannya jatuh ke meja teh, melihat dia ingin mengambil, aku takut kakinya tidak kuat, jadi membantu dia mengambil, ketika aku mengambil penanya, sudut mata melihat barang yang sangat akrab dimata aku.

Aku terdiam, mencabut barang itu, aku merangkak keluar dan memberikan barang itu kepada Aiko, dia mengerutkan alis, berkata:” ini adalah alat pendengar rahasia.”

Mendapatkan kabar seperti ini, hati aku mendadak ambruk, kak toba merebutkan alat pendengar rahasia dari tanganku, dengan cemas berkata:” Kenapa ada barang seperti ini? Jangan jangan Dony Yun……”

Belum selesai bicara, Aiko langsung menyangkal dan berkata:” Bukan Dony yun, dia bukan orang seperti itu.”

kak toba mengerutkan alis, berkata:” Bukan dia, jadi siapa….”

Saat berbicara, dia melirik ke aku, aku tahu dia sedang memikirkan apa, sebenarnya aku berpikiran sama dengan dia. Disini hanya ada beberapa orang bisa masuk, semua orang adalah yang bisa dipercaya, kecuali satu orang, yaitu Felicia.

Berpikir bahwa Felicia pulang, emang sebagai pengkhianat, hatiku seperti teriris, walaupun aku sudah pernah memikirkan masalah ini, dan pada saat sudah diketahui, aku merasa kesakitan yang tidak ada habisnya.

Tetapi, betulkah itu dia?

Mungkin karena masalah Claura, membuat aku halusinasi, selalu was was, atau karena aku memiliki harapan kepada Felicia, sehingga aku tidak langsung menyalahkannya, kali ini, aku harus mendapatkan bukti yang cukup, kalau betul dia, aku tidak akan memberikannya kesempatan, kalau bukan dia, aku juga tidak akan menuduh dia.

Berpikir sampai disini, aku bertanya kepada Aiko apakah bisa menyambungkan alat pendengar rahasia dengan HP? Dia mengangguk, dan juga bisa menghubungkannya ke hp satu sama lain, tidak hanya seperti ini, alat ini juga memiliki fasilitas gps, bisa digunakan dalam jarak ratusan meter, ini adalah alat canggih, dia juga bilang, alat ini tidak bisa dibeli oleh manusia awam.

kak toba berkata:” Kalau begitu, kita diam dulu, jangan sampai terdengar oleh orang lain, tidak bagus jika didengar orang lain.”

Aiko menyuruhnya untuk tidak khawatir, alat itu sudah terputus dari koneksi.

kak toba menghela nafas, dia melihat aku, berkata:” Alwi, bagaimana jika kita mencari orang ahli, melihat hp siapa yang terhubung di alat ini.”

Aku juga memiliki maksud seperti ini. Aiko meneriak dan memanggil Dony Yun, Dony Yun segera mencari orang ahli dan menemukan hp siapa yang terhubung di alat ini, setelah setengah jam, jawabannya keluar.

Melihat nomor hp yang muncul di layar computer, aku mendadak pitam.

Semua orang melihat kearah aku, seperti ketakutan aku akan melakukan hal bodoh, aku berputar badan, tidak ingin mereka melihat kesedihanku, mengeluarkan hp ingin menelpon Felicia….. Nomor hp itu, adalah nomor hp Felicia.

Ketika Felicia mengangkat telepon, aku baru mau berbicara, Felicia segera berkata:” Alwi, aku mempunyai kejutan bagimu! Sini datang ke Bar Benz!”

Setelah itu, dia langsung menutup telepon.

Aku juga menutup telepon, berkata:” Aku pergi ke Bar Benz.”

Dony Yun berkata:” Felica balik ke Bar Benz menjadi penyanyi lagi.”

Aku menjawab “oh”, dan pergi meninggalkan Splendid, menaiki taxi pergi ke Bar Benz, dalam perjalanan, Otak aku kacau balau, Dalam benak dipenuhi dengan perkataan yang diucapkan Felicia, dia bilang dia ingin menjadi orang gila dalam cinta bagiku, tetapi aku, hanya menganggap dia sebagai permainan.

Felicia bukanlah orang gila, orang gila adalah aku yang memercayai semua perkataannya.

Sudah sampai Bar Benz, sekali masuk, yang terlihat oleh mata adalah lautan merah, lantai, atap, meja bar, tangga, panggung, semuanya dipenuhi mawar merah, dimana mana terlihat bola mawar dan lampu mawar.

Di kolam menari, semua orang melepaskan seluruh beban hidup yang dipikul, menari dengan gila. Dan saat ini juga, seluruh bar menjadi hitam, music pun berhenti, dalam kecemasan tiba tiba panggung bersinar, seorang wanita memakai gaun panjang berwarna pink berdiri ditengah panggung, dia tinggi dan langsing, diatas kepala memakai sebuah mahkota mawar, roknya juga dihiasi bunga mawar, merah yang menawan, membuat warna kulit dia lebih putih dan cerah bagaikan salju, lima alat inderanya juga di tata, membuat orang terpesona melihatnya.

“Felicia”

Ketika aku menyebutkan namanya, orang orang menjadi kenal dengan dia yang pernah menjadi ratu malam disini, semua orang menyahut namanya, dia mengangkat mic, berkata:” Hari ini, aku ingin menyanyikan lagu kepada orang yang aku cintai, aku ingin memberitahu dia, aku pernah melakukan kesalahan, pernah menyakitinya, tetapi sekarang, aku ingin bersamanya.”

Aku menjadi kebingungan, mendengar suara bagaikan malaikat:” Bolehkah aku mencintaimu? Kamu adalah orang yang paling aku cintai. Bolehkah aku memelukmu? Kamu adalah dia yang paling aku cintai. Bolehkah aku menciummu? Kamu adalah orang yang paling aku cintai… Bolehkan aku menyayangimu? Kamu adalah bunga yang paing aku cintai….”

Setelah dia menyanyi sampai bait terakhir, dia meneteskan air mata. Aku berjalan naik keatas panggung, dan dari sahutan orang ramai, aku memeluk dia, dia juga memeluk aku, berkata:” Adikku yang perjaka, bolehkah aku mencintaimu?”

Dengan sedih hati aku memeluk erat dia, berkata:” Felicia, kita sampai disini saja……….”

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu