Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1038 Tidak Pernah Mengecewakan (1)

Setelah menangis sejenak, aku merasa sekujur tubuhku ringan dan air mata membanjiri wajahku, tapi hatiku sungguh sangat lega.

Aku memandang Jessi dengan malu, aku bertanya : “Apakah aku sungguh tidak berguna?”

Jessi menggelengkan kepala, dan berkata : “Kamu sudah melakukan ini semua dengan baik.”

“Sepertinya di dunia ini, hanya kamu seorang yang selalu mendukungku, tidak peduli seberapa kuat dan rapuhnya aku.” Kataku dengan nada rendah, aku menghela nafas, kemudian aku mengeluarkan isi hatiku dan bertanya, “Apa yang Nody mereka katakan padamu?”

Jessi berkata : “Mereka berkata……sebenarnya Tuan Ficky dari awal sudah mendatangi Invincible Empire, dia terus bersembunyi di kota di mana kamu tinggal, untuk menjagamu, ketika kamu ke Amerika untuk menjalankan misi, dia juga mengikutimu, dia yang menyembuhkan cideranya Nody, dan dia juga membantumu dari belakang ketika kamu terluka.”

Hatiku tersentak, aku sangat terkejut, bagaimana mungkin? Jika memang benar begitu, kenapa aku tidak sadar?

Tidak……tidak benar, aku memang terus merasa ada yang mengikutiku, ada yang memantauku, pernah sekali di Amerika, dan satu kali di kuil. Mungkinkah……yang mengintipku di kuil bukan tuan rumah, melainkan dia?”

Aku bisa berpikir demikan, karena aku tahu dia selalu sampai di lokasi pada waktu yang tepat, pasti dia sudah mempersiapkan ini semua sejak awal, jadi bisa dikatakan, dia sudah lama berada di kuil itu.

Dan lagi……ketika Aiko pergi, dan ketika Angela membuatkan aku berbagai sup, rasanya yang sama persis dengan buatan dia, aku pikir mungkin karena bahan-bahan yang sama, maka dari itu bisa menghasilkan rasa yang sama, sekarang setelah diingat kembali……ini semua perbuatan dia?

Hatiku sungguh campur aduk, air mata sedih dan bahagia bercampur jadi satu, dan berkata : “Jika aku mengetahui ini semua dari awal, aku pasti akan berterima kasih padanya, tapi sekarang……aku terus berpikir alasan dia masuk ke Invincible Empire hanya karena takut aku akan membunuh Armour Zhong, tapi ternyata dia membantuku……mungkin ini hanya kebetulan, haha……”

Sampai di sini, aku mengepalkan tanganku, menggertakkan gigi dan berkata : “Dia takut aku akan mencelakai Armour Zhong, maka dari itu dia sudah mempersiapkan rencana untuk mencegahku, dan Nody mereka semua sudah tahu, termasuk Paman Saver, semua orang menutupinya, menyembunyikan niatnya, mereka semua……mereka semua telah membohongiku!”

Jessi membujukku, dia berkata : “Sekarang kamu memang kesal dengan Kakekmu, jadi kamu gampang berpikir yang tidak-tidak, aku bisa mengerti dengan hal ini, tapi hubungan kamu dan Nody mereka semua begitu baik, kamu seharusnya tahu bagaimana perasaan mereka terhadap kamu.”

Aku tidak berbicara, tapi dalam hatiku, aku sangat jelas.

Seperti yang dikatakan Jessi, seberapa aku marah dan kesal, aku seharusnya tahu bagaimana perasaan Nody dan lainnya terhadapku, aku boleh membenci siapapun tapi tidak dengan beberapa saudara baikku ini.

Melihat aku yang tidak bersuara, dia tahu aku sedang meresapi perkataannya, dia tersenyum manis, dan terus melanjutkan perkataannya : “Dan mengenai Paman Saver……jika Kakekmu bersikeras untuk melindungi Armour Zhong, dia tidak mungkin menolaknya, apalagi, Armour Zhong merupakan anak dari saudaranya, cara dia menyelesaikan masalah berbeda dengan Kimi, karena kebaikan dalam dirinya, bercampur jadi satu dengan kelembutan hatinya, ini sangat mirip denganmu.”

Berbicara sampai di sini, dia bertanya padaku : “Jika kamu adalah Paman Saver, apa yang akan kamu lakukan?”

Aku tertegun dan mulai berpikir, sebenarnya aku tidak yakin, bagaimanapun dia anak dari saudaraku, dan kakak iparku tentu saja tidak akan membiarkan dia mati, tapi, hukuman mati bisa saja dihindari, tapi tidak dengan hukuman seumur hidup! Aku tidak akan membunuhnya, aku juga tidak akan membiarkan dia mencelakai orang lain, aku akan penjarakan dia seumur hidup.”

Selesai berbicara, aku teringat perkataan Ficky Chen, dia berkata akan membuat Armour Zhong menebus kesalahannya seumur hidup, ternyata pemikiran aku dan dia sama.

“Apakah kamu sudah mendingan?” tanya Jessi, “Kamu harus tahu, di mata mereka, kamu jauh lebih penting dibanding dengan Armour Zhong, kalau tidak, mereka tidak akan membantumu melawan Armour Zhong, ini juga karena mereka begitu baik kepadamu, makanya mereka berani menghalangimu, karena mereka tahu kamu orang yang tahu bersyukur, mereka tahu kamu pasti akan menyetujuinya walaupun bukan ini yang kamu inginkan.”

Sambil tersenyum pahit aku berkata : “Jika aku tahu konsekuensi ini yang akan aku terima setelah mendapat bantuan dari mereka, maka aku tidak akan menerima bantuan dari mereka, kamu benar, jika aku adalah mereka, aku pasti akan melepaskan Armour Zhong, tapi aku bukan mereka, aku Alwi, aku tidak akan membiarkan saudaraku mati dengan sia-sia.”

Jessi menghela nafas, dia menepuk pundakku dengan ringan, berkata : “Aku akan selalu bersamamu, jika kamu tidak mau memaafkan mereka, aku juga tidak akan, siapa yang membuat kamu marah, sama saja membuat aku marah juga, tapi aku berharap kamu jangan menyiksa dirimu sendiri, karena jika kamu tidak bahagia maka aku juga tidak bahagia.”

Perkataannya membuat aku sangat terharu, tapi yang aku tahu, sifat dia tidak seperti ini, dia orang yang sangat terpelajar, jika tidak, dia tidak mungkin berusaha membantu memperbaiki hubunganku dengan Kakekku dan juga lainnya, tapi, ada beberapa kata romantis yang bisa membuat orang ketagihan, bahkan jika kata-kata itu palsu.

Aku membelai rambutnya hitam yang begitu halus, berkata dengan lembut : “Aku mengerti, tenang saja, aku hanya memerlukan sedikit waktu untuk memperbaiki suasana hatiku, tidurlah.”

Jessi mengangguk.

Kami tidak berbicara lagi, kami berpelukan hingga tertidur, sepanjang malam ini, aku mengalami mimpi buruk tapi aku bisa merasakan sepasang tangan lembut membuat aku merasa aman, dan bisa membuatku melanjutkan tidurku.

Hari berikutnya, aku terbangun begitu awal, Jessi yang begitu sensitif juga ikut terbangun dengan pergerakanku, perlahan dia membuka matanya, aku tersenyum dan berkata : “Tidur lagi sana, aku pergi membeli sarapan.”

Jessi mengangguk, aku berganti pakaian dan bersiap keluar, setelah aku kembali, aku melihat Jessi telah berdandan dengan cantik, kami tidak mengungkit masalah tadi malam, sambil sarapan kami membahas hal-hal kecil yang menarik menurut kami.

Tiba-tiba ponsel Jessi berdering, dia melihat sekilas layar ponselnya dan memberikannya padaku, berkata : “Ini pasti mencarimu.”

Mencariku? Aku mengangkat telpon dengan perasaan curiga, mungkin karena ponselku terus dalam keadaan tidak aktif, makanya mereka hanya bisa menelpon ke ponsel Jessi.

Aku bertanya : “Apakah dari Nody dan lainnya?”

Sambil berkata aku melihat nama yang tertera di layar ponsel, aku terdiam sejenak, karena tidak pernah terpikirkan olehku orang ini yang menelponku : “George Wei.”

Ternyata Pamanku……

Karena Paman George dan Paman Saver sangat dekat, maka bisa dipastikan dia sudah mendapatkan informasi ini, dia pasti tahu aku sedang berada di Beijing, aku tidak tahu perlu apa dia menelponku, mungkinkah dia mewakili Ficky Chen, atau Armour Zhong?”

Sembari menebak aku pun mengangkat telpon itu, berkata : “Paman, Anda mencariku?”

Di sebrang telpon itu, masih belum terdengar suara Pamanku, beberapa detik berlalu kemudian aku memanggil dia sekali lagi, barulah dia tersendak dan berkata : “Dasar bocah, masih bisa kamu panggil aku Paman, kamu datang ke Beijing, kampung halamanmu yang indah ini, tapi apakah kamu benar-benar tidak ada niat untuk mencariku?”

Aku tertawa terpaksa, berkata : “Maafkan aku Paman George, kemarin aku sampai sini sudah larut malam, aku tidak ingin mengganggumu.”

Paman George menghela nafas, berkata : “Alwi, kamu dulu begitu dekat denganku, kenapa kamu berubah seperti ini?”

Dengan sungkan aku berkata : “Aku? Tidak…Paman saja yang terlalu banyak pikir.”

Paman George terdiam sejenak, kemudian bertanya padaku : “Apakah kamu berpikir aku berpihak dengan Kakekmu?”

Nah..sudah ku duga, aku tidak bisa membohongi Pamanku.

Pamanku berkata dengan sedikit sakit hati : “Anak bodoh, pemikiranku sama denganmu, dari awal kita harusnya bunuh saja Armour Zhong, tapi, si orang tua di keluargamu yang satu ini, tidak tega, dia merasa Armour Zhong sangat menyedihkan, dia bahkan mengancamku jika aku berani melakukan hal ini, dia akan memberitahu Ibumu, kamu juga tahu aku hanya memiliki seorang kakak perempuan, jika sampai Ibumu mengetahui hal ini, apa dia tidak gila? Jadi aku hanya bisa……”

“Yahh……” Aku tidak bisa menahan diri untuk mengejek, “Orang tua yang satu itu benar-benar mengorbankan nyawanya untuk melindungi Armour Zhong, bahkan dia menggunakan Ibuku sebagai tameng.”

“Ini……karena orangnya sudah tua, jadi……jadi susah untuk menghindari kebingungan ini……aku rasa, jika karena hal kecil ini kalian berdua memutuskan hubungan, maka kamu……”

Pamanku keberatan, dia terus mengulang kata “maka kamu”, kemudian terdiam tidak melanjutkan perkataannya.

Aku tertawa tidak berdaya, dan berkata : “Jangan membahas hal yang tidak menyenangkan seperti ini, bisa kan?”

Aku menyandar tidak berdaya di atas sofa, kepalaku pusing.

Pamanku bergegas berkata : “oke…oke…kita tidak membahas ini lagi, kamu lagi di tempat Jessi? Kalau aku ke sana, tidak akan mengganggu kalian kan?”

“Ganggu.” Kataku tanpa bersalah.

Di ujung telpon, terdengar suara Pamanku merintih, aku tertawa terbahak-bahak, dan berkata : “Aku hanya bercanda denganmu, Paman, kemarilah, aku ingin bertemu denganmu.”

Sambil berbicara aku menatap ke luar jendela, salju sudah berhenti dan matahari sudah bersinar terik, tumpukan salju juga terlihat perlahan meleleh, aku berpikir, jika aku tidak menemui Pamanku sekarang, aku tidak tahu kapan lagi baru bisa menemuinya, karena sebentar lagi aku harus kembali melakukan tugasku.

Jessi sepertinya tahu apa yang sedang aku pikirkan, dia menatapku dan tersenyum padaku, aku bisa melihat keputusasaan di matanya. Karena kami terus berpisah, aku merasa dia menjadi wanitaku, sungguh lebih hebat daripada istri para tentara.

Pamanku berkata : “Kalau begitu aku ke sana.”

“Baiklah.”

Selesai menutup telpon, Jessi bertanya : “Paman mau datang?”

Aku mengangguk, aku menatapnya lekat-lekat dan berkata : “Panggilan ‘Paman’mu tadi sangat pantas, bagaimana kalau kamu…..selanjutnya ikut aku memanggil Ibuku ‘Ibu’?”

Segera Jessi menyumbat mulutku dengan sebiji bakpao, dan berkata : “Enak saja, sebelum resmi menginjakkan kaki di rumah Keluarga Chen, jangan berharap lebih dariku.”

Tatapan sedihku memandang Jessi, dan berkata : “Putri cantik Jessi, apakah kamu masih mempermasalahkan ini?”

Dia ingin memukul kepalaku dengan sumpitnya, aku menangkapnya, dan dengan lembut berkata : “Aku bercanda, aku berjanji aku pasti akan memberikan kamu sebuah pernikahan yang resmi, dan aku juga tahu, meskipun saat ini kamu tidak memanggil Ibuku ‘Ibu’, tapi kamu sudah melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri.”

Jessi menggenggam kedua tanganku dan berkata : “Aku hanya berharap aku bisa mengayomi dirimu dari jauh, lainnya aku tidak peduli.”

Hatiku sangat tersentuh, aku berdiri dan mengangkat dagunya, kemudian menciumnya dengan lembut.

“Jessi, aku mencintaimu……”

“Kamu sudah mengucapnya berulang kali.” Kata Jessi pelan sambil tersenyum kecil.

Aku tertawa, kemudian dengan lembut menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, dan berkata : “Seberapa banyak pun tidak akan cukup, nanti, aku akan terus mengucapkannya padamu, terus dan terus……hingga kamu bosan.”

Jessi tertawa dan menggelengkan kepalanya, berkata : “Aku tidak akan pernah bosan.”

Melihat Jessi yang begitu serius, hatiku sangat terharu, dia bahkan tidak pernah memintaku untuk masuk ke dunianya, dan berdiri di tingkat yang sama dengannya, tapi sebaliknya, demi aku, dia menghentikan langkahnya, dan menunggu aku. Dirinya yang dulu, bagaikan Jackie Chan, selalu menuntunku menjadi aku yang saat ini, berdiri di sisinya dan menghadapi orang-orang dari kalangannya, tapi sekarang, dia hanya ingin aku baik-baik saja, hidup damai aman selamanya.

Dicintai Jessi, sungguh sangat bahagia.

……

Selang beberapa menit, Pamanku telah tiba, Jessi berkata : “Kalian duduk saja, aku akan menyeduh teh untuk kalian.”

Aku mencegahnya dan berkata : “Tidak perlu, kamu harus banyak istirahat, kamu kembali ke kamar saja.”

Pamanku tersenyum dan berkata : “Benar, biar kami saja yang urus.”

“Baiklah kalau begitu, aku tidak akan mengganggu kalian.” Kata Jessi sambil tersenyum kemudian kembali ke kamarnya.

Selesai dia masuk ke kamarnya, Pamanku melambaikan tangan di wajahku, dan berkata : “Sudah melihat semalaman, masih tidak cukup? Dia jalan saja kamu harus memperhatikannya?”

Aku merasa malu, wajahku memerah memandang Pamanku. Dia masih tampan seperti biasanya, hanya saja rambutnya sudah banyak yang berwarna putih. Melihat ubannya, hatiku terenyuh, Pamanku juga menatap wajahku dengan lekat, kemudian dia menenyentuhku dengan tangannya dan menggosok-gosok, aku tertawa dan berkata : “Apakah aku jelek?”

“Tidak jelek, kalau kamu jelek, tidak mungkin Jessi mau denganmu.” Kata Pamanku sambil tertawa.

Aku juga tertawa, dan berkata : “Paman duduk saja, aku menyeduh teh.”

Pamanku menganggukkan kepalanya, sembari aku menyeduh teh aku berbicara : “Kenapa Anda masih belum menikah? Aku dengar-dengar calon Bibiku orang yang sangat baik, tapi kamu tidak menikahinya, tindakanmu ini sungguh tidak benar.”

“Kami berdua sama-sama tidak ingin menikah, kami juga tidak akan mempunyai anak, tunggu setelah keadaanmu sudah normal, kita pergi keliling dunia, setelah tua nanti, dimana aku sudah tidak bisa berjalan lagi aku akan memanggilmu untuk merawatku, lagipula kamu bukan orang yang tidak tahu berterima kasih.”

Aku tertawa, dan berkata : “Jika memang ini pilihan kalian, maka aku akan menghormati keputusan kalian, tapi jika ini hanya pilihan dirimu, maka aku akan berdoa semoga Bibi tidak meninggalkanmu.”

Mendengar pernyataanku, Pamanku mengeluarkan senyum lembut di wajahnya, dan berkata : “Dia tidak akan, oh iya, setelah kamu kembali nanti, dan identitasmu sudah kembali, aku akan mengajak kamu untuk menemuinya dan makan bersama.”

“Oke.” Kataku sambil tertawa.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu