Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 878 Menjalankan sesuai rencana

Setelah aku kembali, aku terus menunggu Helena mengundangku pergi makan, dengan cepat, Wedda juga kembali, wajahnya penuh dengan ekspresi kepuasan, dia diam-diam memperhatikanku, lalu tersenyum-senyum sendiri, sepertinya dia sedang menggambarkan aku yang kalah padanya dan dia yang pulang membawa wanita cantik.

Dalam hati aku mengomel “bodoh” , si bodoh ini dimanfaatkan orang lain juga masih saja tidak tahu diri, bahkan bersenang-senang sendiri. Aku berani menjamin, bahwa Helena tidak mungkin mencintainya, kalau seandainya dia benar menang dariku, Helena pasti akan memikirkan cara bagaimana membunuhnya, benar-benar tidak tahu apa yang membuatnya senang sendiri.

Dengan seperti itu, menunggu sekitar 30 menit, tepat seperti yang diduga, Helena datang.

Mungkin sudah dilembabkan Wedda, wajah Helena tampak seperti buah persik, matanya bagai bintang, bibirnya yang indah sedikit terangkat, dia tersenyum, fitur wajah cantik dan wajah yang sempurna, terlihat lembut bagai bunga teratai.

Helena mengenakan setelan rok putih bersih, kulitnya yang putih bersinar, tubuhnya yang ramping , bagian sekal di tubuh bagian depan tampak ingin keluar dari bajunya. Semua orang yang melihatnya menatap lurus, khususnya Wedda yang pernah mencicipinya, saat ini kedua matanya menatap lurus-lurus, aku menahan ocehan yang ingin kulontarkan padanya, kemudian, Helena melambai-lambaikan tangannya, tersenyum manis berkata : “Alwi, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, apa kamu bisa kemari sebentar?”

Semua orang menatapku dengan sorot mata hangat, aku melihat Helena, dan tidak segan-segan memikirkan reputasinya berkata : “Sepertinya tidak ada hal yang penting dibicarakan denganmu, Helena.”

Seperti tidak menyangka bahwa aku tidak mempertimbangkan reputasinya, kedua mata Helena bagai tersulut api, namun dia tidak lupa dengan tujuannya , sehingga Ia hanya bisa menekan amarahnya, dengan susah payah mengeluarkan ekspresi senyum, berkata : “Alwi, apa kamu tega membiarkan aku, seorang wanita, berdiri terjemur matahari disini? Aku benar-benar harus mengatakan sesuatu yang sangat penting ini padamu.”

Helena adalah pacar impian semua orang di grup lapangan, sehingga ketika melihat Ia yang terlihat sedih, dan melihatku yang tampak tidak bertanggung jawab, mereka yang pada awalnya tidak menyukaiku menjadi lebih tidak menyukaiku, mereka sibuk berbicara dibelakang menyalahkanku, yang katanya pura-pura, yang katanya tidak tahu malu, yang katanya tidak mengerti bagaimana bersikap baik dengan perempuan, semuanya dikeluarkan.

Wedda dengan sangat blak-blakan berteriak : “Pimpinan Alwi, kami tahu bahwa Anda menyukai pria, tapi Anda adalah seorang pria, membuat wanita malu seperti itu, bukankah perilakumu tidak seperti pria ?”

Sedang ingin memprovokasiku ya? Aku tertawa kecil sambil menatap Wedda, ketika pandangannya bertemu denganku, aku jelas merasa dia gemetaran, aku tersenyum dingin sambil mengalihkan wajahku, lalu berkata : “Karena semuanya berharap aku mengabulkan permintaan Helena, kalau begitu aku akan memberinya sebuah kesempatan, Helena, Anda mohon padaku bahwa Anda ingin berbicara denganku berdua saja, lalu aku akan setuju, bagaimana?”

Helena sepertinya tidak menyangka bahwa aku dapat agresif seperti itu, dengan marah berkata : “Alwi, kamu sebenarnya pria bukan sih?”

“Jangan mengira karena kamu berbicara seperti itu, aku akan memberimu kesempatan untuk memeriksa aku ini benar pria atau bukan, kamu tenang saja, seumur hidupmu jangan pernah berharap untuk naik ke ranjangku.” Selesainya berkata, aku melintingkan sebatang rokok, lalu menghirupnya dengan rasa puas.

Aku benar-benar tidak perduli apa yang dikatakan orang lain, bukan Pria? Tidak berwibawa? Aku, Alwi, adalah orang yang perhitungan, Helena, wanita itu tidak bernilai dimataku, aku tidak akan memberinya muka.

Kalau kejadian ini terjadi sebelumnya, aku yakin Helena akan marah dan langsung pergi, namun sekarang dia mempunyai tujuan, dia ingin aku minum obat itu, sehingga aku yakin dia akan memohonku dengan rendah hati, lagipula, kalau tidak bisa menangani hal kecil, bagaimana bisa menangani hal besar.

Sesuai dugaanku, Helena tidak membuatku kecewa, ia kemudian merasa bersalah berkata : “Alwi, kumohon padamu, beri aku kesempatan untuk kita berbicara berdua saja ya?”

Ia memelas, membuat semua orang yang melihat mengasihaninya, kumpulan orang-orang ini akhirnya menjadi lebih membenciku, satu-persatu menatapku dengan sorot mata yang ingin menelan dan mengulitiku hidup-hidup.

Aku menghela napas, sangat enggan berkata : “Karena Helena sudah begitu rendah hati memohon padaku, kalau aku kembali menolakmu, akan terlihat sangat tidak berperasaan, tidak baik, jadi aku akan melakukan hal yang tidak kusukai, yaitu menyetujuimu.”

Penampilanku yang sok hampir membangkitkan amarah Helena, namun aku tahu bahwa Ia sebenarnya ingin menyakitiku, sudah bagus aku memberinya kesempatan untuk dekat denganku, Ia mau apa lagi?

Aku berjalan gontai ke hadapan Helena, dengan ekspresi masam Helena berkata : “Ikut aku.”

Sehingga, aku mengikuti Helena yang membawaku ke sebuah kafe, aku tahu bahwa dia ingin menjalankan rencananya, dan jelas dimataku bahwa obat yang ingin dia berikan padaku pasti bukan jenis obat yang dia ceritakan pada Wedda, karena setelah kupikir-pikir, obat itu memang dapat membuatku kalah, namun setelah efeknya habis, aku masih bisa memutar balik cara untuk menang, sehingga cara seperti itu tidak akan berarti baginya.

Kalau begitu, obat yang dipersiapkan Helena, pasti adalah obat letal, setelah kuminum, dapat kuperkirakan dia hanya tinggal menunggu aku mati, dan ketika saat itu datang, Wedda, boneka yang dimanfaatkannya, dapat dibunuh oleh Matthew zhong dan Armour zhong karena telah ‘membunuhku’, sehingga kesatu, dia dapat menyingkirkan paku dimatanya, yaitu diriku, dan dia dapat merahasiakan hal ini, karena Wedda sudah mati, mulut orang mati selalu yang paling ketat.

Harus diakui, ide satu panah yang menusuk dua arah ini patut membuat orang-orang kagum dan bertepuk tangan, jika bukan karena hari ini aku tiba-tiba terpikirkan hal ini, dan aku ingin membiasakan diri dengan rute di sini, sehingga aku dapat melarikan diri setelah melakukan hal-hal buruk malam ini, aku tidak akan menemui keinginan mereka, kalau aku tidak menemui keinginan mereka, hari ini aku mungkin menang.

Jadi, hanya dapat dikatakan bahwa hidupku terlalu kekal, Tuhan tidak mengizinkanku mati, apa Helena bisa melawan Tuhan? Sambil berpikir, aku sambil bertanya : “Helena mau melakukan apa?”

Helena berjalan sedikit, amarah di dalam hatinya sudah padam. Kemudian dia kembali tersenyum dan berkata : "Melakukan apa lagi? Adikku pagi ini impulsif, salah paham padamu, dan membuatmu tidak bahagia. Aku sebagai kakaknya secara alami akan meminta maaf untuknya. "

Melihat aku yang tidak tergerak, Helena tersenyum dan mendorong menu ke hadapanku dan melanjutkan: "Aku tahu kita memiliki banyak kesalahpahaman sebelumnya, tetapi aku berpikir untuk waktu yang lama hari ini dan kupikir kamu benar, kita ini sama, kita memiliki master yang sama, dan semua orang harus bekerja sama, benar-benar tidak baik untuk bertarung seperti ini. "

Setelah berbicara, dia menunjuk ke menu dan berkata, "Ayo, pesan apa pun yang kamu mau. Kafe ini adalah aset kami keluarga Xu. semuanya gratis. seandainya kamu suka, nanti setiap kali kamu datang kemari tidak akan dikenakan biaya apa pun."

Aku benar-benar tidak menyangka kafe ini adalah aset keluarga Xu, setelah dipikir-pikir iya juga, tidak ada latar belakang, siapa yang memenuhi syarat untuk menjalankan aset kecil seperti kafe di sini? Kenyataannya, hanya ada kafe ini di seluruh kamp pelatihan, dari sisi lain, ini mencerminkan satu hal. yaitu keluarga Xu dulunya pernah mendapatkan kepercayaan Matthew zhong. Sayangnya, kepercayaan ini telah sepenuhnya dihilangkan oleh mereka sendiri.

Sambil berpikir, aku sambil berbicara : “Tidak sopan menolak kebaikanmu, kalau begitu aku akan menerimanya, namun makanku banyak, mudah-mudahan kamu tidak menyesal. “

Helena tertawa, lalu berkata : “tidak , tidak. Kamu bersedia datang kemari, sudah memberiku muka, kami mana mungkin masih menginginkan uang darimu juga.”

Aku tersenyum manis kemudian berkata : “Aku suka mendengar kata-kata ini. Jika Helena bisa begitu pengertian, mengapa seluruh keluarga Xu membuat Matthew Zhong marah?"

Kata-kata ini membuat raut wajah Helena yang sudah membaik kembali masam, aku kemudian tertawa, berkata : “Benar-benar maaf, tidak seharusnya aku menusuk lukamu, kamu tidak akan menyalahkanku kan?”

Helena menyinggung sudut mulutnya, dan menunjukkan senyum yang tampak lebih buruk daripada menangis, kemudian berkata, "Tidak ... aku tidak akan menyalahkanmu."

Aku tersenyum berkata : “Baguslah, kalau begitu aku akan memesan.”

Aku memesan menu makanan, ketika Helena melihat aku memesan minuman, kontan menghela napas lega, setelah aku selesai memesan, dia juga memesan makanan penutup, lalu memanggil pelayan kafe.

Ketika pelayan mengambil menu, Helena tersenyum sangat lembut padanya, dan berkata, "Katakan pada koki, orang yang memesan hari ini adalah pemimpin Alwi, beritahu mereka untuk membuatnya secara hati-hati, terutama minuman, jangan dipalsukan. "

Tentu saja ini adalah sebuah sinyal, ini adalah wilayah Helena, Secara alami, dia tidak akan cukup bodoh untuk mengambil risiko ketahuan menuangkan obat ke dalam gelas dihadapanku, jadi Ia biarkan mereka yang melakukannya.

Helena mengira aku tidak mengerti, setelah berbicara, pelayan itu mengangguk-anggukkan kepala, tanda Ia mengerti.

Setelah pelayan pergi, aku tersenyum dan berkata : "kamu perlu memperingatkan bahwa minumannya jangan dipalsukan? Tampaknya minuman di toko ini sudah dipalsukan sebelumnya."

Helena tampaknya sudah mengira bahwa aku akan berbicara seperti itu, lalu mulai tertawa, kemudian berkata : “Ini aturan tersembunyi industri. Bagaimana bisa ada begitu banyak yang asli? Tapi ah, Alwi, Anda tidak perlu khawatir, orang lain boleh minum yang palsu, namun aku tidak akan memberimu yang palsu. Tolong aku jaga rahasia ini ya. "

Aku berkata enteng, "Itu wajar. Ini pembicaraan singkat, aku tidak akan mengeksposmu, Seperti yang kamu katakan, kita semua melayani Matthew Zhong dan Tuan Besar. Kita seharusnya bersatu dan saling mencintai. Saling membantu. Setelah hari ini, saya berharap bahwa kita berdua bisa hidup bersama dengan damai. "

Helena mengira bahwa aku benar-benar tersentuh oleh kepalanya yang mungil, dan ada sedikit kebanggaan di matanya, dan dia berkata sambil tersenyum, "Tentu saja."

Aku berkata : “Aku mau ke toilet dulu.”

Helena mengangguk-anggukkan kepala, sehingga aku pergi ke toilet, lalu memanjat dari jendela toilet dengan mudahnya, berjalan menuju pasukan.

Melihat waktu, aku sudah keluar lebih dari sepuluh menit, tiba saatnya aku menjalankan rencanaku.

Aku telah berjalan sekitar sepuluh menit. Helena kemudian menelepon aku dan bertanya ke mana aku pergi. Aku berkata, "Oh, sekretaris Matthew Zhong baru saja menelepon, katanya dia ingin mengirimku sesuatu. kamu makan dulu. aku akan segera kembali. "

Helena sepertinya iri, nada bicaranya agak aneh, berkata : “Matthew zhong sangat baik padamu.”

Setelah berbicara dia segera menutup telepon.

Sedangkan pada saat itu, aku sudah kembali ke pasukan.

Semua orang masih sama seperti biasanya, sangat malas. Ribuan anggota pasukan, tak terduga, mereka bermain-main sepuasnya seperti murid sekolah dasar di taman bermain. Tidak ada disiplin sama sekali. Melihat aku datang, mereka tidak berbaris sama sekali.

Aku berpura-pura terlihat lesu, dan jalan terhuyung-huyung, kemudian aku melihat Wedda yang sejak tadi seperti tidak tahan untuk menghampiriku, lalu ia berkata : “Pimpinan Alwi, aku ingin menantangmu.”

Aku berpura-pura lelah kemudian duduk, berkata : “Oh? Kamu mau menantangku? Mau cepat mati yah?”

Mendengar perkataanku, wajah Wedda seketika berubah menjadi warna merah-keunguan, namun ia merasa tiket kemenangan ada di genggamannya, sehingga dia masih dengan sangat arogan berkata, "Kamu berani tidak melawanku? Jika kamu berani, bertarunglah denganku, jika kamu tidak berani, jangan omong kosong. "

Aku tersenyum manis berkata : “Karena kamu benar-benar ingin mati, maka aku akan mengabulkan permintaanmu.”

Wedda tampaknya kaget melihatku yang menatapnya tajam, dia berkata, "Alwi, barusan kita hanya bertukar pikiran. Aku tidak pernah berpikir untuk membunuhmu. Kamu mengucapkan kata yang penuh benci seperti itu, bukan untuk membuatku mundur bukan? "

Mendengar perkataannya, lucu rasanya, aku kemudian mengangkat bahu, dan berkata, "Takut untuk mati? Nyalimu kecil sekali? Baiklah kalau begitu, aku berjanji, aku tidak akan mengambil hidupmu. Begini oke kan?"

Mendengar aku yang sedang mengejeknya, Wedda tampak marah, namun tidak membahas topik ini lebih lanjut, malah berkata : “Hanya pertandingan saja, serius sekali? Alwi, semoga beruntung ya? “

Aku mengernyitkan dahi, berucap datar : “Keberuntungan apa?”

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu