Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 462 Ditampar

Aku mengatakan kepada Lili bahwa aku pasti akan datang mencarinya ketika aku punya waktu, dan kemudian aku pergi.

Melihat aku keluar dari kamar, kak Yanti sedikit terkejut, aku menyerahkan kartu kepadanya dan berkata aku ingin membayar, dia tidak banyak bertanya, dia mengambil kartuku dan membawaku untuk pergi membayar. Setelah membayar tagihan, aku naik ke atas dan kembali ke kamar. Begitu aku membuka pintu, aku melihat Claura berbaring malas di tempat tidur dengan menggunakan baju tidur. Payudaranya yang cantik terlihat semakin seasick ketika ditutupi selimut. Rambut merahnya di sanggul, wajahnya yang cantik penuh dengan pesona.

Ketika Claura melihatku kembali, ia melihat arlojinya, dan berkata sambil tersenyum canggung: "Sejak kamu memasuki Bar Happy Chappy sampai sekarang, sudah 4 jam kamu berada disana, seharusnya kalian sudah melakukan semua yang kalian ingin lakukan bukan?"

Aku tahu dia mengawasiku, termasuk mereka yang mengikutiku setelah aku meninggalkan hotel, mereka semua diutus olehnya, dalam hatiku aku merasa jijik padanya, tetapi aku hanya menampilkan ekspresi tidak berdaya, aku berjalan mendekatinya dan membelainya dengan lembut, lalu berkata: "Kenapa? Apakah kamu merasa kesal? Tenang saja, aku hanya bermain-main saja, tidak peduli seberapa halusnya tubuhnya, itu tidak akan selentur tubuhmu, tanganku menyentuhnya dan merasa nyaman."

Kata-kata ini lebih tidak tertahankan bagi Claura daripada aku tidak mengatakannya, karena itu menunjukkan bahwa aku memiliki kontak fisik dengan Lili.

Wajah Claura berubah seketika, aku bertanya padanya kenapa? Dia memuramkan wajahnya dan menyuruhku untuk mandi, aku melihat rasa jijik di matanya, aku tersenyum dingin dihatiku, apakah dia pikir aku kotor?

Aku pergi mandi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ketika aku keluar, Claura sudah tidak berada di ruangan itu lagi, aku mengangkat ponselku dan menelponnya. Setelah dia menjawab telepon, dia berkata dia pergi membeli makan malam, mendengarkan nada bicaranya dia sudah tidak keberatan dengan hal itu lagi, sial, kenapa dia tidak marah? Aku sedikit kecewa, awalnya aku berencana untuk membuatnya marah dan membiarkannya pergi, dengan begitu aku bisa merasa tenang. Dan sekarang, dia menempel padaku seperti plester kulit anjing, aku ingin melepaskannya tetapi aku tidak bisa melepaskannya.

Setelah menutup telepon, aku berbaring di tempat tidur dan berpura-pura tertidur, sekitar sepuluh menit kemudian, tepat ketika aku setengah sadar, Claura datang, dia melihat aku tertidur, lalu merangkak ke tempat tidur dengan pelan-pelan, dan memeluk pinggangku, ia menyusutkan dirinya di pelukanku dan bergumam: "Ketika melakukan itu dengan wanita lain kamu begitu bersemangat, kenapa ketika melihatku kamu malah tidak bisa mengangkat semangatmu? Pria memang tidak berperasaan. "

Aku terus berpura-pura tidur, tetapi otakku terus berputar, aku teringat dengan aku yan dulu bersama dengan Claura, pada saat itu, aku hanya berpikir ingin tinggal bersama dengannya, tetapi dia mempermalukanku dengan segala cara, mendengar gumamannya saat ini, aku benar-benar merasa bahwa kami berdua telah berganti posisi.

Ketika aku sedang berpikir ada sesuatu yang basah jatuh di pipiku, aku tahu bahwa itu adalah bibir Claura, dia menciumku sedikit demi sedikit, dan akhirnya ia mencium bibirku, aku tahu bahwa jika aku terus berpura-pura kemungkinan aku akan ketahuan, kemudian aku menanggapi dengan antusias. Aku membuka mataku, melihat ia memejamkan matanya, ia menikmati ciuman itu dengan tenang, aku berguling dan menekannya di bawah, mengepungnya, dia membiarkanku bermain dengannya, matanya penuh dengan kegenitan, sampai kami berdua terus terang, dia tiba-tiba berbalik dan naik. Dia memandangku dengan arogan, semua kekecewaan di matanya diganti dengan kebanggaan. Dia mengangkat alisnya dengan bangga dan bertanya: "Apakah kamu mau?"

Melihat kesombongannya itu, aku benar-benar merasa menyedihkan dan konyol, aku tahu wanita ini benar-benar sudah terjatuh ke dalam jebakanku, dia berpikir bahwa aku terobsesi padanya, terobsesi pada tubuhnya, jujur saja, aku benar-benar ingin melihat saat ia tahu akan kebenarannya, akan semarah apakah dia?

Dini hari berikutnya, Claura akhirnya membolehkan aku untuk pergi, aku merasa seperti diperas kering, aku berbaring di sana dan sangat malas untuk bergerak. Claura melilit leherku, wajahnya yang merah, kelihatannya sangat cantik, dia memeluk leherku dan berkata dengan lembut: "Suamiku, kamu benar-benar hebat."

Aku menatap kedua puncak gunung yang melompat-lompat itu dan berkata: "Ingin, bermimpi pun aku ingin melakukannya."

Claura tersenyum dan berkata: "Baiklah, aku akan memuaskanmu, tetapi kamu harus berjanji padaku satu hal."

Aku bertanya kepadanya hal apa itu? Dia terkikik, terlihat sedikit kegenitan dimatanya, dia berkata: "Kamu tidak boleh bergerak. Malam ini, aku ingin membuatmu menjadi daging di atas talenan, membiarkan aku menyembelihmu, kamu tidak diperbolehkan bergerak sedikitpun."

Triknya sangat banyak, sepertinya wanita ini telah bersikeras untuk membuatku tergila-gila padanya.

Aku tersenyum dan berkata: "Bailah, tetapi kamu akan lelah."

Claura tidak berbicara, ia malah mencium bibirku lagi, kemudian dia mulai menyalakan api di tubuhku. Aku mencoba bergerak beberapa kali, tetapi aku menepati janjiku dan tidak bergerak, meskipun aku menahannya dengan sangat tidak enak, tetapi penghinaan seperti ini terasa ada sedikit kesenangan yang aneh, dia terkikik, bergoyang seperti perahu, naik dan semakin tinggi seperti gelombang, dapat dilihat bahwa dia bisa menikmati perasaan mendominasiku.

Aku tersenyum dan berkata: "Memiliki seorang istri yang begitu genit di sisiku, jika aku tidak cukup kuat, bukankah itu namanya menyia-nyiakan barang berharga?"

Setelah mendengar perkataanku, Claura tersenyum bangga, dia berkata: "Lihat apakah kamu masih ingin bersenang-senang dengan wanita murahan diluar sana atau tidak."

Aku berkata dengan penuh kasih sayang "si imut", dia berbaring di sampingku dan tertidur dengan sangat puas.

Setelah tertidur, ketika aku bangun, aku melihat Claura sedang berdandan sendiri di depan cermin, melihat aku bangun, ia tersenyum kepadaku dengan genit dan berkata: "Aku lapar, mari kita makan bersama."

Aku melihat waktu sejenak, tidak disangka itu sudah jam 3 sore, aku berkata dengan pesaraan bersalah: "Takutnya tidak bisa. Ikanku sudah terpancing, jika membiarkan dia melihat kita berdua bersama, aku khawatir aku akan ketahuan berbohong. Demi keamanan, kita sebaiknya pergi secara terpisah, terus, kalau bisa kamu jangan terlalu sering datang ke tempatku, apakah kamu mengerti? "

Setelah mendengar ini, wajah Claura sangat sulit untuk dilihat, jadi aku berpura-pura berkata dengan tidak enak: "Ini juga demi tugas, aku pikir jika ayah angkat mengetahuinya, dia pasti akan meminta kita berdua untuk melakukan itu, patuhlah, setelah tugas kita selesai, aku akan menemanimu sampai puas. "

Setiap kali begitu aku mengeluarkan Ricardo Song untuk membicarakan sesuatu, Claura tidak akan 'menjerat' ku lagi, dia menghela napas, tiba-tiba tersenyum pada dirinya sendiri di cermin, ia berkata: "Dulu, aku memperlakukan tugas lebih penting dari seglanya, dan sekarang sudah berganti menjadi kamu, semuanya benar-benar sedang berputar. "

Aku berjalan ke belakangnya dan memeluknya, kemudian berkata: "Apa yang kamu katakan ini? Di mataku bagaimana bisa tugas lebih penting daripada kamu? Hanya saja karena aku perlu menggunakan tugas untuk memenangkan hati ayah angkat, memberikanmu martabat, itu sebabnya mengapa aku begitu mementingkan misi ini. "

Claura menatapku dan berkata: "Benarkah itu?"

"Tentu saja." Aku mencium dahinya dan berkata: "Kapan aku berbohong padamu?"

Claura tersenyum manis, aku mengambil sisir di tangannya dan menyisir rambutnya.

Tidak lama kemudian, aku mengantar Claura pergi. Setelah dia pergi, aku mulai melihat sekeliling, kemudian, aku menemukan alat pendengar di bawah tempat tidur, aku memegang erat alat pendengar itu, lalu menyeringai, ia selalu mengatakan bahwa ia mencintaiku, tetapi apa yang terjadi? Dia masih tidak percaya padaku dan ingin menguping pembicaraanku?

Aku meletakkan alat pedengar itu di tempatnya, kemudian mencari lagi ke sekeliling. Setelah aku yakin tidak ada alat pendengar lainnya, aku baru bisa tenang, dan berkemas sebelum keluar untuk makan.

Di malam hari, aku merubah penampilanku dan pergi ke Bar Happy Chappy. Ketika melihatku, kak Yanti berkata sambil tersenyum: "Pria tampan, kamu datang lagi malam ini? Apakah kamu datang untuk mencari Lili?"

Aku mengangguk, dia tersenyum dan menarikku ke kamar pribadi. Aku menunggu di kamar pribadi sebentar, dan Lili masuk, tetapi begitu dia masuk, aku terkejut oleh memar di matanya. Aku bertanya padanya apa yang terjadi?

Lili menggelengkan kepalanya dan berkata: "Tidak apa-apa."

"Tidak apa-apa, matamu sudah menjadi biru gelap begitu? Jujur saja padaku, apakah ada orang yang menggertakmu?" Tanyaku dengan sedikit marah.

Lili tidak berbicara, air matanya jatuh. Dia berkata: "Keluargaku berhutang, kemarin ada orang yang datang untuk mendesak kami untuk membayar hutang, karena aku tidak bisa mengeluarkan uang sebanyak itu, aku diintimidasi oleh mereka. Mereka tidak hanya melakukan itu padaku, mereka juga memukuliku. "

Setelah mengatakan itu, Lili langsung menangis. Aku menyeka air matanya dengan sangat sedih, kemudian aku menyuruh pelayan untuk membawakanku gula merah dan telur rebus, kemudian aku juga memesan makanan lainnya.

Lili bertanya padaku dengan aneh apa yang ingin aku lakukan dengan telur rebus itu. Ketika aku mengatakan itu, dia mengerti, adapun gula merah, tentu saja untuk membuatkan minuman air gula merah untuknya. Dia sedang datang bulan, dan ia mengalami hal-hal ini, dia pasti sangat tidak nyaman.

Lili tertegun di sana, aku bertanya kepadanya kenapa? Dia berkata: "Aku ... aku hanya tidak mengerti mengapa kamu memperlakukanku dengan sangat baik?"

Aku berkata: "Kenapa? Aku memperlakukanmu seperti ini, apakah kamu merasa tidak nyaman?"

Lili menggelengkan kepalanya dan mengatakan bukan begitu, tetapi dia adalah seorang pelacur, pria yang normal semuanya memandang rendah dirinya dan mengira dia kotor, aku malah begitu baik padanya, begitu memperhatikannya.

Aku berkata: "Kamu memang seorang pelacur, tetapi aku dulunya juga tidak bersih. Terus terang saja, kita sama, aku tidak lebih bersih daripada kamu. Selain itu, kamu mengambil jalan yang tidak baik seperti ini pasti demi untuk melunasi hutang keluargamu bukan? Aku malah sangat merasa kasihan padamu, bagaimana aku bisa merasa jijik padamu? "

Karena sesuai dengan rencana awalku, aku adalah seorang pemuda yang pintar mengatakan kata-kata manis, jadi aku tidak khawatir Lili akan mencurigaiku. Ternyata benar, setelah aku mengatakan itu, Lili menatapku dengan penuh rasa terima kasih, ia berkata: "Kamu sangat baik."

Pada saat ini, gula merah dan telur rebus diantar datang, aku membuatkan Lili air gula merah, menyuruhnya untuk menghangatkan tangannya, lalu aku membungkus sebuah telur dengan kain, meletakkannya dengan hati-hati di matanya, dia membuka matanya yang lain untuk memandangku, mungkin karena jarakku terlalu dekat dengannya, napasnya tampak agak cepat, suasana kami berdua menjadi semakin ambigu. Pada akhirnya, aku langsung mencium bibirnya, dia berpura-pura malu dan memukul dadaku, ia berkata: "Dasar, tiba-tiba kamu melakukan itu padaku."

Aku tersenyum dan berkata: "Bibirmu terlalu indah, bagaimana bisa aku melewatkannya?"

Lili terkikik, dia bertanya padaku: "Kamu bilang kita sama, apa pekerjaanmu sebelumnya?"

Topik dimulai dari sini, aku mulai melakukan percakapan sepanjang malam dengannya. Sesuai dugaanku, aku kali ini menghabiskan banyak uang lagi, aku membuat Lili sangat bahagia, setelah selesai, aku bertanya kepada Lili: "Apakah kamu butuh aku untuk mengantarkanmu pulang? "

Ekspresi wajah Lili terlihat malu dan dia berkata: "Lupakan saja, aku pulang sendiri saja. Kamu sudah menemaniku selama sehari, kembalilah untuk beristirahat lebih awal."

Aku mengangguk, dan memberinya 4 juta uang tips lagi, lagipula, ini adalah uang atasan, aku tidak merasa sedih karena menghabiskannya.

Kemudian, setelah aku membayar tagihan, aku naik ke atas dan kembali ke kamar, aku berdiri di ambang jendela, segera aku melihat Lili keluar dari pintu hotel, tetapi segera, seorang pria bergegas datang dan menendangnya sampai terpelanting jauh, dia terbaring di tanah, ia tampak sangat menyedihkan.

Karena sudah jam 3-an subuh, jadi tidak ada banyak orang di jalan, mungkin karena ini, pria itu jadi berani begitu gila, dia menunjuk-nunjuk Lili dan memarahinya, Lili ingin bangkit, tetapi ditendang lagi dan lagi olehnya. Aku melepas jaketku, bergegas naik ke lift dan turun ke lantai satu, aku bergegas keluar dari pintu, ketika pria itu hendak memukul Lili lagi, aku meraih pergelangan tanganku, menariknya, dan aku menendangnya perut bagian bawahnya, aku menendangnya sampai terpelanting jauh, aku bergegas membantu Lili untuk bangun dan bertanya: "Apakah kamu baik-baik saja?"

Lili sama sekali tidak tersentuh, dia malah menamparku, dan memarahiku: "Apakah kamu sudah gila!"

Saat itu aku tertegun, aku berpikir sial, tulang ini bahkan lebih sulit digigit daripada apa yang aku kira!

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu