Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 414 Misi Baru

Sampai jumpa, gadis kesayanganku.

Meskipun aku menyukai rambut panjang lembutmu dan mata melankolismu, meskipun aku berharap kamu melihatku lebih lama, bermanja dalam dekapanku.

Namun, aku harus pergi jauh, ketempat tanpa dirimu esok.

……

Aku mengambil tas, berbalik meninggalkan taman, lalu menelepon Yusby, menyuruhnya mengantarkan satu stel baju untukku, ketika dia melihatku, dia sedikit terkejut bertanya kepadaku apa yang terjadi? Melihat aku yang tidak menjawab, dia juga tidak banyak bertanya.

Setelah mengganti pakaian, aku berkata kepada Yusby: “Pasukan bawah tanah di Hangzhou akan segera disusun ulang, pemimpin bisnis besar di Hangzhou akan digantikan oleh Nody, kembali dan beritahu ayahmu jika Wendy menghubunginya, suruh dia segera menghubungiku, aku akan membantunya menghabisi Wendy, bahkan bisa membantunya naik ke posisi teratas di Hangzhou, dan di saat yang sama juga bisa memastikan tidak akan ada orang mengancamnya dengan keluarga besar kalian, tetapi syaratnya dia harus nurut.”

Yusby mengangguk dan berkata: “Aku mengerti.”

Aku mengerutkan kening, merasa aneh dengan sikapnya dan bertanya: “Kamu tidak takut aku membohongi kalian?”

Yusby berkata dengan gugup; “Takut, karena kamu tampaknya tidak seperti orang yang memiliki latar belakang yang hebat, tetapi tidak tahu kenapa, aku dan ayahku ingin memberikan kesempatan padamu, dan tampaknya kami juga tidak memiliki hak untuk mengatakan tidak kan?”

Aku berkata dengan jujur: “Tenang saja, aku akan memenuhi janjiku.”

Selesai mengatakannya, aku berbalik pergi, Yusby memanggilku berhenti, aku berbalik, dia berkata: “Masih tidak tahu siapa namamu.”

“Reino.”

“Reino? Terima kasih.”ucap Yusby tersenyum, “Terima kasih banyak.”

Aku memandangya dengan aneh, dia berkata: “Aku tahu ketika aku membawa Cindy masuk, kamu sengaja menungguku memapah ayahku, jika tidak begitu, ayahku mungkin akan curiga aku dan kamu sekongkol, tetapi karena konflik diantara aku dan kamu, membuat ayahku tahu aku mengambil resiko ini demi dirinya, dia sangat tersentuh, hubungan kami berubah menjadi lebih baik, aku benar-benar sangat berterima kasih kepadamu.”

Tidak menyangka aku yang melakukannya secara tersirat, Yusby masih bisa melihatnya, tidak sia-sia aku menyayangi anak ini.

Aku mengatakan dengan santai: “ kamu pantas mendapatkannya.”

Aku tertegun untuk sesaat lalu berkata: “Oh iya, perlakukan Cindy dengan baik, kamu boleh mencari orang untuk menjaganya, setidaknya bisa 24jam mengamatinya, tetapi selain itu jangan melukainya.”

“Apa specialnya Cindy? Hingga kamu begitu perhatian kepadanya?”tanya Yusby sedikit penasaran.

Aku mengingat Aiko, dan menjawab dengan santai: “Nasib dia baik, ada seseorang kakak baik yang membuatku tidak tega menyakitinya.”

Selesai mengatakannya aku pergi

Aku mencari hotel yang sederhana. Sesampai di hotel, aku mengeluarkan telepon terakhir, yaitu telepon satelit yang dibawa aku dan Claura, setelah menelepon nomor Claura, dia menjawabnya dalam hitungan detik, tanpa menunggu aku berbicara, dia bertanya dengan terburu-buru: “Sayangku, apakah itu kamu? Kamu dimana? Masih di Hangzhou kan?”

Ketika mendengar suara Claura, hatiku tiba-tiba merasa sangat tenang, tentu saja bukan karena senang, melainkan karena aku tahu dia tidak akan mati dengan mudah, aku senang karena dia masih bisa menerima sedikit siksaanku. Mengingat kejadian kemarin malam untuk pertama kalinya dia bergegas ke samping Alwi palsu, aku pura-pura marah dan acuh tidak acuh berkata: “Aku masih hidup seharusnya kamu sangat kecewa, jika aku sudah mati, kamu bisa hidup semati dengan Alwi.”

Claura menjawab dengan sedih: “Sayang, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Alasan mengapa aku bergegas ke samping Alwi untuk pertama kalinya karena aku tidak memiliki senjata, aku berpikir bergegas kesamping menyuruh seluruh orang disampingnya melindungiku, dengan begini, kamu tidak perlu mengkhawatirkan diriku. Hanya saja aku tidak menyangka, akan ada begitu banyak orang yang menyerangmu, kamu tidak tahu, setelah kehilanganmu kemarin, sampai sekarang aku masih belum makan dan minum, hatiku tidak tenang.”

Aku terdiam sesaat dan bertanya, “Benarkah?”

Claura sibuk menjawab: “Semua yang aku katakan tentu saja benar, kamu ini, terlalu banyak curiga, tampaknya kita lebih baik menjauh dari bintang sial Alwi itu lebih baik, kalau tidak kamu akan mencurigaiku setiap hari, mau suruh aku bagaimana melewati hidup dengan baik? Sudahlah, sekarang kamu dimana? Aku pergi menjemputmu, setelah bertemu kita bicarakan secara rinci.”

Aku mendengar suara mesin dari ujung telepon, lalu bertanya: “Kamu dijalan?”

Claura tersenyum dan berkata: “Iya, setelah mendapatkan kabar Teddy dibunuh, aku tahu pasti kamu yang membunuhnya, meskipun tidak mendapat telepon darimu, aku tetap berangkat pergi ke Hangzhou, karena aku tahu kamu pasti akan menghubungiku.”

Memang sulit dipercaya, aku tersenyum dingin didalam hatiku, lalu berkata: “Tampaknya seumur hidup ini aku tidak bisa lepas dari genggamanmu, apa yang aku pikirkan dan apa yang aku lakukan, semuanya berhasil kamu tebak.”

“Kenapa?”apakah kamu berpikir untuk lari dari genggamanku?”ucap Claura menggunakan nada bicara main-main.

Tampaknya dia benar-benar mengira dirinya sudah mengendalikan hatiku, dalam sekejap menggunakan nada bicara seperti ini bercanda denganku.

Aku tersenyum dingin, tetapi tidak mengeluarkan suara, tentu saja dia tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan, dia terus menanyakan aku dimana, aku memberitahu alamatnya, kita mengobrol beberapa kalimat, lalu dia mematikan telepon dengan senang.

Setelah telepon ditutup, aku pergi mandi, menutupi wajahku dengan kacamata hitam dan topeng, pergi ke toko emas terdekat membeli kalung untuk Claura, ingin membuat wanita ini terus tidak waspada kepadaku, tentu saja sangat perlu menggunakan sedikit trik membuatnya mengira aku sangat mencintainya.

Setelah selesai membeli kalung, aku kembali kehotel menyalakan TV, stasiun TV setempat di Hangzhou kebetulan menyiarkan berita pengeboman di hotel Mutiara, mengatakan tujuh orang terbunuh dalam insiden ini, kemudian mewawancarai pelayan hotel, menyuruh pelayan hotel mengingat tampang pembunuh seperti apa dan mengenakan pakaian apa, hanya saja aku sudah mengubah penyamaranku, ditambah dia tidak tahu tampangku seperti apa, jadi polisi setempat sampai sekarang masih belum bisa menemukan aku, bahkan tidak tahu siapa aku.

Namun, karena kejadian kali ini cukup besar, dengar-dengar atasan sudah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini, ingin menemukanku itu tinggal masalah waktu, lagipula, keberadaanku masih bisa dilacak. Mengingat hal ini, aku tiba-tiba mengingat Jessi jika dia yang menerima misi ini, dia pasti akan segera mengatakan itu aku, lalu menemukanku.

Mengingat Jessi, hatiku sakit, tidak tahu apakah sekarang dia masih di Hangzhou atau sudah kembali ke Beijing, dan butuh berapa lama bagiku untuk melihatnya kembali setelah pergi dari sini? Ketika sedang memikirkan ini, Claura meneleponku, dia mengatakan sudah tiba dibawah, aku mengambil tas bergegas turun, begitu melihat aku, dia tersenyum bahagia seperti seorang gadis kecil yang terbebas dari ikatan selama sisa hidupnya, dia berlari ke arahku, memelukku dengan erat, memanggilku dengan manis “Sayang”, aku membelai rambutnya dengan lembut dan berkata: “Sayang, maaf sudah membuatmu khawatir.”

Claura menggeleng, berkata: “Yang penting kamu baik-baik saja, ayo, kita naik mobil.”

Aku berkata: “Tunggu, aku ada hadiah untukmu.”

Claura tersenyum bertanya: “Hadiah? Hadiah apa?”

Aku mengeluarkan kotak perhiasan di sakuku dan perlahan membukanya, dia melihat kalung itu dengan sedikit terkejut, dan bertanya kapan aku akan membelinya? Dan mengatakan sekarang adalah momen yang berbahaya, apakah aku tidak takut ditangkap ketika pergi keluar membeli sesuatu? Mulutnya mengatakan begitu, tetapi matanya penuh dengan kebanggaan dan tersentuh.

Aku mengeluarkan kalung itu dan memakaikannya, setelah dipakai, aku perlahan-lahan menyisir rambut berantakan disamping telinganya, lalu mencium keningnya dan berkata: “Takut, tetapi setakut apapun ketika mengingat aku salah paham padamu, membuatmu khawatir sehari semalam, tidak memikirkan cara membujukmu, hatiku sedikit tidak tenang.”

Setelah mendengar ini, Claura tersenyum bahagia, dia memelukku erat-erat, menyandarkan kepalanya di tanganku, dan berkata: “Suamiku, membiarkanmu tetap tinggal disampingku adalah hal yang paling bahagia seumur hidupku.”

Aku juga berkata begitu, kemudian kami berdua naik kemobil, aku menyuruh Claura duduk disamping supir, aku yang menyetir, dia tidak menolaknya, terlihat jelas dia tampak sangat lelah, jadi selama perjalanan pulang aku yang menyetir mobil. Ketika aku berjalan ke pintu kursi pengemudi dan bersiap untuk membuka pintu, tiba-tiba aku melihat seseorang berdiri di sudut tidak jauh, tidak tahu dia melihat kemana, tetapi tidak melihat apa-apa.

Claura merasakan keanehanku, dia bertanya kepadaku sedang melihat apa? Aku menggeleng, mengatakan mungkin aku salah lihat, aku merasa ada orang yang memantauku.

Ekspresi wajah Claura berubah ketika mendengar ini, dia menyuruhku segera menyetir mobil pergi, mungkin seseorang sudah mengikutiku, aku mengangguk, masuk kemobil menyalakan mesin. Aku sambil menyetir sambil memandang kaca spion, tetapi tidak melihat apa-apa. Apakah perasaanku salah? Atau mungkin, dua hari ini kondisi sarafku tegang hingga berhalusinasi.

Setelah mengemudi sebentar, aku bertanya kepada Claura kemana kami akan pergi, dia berkata pergi ke Nanjin, aku sangat gugup, tidak senang bertanya kepadanya untuk apa pergi ke Nanjin? Terlebih kita sudah menyelesaikan misi, seharusnya pulang baru benar, Nanjin adalah tempat Alwi, aku tidak sudi pergi kesana.

Claura tersenyum berkata: “Aku tahu kamu membencinya, aku juga sangat membencinya, hanya saja ayah angkat memberi kita sebuah misi, kita harus pergi kesana.”

“Misi lagi? Di tempat Alwi, hal apa yang tidak bisa dia atasi, sampai-sampai harus kita yang pergi?”tanyaku pura-pura tidak senang, “Ayah angkat tidak khawatir aku hidup atau tidak di Hangzhou, lalu mengirimkan misi untuk kita?”

Claura yang melihat aku marah, terkikik lalu berkata: “Melihat kamu yang emosian, jangan marah dulu, dengarkan penjelasanku. Kemarin malam ketika ayah angkat mendapat kabar kamu menghilang, dia langsung memerintahkan kami harus menemukanmu, awalnya kami berencana malam ini kemari, tetapi kami perlu melakukan beberapa persiapan. Kamu juga tahu, malam itu terjadi hal yang begitu besar, agar tidak tertangkap, kami pergi pada malam itu juga, jika tidak memiliki persiapan apapun langsung datang ke Hangzhou, tidak tahu bagaimana Teddy akan membalas kita. Siapa sangka kami yang belum beraksi, kamu sudah menyelesaikannya. Ayah angkat sangat senang, dia meneleponku ingin memberi kita hadiah, lalu memberikan sebuah misi ke kita.”

Aku berkata dengan santai: “Ternyata begitu.”

“Ayah angkat sangat memandangmu, bagaimana mungkin tidak mengkhawatirkanmu, kamu jangan berpikir terlalu banyak.”ucap Claura mencuci otakku.

Aku mengangguk, mengatakan diriku tadi sangat marah, baru bisa mengucapkan kata-kata tidak benar.

Claura tersenyum mengatakan tidak masalah, meskipun ayah angkat mendengar kalimat ini juga tidak akan menyalahkanmu.

Aku bertanya kepadanya misi apa kali ini? Sebenarnya ketika dia mengatakan misi, hatiku sangat gugup dan ingin tahu, tetapi aku tidak berani menunjukkannya, baru mengalihkan topik pembicaraan agar jangan sampai dia curiga.

Ekspresi Claura tampak suram, dia berkata: “Begini, ada orang dari Yancheng mencari Alwi, orang ini sama dengan Teddy, dari luar memiliki hubungan yang sangat baik dengan Alwi, tetapi dia licik, keterampilan aktingnya sangat bagus, dia menyuap banyak orang dekat disekitar Alwi, Alwi ingin menghabisinya, tetapi tidak ingin menyakiti hati orang-orang yang dia sayangi, jadi dia meminta kita melakukan hal ini.”

Ketika mendengar dua kata ‘Yancheng’, hatiku tiba-tiba mulai melompat, seolah peluru itu beterbangan dalam kekacauan, aku sangat gugup, karena aku tahu kali ini yang ingin mereka hadapi adalah Wolf.

Aku memegang setir dengan erat, menyeringai dingin kepada Alwi: “Apakah pria itu sangat jahat, kenapa begitu banyak orang ingin membunuhnya, pada akhirnya dia tidak akan berkhianatkan?”

Claura mengerutkan kening, tidak mengatakan apa-apa, aku terus melanjutkan pembicaraan seolah-olah tidak ada yang terjadi: “Tapi aku seorang pembunuh, aku hanya peduli pada misi, tidak peduli dendam apa yang dimiliki musuhnya. Katakanlah, kali ini dia ingin membunuh siapa?”

Claura tersadar dan berkata: “Jody.”

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu