Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 149 Kucing Dan Tikus

Aku benci Claura, membencinya karena ia menghinaku, membencinya karena menindas orang yang aku sayangi, wanita ini, dia seperti foto hitam putih di hatiku, aku membencinya sampai ingin selamanya menjadikannya foto kenangan. Aku ingin dia merasakan kepahitan yang pernah aku rasakan, dan membuatnya merasakan putus asa. Kali ini, aku tidak ingin dia keluar dari Nanjing, yang aku inginkan adalah nyawanya dan hatinya yang hitam itu!

Tatapan mata kak Toba suram. Dia berkata: "Alwi, aku selalu menunggumu untuk kembali. Jika bukan karena obsesi ini, aku mungkin tidak akan mampu bertahan sampai sekarang."

Ketika aku mendengar perkataan ini, hati ku penuh dengan rasa bersalah, aku memandangnya dan hendak berbicara, dia memberi isyarat agar aku jangan berbicara dulu dan membiarkannya selesai berkata. Dia berkata: "Aku selalu tidak ingin percaya bahwa kamu sudah mati. Sebelum kamu kembali, aku berfantasi setiap hari bahwa kamu bisa kembali ke Nanjing. Kita berjuang dan berdampingan untuk merebut kembali apa yang menjadi milik kita, tetapi saat ketika kakiku patah, Ketika Claura bangkit dan menjadi kuat lagi, pada saat ia menaklukkan banyak saudara kita, aku tidak berpikir untuk membalas dendam lagi, karena aku tahu kita tidak bisa melawannya, jadi aku hanya punya satu pikiran, yaitu, asalkan kamu masih hidup, itu sudah cukup baik. "

Melihat kak Toba, hatiku terasa sakit, mataku memerah, aku menepuk-nepuk pundaknya. Aku berkata: "Kak Toba, aku masih hidup, dan kamu tidak akan menjadi cacat, aku akan mencarikanmu dokter terbaik untuk mengobatimu, kamu masih bisa seperti sebelumnya, mengenai saudara-saudara kita yang lainnya, yang pergi bukanlah saudara kita, tidak perlu memikirkannya! "

Kak Toba menggelengkan kepalanya dan berkata bahwa dia hanya akan seperti ini untuk selamanya. Aku menggelengkan kepala dan berkata tidak.

Pada saat ini, Aiko mengirimi ku SMS. Aku tahu bahwa Claura telah membawa orang untuk mendekati lingkungan sekitar, aku segera membuat rencana dan menyuruh kak Toba untuk pulang. Aku akan menunggunya di rumahnya.

Setelah mengatakan itu, aku melompat dari dinding dan segera kabur.

Aku bertemu dengan Aiko di jalan kecil, dan kami naik taksi bersama-sama menuju ke rumah kak Toba. Setelah memastikan tidak ada yang mengawasi kami di dekat situ, kami pun menyelinap masuk ke rumah kak Toba.

Aiko meminta ku untuk jangan berbicara dulu, dia menyentuh sudut dinding dan mulai mencari-cari sesuatu di kamar kak Toba. Aku tahu dia sedang mencari kamera atau sejenisnya. Dulu dia adalah seorang pembunuh bayaran, ia sangat handal dalam hal itu.

Setelah beberapa saat, Aiko membawa tiga barang di tangannya. Aku bertanya padanya apa itu? Dia mengatakan itu adalah alat pendengar dan kamera. Sepertinya itu sama seperti yang aku pikirkan, karena Claura tidak dapat mengkonfirmasikan kematianku, ia selalu memantau kak Toba, karena dia tahu bahwa jika aku kembali, aku pasti akan datang mencari kak Toba.

Mengingat hal ini, aku memejamkan mataku dan menganalisis seluruh bentuk kota Nanjing, aku memikirkan metode yang dapat dengan cepat naik jabatan.

Setelah beberapa lama, kak Toba pulang. Dia membawa beberapa sayuran dan selusin bir di tangannya. Dia melihat ku dan Aiko, ia tersenyum bahagia, mengunci pintu, dan berkata dengan terengah-engah: "Aku takut jika aku pulang terlambat kalian sudah pergi. "

Kak Toba berbicara sambil berjalan tertatih-tatih, melihat kakinya itu, aku merasa sangat sakit seperti ditusuk pisau.

Kak Toba meletakkan makanan di atas meja dan berkata bahwa dia sengaja pergi untuk membeli beberapa makanan dan bir. Aku bisa kembali, itu adalah hal yang bahagia dan layak untuk dirayakan. Dia berkata sambil membuka bir, mungkin karena ia terlalu senang, kedua tangannya gemetaran.

Aku memegang tangannya, tersenyum sambil berkata biarkan aku membantunya, dia mengangguk, menarik tangannya, dan tersenyum konyol.

Kemudian Aiko datang ke sisi kak Toba, berjongkok, dan berkata: "Angkat celanamu dan tunjukkan padaku."

Kak Toba merasa malu dan berkata tidak perlu. Aku berkata: "Kakak kita sekarang sangat pintar dalam ilmu medis, tunjukan itu padanya, mungkin bakalan ada harapan?"

Mendengar perkataan ini, dalam tatapan mata kak Toba seperti muncul sedikit harapan. Dia menggulung celana panjangnya dan silang bekas luka terlihat. Aku langsung menjadi marah karena seingat ku ketika aku pergi, tidak ada sedikitpun bekas luka di tubuh kak Toba! Memikirkan hal ini, aku mengangkat kaki celana nya yang lain, dan terakhir aku melihat ke punggungnya, menggulung lengan sweternya, bekas luka di tubuhnya, hampir di setiap tempat ada, ada yang panjang dan ada yang pendek, ada yang tebal dan ada yang tipis, itu sangat mengerikan, membuatku sangat kesal dan marah.

Kak Toba menepuk-nepuk tanganku dan berkata dengan acuh tak acuh: "Tidak apa-apa, pria memang begitu, ada bekas luka kecil adalah hal yang normal, dan ini adalah bekas luka yang sudah lama, sudah tidak sakit."

Mataku memerah dan aku bertanya kepadanya bagaimana hal ini bisa begitu? Dia kemudian menyebutkan semua pengalamannya di satu tahun terakhir ini. Ternyata Claura tidak percaya bahwa aku sudah mati. Dia merasa bahwa dengan menyiksa kak Toba ia bisa memaksa ku keluar, jadi dia menemukan cara untuk menyiksanya terus menerus, dan akhirnya ia menyiksanya hampir lebih dari setengah tahun, melihat ku tidak muncul-muncul juga, jadi dia tidak mempedulikan nya lagi, membiarkannya begitu saja.

Namun, sejak awal bulan lalu, Claura tiba-tiba muncul lagi. Dan sejak saat itu juga kak Endy selalu datang untuk menyiksanya, awalnya, dia hanya menyeret nya ke gang dan memukulinya, lalu kemudian dia langsung membawanya ke atas panggung. Membiarkan penonton untuk berpartisipasi dalam permainannya, lihat berapa banyak pukulan yang bisa dia tahan sebelum ia pingsan, ada empat sampai lima hari dalam seminggu ia melakukan itu.. Pada awalnya ia melakukannya dengan sangat kejam, tetapi semakin dia melawan, semakin dia diintimidasi, jadi dia juga sudah malas untuk melawannya lagi.

Meskipun nada bicara kak Toba begitu tenang ketika ia mengatakan hal ini, tetapi aku yang mendengarkannya malah merasa sangat kesal dan marah. Aku sulit membayangkan kehidupan seperti apa yang kak Toba jalani satu tahun terakhir ini! Aku mengepalkan tanganku dengan erat, ingin rasanya aku segera mencekik Claura si wanita jahat dan kejam itu!

Ketika aku sedang memikirkan itu, Aiko berkata: "Toba, kakimu bisa pulih."

Hanya satu kata, itu seperti guntur yang menggoncangkan tanah, membuat aku dan kak Toba tertegun di sana. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya: "Benarkah?"

Aku mengangguk dan berkata: "Kakakku tidak akan berbohong! Kak Toba, ini adalah kabar baik."

Kak toba berkata dengan sangat gembira, dia tidak menyangka bahwa dia akan pulih suatu hari nanti. Aku bilang aku dulunya juga begitu, dia meminta ku untuk menceritakan kisah ku kepadanya, lalu aku membuka pembicaraan dan memberi tahu nya pengalaman ku selama satu tahun terakhir ini. Kak Toba mendengarkannya dengan sangat serius, wajahnya penuh dengan rasa iri, aku tahu dibandingkan dengannya, di satu tahun terakhir ini, aku benar-benar lebih baik darinya.

Setelah aku selesai menceritakan pengalaman ku, kak Toba menghela nafas dan berkata: "Tidak disangka satu tahun telah berlalu. Apa yang akan kamu lakukan kali ini? Pergi ke tempat Dony Yun untuk meminta bantuan padanya atau pergi mencari Sulistio? Sejauh yang aku ketahui, Sulistio selalu menunggu mu untuk kembali, mungkin itu adalah maksud Jessi. "

Ketika aku mendengar nama "Jessi", aku agak merasa bingung seketika, tetapi aku segera menenangkan diriku dan berkata: "Aku tidak berencana untuk mencari mereka. Mereka membiarkan mu diintimidasi, jadi kita tidak punya apa-apa untuk dikatakan."

Melihat ku marah, kak Toba tersenyum, menghibur ku dan berkata: "Kamu jangan marah, sebenarnya mereka ingin membantu ku, tetapi aku menolaknya."

Aku menatapnya dengan bingung, dia menatapku dan berkata: "Pada saat itu, Claura berkata, siapa yang berani membantuku, dia akan berurusan dengannya. Aku tahu dia selalu menekan Dony Yun dan yang lainnya, jika Dony Yun dan Sulistio Benar-benar membantu ku, dia pasti akan seperti ular beracun yang akan menggigit mereka dan tidak melepaskannya, itu pasti akan mempengaruhi kekuatan Dony Yun dan yang lainnya. Aku berpikir dengan sangat sederhana, jika kamu mati, aku tidak ingin berhutang budi pada mereka, jika kamu belum mati, dan mereka masih memiliki kekuatan, itu akan lebih bisa membantu mu, jadi aku lebih tidak bisa menyusahkan mereka. "

Aku tertegun, memandangi wajah kak Toba yang tersenyum dengan konyol, aku berkata dengan marah: "Kamu ini benar-benar bodoh!"

Kak Toba berkata sambil tersenyum: "Orang bodoh memiliki kebahagiaannya sendiri, bukankah aku sudah melihatmu kembali sekarang?"

Ketika aku mendengar ini, mata ku memerah, aku hampir menangis. Kak Toba bilang padaku agar jangan terlalu manja, ia bertanya apa yang sebenarnya aku rencanakan? Aku mengatakan bahwa tidak ada rencana untuk saat ini, tetapi setelah mendengarkan kata-katanya, aku pikir ide untuk bersatu dengan Dony Yun dan Sulistio adalah ide yang tidak buruk, dan aku juga akan memulainya langsung dari Claura.

Meskipun aku tidak menunjukkan kesalahan apa pun malam ini, tetapi Claura sangat cerdas. Aku kira dia akan berpikir bahwa dewa kematian itu adalah aku, dan dia mungkin akan menggunakan kak Toba untuk menarikku pergi kesana. Ketika saatnya tiba, aku akan membalikkan rencananya ...

Kak Toba sedikit khawatir dan berkata: "Alwi, apakah kamu yakin cara ini bisa dijalankan? Claura sudah tidak sama dengan dulunya, ia tidak hanya memiliki kekuatan yang kuat, tetapi ia juga memiliki seorang pengawal yang sangat hebat. dengar-dengar ia adalah orang tak terkalahkan di Nanjing. Kamu muncul dengan begitu gegabah, kamu mungkin akan merugi lagi. "

Aku dan Aiko saling memandang, kami tahu bahwa orang yang dia katakan adalah Fuiz. Orang itu memang sangat hebat. Aiko mengatakan bahwa keahliannya harusnya berada di peringkat kelima di tingkat internasional, ia benar-benar sangat hebat. Aku khawatir kami berdua tidak bisa mengalahkannya, belum lagi Aiko belum sepenuhnya pulih dari cedera tulang belikatnya.

Tetapi sehebat apapun dia itu tidak berarti aku tidak memiliki cara untuk melawannya. Memikirkan hal itu, aku berkata: "Orang itu, jika dia benar-benar berani, maka aku akan menghitung hutangnya yang lama dan baru secara bersamaan!"

Kak Toba menarik napas dalam-dalam dan bertanya apakah aku benar-benar ingin melakukannya? Aku mengangguk, dan berbisik di telinganya, dia mengerti dan mengangguk, lalu kami makan dan minum dengan gembira, sampai larut malam, aku baru diam-diam meninggalkan rumahnya.

Kembali ke Hotel Hilton, aku menghubungi Dony Yun dan membicarakan tentang beberapa situasi dan rencana ku. Dia dengan senangnya mengatakan bahwa dia akan membantu ku dengan sekuat tenaga nya.

Sebelum menutup telepon, dia tiba-tiba bertanya: "Alwi, bagaimana dengan Aiko?"

Aku melirik ke kamar mandi dan berkata: "Dia sedang mandi."

Setelah mengatakan itu, aku menyadari bahwa aku telah mengatakan sesuatu hal yang salah. Ketika aku baru mau menjelaskannya, Dony Yun berkata 'Oh' lalu ia menutup teleponnya. Setelah memikirkannya, aku yakin Dony Yun pasti sudah salah paham.

Aku tinggal bersama dengan Aiko itu karena aku salah meletakkan koper kami di kamar yang sama. Setelah kembali, Reyvin mengatakan pada ku bahwa dia pikir kami akan tinggal di kamar yang sama, jadi ia membatalkan kamar satunya lagi, dan sekarang tidak ada kamar kosong lagi. Kami terpaksa tinggal di kamar yang sama.

Ketika aku sedang berpikir, Aiko keluar dari kamar mandi, ia basah dan berantakan, ia dibalut oleh baju tidur putihnya, tubuhnya terlihat indah, karena mandi dengan air hangat, kulitnya pun agak berwarna merah muda ... Dia terlihat sangat cantik.

Aku menelan ludah, Aiko melirikku sejenak, dan aku bergegas menoleh ke tempat lain. Dia bertanya apakah aku sudah menelepon Dony Yun belum? Aku mengangguk, aku berpikir jika Dony Yun salah paham, itu sebenarnya cukup baik.

...

Malam berikutnya, Leo dan aku bertemu di sebuah gang terpencil di luar Season Bar. Pada saat ini, ada seseorang yang memiliki tinggi dan bentuk tubuh yang sama denganku disisinya. Aku memberikan topeng itu kepada orang itu dan bertanya kepadanya: "Rencana spesifiknya, harusnya Dony Yun sudah memberi tahu mu bukan?"

Pria itu mengangguk dan aku berkata: "Pergilah."

Pria itu mengenakan topeng dan perlahan berjalan menuju Season Bar. Melihat bayangan belakangnya, aku merokok dan berpikir sambil mencibir, Claura, bukankah kamu ingin mencariku? Aku ingin melihat siapa kali ini yang menjadi tikus dan siapa yang menjadi kucing!

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu