Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 825 Tahanan (2)

Karena Rudi menerima pelatihannya, jadi dia tidak perlu berpartisipasi dalam pelatihan kelompok dengan orang lain, selain itu, kelompok di bawah pimpinannya sudah tidak ada lagi, dari kelompok itu hanya tersisa dia dan pelatihnya, tidak ada bedanya kalau dia pergi atau tidak, jadi dia ikut denganku dan menerima pelatihan individual.

Saat tiba di tepi laut, aku berkata: "Sekarang, masuk ke dalam laut dan latihan tinju di sana."

Rudi berkata dengan agak terkejut: "Apa? Latihan tinju di dalam laut? Apa kamu tahu seberapa berat air laut?"

“Jangan banyak bicara, cepat masuk ke air!” Aku masuk ke air duluan, dan air laut itu terasa sangat berat, jangankan latihan tinju, hanya untuk mencegah diriku terseret saja butuh banyak tenaga, tapi ini bukan masalah bagiku, karena aku berlatih dengan metode ini dalam tiga bulan itu.

Setelah tiga bulan itu, aku bisa merasakan kekuatan aku meningkat banyak, kecepatankku uga bertambah, semua berkat metode pelatihan ini.

Aku mengambil napas dalam-dalam, menatap ke depan, dan kemudian mulai meninju, Rudi berdiri tidak jauh dari aku, dan tubuhnya beberapa kali oleng karena ombak, saat melihat aku sangat terampil di air, dia terlihat sangat terkejut.

Selesai meninju, aku menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan santai: "Apa yang sedang kamu lakukan? Berlatihlah!"

Rudi mengangguk dan mulai berlatih dengan serius, tapi dia tidak bertahan lama dan jatuh karena kelelahan, kalau bukan karena aku yang melihatnya, mungkin dia akan terseret oleh air laut.

Aku menyeret Rudi kembali ke tepi pantai, mengambil botol air yang sudah disiapkan, dan mengambil makanan untuk dimakannya, dia berbaring di pantai lalu meringkuk, dan berkata: "Alwi, aku pikir aku akan menjadi makanan ikan."

Aku berkata dengan santai: "Metode latihan ini lebih sulit daripada metode latihan biasa, tapi hasilnya juga lebih baik, Rudi, kamu tahan saja sebentar, kamu harus bisa menderita sedikit, baru bisa menjadi orang hebat, demi usaha besar yang dibangun ayahmu dengan kerja keras, demi Keluarga Lu, kamu harus bisa menahannya."

Setelah mendengar hal ini, Rudi mengertakkan giginya dan berkata: "Aku tahu, aku akan menahannya."

Dia berbicara, lalu tutup matanya, berbaring di pantai, dan berkata: "Alwi, aku harus berterima kasih padamu, meskipun kamu banyak membunuh anak buahku, tapi jika bukan karena kamu, aku bahkan tidak akan menyadari betapa bahayanya keadaan di sekitarku, aku tidak tahu kalau ayahku sangat mengkhawatirkanku, jika bukan karena kamu, aku khawatir aku hanya akan menjadi orang yang brengsek."

Aku duduk di sana, menyalakan sebatang rokok, dan berkata: "Tidak usah berterima kasih padaku, kalau kamu mau berterima kasih, berterima kasihlah pada dirimu sendiri, siapapun tidak akan ada yang bisa membangunkan seserang yang berpura-pura tidur, aku bisa membangunkan kamu, ini menunjukkan kalau kamu masih memiliki kesadaran untuk bangkit kembali, kamu sendiri yang sudah memberikan jalan hidup untuk dirimu sendiri."

Rudi menyeringai dan berkata: "Tapi kamu terlalu kejam, kamu bahkan tidak menyisakan satu atau dua bawahanku, orang-orangku mati semua, dan aku menjadi lelucon bagi semua orang."

Aku tidak berbicara, dan tetap merokok, Rudi terus berbicara, dan akhirnya tertidur karena kelelahan, di mulutnya masih ada roti yang tersisa setengah.

Aku melihatnya, aku tahu kalau dia bukan orang baik, dia pengedar narkoba, pria yang tidak menghargai nyawa orang lain, jadi aku menipunya, dan saat aku akan memanfaatkannya, aku tidak berencana untuk berbaik hati padanya, hanya saja, saat dia semakin mempercayai aku, aku tiba-tiba merasa sedikit bersalah.

Aku meniup asap rokok dan berkata dengan oasrah dalam hati: "Alwi, Alwi, kamu masih sangat emosional, kamu telah membunuh begitu banyak orang, tapi kenapa kamu malah berbelas kasih kepada seorang pengedar narkoba, lakukan apa yang harus kamu lakukan saja."

...

Hari-hari yang tenang dan damai sudah berlalu, malam sebelum kompetisi, aku menyeret Rudi yang kelelahan keluar dari laut, aku menyadari kalau ada orang yang memperhatikan kami dari hutan, aku lalu mengarahkan senjataku dan berkata dengan waspada: "Siapa yang bersembunyi di sana?"

“Tidak usah khawatir, ini aku.” Suara Kevin Lu terdengar dari arah hutan.

Aku merasa lega dan melihatnya perlahan keluar dari hutan, dia meletakkan senjatanya, lalu aku berkata: "Tuan kevin, kenapa kamu ada di sini?"

Kevin Lu tersenyum dan berkata: "Besok adalah hari pertandingan, awalnya aku hanya ingin melihat seberapa baik persiapanmu, dan saat aku datang, aku melihat kalau kalian masih berlatih, jadi aku tidak akan mengganggu kalian."

Sambil memberikan air kepada Rudi lalu berkata: "Apa kamu sakit hati? Anakmu begitu tersiksa karena aku disini."

Kevin Lu tertawa dan berkata: "Bohong kalau aku tidak sakit hati, aku hanya memiliki satu penerus, tapi karena dia mengikutiku dalam jalur perdagangan narkoba, maka dia akan mewarisi kekuasaanau di masa depan, dia harus menjadi kuat, jadi,selama dia tidak mati, kamu bisa bermain dengan dia sepuasnya."

Aku berkata dengan santai: "Kalau begitu, aku tidak perlu khawatir lagi."

Rudi dengan cepat meminum air, setelah dia selesai, dia membuka matanya dan menatap Kevin Lu, lalu berkata: "Ayah, kamu di sini."

Kevin Lu mengangguk dan berkata sambil tersenyum: "Rudi, kamu sangat bekerja keras, ayah sangat senang."

Tidak peduli di negara manapun, cinta kasih seorang ayah pasti akan lebih besar dari gunung, dan lebih luas dari lautan.

Rudi tersenyum dan berkata: "Aku tidak akan mengecewakan ayah di masa depan."

Kevin Lu tersenyum dan berkata: "Dasar bocah, kenapa mulutmu sangat pandai berbicara? Jika kamu bisa memperlakukan menantu dan cucuku dengan lebih baik, aku akan lebih puas."

Rudi sedikit mengernyit, wajahnya yang hitam marah dan berkata, "Siapa yang memintamu unutk menjodohkan aku, tapi... lupakan saja, aku akan lebih baik pada mereka lain kali."

Kevin Lu bertanya dengan heran: "Kenapa kamu tiba-tiba menarik ucapanmu?"

Rudi terdiam sesaat dan berkata: "Dia adalah putri teman seperjuanganmu, jika aku benar-benar sudah membuatnya marah, aku mungkin akan membuatmu kehilangan bantuan, hal ini akan menempatkan kita sebagai ayah dan anak dalam keadaan berbahaya, aku tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi."

Setelah diam sesaat, dia berkata lagi: "Dan apa yang dikatakan Alwi kepada aku beberapa hari ini benar-benar membuatku tersentuh."

“Apa?” Kevin Lu menatapku dengan tatapan berterima kasih, dan bertanya pada Rudi sambil tersenyum.

Rudi berkata: "Jika seorang pria tidak mencintai seorang wanita, jangan menikahinya, jika menikahinya, dia harus mencintainya seperti pria dan sebagai seorang suami, dan tidak melepaskan ketidaksenangannya pada wanita itu, dibandingkan orang yang bermain dengan pelacur-pelacur di luar sana, kami adalah pria yang sudah terikat, kami hanya akan setia pada istri kami, dan mengasihani wanita-wanita yang menjadi korban pemanfaatan."

Aku memandang Rudi dengan agak terkejut, aku hanya mengatakan hal ini padanya secara tidak sengaja, karena aku tidak tahan melihat sikap buruknya terhadap istri dan anaknya yang menelepon dan merawatnya, aku kira dia tidak akan mendengarkanku, aku tidak menyangka kalau dia ternyata mendengarkan aku.

Rudi masih berbicara, dia berkata: "Alwi mengatakan kalau, pria yang menindas istri dan anak-anaknya bukan pria sejati, tapi hanya orang yang lemah, aku tidak ingin menjadi orang yang lemah, aku ingin menjadi orang yang kuat."

Aku tersenyum pahit, meskipun alasannya tidak memuaskan, tapi aku tidak perlu menggertak istri dan anak-anaknya, hitung-hitung aku sudah melakukan sesuatu yang baik, bukan?

Memikirkan hal ini, aku melihat laut yang tak berujung dan jatuh dalam pemikiranku sendiri.

Saat aku datang ke sini, aku sering berkeliaran seperti ini, karena aku merasa kesepian, karena perasaan yang muncul dalam hati aku, karena ada banyak kesedihan yang sulit untuk aku katakan, untungnya, mereka semua berpikir kalau aku khawatir akan ditemukan oleh orang-orang Huaxia, sehingga mereka membiarkanku, dan tidak mencurigai aku.

Kevin Lu dan Rudi masih berbicara, Ayah dan anaknya duduk berdampingan ditepi laut, angin malam terasa sangat dingin, Kevin Lu melepas mantelnya dan memberikannya pada Rudi yang basah kuyup, mereka berbicara dan tertawa, mereka berdua terlihat sangat harmonis.

Aku tidak bisa untuk tidak memikirkan ayah aku, aku mersa iri, sedih, dan bersalah, aku lalu mengertakkan gigi dan berpikir, aku harus naik ke posisi tertinggi dan menjadi yang tidak terkalahkan, dengan cara ini, aku akan membersihkan nama ayahku, itu adalah janjiku pada jiwanya, aku tidak akan berani melupakannya, tidak akan bisa melupakannya, dan tidak akan mengingkarinya.

Angin malam mulai terasa dingin, Kevin Lu menyuruh kami kembali untuk beristirahat lebih awal, Rudi dan aku lalu kembali ke asrama, kami bergiliran mandi, lalu menyalakan laptop, kami berdua menonton rekaman video tentang Sepuluh Besar Anggota Pasukan Aurum.

Sambil menonton, aku menjelaskan kepada Rudi tektik bertarung orang-orang ini, kebiasaan mereka, dan cara menghadapinya.

Sepertinya Rudi benar-benar sangat bertekad unutk meningkatkan kemampuannya, dia mendengarkan dengan sangat teliti, bahkan mengingat kata-kataku dengan serius.

Saat itu, tiba-tiba terdengar teriakan dari luar, Rudi dan aku menatap satu sama lain, lalu dia berkata dengan sedikit kesal: "Sialan, malam-malam begini, siapa yang berteriak-teriak seperti itu?"

Dia berkata sambil mengenakan sandal dan berjalan ke arah pintu, sebelum dia keluar, dia mendengar sekelompok orang berteriak dengan serempak: "Kakak Li hebat, Kakak Li hebat!"

Kakak Li? Aku ingat dia adalah orang nomor ketiga dalam Sepuluh Besar Anggota Pasukan Aurum, namanya Rico Li, yang dikenal sebagai ‘Kakak Li’, aku mendengar kalau dia sedang melakukan tugas di luar baru-baru ini, dia akan kembali malam ini dan berpartisipasi dalam kompetisi besok.

Dia sudah menyelesaikan tugasnya, dan kembali dengan hasil yang memuaskan?

Rudi berkata dengan kesal: "Bukannya hanya menyelesaikan tugas? Lihatlah sekelompok orang itu terlihat sangat senang."

Mulutnya berbicara seperti itu, tapi dia tetap membuka pintu dan bertanya pada orang lain kenapa mereka begitu bersemangat, aku terus mempelajari rekaman video-video ini, tapi, tiba-tiba aku tertarik dengan ucapan yang terdengar dari luar, dan aku langsung bangkit dari tempat tidur.

Seseorang dari luar berkata: "Kak Rudi, apa kamu tidak tahu, Kakak Li telah membuat kontribusi besar untuk negara kita saat ini, dia berhasil menangkap prajurit spesial kelas atas dari Huaxia yang mencoba masuk, orang ini juga terkenal karena kecantikkannya, katanya dia adalah nona besar dari sebuah keluarga besar di Huaxia, hahaha, sebentar lagi dia akan bisa bersenang-senang."

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu