Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 382 Menghubungi Orang-Orang Tersendiri (2)

Setelah lewat beberapa saat, seorang pria bergegas menemuiku yang sedang dengan dijaga oleh beberapa pengawal. Seketika dia melihatku, matanya berbinar-binar. Dia membuka mulutnya dan berkata, "Apa yang sebenarnya terjadi?"

Ketika mendengar suara ini, aku pun terkejut. Aku sangat mengenal suara itu di telingaku, karena setiap hari aku memikirkan apa yang dikatakan suara ini. Aku sangat yakin bahwa orang di depanku ini adalah dokter ahli bedah otakku.

Claura menjelaskan situasiku. Dokter tersebut mengerutkan keningnya dan berkata, "Tidak mungkin. Aku adalah orang ahli dalam bidang ini, dan tidak pernah gagal sebelumnya. Apakah kamu yakin kamu sedang tidak berpura-pura?"

Aku dengan amarah menangkap kerahnya dan memarahinya, "Dasar, pengobatanmu saja yang payah. Berani-beraninya kau menyalahinku, percaya tidak kalau aku akan menghajarmu?"

Setelah aku selesai mengatakannya, aku lanjut memegang kepalaku dan mengeluh kesakitan.

Claura juga khawatir, dan dengan suara rendah berkata, "Jika dia beneran sedang berpura-pura, emosinya tidak mungkin tidak akan terkendalikan seperti ini, dan dia sudah menabrak kepala hingga kepalanya patah dan berdarah seperti ini. Dokter, apakah ada kesalahan dalam operasi itu?"

"Tidak mungkin, aku adalah orang yang ahli dalam pengobatan ..." Sebelum dokter itu dapat menyelesaikan pembicaraannya, Claura pun mengarahkan pistol ke kepalanya, dan seketika dia mengangkat kedua tangannya dan wajahnya sekilas tampak ketakutan.

Claura terlihat beneran cemas dan menderu, "Aku mau suamiku semuanya baik-baik saja. Jika tidak, kamu akan mati dengan sangat menyedihkan!”

Dokternya pun serasa ingin menangis tapi tidak dapat mengeluarkan air matanya. “Kalau begitu aku akan memeriksanya, ya?” katanya.

“Bagaiaman memeriksanya?”

“Tentu saja di bawa ke rumah sakit, dan melakukan CT-scan di bagian kepalanya.”

Claura menjadi ragu-ragu. Aku berguling-guling di lantai dengan kesakitan dan dia segera berkata, "Baiklah, apakah mobil ambulansnya sudah tiba?"

“Sudah tiba,” kata dokter tersebut. Dia pun dengan sibuk memanggil orang untuk mengankatku keluar.

Aku dengan cepat dibawa ke rumah sakit. Claura pun dihentikan di luar ruang UGD dan dokter itu dengan marah berkata, "Apa masalahmu hah, sampai-sampai kau harus menggunakan cara ini untuk mengancamku supaya aku dapat bertemu denganmu! Apakah kamu tidak tahu betapa curiganya wanita itu? Satu lagi, ada banyak orang yang sedang diam-diam mematai kami. Sekali kita tidak berhati-hati, maka ada kemungkinan bahwa dirimu akan kebongkar. Kamu tidak pernah memikirkan dirimu, bagaimana mungkin aku yang membantumu juga harus memikirkanmu, bukan?”

Aku pun duduk dan dengan muram berkata, "Maafkan aku. Tapi selain itu, aku benar-benar tidak punya cara lain untuk meminta bantuanmu."

Aku tahu bahwa sangat sulit untuk menemukan dokter yang melakukan operasiku ini. Selain itu, jika dokter ini adalah rekanku, pastinya dia akan menungguku ditempat, menunggu kesempatan untuk menghubungiku. Makannya aku memutuskan untuk mengambil risiko dan mencobanya, dan ternyata taruhanku sekali lagi benar.

"Meminta bantuan?" Dokter itu setengah menyipitkan matanya, menatapku dari atas ke bawah, dan bertanya, "Aku melihat bahwa wanita itu, Claura, sudah sangat mempercayaimu. Apa yang kamu butuhkan untuk meminta bantuan?"

Dapat dilihat bahwa orang ini sangat tidak puas dengan cara gegabahku untuk menghubunginya. Aku pun tidak dapat menahan diri dan berkata dengan sedikit marah, "Kamu sebenarnya siapa, hah? Jika kamu kamu bukan datang kesini untuk membantuku, anggap saja seolah-olah aku tidak datang mencarimu. "

Ketika dia melihat aku yang telah kehilangan kesabaranku, wajah orang ini seketika berubah menjadi muram. Dia memegang pinggangnya dan berkata, "Lihatlah aku yang tidak sabar ini. Jika bukan karena ayahmu, aku… aku benar-benar ingin sekali menghajarmu!"

Aku mengerutkan alisku, dan berkata dengan suara rendah, “Kamu bilang ayahku? Kamu mengenal ayahku?”

Dia menghela napas sedalam-dalamnya dan berkata, "Iya, kami adalah teman lama. Jangan menanyakan lebih banyak mengenai hal lain. Katakanlah, siapa yang ingin kamu selamatkan?"

Setelah dia mengatakannya, dia pun menatapku sedalam-dalamnya dan berkata, "Aku melihat bahwa kamu hidup dengan nyaman di sana, jadi pastinya bukan ingin menyelamatkan dirimu.”

“Tidak salah lagi, aku ingin kamu memikirkan cara untuk melindungi Aiko,” kataku.

Setelah mendengarkan perkataanku, dia pun mengerutkan alisnya dan berkata, “Tidak bisa.”

“Kenapa tidak bisa?” aku membalikkan pertanyaannya.

Katanya, "Aiko adalah musuh kita loh. Mungkin kamu masih belum mengetahuinya bahwa dia bergabung dengan organisasi serigala untuk membalaskan dendam ayahnya, yaitu organisasi pembunuh kalian yang saat ini. Dia bekerjasama dengan pengkhianat itu supaya dia dapat mendapatkan nama-nama organisasi anak buah ayahmu, dan kemudian dia akan membunuh mereka satu per satu. "

Setelah mendengar ini, aku pun terkejut. Dokter itu berjalan kemari dan bertanya, "Menurutmu apakah aku bisa melindungi dia?"

Aku memejamkan mataku. Aku tidak menyangka bahwa Aiko segitunya membenci ayahku, saking bencinya sampai-sampai dia tidak akan melepaskan anak buahnya!

“Namun, jika itu biasanya, keselamatan Aiko seharusnya tidak perlu kamu yang mencemaskannya, bukan?” tanya si dokter.

Aku harus mengatakan bahwa dia adalah orang yang sangat cerdas dan juga sensitif. Aku menghela napas yang dalam dan berkata, "Dia mengandung anakku dan Claura kemungkinan akan berurusan dengannya dan bayi yang berada di dalam perutnya."

Herannya, dokter itu terdiam. Aku mengangkat kepalaku, memandangnya, melihat dia membuka mulutnya, menatapku, dan membutuhkan waktu yang lama untuk berteriak "Dasar pendosa". Aku menundukkan kepalaku, wajahku terbakar dan berkata, "Bagaimanapun juga, anak itu tidak bersalah."

Dokter tersebut mendesah dan berkata, “Aku paham, aku akan melaporkannya ke atasanku.”

Ke atasanku?

Aku tidak dapat menahan diri dan bertanya, “Apakah kamu satu rekan dengan para pembunuh yang saat itu menyelamatkanku?”

Dokter itu mengengguk kepalanya dan berkata, “Tidak salah lagi. Saat itu kami tidak menyadari bahwa identitasmu telah ditukarkan, sampai-sampai orang dari Organisasi Serigala yang diam-diam mematai, mengirimikan kami pesannya dan mengatakan bahwa ada sekelompok orang yang sangat aneh di Organisasi Serigala. Mereka sedang mencari seorang dokter yang bisa melakukan penghapusan ingatan dan bedah otak, makannya kami baru kepikiran apa yang sebenarnya telah terjadi. Aku dirancangkan untuk menjadi dokter yang akan mengoperasikanmu. Meskipun kamu telah dibakar seperti kepala babi, tapi itu tidak bisa menghalangiku untuk mengenalimu, makannya aku bisa memberitahukannya kepadamu. "

Aku tidak bertanya mengapa dokter tidak sekalian menghubungi orang untuk membawaku kabur. Karena semenjak mendengarkan perkataanya, aku langsung tahu bahwa tinggal di sisinya Claura itu lebih berguna dibandingkan membawaku pulang. Aku mengangguk kepalaku dan berkata, “Aku paham. Oh iya, apakah masih ada racun untuku?”

Dokter itu dengan penasaran menanyakan apa yang akan kulakukan dengan racun itu, dan juga memintaku untuk jangan bertindak gegabah.

Aku dengan nada rendah berkata, “Aku ingin membunuh si Justin itu! Tapi tenang saja, aku akan membuat rencana balas dendam yang cermat dan tidak akan membongkarkan kalian.”

Dokter itu dengan tidak tenang bertanya, “Kalau begitu kamu memberitahuku, apa sebenarnya rencanamu itu? Jika aku merasa itu tidak mungkin, maka aku tidak akan membantumu.”

Aku pun langsung memberitahukan rencanaku.

Setelah mendengarkan rencana ini, si dokter itu mengangguk kepalanya seakan sedang memikirkan sesuatu dan berkata, "Baiklah, aku akan membantumu. Aku akan membiarkan orang-orang kami mempersiapkannya sejenak. Sekarang, mari kita menipu Claura terlebih dahulu."

Ketika dia mengatakan itu, dia dari sebuah laci mengeluarkan daftar CT-scan. Aku tahu bahwa itu digunakan untuk menipu Claura. Dia memintaku untuk berbaring dan kemudian dia pergi keluar untuk melapor kepada Claura. Aku tidak tahu apa yang telah dikatakannya kepada Claura, yang penting selanjutnya aku didorong masuk ke ruang operasi. Di sana, dia berpura-pura sedang mengoperasi aku dan banyak berbicara denganku.

Melalui percakapan ini, aku menjadi tahu banyak hal yang tidak pernah kuketahui sebelumnya. Ternyata si dokter ini dan organisasi di belakangnya disebut Organisasi Sewa Martir. Nama organisasi yang sangat aneh, tidak terlihat gagah dan malah terlihat malang. Selama bertahun-tahun, Organisasi Sewa Martir ini telah bekerja keras untuk menemukan dalang yang membuat rencana untuk membunuh ayahku. Mereka telah menyelidiki begitu lama dan menemukan mengenai Organisasi Serigala tersebut . Tetapi karena ketua Organisasi Serigala telah disembunyikan dengan baik oleh kakak kembarku, makannya bahkan mereka pun juga tidak megetahui keberadaan kakak kembarku.

Dan yang mereka curigai bahwa si Serigala hanyalah cabang dari ketua di Beijing, sama seperti Brotherhood of Blades yang di Shanghai. Jadi, bahkan jika Serigala telah dilenyapkan, selama kami memutuskan informasi itu di Beijing, maka semua petunjuknya akan terganggu. Makanya, mereka baru siap menempatkanku di tempat berbahaya itu supaya mereka dapat menangkap ikan yang besar.

Setelah mengetahui semuanya, aku memutuskan untuk mencari kebenarannya dan berkata, "Aku paham. Aku akan berusaha untuk bekerja sama dengan kalian. Dan aku juga berterima kasih atas pengorbanan kalian demi ayahku."

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu