Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 953 Pertemuan (2)

Tapi bagaimanapun aku berteriak dan memukul dadanya, ia masih saja tidak bergerak dan menatapku cuek. Air mataku pelan-pelan menaglir di wajahku. Aku teringat kata-kata yang ia katakan kepadaku, teringat ia yang selalu tersenyum bahagia kepadaku, teringat ia bersama aku dan Sulistio mereka mengatakan hal-hal yang besar bersama. Aku merasa hatiku seperti ditusuk sebuah pisau, pisau yang beracun, pisau yang didinginkan, lebih sakit dari apapun.

Saat ini, aku benci, sakit dan marah. Hatiku penuh dengan keinginan untuk membunuh orang. Aku hanya ingin membunuh semua orang yang membunuhnya. Aku memandang Nody dan berkata, “Nody, kamu tunggulah. Aku akan membalas dendam untukmu, sekarang juga.”

Membalas dendam untuknya!

Membalas dendam untuknya!

Balas dendam!

Aku berteriak dan seketika seperti tersadar kembali oleh sesuatu. Aku membuka mataku dan terbangun dari ranjang. Di waktu yang sama, aku memukul kearah bayangan hitam di hadapanku. Aku melihat bayangan hitam itu lebih jelas lagi, aku terkejut, karena di depan sana ada orang. Orang itu adalah wanita berambut pirang.

Reaksi wanita ini sangatlah cepat, langsung menghindar dai pukulanku dan langsung mendorongku hingga terbaring kembali. Ia berkerut alis dan berkata, “Kamu tenang dulu, kondisi mentalmu masih kurang stabil.”

Ia menggunakan bahasaku berbicara denganku. Aku menatapnya terkejut dan melihat sekitar, hingga menyadari bahwa diriku sedang terbaring di ruang inap. Tapi...tapi aku di hutan tadi, di tepi sungai, sebenarnya apa yang terjadi? Jangan-jangan...aku sedang bermimpi?

Aku sedang bermimpi?

Aku melentang tanganku dan melihatnya. Disana tidak ada jejak yang tergores karena aku memegang tali terlalu kencang dan juga jejak darah yang berasal dari mayat Nody. Aku melihat tanganku dan tiba-tiba tertawa, hingga air mataku menurun. Dokter perempuan itu bertanya dengan khawatir kepadaku apakah aku baik-baik saja?

Aku menariknya sambil berkata dengan semangat, “Ternyata itu hanyalah mimpi. Nody, ia tidak mati!”

Pasti karena aku terlalu takut, sehingga hal itu bisa dibawa ke dalam mimpi. Semua ini hanyalah mimpi, diriku yang menakutiku sendiri.

Tapi dimanakah Nody? Mengapa aku berada disini? Siapa yang menolongku?

“Anda membuatku kesakitan.” ujar dokter perempuan itu.

Aku segera melepaskan tangannya dan meminta maaf. Lalu aku bertanya, “Maaf, bagaimana aku bisa kesini? Apakah lelaki yang berparas buruk dan memiliki bekas luka yang membawaku datang?”

Aku mulai tertawa mengingat semua ini. Pasti seperti itu, kalau tidak siapa lagi yang tahu aku di dalam goa? Jadi ia pasti masih hidup.

Dokter perempuan itu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Orang yang Anda bilang sekarang berada di ruang inap perawatan instensif. Orang yang membawa Anda datang adalah Pak Kimi.”

Aku sedikit terkejut dan dokter perempuan itu lanjut berkata, “Kimi Lu.”

Aku segera terbangun dari ranjang dan ingin turun. Aku dengan panik bertanya, “Dimanakah Nody? Dimana ia sekarang?”

“Siapa?”

“Pasien itu, yang berada di ruang perawatan instensif. Dimanakah ruangan perawatan instensif itu? Cepat beritahu aku dimana!”

Dokter perempuan itu langsung menunjuk lantai atas dan berkata, “Lantai enam.”

Aku mendorongnya pelan dan segera berlari kearah lantai enam. Ia mengejarku dari belakang sambil berteriak, “Pak, Anda masih belum pakai sandal!”

Aku langsung menuju ke lantai enam tanpa alas kaki. Saat aku tiba di ruang perawatan instensif, aku langsung menemukan dua pengawal yang berdiri disana, tanpa mengalihkan pandangan. Saat aku muncul, mereka langsung mencegatku dan berkata, “Maaf, Pak. Anda tidak boleh masuk. Di dalam ada seseorang yang butuh istirahat.”

”Ia adalah sahabatku, aku ingin bertemu dengannya, hanya sebentar...” Aku tahu orang ini demi kebaikan Nody, jadi sepanik apapun, aku juga tidak mengatakan ataupun melakukan hal-hal buruk.

Mereka sepertinya sudah tahu siapa diriku dan menunjukkan raut wajah yang tak enak dilihat. Saat ini terdengar suara yang kukenal dari belakang. “Alwi.”

Tubuhku bergetar dan pelan-pelan berbalik badan, lalu bertemu dengan Kimi yang berdiri tidak jauh dari sana dengan tatapan yang rumit. Ia bilang, “Alwi, sekarang Nody masih belum sadar. Kalau kamu ingin menjenguknya, juga tidak boleh tidak memakai sandal kan.”

“Kalau begitu, aku harus bagaimana?” ujarku sedikit sedih. Terbatas oleh pintu, bahkan aku tidak bisa melihat bagaimana kondisi Nody. Apakah tubuhnya terluka? Apakah ia takut? Apakah ia bermimpi buruk? Apakah ia berharap aku menjenguknya? Aku tidak tahu semuanya...

Kimi berkata, “Sekarang ia ada kesadaran, jadi kamu harus bersihkan sendiri dan pakailah pakaian dan sepatunya, lalu makan dengan kenyang, setelah itu masuk ke dalam dengan kondisi yang baik. Beritahu kepadanya, kamu hidup dengan baik, kamu sedang menunggunya kembali sadar.”

Aku menundukkan kepalaku, air mata keluar lagi tanpa sadar. Aku tertawa pahit dan berkata, “Apakah Paman Kimi sedang khawatir kepada tubuhku? Aku baik-baik saja, sungguh...”

Kimi dengan serius berkata, “Aku tidak. Apa yang kukatakan itu benar. Kondisimu semakin baik, maka semangat ia untuk sadar akan semakin tinggi.”

Aku tidak membalasnya, saat ini terdengar suara yang begitu tenang dan kuat dari jauh. “Nak, turuti kata-kata Paman Kimi. Apalagi kamu harus percaya, kalau sahabatmu sudah melewati kesulitan ini, maka ia pasti akan kembali sadar. Semuanya akan membaik, karena ia ingin lanjut hidup, memiliki keinginan hidup yang mengejutkan.”

Suara ini sungguh hangat, aku juga tidak tahu apa alasannya, hanya saja kata-katanya langsung menyentuh hatiku, seperti sinar dalam musim dingin. Aku mengalihkan pandanganku kearah suara itu berada dan hanya menemukan seorang lelaki dengan tubuh yang kekah berdiri disana. Ia memakai topeng organisasi pembalasan dendam huruf V. Dari topeng, aku hanya bisa melihat matanya yang dalam, seperti memiliki kemampuan yang bisa membuat orang kembali tenang.

Ia memakai jas besar dan pelan-pelan mendekatiku. Auranya begitu kuat hingga aku lupa untuk berbicara.

Padahal ini adalah pertama kali kita bertemu, tapi hal yang aneh adalah aku tiba-tiba merasakan keramahan dan sesuatu yang familiar.

Saat ini Kimi dan kedua pengawal di depan pintu memanggilnya dengan hormat, “Bos.”

Aku menatapnya terkejut, tak sangka ia adalah Bos yang sering dibicarakan mereka. Aku segera memanggil juga. “Paman, aku tak sangka kamu datang!”

Awalnya aku juga ingin memangginya ‘bos’ juga, tapi juga terasa aneh, seperti tidak menghormatinya, tidak sopan. Meskipun aku mengerti kata ‘bos’ ini tidak mewakili tingkat, melainkan status dan posisinya, tapi ia adalah sahabat Ayahku, jadi aku ingin memanggilnya ‘paman’.

Aku tidak dapat melihat ekspresinya dari topengnya, tapi tatapan yang ia berikan kepadaku sepertinya kurang bahagia. Ini membuatku sedikit ketakutan, meskipun aku juga tidak tahu mengapa aku merasa seperti itu.

Hanya saja dengan cepat, tatapan matanya kembali senang. Ia berkata, “Aku sangat senang kamu selalu mengingatku.”

Aku sibuk berkata, “Paman begitu begitu baik kepadaku dan Ayahku. Bagiku, Anda adalah orang baik yang telah membantuku, aku tidak akan mudah melupakannya.”

Ia berkata, “Kalau begitu, aku juga sedikit penting bagimu kan?”

Aku membalasnya, “Tentu.”

“Kalau begitu, aku sekarang menyuruh kamu pergi makan dulu, baik?” ujar Bos itu.

Suaranya terdengar berat, tapi sangatlah lembut, membuatku merasa hangat. Aku terdiam sesaat dan mengangguk. Aku berkata, “Iya, aku akan mematuhi perintah Paman.”

Bos mendengar ini, lalu mendekatiku dan mengelus kepalaku pelan, bagai seorang Ayah mengelus kepala anaknya. Ia berkata, “Pintar kamu, nak.”

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu