Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 393 Kecurigaannya

Julian Wang pun mati begitu saja. aku rasa dia sendiri tidak pernah menyangka kalau dirinya akan mati dengan cara seperti itu? dan juga dia juga mati didalam tangan seorang musuhnya yang sangat dipandang rendah olehnya.

aku segera kabur karena aku khawatir kalau Claura mengejarku. namun ketika aku bersiap siap untuk kabur, kelopak mata sebelah kananku seketika berdenyut dan aku mendengar suara sirene. aku langsung mengangkat kedua tanganku dan berlutut diatas tanah sambil memeragakan gerakan menyarah.

dalam waktu yang cepat, sebuah senapan mendarat di kepalaku dan terdengar sebuah suara yang tidak asing berkata :" nama, jabatan."

tidak lama kemudian, terdengarlah suara Jessi dan aku merasa diriku seperti sedang bermimpi. aku seketika tidak tahu harus berkata apa dan dia pun berkata :" berbicaralah."

" dia adalah musuh Julian Wang. aku tidak tahu apa apa lagi selain itu." kataku dengan suara yang datar. meskipun aku sudah tahu kalau dia tidak mungkin bisa mengenali suaraku yang sudah berubah ini, namun tetap terdapat sedikit pengharapan didalam diriku.

Jessi tidak berbicara dan Govy pun pergi untuk melihat mayat Julian sambil berkata :" dia sudah tewas. jika dilihat dari goresan pisau ini, kemampuan orang itu tidaklah lemah."

'orang itu' yang dikatakan oleh Govy itu pastilah sedang menuduhku.

aku tidak berbicara dan Jessi pun berkata dengan cuek :" kami sudah melihat semua kelakuanmu tadi. kamu dan dia kelihatannya bukan seperti musuh pada ummumnya. kalian kelihatan seperti bertengkar didalam sebuah sarang yang sama. tadinya kamu mengarahkan senapan kearah kami pastilah hanya untuk mendapat kepercayaan darinya. kamu pun menyerangnya ketika dia tidak melakukan persiapan apapun kan? kamu sangatllah lihai"

Jessi sangatlah cerdas. dia langsung mengetahui rencanaku. namun aku tidak heran akan hal itu. salah satu masalahnya sekarang adalah dia merasa kalau aku dan Julian Wang memiliki hubungan. dia ingin mencari tahu orang dibalik Julian Wang ini melalui aku. dengan begini, aku sangatlah sulit untuk menghindari masalah ini lagi."

ketika berpikir, Jessi kembali berkata :" katakanlah. apa sebenarnya hubunganmu dengannya? siapa kalian? siapa orang dibalik kalian? kalau kamu masih ingin hidup, katakanlah sejujurnya padaku."

ternyata Jessi memanglah meragukanku. otakku pun berputar dan aku berkata :" petugas wanita yang terhormat, apakah kamu sedang mengancamku? ini sepertinya bukanlah cara yang sopan kan? dan juga apakah kamu yakin kalau kamu memiliki hak untuk mengintrogasiku? bukankah sekarang kamu sedang bertindak diluar wewenang?"

Jessi tidak berbicara dan Govy menatapku dengan pandangan yang aneh lalu memborgol kedua tanganku. dia menyuruhku untuk membalikkan badanku, hatiku pun mulai tidak tenang.

aku perlahan membalikkan badanku dan aku mendaratkan pandanganku pada wajah Jessi. aku pun berusaha agar pandanganku tidak terlihat begitu garang.

Jessi kelihatannya sangatlah santai, mungkin karena dia telah selesai menyelesaikan pekerjaannya. rambutnya yang panjang dan hitam mengkilap itu pun digerainya. dia menyelipkan sebagian rambut pada bagian belakang telinganya dan menyebarkannya pada dadanya. didalam auranya yang dingin itu terdapat aura keharmonisan.kedua aura itu bergabung menjadi satu dan menghasilkan sebuah aura baru yang berbeda. itu membuatku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya.

Jessi dan Govy pun terkejut ketika melihat wajahku. Jessi lalu menatapku dengan seram, sepertinya tidak begitu puas pada kelakuanku. aku khawatir kalau pemikiranku tertebak olehnya dan aku pun langsung menundukkan kepalaku.

disaat ini, Jessi malah memasang pandangan yang aneh dan memandangku dengan penuh curiga. dia memandang sebagian wajahku yang tidak terluka itu dengan teliti. kelopak mata, hidung dan mulut pada wajahku terdapat bekas luka bakar dan aku pun tidak begitu khawatir bisa dikenali olehnya. meskipun begitu, aku pun tetap merasa ketakutan ketika menatap mata Jessi. aku khawatir kalau diriku dikenali olehnya. namun aku juga berharap dia bisa mengenaliku. perasaan yang bercampur aduk ini membuat diriku merasa panik.

disaat ini, Govy pun bertanya :" bagaimana?"

dia bukan sedang bertanya kepadaku melainkan bertanya pada Jessi. anehnya, caranya berbicara kepada Jessi sangatlah sopan dan terlihat seperti seorang bawahan yang sedang berbicara pada atasannya.

Jessi pun berkata dengan cuek :" lepaskan dia."

aku merasa lega mendegar ini. kekecewaan pun menghampiriku karena dia tidak mengenaliku. meskipun dulunya kami saling mencintai dan dulunya kami saling mengenali satu sama lain, namun dia tetap saja tidak mengenaliku sekarang. aku pun berpikir ada hal apa yang lebih sedih dibandingkan dengan kedua orang yang pernah saling mencintai dengan dalam dan sekarang tidak lagi mengenali satu sama lain.

Govy pun merasa sedikit curiga dan berkata :" kenapa bocah ini begitu sombong sebelum membalikkan wajahnya dan berubah setelah menatap wajahmu?"

aku pun merasa tingkahku sedikit aneh. aku lalu berkata :" siapa yang tidak malu ketika melihat gadis cantik?"

Govy tidak berbicara. aku tahu meskipun dia terlihat kasar, namun dia sangatlah bijaksana. perkataannya kepada Jessi tadi bukanlah bermaksud untuk mengolok olokkannya, melainkan untuk memberi aba aba padanya kalau aku sangatlah aneh. sekarang dia sudah tidak berbicara lagi. aku tidak tahu apakah dia telah percaya padaku atau sedang mencurigaiku.

kedua orang cerdas itu terus menatapku dan aku merasa terancam karena tatapan mereka itu. jujur saja aku merasa hatiku sudah hampir copot. aku menarik nafas yang dalam lalu menetralkan perasaanku. aku menatap mata Jessi dan bertanya :" gadis cantik, kenapa kamu terus menatapku? apakah kamu jatuh cinta padaku?"

Jessi pun menjawabku dengan cuek :" minggir!"

aku tidak merasakan apapun ketika diusir oleh orang yang dicintai. aku malah tertawa sambil berkata :" terimakasih ya. dan juga akulah yang membantu kalian untuk menewaskan orang ini. bisa dibilang aku telah membantu kalian kan? bukankah seharusnya kalian...."

aku belum menyelesaikan perkataanku dan Jessi langsung memotong pembicaraanku :" tenang saja, kami tidak akan menyebarluaskan hal ini. namun sebaiknya kami tidak lagi mendapatkan keburukanmu. kalau tidak kamu pasti hajap!"

aku tahu Jessi mengantarku pulang bukanlah hal yang biasa. dia sudah menatapku dari tadi dan itu juga merupakan tujuanku. aku pun berkata :"aku sangat bangga bisa diperhatikan olehmu."

setelah mengatakan itu, aku melirik kearah Govy dan pergi dari sini. aku pun berjalan dengan cepat dan sampai disebuah batu besar. aku pun bersembunyi diantara batu itu lalu menahan nafasku. aku pun menetralkan suasana hatiku lalu menganggap diriku adalah sebuah batu dan sebuah rumput. aku berusaha memejamkan mataku. disaat ini, aku mendengar Jessi dan Govy yang sedang berbicara, Govy berkata :" kenapa bocah itu memberikan sebuah rasa yang tidak asing bagiku? dia sangatlah mirip dengan Alwi."

Jessi tidak berbicara dan disaat ini hatiku berdegup kencang.

disaat ini Jessi pun berkaya :" apakah Alwi itu masih seperti Alwiku?"

tubuhku seketika bergetar mendengar ini. aku pun menutup mulutku menggunakan tangan dengan erat dan satu tangan lainnya memegang batu dengan erat. tanganku pun berdarah karena bergesekan dengan batu, mungkin aku menggunakan tenaga yang terlalu kuat. ternyata Jessi sudah merasa kalau Alwi itu sangatlah aneh. aku juga tahu Jessi pasti akan merasakan perbedaan diantara kami.

Govy lalu berkata dengan datar :" aku sudah mendengar kabar tentang Alwi beberapa bulan terakhir ini. dia membunuh dengan tegas dan berurusan dengan para penghianat itu dengan tanpa henti. dia bahkan lebih gampang mencurigai orang lain. bahkan dia juga mencurigai Nody. meskipun teliti merupakan hal yang baik, namun tingkahnya itu telah melukai hati Nody dan Sulistio.

mendengar ini, hatiku mulai bergejolak. ternyata kembaranku itu juga melukai kedua teman baikku.

Jessi terdiam dan Govy pun menasehatinya :" tidak usah berpikir terlalu banyak, didalam waktu yang singkat ini dia bisa mendapatkan hampir setengah dari kekuasaan dikota hangzhou ini dan juga menjadi orang terhormat di kota NanJin. dia sangatlah muda dan itu merupakan hal yang biasa jika dia menjadi sombong atas prestasinya itu. dia akan kembali kejalan yang benar jika kamu menuntunnya."

Jessi pun menghela nafas sambil berkata :" kamu tidak mengerti, aku merasa kalau dia telah berubah menjadi seseorang yang berbeda. dulunya dia merupakan orang yang susah mengambil keputusan dan dia penuh kasih sayang. itu juga merupakan salah satu penyebab dirinya menjadi emosional. namun aku suka pada ketidaksempurnaan dirinya. aku suka pada dirinya yang tidak pernah lupa pada niatnya kemanapun dia pergi. aku suka menuntunnya untuk semakin berkembang. namun sekarang diseperti sebuah produk yang sudah istimewa. aku seketika merasa kalau dia tidak lagi membutuhkanku dan dia juga tidak lagi membutuhkan temannya yang sehidup semati itu. dia hanya membutuhkan orang yang menguntungkan baginya saja."

" namun, dia tetaplah merupakan Alwi kan?" kata Govy dan beberapa saat kemudian dia kembali berkata :" hampir semua orang bisa berubah dan tidak ada satupun orang yang bisa tetap mengingat niat awalnya."

" aku rasa dia berbeda dengan yang lain." kata Jessi.

aku bisa merasakan kekecewaan dari gayanya berbicara. disaat ini, aku sangat ingin berlari kearahnya dan berkata kalau akulah Alwi. aku tidak pernah berubah, hanya saja ketika aku terpikir akan wajahku dan identitasku sekarang, aku hanya bisa menahan ini semua dan berkata pada diriku sendiri untuk menunggu dan suatu hari nanti, kami pasti akan berjumpa kembali.

aku mendengar suara yang tidak jauh dari kami dan aku tetap waspada akan itu. aku berpikir kalau aku sudah meninggalkan kelompok kecil kami selama beberapa saat dan Claura pasti akan mengejarku. aku sangat ingin kabur dari sini, namun ketika aku membalikkan badanku, Claura sudah tidak jauh dariku. melihat pandangannya yang penuh waspada itu, dia pasti berpikir kalau telah terjadi sesuatu pada diriku.

aku mengangkat jari telunjuk ku kearahnya dan mengaba abakan kepadanya untuk tidak berbicara dan mundur dari sana. dia mengerutkan keningnya dan langsung mendekatiku. kami berdua pun pergi ke ujung gunung, ketika sampai dibawah sebuah bendera yang ada digunung, aku pun berkata :" masalah mulai datang dan Julian telah tewas."

setelah aku mengatakan itu, aku pun memandang kearah anggota kelompoku. keenam orang itu mulai menuruni gunung dan anehnya mereka tidak memandang kami dan fokus untuk menuju kearah belakang gunung. melihat kepanikan mereka, sepertinya mereka ingin pergi mencari Govy. apakah mereka merupakan bawahan Govy? kalau begitu, ini sangatlah menarik. mereka merupakan bawahan Govy dan dipimpin oleh Julian. bagaimana mungkin mereka tidak saling kenal? apakah para anggota itu tidak dilatih secara terbuka?

ketika aku sedang berpikir, Claura pun berkata :" apa yang terjadi? kenapa dia bisa tewas?"

aku berpura pura sedih dan berkata :" aku tidak tahu apa yang terjadi. awalnya aku mencarinya hanya ingin meluruskan masalah kami. namun aku hanya menemukan tiga orang mayat diatas gunung dan aku juga mendengar suara tembakan senapan. akhirnya aku pun menemukan Julian yang telah terluka. ada dua orang penembak yang lihai sedang mengejarnya. aku ingin membantunya dan aku pun menggunakan amunisi kosong untuk mengalihkan perhatian mereka. namun aku pun tertangkap oleh mereka dan melihat Julian diserang oleh salah satu dari mereka. dia pun langsung tewas ditempat.

setelah mengatakan ini, aku kembali berkata dengan rasa bersalah :" semua ini harus salahkan aku. meskipun aku membenci bocah itu, namun kematiannya disini akan cukup mereporkan bagi ayah angkatku."

Claura mengerutkan keningnya sambil berkata :" aku tidak menyangka ada orang yang ingin membunuh Julian. identitasnya tidaklah biasa, jika ingin membunuhnya, pihak lawan pastilah memiliki identitas yang tidak beda jauh darinya. oh iya, kenapa mereka melepasmu?"

dia menatapku dengan pandangan yang penuh curiga setelah mengatakan itu.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu