Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 789 Membuat masalah (2)

Ketika aku selesai menyanyikan kalimat terakhir, aku melihat seluruh bar terjatuh dalam keheningan, dan tidak tahu kapan diluar juga berdatangan banyak orang, semua orang menatapku dengan tatapan yang tidak percaya, tetapi tidak ada seorang pun yang bertepuk tangan untukku.

Keringat dingin didahiku, meskipun aku tahu bahwa semua orang terpesona dengan nyanyianku, tetapi jika tidak bertepuk tangan, aku akan kehilangan muka.

Memikirkan sampai disini, aku tersenyum canggung lalu berkata: “Semuanya, bertepuk tanganlah.”

Perkataanku sepertinya membuat sadar mereka, setelah beberapa saat, tidak peduli diluar atau didalam bar, semuanya terdengar suara tepuk tangan.

Aku tersenyum lalu berkata: “Terima kasih atas dukungannya.”

Selesai mengatakan, aku melihat Ariel yang raut wajahnya menggelap, lalu berkata: “Ariel, bagaimana dengan lagu ku ini?”

Ariel mendengus, lalu berkata: “Selain suaramu yang sedikit bagus, poin mana darimu yang lebih hebat dariku?”

Bang Ricky dari samping melanjutkan: “Ya, aku mendengar nyanyianmu tidak sebagus nyayian Ariel, hei, kamu sudah kalah.”

Mungkin Bang Ricky benar-benar adalah orang yang kejam dilingkungan itu, jadi ketika dia mengatakan itu, bahkan jika semua orang mengetahui bahwa yang dikatakannya adalah salah, dan mengetahui bahwa nyanyianku lebih bagus daripada Ariel, mereka juga tidak berani mengatakan sepatah katapun.

Bang Ricky melihat semua orang tidak berani berbicara, memandangiku dengan puas, lalu bertanya: “Apakah sudah melihatnya? Semua orang tidak keberatan, jadi, pertandingan ini kamu kalah.”

Bang Ricky sambil berkata, dengan semangat akan menarik tangan Jessi, dan mulutnya masih dengan cabul berkata: “Nona cantik ini, jika kalah maka kamu akan pergi denganku, ini yang kamu janjikan padaku, harus memegang janjimu, sekarang……ayo pergi bersamaku.”

Aku sedikit menyipitkan mata, lalu berdiri diam disana, karena aku tahu bahwa Jessi memiliki kemampuan untuk menghadapi pria gemuk yang cabul ini.

Dan benar, ketika tangan Bang Ricky belum menyentuh tangan Jessi, dia dengan cepat menghindar ke samping, lalu dengan cepat mengambil pisau dan garpu dimeja dengan tangan lain, dan tanpa ragu-ragu menusuk pisau dan garpu itu ke tangan Bang Ricky, dan langsung memakukan tangannya diatas meja.

Saat ini, semua orang tertegun, seluruh bar menjadi hening dan hanya tersisa teriakan kesakitan Bang Ricky. Saat ini, pandangan semua orang terhadap Jessi langsung berubah, orang-orang yang tadi mengejeknya, meremehkannya, dan mengatakan bahwa dia adalah penggali emas pria, semuanya duduk disana dengan cemas, seolah-olah khawatir bahwa Jessi akan memberi mereka pelajaran.

Bawahan Bang Ricky baru bereaksi, satu per satu datang dengan marah, dan ingin berurusan dengan Jessi, dan Bang Ricky memaki, mengucapkan semua kata-kata kotor, aku tiba-tiba marah, dan langsung melempar mikrofon itu.

Mikrofon itu terbang seperti belati, dan melewati bawahannya Bang Ricky kemudian ke hadapan Bang Ricky, lalu dengan tepat masuk ke dalam mulutnya yang telah memaki kata kotor sepanjang waktu. Melihat dia tidak bisa berbicara, sangat jelas bahwa dia sudah tersedak.

Dia dengan menderita ingin mengeluarkan mikrofon itu, tetapi kepala mikrofon seperti bola lampu, yang tersangkut dimulutnya dan tidak ada kemungkinan untuk menariknya keluar, dia menangis tanpa air mata, aku berkata dengan datar: “Dunia akhirnya bersih, siapa yang berani selangkah mendekati tunanganku, aku tidak bisa menjamin benda apa yang akan dimasukkan ke mulutnya, mungkin adalah sepatu, mungkin kaos kaki, atau mungkin juga sebuah pisau.”

Mendengarkan perkataanku, bawahan Bang Ricky tidak berani bergerak, Bang Ricky yang kesakitan sampai air matanya sudah hampir mengalir keluar.

Aku dengan perlahan turun dari panggung, dan semua orang dengan segera mundur. Aku dengan santai mendatangi Bang Ricky, lalu berkata: “Sangat menderita, kan?”

Bang Ricky menganggukan kepala, aku berkata: “Apakah kamu ingin tahu bagaimana mengeluarkannya dari mulutmu?”

Bang Ricky mengangguk dengan keras, seperti seekor ayam yang sedang mematuk nasi.

Aku menarik kursi ke belakang, dan duduk diatasnya, lalu berkata: “Tetapi aku tidak akan memberitahumu.”

Bang Ricky: “……”

Aku tertawa keras, lalu berkata: “Kamu boleh memanggil ambulans.”

Begitu Bang Ricky mendengarnya, tatapan matanya menjadi cerah, lalu dengan segera memberi isyarat kepada bawahannya untuk menelefon, mungkin selain menelefon rumah sakit, orang-orang ini juga akan menelefon kantor polisi.

Memikirkan hal ini, aku melihat sekilas Jessi, dan ternyata Jessi juga sedang melihatku, kemudian ketika bawahan Bang Ricky keluar menelefon, Jessi baru dengan perlahan berkata: “Sebenarnya walaupun kamu menelefon ke rumah sakit juga tidak ada gunanya, selama aku tidak menyetujuinya, tidak ada rumah sakit di Beijing yang bersedia mengobatimu.”

Mendengar perkataan ini, Bang Ricky hampir terjatuh, aku pikir bahkan jika dia adalah orang bodoh, juga pasti dapat mengerti bahwa Jessi sama sekali bukanlah wanita biasa, setidaknya bukan orang seperti dia yang bisa menyinggung perasaannya.

Aku tertawa, disaat menyiksa orang, istriku benar-benar sangat sama persis denganku.

Pada saat ini, pemilik bar bergegas kemari dan dengan hormat berkata: “Tenanglah, jangan marah, ini adalah kompetisi yang biasa saja, sebuah pertandingan kecil, kalian berdua tidak perlu begitu mempermasalahkannya, iyakan?”

Pemilik bar sambil berkata sambil menyeka keringat dingin didahinya, sepasang matanya diam-diam dan takut melihatku, seperti sangat takut bahwa aku akan segera marah. Aku dengan segera mengerti, dia sepertinya sudah mengetahui identitasku, dan karena bisa menebak identitasku maka juga bisa menebak identitas Jessi, dan pantes saja sikapnya tiba-tiba berubah 180 derajat.

Aku berkata dengan datar: “Maksudmu, saat ini kami sedang ‘mempermasalahkannya’ karena sebuah masalah kecil?”

Perkataan ini membuat wajah pemilik bar memucat, dan dengan terburu-buru berkata: “Aku tidak bermaksud begitu, bukan maksud seperti itu. Aku hanya berharap kalian tidak membuat masalah kecil menjadi besar, dan tidak berharap mempengaruhi suasana hati kalian karena orang-orang ini.”

Aku tersenyum dingin dan berkata: “Orang-orang ini yang memintanya.”

Dia berkata dengan sanjungan diwajahnya: “Benar benar benar, mereka yang memintanya sendiri. Tuan Alwi, Anda juga hanya mengajari sedikit pelajaran untuk mereka, siapa yang menyuruh mereka tidak menghargainya, benarkan?”

Manajer Bar ini sangat pandai berbicara, dan sikapnya begitu hormat terhadap aku dan Jessi, raut wajah orang sekitar langsung berubah, semuanya melihat kami dan berbisik sesuatu.

Bang Ricky memelototi pemilik bar dengan marah, seolah-olah ingin memakannya, dan raut wajahnya semakin lama semakin jelek, aku pikir jika tidak mengeluarkan benda dimulutnya, dia akan segera pergi berjumpa dengan malaikat pencabut nyawa.

Memikirkan ini, aku tersenyum kepada Bang Ricky lalu berkata: “Bang Ricky, apakah mulutmu nyaman?”

Bang Ricky menatapku dengan kesakitan, lalu aku bertanya: “Tadi pertandingan menyanyiku dengan Ariel, siapa yang menang?”

Bang Ricky tidak berbicara, orang-orang dibar berteriak: “Tentu saja kamu yang menang.”

“Ya, orang bodoh pun bisa mendengar bahwa lagumu lebih enak didengar daripada Ariel.”

“Pasti kamu yang menang.”

Mendengar perkataan ini, aku berbalik dan melihat Ariel yang tidak jauh disana, wajahnya sudah memerah karena perkataan para tamu, matanya penuh dengan malu. Sebelumnya, dia dengan percaya diri mengatakan bahwa dia pasti menang, dan masih meremehkanku dan para penyanyi profesional itu, sekarang dia tertampar dengan keras, seharusnya hatinya sangat sengsara.

Aku mengabaikannya, lalu melihat Bang Ricky dan dengan perlahan bertanya: “Bagaimana menurutmu?”

Bang Ricky menunjuk aku, artinya sangat jelas bahwa tadi aku yang menang.

Aku tersenyum lalu berkata: “Begini baru benar.”

Sambil berkata aku bangkit, lalu mengangkat tangan dan dengan cepat menekan dagu Bang Ricky kemudian mengeluarkan mikrofon itu, dan setelah aku mengeluarkannya, sekelompok orang tiba-tiba berdatangan, itu adalah pemuda yang tadinya mengatakan akan pergi keluar untuk menelefon.

Tidak disangka pemuda itu lumayan pintar, begitu keluar langsung mencari begitu banyak penyelemat.

Orang-orang disekitar mulai memandang kami dengan simpati, dalam sesaat mereka sepertinya lupa bahwa kami adalah orang yang berstatus.

Pemuda itu berkata kepada seorang pria paruh baya: “Paman Wu, itu mereka! Cepat tangkap mereka!”

Pria paruh baya itu segera berteriak seperti seekor anjing: “Pergi tangkap kedua orang itu.”

Jessi berkata dengan dingin: “Aku lihat siapa yang berani?”

Setelah selesai berbicara, dia mengeluarkan sesuatu yang seperti kartu dari sakunya, lalu langsung melemparkannya ke kaki pria paruh baya itu, pria itu dengan tidak senang mengambilnya lalu melihatnya, hanya saja, dengan cepat ekspresinya dari tidak senang menjadi ketakutan.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu