Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 438 Ujian Telah Tiba

Claura malah memberikan selamat kepadaku atas keberhasilan misi pertamaku. Ucapannya seketika membuatku bingung, sehingga aku seketika mengirim pesan singkat kepadanya untuk menanyakan maksud ucapannya. Teringat Kepala Staf ingin melukaiku, jadi tidak dapat dipungkiri rasa curiga kepada mereka, sehingga orang itu begitu kesal kepadaku.

Claura membalas pesan singkatku dengan cepat. Aku membacanya teliti dan mengerti jalan cerita masalah tersebut. Ternyata Kepala Staf adalah sahabat dari ‘Alwi’ palsu. Lebih jelas lagi, ia ‘berteman’ denganku. Tapi ia demi membalas dendam untuk ‘Alwi’ palsu, ia ingin melawanku secara diam. Ia langsung mengeluarkanku dari tim, agar Ricardo mereka kecewa kepadaku, lalu menjadikan diriku sebagai orang buangan.

Sayangnya apa yang ia rencanakan, ketahuan oleh atasan. Tapi atasan sama sekali tidak mencegahnya untuk melakukannya. Atasan menggunakan kesempatan kali ini, untuk mengawasi diriku, apakah bisa menemukan rencana licik milik Kepala Staf. Kalau aku bisa, berarti diriku bisa menetap didalam tim. Kalau aku tidak bisa, maka mereka akan memanggil orang untuk membantuku.

Membaca pesan singkat itu, aku seketika merasa kasihan kepada Kepala Staf. Ia mengira kalau diriku kalah dalam ‘pertarungan’ ini, maka aku akan menjadi orang buangan, tapi ia tidka tahu bahwa Ricardo mereka sudah memutuskan untuk mengirimku ke Govy sana, jadi kalau aku benar-benar terkalahkan, juga tak masalah. Melainkan dirinya yang sering berhormat, lalu kehilangan pekerjaannya, kurasa posisinya di dalam tim seketika juga akan hilang. Kalau seperti ini, bukankah tim kehilangan seseorang mata-mata yang hebat?

Mengingat ini, aku mengirim lagi pesan singkat kepada Claura, bertanya kepadanya, apakah atasannya sudah memilih orang sebagai pengganti Kepala Staf. Claura membalas ‘Iya’.

Aku menarik nafas dan berpikir kemampuan orang-orang didalam tim ini cukup besar. Mereka bisa saja sebebas mungkin memasukkan mata-mata kedalam pasukan khusus, apalagi tokoh yang seperti Kepala Staf didalam pasukan berpuluh ribu orang.

Setelah mematikan telepon, aku segera menyembunyikannya dengan baik. Hatiku sedikit sesak. Aku berpikir lagi apakah kali ini Claura diperintah oleh mereka? Mereka menggunakan tanganku, untuk menurunkan Kepala Staf, lalu mengirim lagi orang yang lebih menurut perintah mereka. Tapi apa yang kuperoleh? Hanya sebuah kata ‘Selamat’. Orang-orang ini memang licik dan menganggapku sebagai orang bodoh.

Pagi hari esoknya, seperti biasa, aku bangun lebih satu jam lebih pagi untuk mulai latihan. Aku tak sangka saat aku keluar, Daniel mereka bertiga sudah menunggu didepan pintu. Tangan kita saling bertepuk dan bertemu. Daniel berkata, “Akhirnya masalah ini sudah berlalu. Coba kulihat masih ada orang yang berani menganggumu lagi atau tidak.”

Aku tertawa dan berkata, “Aku tidak peduli. Orang-orang yang tidak percaya kepadaku, juga tidak bisa mengatur kehidupanku. Jadi untuk apa aku harus peduli mereka? Yuk, kita pergi latihan.”

Kita berempat pergi berlatih. Setelah pelatihan satu jam berakhir, orang-orang mulai turun. Lalu aku melihat ada seseorang yang menempelkan dua lembar pengumuman ke papan pemberitahuan. Kita semua maju untuk melihatnya. Kedua lembar pengumuman ini memberitahu Hendrik akan dikeluarkan dari tim, serta memberitahu bahwa Kepala Staf akan dipindahkan ke tim biasa. Setelah semua orang melihat pengumumannya, mereka semua mengalihkan pandangan kearahku.

Aku dengan percaya diri pergi antri. Orang-orang yang bersikap sombong kepadaku dan yang kuhindari kemarin, hari ini mereka kembali tersenyum. Dan pasti ada orang-orang yang tahu malu, jadi tidak berani berbicara denganku.

Tiga hari kemudian, lomba yang dikatakan orang-orang itu mulai diadakan.

Pagi hari, kita sudah mulai berlatih untuk mengatur kondisi tubuh, agar saat kedatangan Govy, kita bisa menunjukkan kondisi yang terbaik dan menghadapi pilihan dan ulangan darinya dengan kemampuan diri yang baik.

Jam sembilan pagi, sepuluh orang yang terpilih disuruh keluar dan sisanya disuruh lanjut untuk berlatih. Kita menunggu kedatangan Govy di suatu lapangan kecil. Teringat bentar lagi akan bertemu dengan teman lama, hatiku sangat semangat. Aku takut diriku akan ketahuan karena aku terlalu semangat, sehingga aku menahan rasa tersebut.

Sepuluh menit lebih kemudian, mobil jeep khusus tentara datang ke hadapan kita. Mata semua orang menunjukkan kekaguman dan menantikan. Melihat temanku begitu tersambut, hatiku sangat senang. Aku benar-benar merindukan hari-hari dimana aku dilatih olehnya.

Saat aku tenggelam dalam pikiranku, orang itu lompat turun dari mobil. Orang itu memakai pakaian tentara, postur tubuhnya yang kekar dan berdiri disana, seperti sebah gunung yang berdiri dihadapan kita. Orang itu mengeluarkan aura yang menakutkan. Tentara yang menakutkan ini adalah Govy.

Govy berdiri disana. Tatapan matanya menyapu kita semua dengan dingin. Ia yang sekarang amat berbeda dari dirinya yang kukenali. Ia lebih menakutkan dan tegas sekarang. Auranya semakin membuat orang semakin takut. Aku selalu berpikir ia harus membunuh berapa orang, agar memiliki aura menakutkan sepertinya?

Komando disamping berteriak, “Semuanya! Siap! Hormat! Gerak!”

Kita semua segera membenarkan posisi kita dan berhormat kepada Govy. “Pagi, Pak Govy!”

Govy mengangguk. Komando membiarkan kita menurunkan tangan dan berdiri tegak, lalu Kader langsung berjalan kesamping Govy sambil tersenyum. “Govy, tim kita kali ini memiliki banyak anak yang baik. Aku bisa memastikan kamu tidak akan pulang sendiridengan tangan kosong.”

Govy berkata dengan cuek. “Bisa atau tidak, aku harus melatihnya terlebih dahulu.”

Govy yang sedang bekerja, sangat berkharisma, bahkan lelaki sejati yang seperti diriku hampir saja jatuh cinta kepadanya.

Saat aku sedang berpikir, aku dapat merasakan didalam mobil sana ada yang sedang melirikku. Aku melihat kearah sana, tapi hanya mendapatkan sebuah topi tentara. Tak lama kemudian, seseorang turun dari mobil.

Aku dengan penasaran memandang kesana. Ia mengelilingi mobil beberapa langkah, lalu maju dihadapan kita. Seketika semua orang melotot dan terbengong. Sedangkan hatiku menjadi bahagia setelah terkejut sesaat.

Wanita yang dihadapanku dengan pakaian tentaranya, berkelas dan keren, apalagi dirinya sangat cantik, bagai bungai teratai di puncak, bagai bunga prem di musim dingin, bagai burung di langit, bagai bunga kemboja di alam manusia. Kemunculannya membuat semua orang maupun Govy terkejut. Seketika dunia ini hanya tersisa ia yang berdiri disana.

Wanita ini adalah wanita yang setiap saat kurindukan, Jessi.

Jessi, mengirim Jessi.

Ia selalu muncul saat aku menantikan, bagai arang di musim dingin, bagai rintik hujan di musim panas, bagai langit di musim gugur, bagai angin hangat di musim semi.

Aku terus menatap Jessi, sedangkan ia menatap balik diriku sekilas, lalu aku mengalihkan pandanganku. Namun Govy terbatuk dengan tidak puas, sehingga semua orang bisa mengalihkan pandangan mereka kepada Jessi.

Govy berkata, “Kalian bersepuluh adalah pasukan khusus yang terbaik didalam tim?”

Kita membalas bersama-sama. “Iya.”

“Kalau begitu, hari ini tunjukkan kemampuan kalian kepadaku. Kalian semua dengar baik-baik. Aku mengadakan tiga lomba untuk kalian. Pertama tes kemampuan tubuh, kedua tes bertarung dan terakhir itu tes penembakan. Kriteria lomba ditentukan oleh diriku, apakah kalian memiliki pendapat lain?”

“Tidak ada!”

Kita membalas bersama, mungkin dikarenakan ada Jessi yang cantik, jadi kurasa semangat semua orang seketika meningkat. Aku selalu terpikir, bagaimana kalau mereka semua tahu kalau Jessi akan menikah denganku, apakah mereka akan membunuhku? Mengingat ini, aku tidak tahan tersenyum bodoh.

Saat tersenyum, seketika semua orang memandang kearahku, sehingga aku merasa canggung. Padahal bisa mengatur perasaanku, tapi siapa sangka setelah melihat Jessi, kedewasaanku hilang begitu saja. Jessi tersenyum sambil memandangku. Sudut bibirnya terangkat, begitupula dengan matanya yang membentuk dan menunjukkan rasa bahagia.

Wajahku seketika memerah. Govy dengan dingin menatapku dan bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa?”

Aku membalas dengan tegas. “Maaf, Pak Govy. Mengingat bisa masuk ke dalam pasukan khusus milikmu, aku tidak dapat menahan rasa senang ini. Aku pernah dingin ceritamu, sehingga sangat kagum kepadamu. Melihat Pak Govy, aku tidak tahan tersenyum.”

Mendengar ucapanku, beberapa orang tertawa, mungkin mereka tahu aku sedang bercanda.

Govy berkata dengan tegas. “Kalian semua jangan tertawa!”

Seketika semuanya kembali tenang dan tidak berani menunjukkan ekspresi. Govy menunjuk diriku dan berkata, “Kamu majulah.”

“Baik!”

Aku berjalan maju satu langkah sambil menatap ke depan.

Govy pelan-pelan berkata. “Kamu percaya diri?”

“Lapor kepada Pak Govy, aku percaya diri.” ucapku dengan berteriak.

Saat ini, beberapa tim yang masih berlatih diperintah Kader untuk berhenti. Semua orang memandang kearahku, lalu aku mendengar Govy bertanya kepadaku. “Siapa namamu?”

Aku membalas, “Lapor, namaku Reino.”

Setelah mengatakan ini, aku melirik kearah Jessi. Kupikir Jessi akan terkejut, siapa sangka wajahnya masih saja datar. Mata kita saling berpandang. Aku baru meyadari bahwa ia sudah tahu wajahku sudah berubah. Mungkin ia tidak langsung turun dari mobil, karena melihat wajah asing milikku dari dalam mobil.

Govy mengangkat alisnya dan berkata, “Reino? Kamu tentara yang hebat bertarung itu?”

Aku sangat penasaran, apakah Govy tahu kalau aku Alwi?

”Aku sedang bertanya kepadamu!” Govy seketika berteriak kepadaku.

Aku tersadar dan membalasnya. “Lapor Pak Govy. Benar, Pak. Aku adalah tentara itu, meskipun aku adalah tentara biasa, tapi aku tidak buruk dibanding dengan yang lain. Kalau Pak Govy tidak percaya, kamu boleh mencoba untuk mengujiku.”

Mendengar diriku yang begitu percaya diri, semua orang menarik nafas dalam.

Govy tertawa kencang dan berbicara, “Kalau begitu coba tunjukkan. Ayo sini bertarung denganku. Kalau kamu bisa bertahan selama sepuluh detik dan tidak jatuh, aku akan menganggapmu lulus.”

Setelah itu, Govy melirik ke mereka. “Kalian juga sama.”

Sepuluh detik itu singkat, tapi waktu sesingkat itu cukup bagi Govy untuk mengalahkan pasangan lawannya yang payah.

Mendengar aku bertarung dengan Govy, semua orang menunjukkan kehebohannya. Tentara tidak takut bertarung akan perbedaan yang jauh. Sebaliknya, mereka suka bersaing dengan orang hebat, jadi tidak ada satupun yang takut, melainkan menantikan.

Tentunya aku juga seperti itu. Aku maju pelan-pelan ke hadapan Govy. “Mohon bantuannya, Pak Govy.”

Govy mengangguk dan berdiri tegak. Ia mengayunkan tangannya, agar aku memulaikannya. Aku menyimpan tenagaku dan merelaksasi tubuhku, lalu aku dengan cepat berlompat. Dengan kecepatan yang cukup cepat, aku langsung menyerang kearah Govy. Govy mengepalkan tangannya. Saat tanganku tertuju ke wajahnya, kedua tangannya sudah menuju ke kedua sisi pinggangku, tetapi aku tiba-tiba berhenti dan terbaring di permukaan lantai. Aku berputar di lantai seperti ular datang ke belakangnya. Aku menendangnya dengan kakiku, sedangkan ia seperti ada mata di punggungnya, sehingga dapat menghindari seranganku dengan cepat. Ia membungkuk tubuhnya, satu tangan ia gunakan untuk menahan tubuhnya, sedangkan satunya lagi dikepal dan ditujukan ke wajahku.

Nafasku seketika habis dan dengan cepat aku berlagak Taiji. Saat kepalan tangan miliknya tertuju kearahku, aku megatur seluruh tenagaku ke kedua tanganku. Kedua tanganku bertemu dengan kepalan tangannya, sehingga menghilangkan tenaga di kepalan tangannya. Meskipun tenaganya terhilang, tetapi tanganku juga sakit. Aku hiraukan rasa sakit pada tanganku dan berlompat, lalu tendang kearah dadanya. Seketika Govy tertendang jauh.

“Sepuluh detik telah lewat.”

Semua orang teriak dengan semangat.

Govy pastinya tahu dengan waktunya, jadi ia tidak lagi menyerangku saat ia berdiri.

Aku menghembuskan nafas dan bangun dari lantai. “Terima kasih atas kebaikanmu, Pak Govy.”

Govy mengangkat alisnya dan berkata, “Aku tidak bertindak baik kepadamu. Kamu memang hebat.”

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu