Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 223 Tugas

Awalnya aku hanya ingin “lepas dari hukuman”, agar tidak diusir keluar dari tim, siapa yang duga Letnan jendelar malah memberikanku kesempatan untuk membalas kebaikan negara, aku seketika tertegun, apa ini tandanya dia memberikanku sebuah tugas?

Saat aku masih berpikir, Jimmy Su sedikit gugup berkata: “Pak, ini....sepertinya kurang pantas? Alwi baru bergabung, membiarkan dia menjalankan tugas per orang, ini tidak cocok dengan peraturan, dan juga, dia belum tentu ada kemampuan itu, walaupun sekarang kemampuan bertarung jarak dekat dia tidak lemah, tapi kemampuan menembak, ketekunan, kesetiaan belum dilatih dengan baik.”

Letnan berdiri, dan berbicara dengan datar: “kesetiaan dan ketekunan? Dua hal ini perlu dilatih? Anak muda ini ada semangat dan kebenaran, ada semangat, tidak memperdulikan keuntungan kecil, bahkan dengan tulus melepasan jabatan wakil kapten, aku kenapa melihat dia pantas, dan juga, saat aku datang aku sudah mengecek anak muda ini, waktu dia menerima pelatihan diantara semua orang yang paling pendek, malah bisa menjatuhkan anggota inti di pasukan rajawali, kamu rasa ketekunannya kurang, pelatihan yang gila, ini melampaui bakat yang luar biasa, didalam waktu sesingkat ini dia bisa mendapatkan hasil yang begitu signifikan?”

Aku sedikit terkejut melihat Letnan, berpikir apa yang dimaksud adalah aku? Barusan bukankah dia terus meremehkan aku, kenapa sekarang malah mengangkatku hingga ke langit? Mungkin pandanganku sudah menghianati pikiranku, Letnan merasa sungkan dan batuk sebentar, lalu berkata: “mengenai kemampuan menembak.....alwi, kamu tidak pernah memegang pistol?”

Aku mengelus ngelus hidungku dan berkata: “Lapor pak, aku hanya pernah memegang senapan untuk berburu saat masih kecil.”

Tentu saja, aku berbohong, sebenarnya dua bulan ini, selain menerima pelatihan dari kakek, masih mendapatkan pelatihan menembak, yang bertanggung jawab mengajariku adalah paman body guard jessy. Kemampuan menembak paman body guard sangatlah hebat, bahkan seperti penembak yang andal, dan aku tidak tahu apa karena dari kecil sering berburu, atau ada bakat, bakat menembakku juga lumayan. Tapi semua ini aku tidak akan mengatakan keluar, mencegah Jimmy Su membuatku kesulitan lagi.

Jimmy su melihat ku dengan sedikit menghina, dan mengatakan: “Pak, tugas bukanlah sebuah permainan, tidak bisa menggunakan pistol adalah sebuah kelemahan yang fatal.”

Letnan berpura-pura khawatir mengatakan iya yah, Jimmy su saat itu mengatakan dia dapat menerima tugas, awalnya aku tidak begitu tertarik dengan tugas ini, tapi saat mendengar ucapan itu, seketika aku memiliki niat dan berkata: “siapa bilang aku tidak bisa menggunakan pistol? Senapan berburu juga pistol kan? Dan aku di penjual jalanan, memakai pistol menembak balon selalu kena sasaran.”

Selesai berbicara, beberapa orang tertawa, sampai Letnan tidak dapat menahan tawanya sambil menggelengkan kepala dan berkata: “sama kah?”

Aku cemberut, sengaja mengatakan apa yang tidak sama, aku tidak percaya, yang pernah menerima pelatihan bisa berbeda berapa jauh denganku.

Yang selalu ingin menghabisiku, Jimmy su yang menderita karena tidak ada cara seketika bersemangat, eksperesi nya seperti orang yang sangat andal, dan berkata: “alwi, kamu ini menghina prajurit, permainan kamu seperti ini, bagaimana bisa disamakan dengan teknik menembak prajurit? Saat kami belajar menembak, satu hari harus menembakkan 600 peluru, prajurit khusus bisa dua kali lipat lebih banyak, jangka waktu pistol yang dipakai tim kita hanya bertahan 5 hari.”

Aku sengaja berpura-pura kaget dan mengatakan: “hebat sekali?”

Jimmy su menganggukkan kepala, ekspresinya yang sombong, aku membantah dan berkata: “tapi aku merasa aku berbakat, bagaimana kalau kita bertanding? Tentu saja, aku tidak dapat memenangkan kamu, tapi setidaknya kamu harus membiarkan aku kalah dengan bukti ya?”

Semua melihatku dengan ekspresi yang tidak berdaya, Letnan tertawa terbahak-bahak dan berkata: “benar-benar pria yang jujur, begini saja, jimmy su, kamu biarkan dia melihat kemampuan menembak kalian.”

Jimmy su langsung memberi hormat, dan berkata: “Baik!”

Selesai berbicara, dia berbicara dengan anggota timnya: “tim Lie, pergi ke lapangan, hari ini kita berlatih menembak dengan target yang bergerak, biar Alwi lihat kemampuan kalian.”

Semua langsung bersemangat dan berkata: “Baik! Kapten!”

Jimmy su membawa semua orang menuju lapangan, Letnan memanggilku, sepertinya ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

Aku berdiri di belakang Letnan, langkah demi langkah aku mengikuti dia, dia berkata: “Alwi, dihatimu ada kebencian tidak?”

Aku tahu yang dimaksudkan dia adalah perlakuan Jimmy Su kepadaku, mengangkat angat bahu dan berkata: “dibilang tidak benci itu bohong, lagian dia adalah kapten, sepertinya tugas dipundaknya lebih berat dibanding kami kan? Kalau seorang anggota dia tidak bisa menerima, atas dasar apa dia pantas duduk diposisi kapten? Benar, kemampuan dia sangat kuat, tapi siapa yang bilang kemampuan paling kuat, pantas duduk di posisi ini? Sekarang bukan jaman dimana dunia kacau dan ada pahlawan yang keluar, Tiongkok kita, yang diperhatikan bukanlah orang yang hebat dalam bertarung, tapi karakter dan kemampuan yang diperhatikan. Tapi balik-balik lagi, asalkan dia tidak benar-benar ingin mencelakaiku, aku bisa buka sebelah mata dan tutup sebelah mata, demi tim, demi harmonis.”

Mendengar ucapanku, Letnan menaikkan ibu jarinya padaku, dan berkata: “anak muda, masih muda sudah memiliki wawasan, dan mengerti berat ringan, bagus bagus. Tapi aku bisa memberitahu mu dengan jelas, Jimmy su harus duduk diposisi ini, jadi kamu harus bertahan sedikit keluhan ini. Nanti, aku akan berbicara dengan Jimmy su, jangan mempersulit kamu lagi.”

Aku tertawa dengan terpaksa, dan berkata: “teima kasih banyak atas niat baik Letnan, tapi tidak apa-apa, bukan hal yang besar juga, tidak perlu khusus diberitahu.”

Letnan menganggukkan kepala, memujiku: “bagus anak muda, ada sopan santun.”

Selesai berbicara, dia melihat Jimmy su dan yang lain, dengan pelan menanyakanku benar-benar tidak pernah berlatih menembak? Aku tahu berpura-pura didepannya tidak baik, dan berkata: “Lapor pak, tentu saja tidak, kalau tidak aku mana berani melawan kapten Su?”

Letnan tidak marah, malah menepuk pundakku dan berkata: “anak muda, ayo jalan!”

Aku berjalan di belakang Letnan , terlihat sangat tenang, sebenarnya tangan, hati dan kepalaku sudah keluar keringat, sebenarnya aku tadi takut kalau Letnan tidak puas karena aku mempermainkannya, tapi kalau berbohong, nanti ketahuan olehnya, dia akan lebih tidak puas padaku. Apalagi dia begitu mudah memberikanku tugas, bukankah sedikit ceroboh?

Jadi, aku percaya dia pasti sudah dari awal ingin memberikanku tugas, sedangkan dia dari keluar tadi sampai sekarang sedang berakting, pertama dia ingin menguji diriku, dia ingin melihat apa aku pantas “mengemban” tugas, kedua agar tidak membuat Jimmy su curiga.

Maka dari itu aku menggunakan cara ini, karena aku melihat tingkah Jimmy su, sepertinya ingin mengemban tugas ini, teringat Jessi mengatakan padaku, tidak sulit untuk diputuskan satu hal, yaitu tugas ini sebenarnya diberikan padanya, tapi negara sudah tidak percaya padanya, ingin menggantikan orang, tapi takut membuat musuh ketahuan, maka dari itu sengaja menggunakan cara ini.

Sekarang dilihat, sekalipun Letnan mengganti Jimmy su, dia pasti berpikir karena niatku pada Letnan, sedangkan dia menggunakan posisi wakil kapten untuk membuat masalah padaku, agar Letnan tidak senang, dan tidak curiga pada dirinya.

Oleh sebab itu, Jimmy Su mengira semuanya ada di genggamannya, bahkan Letnan ada dalam perhitungannya, tapi tidak tahu sebenarnya seluruh genggamannya adalah emosi Letnan, sepertinya tidak terlalu banyak orang “kota”. Aku tidak tahu Jimmy Su bagaimana dia berpikir, mungkin karena dia terlalu sombong, dia malah berpikir dirinya bisa menggunakan Letnan, kalau benar-benar putih polos, Letnan di usia seperti ini masih bisa bertahan dengan tenang diposisinya?

Tentu saja, aku tidak sebaik Jimmy su, aku ada perasaan, tugas kali tidak semudah itu, mungkin juga akan mengancam nyawa, kalau tahu aku tidak ada hak untuk memillih, aku tidak akan “bertarung” dengan Jimmy su.

Sambil berpikir, aku sampai di lokasi tembak.

Saat itu semua orang sudah memegang pistolnya sendiri, pistol yang digunakan latihan adalah senapan 92 tipe 5,8mm, jimmy su berdiri di tengah banyak orang, semangat dan aura yang penuh, saat satu per satu target yang bergerak keluar, Jimmy u mengambil pistol, dengan keren mengisi penuh pistol dengan peluru, dia mulai menembak, seluruh tembakannya langsung mengenai sasaran, seperti awan yang mengalir dengan lancar, diikuti dengan suaraa pistol, bibirnya membentuk senyuman puas.

Suara tembakan berakhir, ada orang yang berlari untuk melihat hasil, sangat cepat, orang tersebut dengan gembira mengatakan: “semua tertembak di tengah!”

Semuanya sangat bangga dan berteriak: “kapten paling jago.”

Aku tertawa dan berkata: “kapten su rupanya hebat sekali.”

Seperti kata orang “keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki jelas”, ada beberapa pasukan khusus memiliki pelatihan diluar, asalkan meminta untuk bertanggung jawab dalam pelatihan menembak, pasukan khusus pasti penembak jitu terbaik, kualitas komprehensif pasti sangat ketat, jadi walaupun kemampuan menembak mereka sangat hebat, tapi tidak sehebat bisatembak mengenai sasaran semua, makanya aku mengatakan Jimmy su hebat.

Jimmy su mengisi pistol dengan peluru lagi, mengartikan padaku kesana, menyuruhku untuk mencoba, dengan kata-kata yang indah memintaku melihat jarah berburu dengan pelatihan mereka menembak, sebenarnya dia ingin membuatku malu, bagaimanapun seorang pasukan khusus, kalau menembak saja tidak bisa, dikatakan keluar hanya membuat orang lain tertawa bukan? Sampai saat itu aku bagaimana bisa mengemban jabaatan “wakil kapten”? lebih tidak enak untuk mengambil “tugas” apapun, maka dari itu dia sengaja menggali lobang untukku, dia berpikkir sekali menembak dua burung kena, membuatku kehilangan harga diriku, dan kehilangan posisiku.

Aku pelan-pelan berjalan kesana, mengambil pistol dari tangan jimmy su, menarik nafas dalam-dalam, dan bercanda dengan yang lain: “kalau aku tembaknya bengkok, atau tidak kena, kalian jangan tertawa ya.”

Semua orang sudah menganggapku, jadi sangat ceria kepadakku, dan bercanda.

Aku menganggukan kepala dan berkata: “baguslah kalau begitu.”

Selesai berbicara, senyum di wajahku hilang, aku mengangkat pistol, mengarah ke papan tembak yang bergerak, menarik keamanan, menarik pelatuk, dan menembak, sekali ditembak, oraang yang awalnya menertawakan aku mengira aku hanya bisa menembak di lingkaran 3 atau lima langsung terdiam.

Aku terus menarik keamanan, menarik pelatuk dan menembakkan tembakan kedua, lalu tembakan ketiga, tembakan keempat....

Sampai peluru di pistol yang kupegang habis, aku menghembuskan nafasku, dan bertanya: “bagaimana tembakkan ku?”

Yang bertanggung jawab menghitung score berjalan ke arah papan tembak pertama, melihat papan tembak pertama begitu lama tanpa berbicara apapun, sampai orang lain tidak dapat bersabar lagi bertanya padanya, dia baru terkejut dan berteriak: “10poin! Dia menembak papan tembak tengah!”

Seluruh orang tidak percaya melihatku, bahkan Jimmy su juga terkejut dan berkata: “Tidak mungkin!”

Selesai berbicara dia langsung bergegas menuju papan tembak, aku tertawa, dengan rendah hati berkata: “hanya keberuntungan saja, hanya keberuntungan saja!”

Anggota tim yang menghitung score pergi ke papan ke score ke dua, lalu mengatakan hal yang membuat semua orang tambah terkejut: “yang ini juga tembak inti!”

“Wahh! Jangan keterlaluan!” ada orang yang marah mengatakan, “aku setiap hari latihan juga tidak sehebat itu!”

Akhirnya dari papan tembak ada yang berteriak dengan gembira: 10 poin! 10 poin! Dan 10 poin lagi! Papan tembak semua kena tengah!”

Seluruh orang seperti panci yang meledak, aku dengan malu mengatakan: “yah, keberuntungan terlalu besar.”

Seluruh orang kearahku dan mengangkatku, mereka begitu menghormati orang terkuat, melihatku tidak peduli pertarungan jarak dekat atau kemampuan menembak semuanya begitu hebat, mereka menganggumiku dengan tulus, tidak disangka langsung mengendongku, dan melemparku ke atas, dan berteriak: “dewa tembak! dewa tembak!”

Aku dikeliling oleh mereka yang begitu ramah, dan tertawa, hingga semuanya selesai menggila, aku melihat Letnan menangis, aku sedikit terkejut, menuju kesana dan bertanya: “pak, kamu meneteskan air mata karena bahagia kah? Aku tahu, kamu bahagia karena di pasukan prajurit ada orang yang sangat berbakat hingga membuatmu begitu bahagia, tapi tidak perlu sampai menangis.”

Letnan memelototiku dan berkata: “Kamu tahu apa? Aku teringat satu pasukan yang pernah aku bawa bukan?”

Berbicara sampai disini, matanya memandangku dalam-dalam dan berkata: “kamu terlalu mirip dengannya, sampai bakatnya pun sama.”

Aku tertawa, dan bertanya padanya prajurit itu dimana? Dia menghembuskan nafas dalam-dalam: “sudah meninggal, tewas di tempat asing, sampai mayatnya juga tidak ditemukan.”

Mendengar ucapanya, aku mengerti kesedihan Letnan, dan berkata: “dia pasti tewas karena berkorban demi negara, sungguh mulia, tewas dengan sangat agung, bapak tidak perlu begitu sedih.”

Letnan menggelengkan kepala, dengan sedih mengatakan: “dia bukan pahlawan, dia....sudahlah! tidak usah dibicarakan lagi, alwi, karena bakatmu sangat kuat, sini, aku beri tahu tugasmu.”

Aku menganggukan kepala, mengikuti Letnan ke samping, dia mengeluarkan sebuah foto dari kantongnya dan berkata: “tugasmu adalah mengikuti wanita ini, lihat ada siapa yang diam-diam mengikuti dia, dan habisi orang-orang itu, ingat rupanya, lalu bakar foto ini.”

Seketika, nada suaranya berubah: “aku rasa sepertinya kamu sekali lihat bisa ingat seumur hidup.”

Aku mengambil foto, saat melihat gambar orang yang di dalam foto, aku kenapa tidak kepikiran, didalam foto itu ternyata Felicia.

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu