Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 411 Konfrontasi Antar Hati

Aku tidak menyangka Yota ternyata begitu keras kepala, demi menolak menjawab pertanyaan ini, dia menyuruhku langsung membunuhnya.

Aku sekilas mengamati ekspresinya dan menyadari bahunya menyusut, itu artinya sebenarnya dia sangat gugup, tetapi tatapan matanya sangat tegas, menunjukkan semacam watak tidak kenal takut kematian, yang membuat aku menyadari meskipun dia ketakutan, tetapi dia telah melakukan persiapan lebih baik mati daripada menyerah. Mati lebih baik daripada menyerah? Itu adalah tipuan sederhana dalam menyerah.

Meskipun Yota dan aku tidak memiliki dendam, tetapi dia tahu pelaku dibalik ini, mungkin karena bekerja sama dengan organisasi serigala, Ricardo, dan pria besar misterius di belakangnya atau setidaknya mereka memiliki hubungan, atau mungkin dia adalah salah satu kaki tangan dari mereka, jadi aku sedikitpun tidak merasa bersalah padanya, apalagi menunjukkan belas kasihan kepadaya.

Aku berkata dengan dingin: “Bagi mereka yang takut mati, kematian adalah hal yang paling mengerikan di dunia, bagi mereka yang tidak takut mati, ‘Untuk bertahan hidup, tidak mati’adalah hal yang paling mengerikan, Apakah ucapanku benar?”

“Apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Yota menatapku dengan waspada.

Aku berkata: “Tidak ingin melakukan apa-apa, aku hanya ingin melihat seberapa keras tulangmu, dan seberapa lama kamu bisa bertahan tidak memberitahuku jawabannya.”setelah itu aku langsung menendang lututnya, dia tersungkur jatuh ketanah karenaku, aku melepaskan ikat pinggangnya, mengikat kedua tangannya dan menggunakan sesuatu menutup mulutnya.

Yota menatapku dengan marah, aku berjongkok di depannya dan berkata: “Apakah wanita cantik dibawah adalah istri tercintamu?”

Tatapan mata Yota kacau setelah mendengar ini, aku tersenyum dan berkata ternyata benar. Sebelumnya Yusby mengatakan dia seorang wanita penggoda, aku bisa menebaknya dia adalah ibu tiri Yusby, dan menilai dari ekspresi Yota, tampaknya dia sangat peduli dengan istri mudanya.

Ketika aku sedang memikirkan ini, terdengar suara ketukan pintu dari luar, pintu terbuka, Yota ingin berteriak, sayangnya dia tidak bisa mengeluarkan suara, dan yang masuk kebetulan adalah istri mudanya. Ketika istri mudanya melihat pemandangan ini, dia membuka mulutnya dengan terkejut dan ingin berteriak, aku segera melangkah maju langsung mencubit dagunya, dia kesakitan hingga meneteskan air mata, ingin kabur kebawah, aku segera menutup pintu, menodongkan pisau ke leher indahnya, dan berkata: “Kamu teriak sekali, aku sayat sekali, teriak dua kali, aku sayat empat kali, teriak tiga kali, aku sayat kamu sembilan kali dan seterusnya, dan itu dimulai dari wajah……”

Wajah istri mudanya sangat panik, aku melepaskan cubitan dagunya, dia berkata dengan ketakutan: “kakak ini, ada hal apa bisa kita bicarakan baik-baik……”

Aku menjawab dengan santai: “Aku juga ingin bicara baik-baik, tetapi suamimu tidak ingin bicara baik-baik, aku tidak ada pilihan lain.”

Dia menatap Yota tergeletak ditanah, Yota mengeram dan menatapku dengan marah, aku segera mengeluarkan benda yang ada di mulutnya, lalu dia berkata: “Jika kamu seorang pria sejati langsung serang aku! Jangan tindas seorang wanita!”

Aku tersenyum dan berkata: “Aku tidak menindasnya, aku hanya menakut-nakutinya saja. Jika kamu merasa aku menindasnya, dan aku tidak menerapkannya, bukankah itu akan mencoret nama baikku? Aku tidak sanggup menerima ini.”

Mendengar ini, Yota menatapku dengan marah: “Berani kamu! Jika kamu berani menyentuhnya, aku akan membuatmu mati!”

Selesai mengatakannya dia ingin berteriak kencang, aku meraih bantal di sofa dan melemparkannya, kekuatanku sangat besar, setelah bantal jatuh ke wajahnya, dia terjatuh kembali ke tanah dan aku mengambil sesuatu menyumbat mulutnya, dia meronta melototiku dengan marah, lalu bergumam tidak tahu sedang mengatakan apa.

Aku tersenyum dingin: “Jangan khawatir, sekarang aku tidak menyiksamu, aku akan menyiksa istri mudamu terlebih dahulu, lagipula aku lebih muda dan lebih kuat darimu, jadi kamu jangan khawatir aku tidak bisa memuaskannya.”

Selesai mengatakannya aku malas melihatnya lagi, aku langsung menjatuhkan istrinya disofa, dia menatapku dengan cemas dan memohon: “Tolong, jangan sentuh aku.”

Aku tersenyum dingin dan berkata: “Kenapa? Kamu bersedia mengikuti lelaki tua masuk ke peti mati, tetapi tidak bersedia mengikutiku?”

Dia menggeleng, meneteskan air mata berkata: “Aku tidak……Aku tidak mau……”

Setelah berbicara, dia menatap Yota, dan berkata: “Suamiku, apa yang dia inginkan, berikan saja kepadanya, apakah kamu tega melihatku mendapat penghinaan ini?”

“Hhumm Huum……”Yota melonglong kearahku, hanya saja mulutnya disumbat, jadi aku tidak mengerti apa yang dia katakan.

Aku memandangnya berusaha keras bangkit dari tanah, dia menyenggol rak buku hingga terjatuh, rak buku itu langsung jatuh menimpa kedua kakinya yang tidak diikat, dia melototiku kesakitan, suara di tenggorokannya terisak-isak, kedua matanya mengeluarkan air mata.

“Suamiku!”ucap wanita itu gelisah, langsung berdiri bergegas ingin menghampirinya, tetapi ditarik olehku, sekali lagi dia kembali ke sofa, dan berkata kepada Yota: “Jika kamu berubah pikiran, anggukkan kepalamu, ok?”

Yota menatapku dengan marah, seluruh tubuhnya gemetar kesakitan, ketika dia menatap mata istri mudanya, ada rasa bersalah melintas di matanya.

Melihat tatapan matanya, aku tahu dia sudah mengiklaskan wanita ini, yang mengejutkan aku adalah, sejak respon pertamanya, aku mengira perasaan dia pada wanita ini sangat dalam, tapi tampaknya aku terlalu banyak pikiran.

Dan wanita ini juga sangat pintar, ketika melihat dia meneteskan air mata, dia berteriak marah: “Yota, kenapa kamu begitu kejam? Apakah kamu rela melihat aku disetubuhi didepanmu? Aku benar-benar salah menilaimu!”

Setelah mengatakannya dia mulai menangis.

Aku memandangnya dan berkata: “Jangan menangis, daripada menangis lebih baik pikirkan cara menyelamatkan diri sendiri, pikirkan cara bagaimana aku tidak membunuhmu.”

Setelah mendengar ini, tubuh wanita itu gemetar, wajahnya putih pucat menatapku, lalu dia dengan kejam merobek roknya dan berkata dengan keras: “Intinya kalian semua pria sama saja, ayo kemari, terserah kamu mau bagaimana memperkosaku, selama kamu tidak membunuhku, bagaimanapun boleh, kamu jangan khawatir, semua kejadian hari ini, aku akan menganggap tidak pernah mendengar dan melihat apapun, meskipun Yota kamu cincang, aku juga peduli, aku akan pura-pura tidak tahu apapun.”

Setelah wanita itu selesai berbicara, wajah Yota memerah, sengaja pura-pura marah. Meskipun dari awal dia sudah melakukan persiapan jika istrinya akan aku setubuhi, tetapi konsep disetubuhi olehku dengan menyerahkan diri untuk aku setubuhi tidaklah sama, bahkan ada yang lebih melukai martabat pria daripada hal ini? Aku melirik Yota dengan provokatif, mencubit dagu wanita ini, dan bertanya kepadanya pada pendapatnya dengan ide ini?

Yota memalingkan wajahnya, tampaknya dia sudah tidak ingin mempedulikan kita lagi.

Wanita itu tiba-tiba menangis tersedu-sedu, dan terus mengatakan dia salah menilai orang. Tampaknya barusan dia hanya emosi gegabah saja, dia hanya ingin melihat apakah Yota benar-benar bermaksud mengabaikannya, tampaknya dia memiliki perasaan pada Yota, hanya saja wanita cantik nan muda ini, memilih suami yang bahkan bisa menjadi ayahnya, tidak tahu apakah dia fanatik dalam cinta, atau serakah pada kesombongan dan uang, hingga akhirnya meskipun memiliki sedikit perasaan, tetapi dari segi keuntungan takutnya itu tidak layak disebut, wanita ini dan Yota termasuk termasuk dalam situasi yang lain.

Aku memakaikan bajunya, dia memandangku dengan takjub, lalu aku berkata: “Jangan khawatir, aku tidak tertarik dengan tubuhmu, yang aku inginkan hanya sebuah jawaban.”

Wanita itu memandang Yota, mengumpulkan setengah tekad dan bertanya: “Apa yang ingin kamu ketahui? Meskipun aku tidak tahu sepenuhnya tahu tentang masalah Yota, tetapi aku tahu banyak hal yang tidak diketahui orang. Jika kamu menginginkan bukti kejahatannya, aku juga bisa mencarikannya untukmu.”

Yota tertegun mendengar ucapan ini, dia menatap wanita itu dengan tidak percaya, menggelengkan kepala marah sambil berteriak, tetapi sayangnya suaranya tidak bisa didengar, wanita itu menggertakkan gigi memandangnya lalu berkata: “Yota, jangan terlalu galak padaku, aku juga demi berusaha menyelamatkan diriku. Awalnya aku tidak bermaksud memperlakukanmu seperti ini, tetapi aku sudah memberikanmu kesempatan, kamu yang kejam dan tidak berperasaan, membiarkan aku disetubuhi oleh orang lain, jika begitu, kamu juga jangan salahkan aku kejam!”

Yota tersenyum kecut, menatap langsung ke wanita itu, tanpa tampang marah, aku tahu dia tidak ada jalan, bahkan jika wanita itu mengkhianatinya, dia juga tidak takut.

Aku menyaksikan respons Yota, berpikir demi menjaga rahasia segerombolan orang itu, dia lebih bersedia menyerahkan nyawa, tidak menginginkan istri sendiri dan lebih bersedia masuk penjara, apakah segerombolan orang-orang itu sangat layak dia sembah? Atau sekalipun dia takut kehilangan sesuatu juga tidak berani mengkhianati orang-orang itu? Aku pikir seharusnya dia generasi terakhir, hatiku tergerak dan bertanya pada wanita itu: “Apakah rumah Yota besar?”

Yota terkejut memandangku.

Wanita itu tidak tahu mengapa aku tiba-tiba mengajukan pertanyaan yang tampaknya tidak berkaitan dengan masalah ini lagi, dia memberiku tatapan aneh dan berkata: “Keluarga Yang bukan termasuk keluarga besar di Hangzhou, tetapi tidak termasuk keluarga kecil, ayahnya memiliki dua abang, ketiga-tiganya adalah pengusaha, di keluarga dia hanya dia seorang anak laki-laki, dia memiliki delapan kakak, semua kedelapan kakak-kakaknya menikah dengan pria yang baik, dan sangat menyayanginya, setiap kakak memiliki dua orang anak, dan dia hanya memiliki seorang putra, yaitu Yusby yang membawamu pulang.”

Aku berkata dengan santai: “Begitu banyak orang, jika semua orang ini mati, bukankah akan menjadi kasus besar mengguncangkan bumi.”

Wajah Yota putih pucat setelah mendengar ini, wanita itu menatapku dengan terkejut, bertanya kepadaku dengan tidak percaya: “Kamu……Kamu ingin……”

Aku menjawab dengan santai: “Jika kamu ingin hidup, jangan mencoba menebak pikiranku.”

Wanita itu tidak berani banyak bertanya.

Aku berkata dengan santai: “Sekarang kamu telepon keluarganya, beritahu mereka kondisi kesehatannya tidak baik, jika mereka semua sangat menyayanginya, seharusnya akan ada banyak orang yang datang kan?”

Wanita itu mengerutkan kening dan ragu-ragu,tetapi dibawah tatapan mata tajamku, dia akhirnya mengeluarkan telepon, tepat ketika dia bersiap-siap menelepon, Yota tiba-tiba berteriak, dan mengangguk dengan keras.

Aku menyuruh wanita itu jangan bergerak, wanita itu akhirnya merasa lega.

Aku datang menghampiri Yota, mengeluarkan sumbatan dari mulutnya, lalu tersenyum berkata: “Sudah berubah pikiran? Tampaknya kamu takut seluruh keluargamu hancur karena ulah dirimu ya.”

“Tidak menyakiti keluarga, itu adalah peraturan jalanan, kenapa kamu bisa begitu kejam?”Teriak Yota dengan putus asa.

Aku tersenyum dingin dan berkata: “Kamu mengeramkan gigi tidak bersuara, bukankah orang lain juga mengancammu dengan cara yang sama?”

Wajah Yota tampak kusam, aku tahu tebakanku benar, aku berpikir pria ini termasuk pria baik, meskipun dia mengorbankan ego, dia tidak ingin orang tua dan saudaranya terlibat, hanya saja kasihan dengan wanita ini dia mempunyai anaknya.

Dia terdiam untuk lama, lalu berkata dengan jujur: “Aku bisa memberitahumu, tetapi kamu harus berjanji padaku, jangan mengatakan masalah ini dikatakan olehku, jika tidak keluargaku akan terlibat karena aku.”

Dia berkata: “Aku bisa melihatnya, meskipun mulutmu berbisa, tetapi sampai hari ini kamu tidak pernah menyentuh sehelai rambutpun dari keluargaku, aku pikir jika bukan karena situasi yang mendesakmu, kamu tidak akan melakukan hal yang keterlaluan, atas dasar ini, aku bersedia menyampaikan satu hal.”

Aku memandang Yota, aku tidak menyangka ketika aku sedang mengamati psikologinya, dia juga sedang mengamati psikologiku, dia tahu aku bukan orang yang benar-benar jahat, aku pikir itu sebabnya akhirnya dia bersedia mengambil risiko memberitahu aku.

Hati manusia benar-benar hal yang misterius, ketika sedang konfrontasi dengan orang, selama bisa mendapatkan hati lawan, kamu dapat mencapai tujuanmu sendiri.

Aku berkata dengan sungguh-sungguh: “Jangan khawatir, aku akan menjamin dengan diriku sendiri, tidak akan mengatakan kamu yang membocorkannya padaku.”

Yota mengangguk dan berkata: “Dalang dibaling ini adalah Wendy dari Beijing.”

Wendy? Nama yang asing, tetapi aku akan membuatnya keluar, demi ketidakadilan ayahku, demi bisa bertemu Aiko dan lainnya secepat mungkin, aku harus membuatnya keluar secepat mungkin!

Saat ini, terdengar suara dari bawah, aku melihat keluar dan melihat Yusby dengan hati-hati melihat sekeliling, kemudian membawa seseorang mengenakan topi, memakai T-shirt dan celana jeans turun dari mobil.

Aku tahu, Cindy dibawa kemari, jika begitu ini tidak jauh lagi dari kematian Teddy!

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu