Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 253 Orang yang Paling Tidak Mungkin Muncul Kembali

Sulistio malah mengatai lidia, Mawar dan Claura telah menghilang. Hatiku pun tiba-tiba merasa berat dan dengan suara rendah aku berkata: “Ada masalah apa? Bukankah aku sudah meminta orangmu untuk menjaga mereka dengan ketat?”

Sulistio dengan perasaan sedih berkata: “ Maafkan aku kak. Aku dengar dari rekan-rekan bahwa saat itu Claura tiba-tiba pingsan. Dokter pun terburu-buru mendorongkannya ke ruang operasi. Saat itu Mawar dan Lidia pun masuk menemaninya. Semua orang pun telah menunggu begitu lama diluar dan akhirnya ada orang sakit yang keluar dari dalam. Alhasil, itu sama sekali bukan Mawar. Orang-orang kami pun bertanya kepada dokter mengenai apa yang sedang terjadi. Dokter pun bersi-keras menyatakan bahwa di dalam rumah sakit tidak terdapat nama Claura orang ini. Semua rekaman CCTV dan daftar riwayat pasien di rumah sakit pun menghilang, dan juga pasiennya pun telah digantikan di dalam ruang sakit.”

Saat mengatakannya, Sulistio sungguh sangat marah dan berkata: “ Kak, orang-orang ini hanya bergantung kepada orang-orang kami yang tidak dapat membuktikan bahwa Claura berada di dalam rumah sakit, makannya mereka berani melakukannya di depan kita dengan menggantikan Claura. Sekarang, tidak ada seorang pun di rumah sakit yang bersedia untuk membuktikannya. Kamu sungguh ingin menangkap dokter itu, tapi polisi telah tiba dengan cepat. Jika kita diam-diam melakukannya disini……”

Aku berkata dengan suara rendah: “ Aku paham, mari mengundurkannya. Yang dapat membuat selurah orang-orang di rumah sakit ‘kehilangan ingatan’, aku berpikir bahwa yang dapat melakukannya pasti adalah bapak-anak keluarga Ye yang tidak dapat dipisahkan. Gunawan pun pasti termasuk orang dalamnya. Kelihatannya demi berhadapan denganku, dia sudah siap untuk melepaskan kekasih dan saudara-saudaranya.”

Walaupun aku dari awal telah meramalkan bahwa Gunawan akan membunuhku, aku tidak menyangka bahwa dia akan melakukan hal demikian kepada Mawar dan putrinya. Pria seperti ini memang pantas mati!

Sulistio bertanya apa yang akan kulakukan sekarang? Karena Gunawan telah duluan merobek wajahnya, jika aku sekarang pergi bukankah berarti aku telah jatuh ke dalam perangkapnya?

Aku dengan dingin berkata: “ Tentu saja aku akan pergi. Alasan mengapa Gunawan merobek wajahnya denganku sebelum pertemuan denganku bukankah karena dia takut aku tidak akan pergi? Jika aku beneran tidak pergi, bukankah berarti membiarkannya memandang rendah diriku? Selain itu, jika aku tidak pergi, bagaimana aku dapat menyelamatkan adik mereka orang? Kamu hubungi Chick, biarkan dia dan tim hakernya untuk mengamati adik mereka tiga orang punya nomor ponsel. Dan juga Yesen dan anaknya dan juga Gunawan punya.”

“ Baiklah, aku paham.” Setelah Sulistio selesai mengatakannya, dia mematikan teleponnya.

Aku pun langsung menghubungi Mondy untuk menanyakannya apakah tim assasinnya terdapat orang dengan pistol sniper. Dia berkata ada tapi jarang digunakan karena saat menggunakannya sungguh merepotkan. Aku membiarkan orang di tim assassin membawa pistol sniper dan bersiap-siap untuk menyergapnya di sekitar gedung. Sebagai penambahannya, aku meminta pengawal untuk masuk ke gedung itu dengan identitas pengunjung, mendengarkan isyaratku dan menghubungiku setiap saat. Para tim detektif menunggu pemberitahuan dari Chick. Sekali kita menemukan lokasi adikku, kita akan langsung meluncurkan penyelamatan.

Setelah Mondy berjanji akan turun, kita berdua akan mendiskusikan apa itu isyaratnya dan mematikan teleponnya.

Dony Yun dengan suara rendah berkata: “Alwi, apakah kamu memerlukan bantuanku?”

Aku datang ke papan catur yang terdapat di depan Dony Yun, memegang pistol di tangan dan mempertimbangkannya sambil berkata: “ Dony Yun, Chris yang berada disebelah Yesen, bolehkah kamu membiarkannya menunjukkan kesetiaannya.

Chris merupakan pengikut terpercaya Yesen, tapi karena kita mempunyai cukup bukti di tangan untuk menghancurkan masa depannya, makannya mereka tidak memiliki pilihan lain untuk menerima pengendalian kami. Sebenarnya, di waktu yang singkat pada beberapa hari ini, Chris telah melakukan beberapa tindakan kotor untuk menjadi batu bara demi Yesen. Buktinya sudah terdapat di tangan. Sekarang, aku harus membawa bukti ini baru dapat memenangkannya perjamuan hongmen pada hari ini.

Dony Yun mengangguk kepalanya dan berkata: “Tenanglah, aku akan meneriaki Chris. Aku akan membawa bukti itu sendiri. kamu tunggu dengan santai di sini dan jangan terlalu cemas. Dengan adanya bukti ini, aku merasa bahwa Yesen pasti tidak akan melukai adikmu.”

Setelah Dony Yun selesai mengatakannya, dia pun pergi keluar. Tapi aku masih merasa tidak tenang. Aku sungguh takut bahwa adikku akan mengalami berbagai kecelakaan. Keluarga angkatku telah dibunuh olehku. Jika adikku juga ikut terbunuh olehku, sampai mati pun aku tidak akan merasa tenang.

Saat memikirkannya, aku pun pergi balik ke kamarku, mengambil keluar pistol dari dalam laci, mengelapkannya, menaruh peluru di dalam, dan menaruh beberapa cadangan peluru di dalam kantong. Aku mengganti setelanku, meletakkan pistol dengan kondisi bagus, mencernakan seluruh rencana ke dalam pikiran dan memastikan bahwa tidak terdapat kesalahan sekecil apapun. Kemudian aku menelepon Sulistio dan berkata: “ Panggilah seluruh saudara-saudara yang berada di perusahaan pengawal dan ikuti aku masuk ke gedung Fu Gui.”

Sulistio ada sedikit tidak menduganya dan bertanya: “Semuanya kah? Tidak perlu menyamar kah?

Aku berkata: “Tidak diperlukan. Ngomong-ngomong, aku akan membeli tongkat elektrik. Jangan mengambil pipa baja. Jika kamu beneran bertarung, usahakan untuk memperpendek jangka waktu bertarungnya.”

Sulistio berkata: “Aku paham.”

Mematikan ponselnya dan menunggu sesaat. Dony Yun pun telah kembali, aku pun bertanya apakah dia telah mendapatkannya? Dia mengisyaratkanku untuk pergi ke ruang belajar. Saat aku tiba di ruang belajar, dia menyalakan komputernya, mencolokkan USBnya dan dengan cepat memilih dua rekaman. Rekaman pertamanya mengenai Yesen yang menerima penyuapan, dimana aku telah memprediksinya. Hanya saja yang membuatku tidak terpikirkan adalah video ke-dua ini yang tedapat foto yang tidak jelasnya Yesen dengan seorang wanita. Di fotonya, Yesen menggunakan berbagai tindakan tidak normal untuk menangani wanita tersebut dan hasilnya wanita tersebut disiksa hingga meninggal.

Yesen telah membunuh orang dan masih melakukan pemimpin terbaiknya di Nanjin. Salah satu tipuannya sudah bisa dibayangkan. Jika penyuapan hanya bisa menghancurkan masa depannya Yesen, membiarkannya menderita di penjara, maka tindakan pembunuhan sudah cukup untuk membunuhnya.

Aku menyipitkan mataku dan berkata: “Yesen yang di dalam video ini lebih muda, bukankah ini terlalu awal?”

Dony Yun berkata: “Tidak salah lagi. Sebenarnya aku tidak menyangka akan mendapatkan rekaman ini, tapi siapa sangka bahwa Chris dengan suka rela memberikannya kepadaku. Aku merasa dia mengira bahwa kita akan menangani Yesen, kemungkinan takut bahwa rekaman sebelumnya akan membiarkannya menyerahkan dirinya, makannya dia baru memberiku rekaman ini dan menginginkan kami menggunakan rekaman ke-dua untuk menjatuhkan hukuman mati ke Yesen.”

Aku berkata: “Yesen pasti tidak terpikir bahwa dia orang terpercayanya akan mengkhianati dia. Namun, Chris adalah orang yang tahu bahwa sekali dia mengkhianati Yesen, andaikan Yesen tidak mati, dia yang akan dibunuh tanpa dikuburkan. Dia tidak akan membiarkan Yesen hidup dengan tenang.”

Dony Yun berkata: “Tidak salah.”

Aku pun berpikir dan berkata: “ Bagaimana kalau ini, kita hapuskan rekaman kedua dan hanya membawa rekaman pertama kesana. Kita gunakan rekaman ini untuk menukarkan adikku dan juga Mawar dengan Claura. Bagian belakangnya kita biarkan Yesen bertengkar dengan Chris. Walaupun Chris adalah tangan keduanya, tapi mereka memiliki banyak koneksi. Keduanya akan diperkirakan untuk memulai perkelahiannya. Saat mereka berdua kalah, kekuasaan mereka pun akan menerima kerugian yang besar. Bagaimana menurutmu?”

Dony Yun mengangguk kepalanya, tersenyum kepadaku dan berkata: “Aku juga memiliki pemikiran yang sama denganmu.”

Aku berkata: “Semua pahlawan memiliki pemikiran yang sama.”

Setelah selesai berbicara, aku melihat waktu dan bangkit berdiri: “Aku harus pergi.”

Dony Yun bertanya apakah aku perlu ditemani olehnya. Aku pun menggelengkan kepalaku dan berkata: “Situasi di luar masih membutuhnya Dony Yun untuk menanganinya.”

Dony Yun mengangguk kepalanya. Jadi, aku pun pergi meninggalkan keindahan. Saat keluar, aku melihat Sulistio dan Mondy membawa orang-orang dari perusahaan pengawal kemari. Segerombolan grup orang-orang sedang berdiri di luar klub, berpakaian hitam yang didampingi dengan kacamata hitam, membentuk pemandangan yang indah. Orang-orang yang melewat pun berhenti untuk melihatnya.

Melihatku keluar, sekelompok orang tersebut membuka mulutnya dan serentak berteriak: “Kakak!”

Suaranya bergemam ke langit-langit. Orang-orang yang lewat pun satu per satu dengan pandangan penasaran melihatku. Aku takut membuat keributan dan berkata dengan senyuman: “Kami sedang membuat rekaman, membuat rekaman.”

Mungkin aku tidak terlihat seperti bos saat aku begitu ramah. Pandangan orang-orang yang lewat pun sesaat sedikit berapi-api. Aku mengedipkan mataku kepada Sulistio, dan Sulistio berkata: “Berbarislah dan menderap ke gedung Fugui.”

“Baiklah!”

Semua orang segera menuju ke gedung Fugui dan aku perlahan-lahan mengikuti para tim di mobilnya Mondy. Setengah jam kemudian, kami pun tiba di gedung Fugui. Orang-orang ini yang telah dilatih keras ini, wajahnya tidak memerah dan napasnya tidak terengah-engah, berdiri di gedung Fugui seperti sebuah tembok yang tidak bisa dihancurkan.

Aku membawa mereka ke gedung Fugui. Saat aku masuk, Gunawan menyambut dengan senyuman liciknya dan berkata: "Alwi, kelihatannya kamu tidak memiliki kepercayaan diri dalam pertemuan hari ini. kamu membawa begitu banyak orang untuk mendukungmu, kenapa? Takut aku akan memakanmu? "

Aku melihat Gunawan dan berkata, "Gunawan, kami orang jujur tidak perlu menggunakan cara licik. Waktu itu aku telah melepaskanmu itu merupakan kesempatan terakhirmu. Hari ini, aku datang kemari untuk mengambil kembali kesempatan itu. "

Gunawan menunjukkan senyuman jahat dan berkata, "Alwi, kamu sekarang semakin ganas, nanti kamu akan mati dengan paling menyedihkan.”

Aku dengan dingin berkata: “Mari kita lihat saja.”

Setelah selesai membicarakannya, aku pun berjalan ke kamar pribadi. Yang membuatku sama sekali tidak mengiranya adalah kamar prinadi ini selain terdapat ayah dan anak keluarga Ye, terdapat seorang wanita dengan rupa yang cantik dan aura dingin yang sedang duduk di samping Johan.

Wanita ini adalah Aiko yang seharusnya tidak mungkin muncul di sebelahnya!

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu