Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1046 Terima Kasih

Tuan muda si banci itu bilang ia sekarang bisa yakin kepadaku dan bilang semoga berjalan dengan lancar. Hatiku seketika menghela nafas, tahu nama diriku sementara membersihkan nama. Aku memegang dagunya dan berkata, “Bekerja sama dengan lancar.”

Aku dapat merasakan tatapan yang penuh kebencian kepadaku. AKu mengalihkan pandangan kearah tatapan itu dan hanya menemukan seorang lelaki berpostur tubuh besar. Perbedaan orang itu dengan si banci itu adalah terlihat lebih jantan, bahkan kulitnya terlihat sangat bagus. Kelima indera terpasang baik di wajah. Semua indera biasa saja, hanya sepasang matanya, terdapat laut yang luas dan tata surya.

Aduh...tidak, aku bukanlah seorang gay, mengapa aku harus mengamati seorang lelaki begitu rinci?

Lelaki ini keluar dari kamar si banci itu, bisa dikatakan ia adalah lelaki yang disayang oleh si banci. Dari tatapannya, aku bisa mengetahui bahwa ia salah paham dan menganggapku sebagai musuhnya.

Aku tertawa dan meminggirkan tangan si banci itu. “Sepertinya orangmu cemburu. Aku tidak ingin mencari masalah, apalagi menyentuh barang orang lain. Tuan muda, sebaiknya kamu menyimpan rasa kekaguman kepadaku.”

Si banci itu melihat orang itu sekilas dan tertawa dengan tak peduli. Ia berkata, “Itu hanyalah salah satu bawahanku, untuk apa kamu takut?”

Aku tertawa dan berkata, “Aku tidak takut, hanya saja ini menjadi alasan untuk menolakmu.”

Ia terbahak-bahak dan pura-pura menggunakan bahunya untuk menyentuh dadaku. Ia berkata, “Bagian mana yang tidka baik dari diriku, hingga kamu menolakku begitu saja? Aku kan jadi malu.”

Aku berkata, “Kamu tidak ada yang tidak baik, hanya saja aku lebih suka bersih.”

Aku menekankan kata ‘lebih suka bersih’, seketika wajah si banci itu memburuk. Sedangkan lelaki yang cemburu itu segera berteriak, “Kamu tidak berhak untuk meremehkan Tuan muda!”

Lelaki itu langsung berlari mendekatiku.

Aku merasakan kekuatan yang mendekat, terlihat kemampuannya sangat baik. Meskipun ia sangat hebat, tapi tidak perlu aku yang beraksi.

Aku mengambil cangkit untuk minum teh, sama sekali tidak terpengaruh oleh orang itu. Nando segera beraksi dan memberikan sebuah hajaran untuk orang itu dan mulai bertarung.

Hanya terdengar suara nyaring dari kedua tulang tangan mereka. Mereka berdua mundur beberapa langkah, lalu lompat untuk mengangkat kaki. Kedua kaki saling bertabrakan, sehingga terdengar lagi suara yang nyaring.

Mereka berdua mundur beberapa langkah, lalu berdiri tetap sambil saling memandang kesal, mungkin saja bisa bertengkar lagi.

Aku minum teh pelan-pelan tanpa mempedulikan mereka, sedangkan si banci itu dengan terkejut berkata, “Pantas kamu tidak berani membuatku marah, ternyata kamu memiliki orang yang begitu hebat disampingmu.”

Aku tertawa dan berkata, “Punyamu juga bagus, pantas ia bisa menarik ‘perhatian’mu, sungguh hebat.”

Si banci itu menatap cuek kearah orang itu dan berkata, “Hanyalah orang yang tidak berguna. Suka memaksa diri kalau tidak bisa mengalahkan orang lain. Sangat memalukan, keluarlah!”

Orang itu menundukkan kepalanya dan meninggalkan ruangan dengan malu.

AKu melihat kearah si banci itu sekarang dan berpikir ini sifat asli dari orang ini, begitu tidak peduli, ini baru persis dengan orang yang disukai oleh orang belakang itu. Mau banci ataupun sifat keterbukaannya, hanyalah topengnya.

Ia kembali tersenyum dan berkata, “Pak Alwi, mari makan bersama.”

Aku mengangguk dan ia segera menyuruh orang untuk membawa makanan, lalu kita mulai makan. Ia berbincang banyak denganku, sama sekali tidak pernah mengungkit Bosnya. Hatiku merasa kecewa dan tebakanku kalau tidak salah, mungkin aku berpikir terlalu banyak. Bos itu sama sekali tidak ingin bertemu denganku. Ia menyuruhku datang, hanya ingin membuat si banci ini menguji diriku.

Kalau aku sudah bertemu dengan si banci ini, berarti aku telah mendapatkan sebuah petunjuk. Aku tidak percaya kalau aku tidak bisa menemukan orang belakang itu.

Setelah makan, bawahan si banci melaporkan informasi dan bilang telah menghitung semua barang, serta menyuruh bawahannya telah mencoba barangnya, merupakan barang terbaik.

Si banci itu mengangguk kepala dengan puas dan berkata, “Baiklah, suruh orang bawakan uangnya datang.”

Orang itu segera pergi. Dengan cepat, beberapa orang membawa beberapa kotak ke dalam. Si banci itu menyuruh orang untuk membuka kotak, di dalam semua berisi lembaran merah yang banyak.

Ia tertawa berkata, “Hitunglah.”

Aku memberikan kode kepada Nando. Nando segera mengeluarkan mesin penghitung uang dan hitung bersama Herdy. Sedangkan aku menyalakan rokok dan berkata, “Kudengar pemeriksaan Huaxia semakin ketat, apakah kamu bisa membawa barang ini pergi?”

Ia tertawa dan bertanya kepadaku, “Apa yang ingin kamu ketahui?”

Aku tertawa dan berkata, “Tingkat kewaspadaanmu begitu tinggi, aku sama sekali tidak ingin tahu. Aku hanya ingin memberitahumu sebelumnya. Aku sudah memberikan barang kepadamu, kalau kalian terjadi sesuatu disini dan barang kehilangan, sama sekali tidak ada hubungan denganku. Jangan berharap aku bisa mengembalikan uang kepadamu.”

Ia dengan percaya diri berkata, “Kamu tenang saja, barang kita tak akan hilang.”

Aku berkata, “Aku sudah mendengar orang kalian mengatakan ini beberapa kali, tapi sayangnya setiap kali kehilangan barang dan orang. Sejujurnya aku sungguh khawatir untuk Bosmu, benar-benar melatih sekelompok orang yang tak berguna.”

”Apa yang kamu katakan itu benar. Orang-orang itu memang tidak berguna, tapi aku tidak. Aku bisa menjaminnya kepadamu.” ujar si banci itu sambil mengedipkan mata kearahku. Jari tangannya mengetuk di atas tanganku.

Aku melihatnya yang begitu percaya diri, aku tidak tahan tertawa. Ia bertopang dagu dan menggunakan mata indahnya melihat kearahku, bagai seorang yang gila akan cinta. Ia bertanya, “Apakah kamu jatuh cinta dengan keimutanku? Kebetulan kamu adalah tipe kesukaanku. Kalau kamu ingin, aku juga boleh...”

“Aku sudah bilang aku lebih suka bersih.” ujarku sambil tertawa, tanpa peduli begitu tajam kata-kataku.

Raut wajah si banci itu memburuk, walaupun ia sabar. Ia tersenyum berkata, “Masalah tidak diulang tiga kali, Sayang. Kamu mengerti maksudku kan?”

Aku tertawa dan berkata, “Aku mengerti, jadi kamu juga jangan menginginkanku, kalau tidak yang rugi adalah kamu.”

Nando berkata, “Kak Alwi, uangnya telah terhitung selesai, tidak bermasalah.”

Aku tertawa dan berkata, “Baiklah. Kalau bisnis kita telah selesai, aku juga udah harus kembali. Oh iya, bantu aku sapa kepada Bosmu, bilang aku sangat berharap bisa bertemu dengannya.”

Si banci itu tertawa dan berkata, “Bosku juga ada kata-kata yang ingin disampaikan kepadamu ‘kalau kamu tidak mau orang tahu apa yang kamu lakukan, sebaiknya jangan dilakukan sejak awal’, tapi berharap kamu adalah orang yang jujur, kalau tidak... Haha, mau setinggi apapun posisimu, juga bisa menjatuhkanmu dengan kemampuan Bosku.”

Aku mengangkat alisku dan berkata, “Benarkah? Ternyata bagi kalian, aku Bos Invincible Empire begitu tidak berguna? Orang biasa pun bisa menarikku turun dari posisiku?”

Si banci yang terus terus tersenyum itu, seketika menarik kerah bajuku dan dengan kesal bertanya, “Kamu bilang siapa ‘orang biasa’? Mohon perhatikan kata-katamu, orang sepertimu tidak boleh meremehkan Bosku!”

Aku tertawa dingin dan berkata, “Aku tidak mengatakannnya dengan jelas. Kamu dulu yang menganggap Bosmu sebagai ‘orang biasa’, apa yang bisa kulakukan? AKu juga sangat kecewa.”

Aku tersenyum tipis melihat tangan yang masih memegang bajuku erat. Aku berkata, “Aku tahu ada kesempatan untuk mencegat saat kamu beraksi, tapi tahu mengapa aku tidak melakukannya?”

Ia menyadari sikapnya yang salah dan melepaskan tangannya bertanya, “Mengapa?”

Aku tertawa berkata, “Karena orang yang berpura-pura terlihat lebih baik saat mulai kesal.”

Si banci itu makin kesal mendengar ucapanku. Ia melirikku dari samping dan berkata, “Harus kukatakan bahwa kamu adalah orang yang sungguh mengesalkan.”

“Aku merasa bisa membuatmu kesal merupakan hal yang beruntung. Setidaknya aku tidak perlu khawatir halamanku akan menerima akibatnya.”

Melihat kita saling berdebat, orang-orang di sekitar terdiam. Siapapun juga tidak mengerti mengapa kita tiba-tiba berdebat. Kupikir bahkan si banci sendiri juga tidak mengerti. Awalnya ia hanya ingin memberi peringatan untukku, tapi masalah berakhir seperti ini.

Si banci dengan kesla berkata, “Antar tamu pergi.”

Ia bilang antar tamu pergi, sebenarnya sedang mengusirku. Aku tahu kali ini aku sungguh membuat orang itu marah. Aku tertawa dan berkata dengan tak peduli, “Oh iya, belum menanyakan nama Anda.”

Ia dengan tenang berkata, “Kamu ingatlah namaku baik-baik. Namaku Gosly, lain kali aku akan membuat mematuhiku.”

Aku tertawa dan berkata, “Baik, aku akan mengingat baik namamu.”

Lalu aku pergi dan terdengar si banci itu seketika berteriak kesal.

......

Sesuai dengan rencana, kita akan menaikki kapal pengiriman barang kembali ke Thailand, lalu dari Thailand kembali ke Invincible Empire.

Setelah naik kapal, Nando bertnaya, “Kak Alwi, aku sungguh tidak mengerti. Untuk apa Anda berdebat dengan si banci itu? Bagaimana kalau ia dan Bos besar di belakangnya kesal, sehingga tidak ingin bekerja sama dengan Anda? Bagaimana Anda menemukan mereka?”

Aku berkata, “Apak menurutmu itu mungkin? Apa yang besar di antara kita? Tentunya keuntungan, kalau begitu bagaimana mungkin hubungan kita menjadi buruk karena perdebatan? Lagiupula kamu sungguh mengira aku sedang berdbat dengannya? Apakah aku begitu bosan?”

Nando dengan penasaran berkata, “Apakah ada maksud lain dari pedebatan?”

Aku tertawa dan berkata, “Tentu sangat berguna. Aku beritahu kamu, bahwa si banci itu sama sekali tidak ingin memberitahu namanya kepadaku. Kurasa ia pasti tidak ingin aku mengetahui namanya. Kalau aku menanyakan namanya dalam keadaan biasa, ia pasti tidak akan memberitahuku, jadi aku harus membuatnya kesal. Hanya dengan seperti itu, ia bisa memberitahu nama asli secara tak sadar dan memberi peringatan untukku.”

Nando, Herdy dan Regy menunjukkan wajah terkejut dna berkata, “Cara ini juga bisa berjalan?”

Aku tersenyum dan berkata, “Mengapa tidak? Ini merupakan metode mendesak seseorang dalam ilmu psikologi.”

Nando mereka memberikan ibu jari kepadaku. Ia berkata, “Kalau begitu, semua gerakan yang Anda lakukan kepada banci itu, juga berpura-pura?”

Aku tahu apa yang ia maksud, seketika tubuhku merinding dan berkata, “Sialan, aku masih suka wanita, apakah kalian tidak tahu? Tapi jangan lupa masalah orientasi seksual yang kubilang di Invincible Empire, berarti si banci ini telah tahu, jadi ia begitu sengaja ‘menggoda’ku, demi menguji diriku, ingin mengetahui apakah aku berbohong. Kalau aku membohongkan masalah ini, maka ia pasti akan mencurigai kedatanganku di Invincible Empire, jadi aku harus berakting dengan baik.”

Nando memberikan ibu jarinya lagi kepadaku dan berkata, “Kak Alwi, bukan aku ingin membanggakan Anda. Aku sungguh terkagum kepada Anda, bisa-bisang berakting dengan baik dengan keadaan seperti itu. Kalau aku disana, mungkin saja aku telah menamparnya.”

Aku tertawa dan berkata, “Sudah, biarkan masalah ini terhapus habis. Kalau ada siapapun yang berani menghancurkan kesan baikku, aku pasti tidak memaafkannya.”

Nando mereka menunjukkan tada ‘ok’, sehingga aku bisa lebih tenang. Kalau Jessi mengetahui masalah ini, bukankah aku sangat memalukan?

Aku segera mencuci tangan, mengingat tanganku pernah menyentuh dagu si banci itu, aku langsung merasa jijik. Kalau aku hebat dalam bertahan, hingga aku tidak merinding, mungkin saja identitasku telah terbongkar.

Aku berkata dengan kesal ‘sial’. Identitas sebagai mata-mata ini susah sekali.

Setelah mencuci tangan, aku segera menghubungi Jessi dan menyuruhnya untuk mencari siapakah Gosly itu, lalu aku mengirimkan foto Gosly dengan kamera tersembunyi di dalam jam tangan Nando kepada Jessi, berharap bisa menemukan petunjuk yang lebih berguna.

Beberapa hari selanjutnya, sinyal di kapal kurang baik, jadi aku tidak berkontak lagi dengan Jessi, hingga kapa berhenti di Thailand, aku baru menghubungi Jessi lagi. Akhirnya mendapat hasil yang cukup seru, yaitu wajahnya tidak terdaftar dalam basis data. Untuk nama Gosly, terlalu banyak orang yang menggunakan nama itu, sayangnya tidak ada seseorang yang cocok dengan wajahnya.

Bisa dikatakan identitas Gosly menjadi sebuah rahasia.

Aku menjadi malas, berpikir bisa menemukan sesuatu dari itu. Sepertinya sekarang aku terlalu meremehkan orang itu. Jangan-jangan cara yang kugunakan itu sama sekali tak berguna? Atau ada hal yang tersembunyi di dalam ini?

essi tahu aku begitu ingin menemukan orang itu. Ia menghiburku, “Alwi jangan terburu-buru. Setiap masalah pasti ada kekurangannya, aku yaki mereka semua pasti tidak bisa kabur.”

Aku berkata, “Iya, aku juga percaya, kejahatan akan dikalahkan dengan kebaikan. Suatu saat mereka akan membayar apa yang mereka hutang terhadap Ayahku. Hanya saja Gosly ini bukanlah orang yang mudah, tidak bisa menemukannya dari basis data. Bagaimana kita mencarinya dan cara mengikutinya kalau ia ingin bersembunyi dan menemukan Bos di belakangnya?”

Jessi berkata, “Suatu saat ia akan menunjukkan wajahnya. Bisnis kali ini berjalan dengan lancar, ia pasti akan bekerja sama lagi denganmu. Mari kita melakukannya pelan-pelan. Kamu dapatkan kepercayaannya terlebih dahulu, setelah mereka sepenuhnya percaya mereka, maka kamu bisa bertemu dengan Bos di belakang itu.”

Aku berkerut alis dan dengan malas berkata, “Kalau begitu, aku harus tunggu berapa lama lagi? Kamu juga harus tunggu berapa lama lagi?”

Kalau ingin mendapatkan kepercayaan Goslt, kurasa tiga lima tahu itu tidak cukup. Saat itu, Jessi juga telah menghabiskan masa-masa muda wanita yang terpenting untk menungguku. Aku tidak berharap ia terus menunggu hubungan ini di usia terbaiknya, membuat orang mengira hatinya telah mati, mengira ia terus hidup dalam kesepian dan kekecewaan. Aku ingin seluruh dunia tahu bahawa orang yang ditunggunya, juga terus berusaha berlari kearahnya, juga pasti bisa membawa kebahagiaan untuknya.

Jessi berkata dengan pelan. “Bodoh, aku rela menunggumu.”

’Aku rela menunggmu’

Ketiga kata yang begitu singkat, tetapi bisa membuat air mataku mengalir.

Bodoh? Tidak, aku sama sekali tidak bodoh. Aku adalah orang yang terpintar dan terlicik sedunia, sedangkan kamu Jessi adalah orang bodoh yang melupakan masa-masa baikmu.

Jessi, terima kasih.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu