Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 367 Hari Ini Aku Akan Menikah Denganmu(1)

"Perintahkan mereka untuk bertindak."

Setelah Jessi selesai mengatakan itu, paman pengawal berbalik dan buru-buru pergi. Aku memandangnya dengan penasaran, tetapi dia tidak menatapku, ia menjelaskannya: "Orang-orang yang ingin menghancurkan rencana kita memanfaatkan waktu kekacauan terjadi untuk menyelamatkan Medy Duan, tetapi aku sudah lama bersiap, jadi mereka tidak akan bisa lari, kamu juga tidak perlu khawatir Aiko akan ditangani oleh mereka. "

Ketika aku mendengar ini, hatiku langsung merasa hangat, tidak disangka Jessi bahkan memikirkan banyak hal ketika dia berada di penjara. Dulunya, menurut pemikiranku, aku sebenarnya ingin menggunakan Yedy Duan untuk mengatasi orang-orang yang menculik mereka, tetapi mungkin Yedy Duan mendapatkan berita, ketika mereka tahu mereka tidak bisa mengalahkan orang-orang itu sama sekali, jadi mereka tidak menghiraukan perjanjian mereka kepadaku, mereka malah mengambil kesempatan untuk menyelamatkan Medy Duan.

Aku pikir Yedy Duan pasti berpikir bahwa hanya sedikit orang yang menjaga Medy Duan sekarang, tetapi mereka tidak tahu bahwa Jessi telah menyiapkan jebakan, aku pikir, mereka hanya akan menemui jalan buntu kali ini.

Begitu aku ingin berbicara dengan Jessi, dia memiringkan wajahnya dan mengabaikanku.

Aku tahu dia masih marah kepadaku, aku tahu juga tahu bahwa sekarang ini bukan saatnya untuk membahas ini, jadi aku menahan keinginan untuk berbicara dengannya dan berkata kepada Sulistio: "Sulistio, bawa yang lainnya untuk mencari Faye dan Miami. "

Sulistio mengangguk, ketika dia bersiap ingin pergi, aku menariknya dan berkata: "Sudahlah, aku pergi bersama kalian saja."

Aku ingin langsung menanyakannya sendiri kepada Faye, mengapa dia memperlakukan aku dengan dengan begitu? Aku pikir aku tidak berutang padanya, dia memperlakukanku dengan begitu pasti ada alasannya, aku ingin tahu alasannya, aku ingin mendengarnya mengatakan alasannya sendiri.

Sulistio mengerutkan keningnya dan berkata: "Tetapi tubuhmu ..."

"Ajak dia pergi" kata Jessi dengan suara berat, nada bicaranya sangat serius.

Meskipun Sulistio mengikuti aku, tetapi dia selalu menghormati Jessi, setelah mendengar ini, dia berkata: "Iya, Nona."

Aku memandang Jessi, dia berkata dengan ringan: "Kamu memang butuh mendapatkan pelajaran. Ada sedikit keengganan, ingat saja di dalam hatimu, jika kamu membawanya ke dalam hidupmu, itu hanya akan mengendalikan hidupmu."

Aku mengangguk, aku dengan hati-hati berkata dengan baik padanya: "Iya, aku mendengarkanmu."

Sulistio dan yang lainnya saling memandang, Nody berkata sambil tersenyum: "Alwi, kamu juga tidak harus begitu terburu-buru untuk menunjukkan kesetiaanmu kepada kakak ipar bukan? Jika kamu begitu kamu akan menjadi budak istri kelak."

Sulistio bergegas berkata: "Aduh kamu tidak mengerti, kak Alwi melakukan sesuatu yang salah kali ini, ia namanya sedang memanfaatkan waktu untuk segera membujuk Nona ... Jika kakak ipar senang, ia berharap kakak ipar bisa memberinya kesempatan lagi, dia pasti tidak akan melakukan kesalahan yang sama kelak. "

Setelah dia selesai berbicara, dia segera mengedipkan mata ke arahku. Aku menatap Jessi dan melihat bahwa dia tidak marah oleh kata-kata mereka ini, ia hanya berdiri di sana dengan acuh tak acuh, aku memberanikan diri di depan begitu banyak orang dan berkata: "Iya, Jessi, aku tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama lagi kelak. Mulai sekarang, kamu adalah satu-satunya untukku, kakak ipar mereka juga hanya kamu seorang. "

Setelah aku selesai berbicara, semua orang mulai ribut, bahkan di bawah arahan Sulistio, semuanya memanggilnya "kakak ipar" secara bersamaan. Tatapan mata Jessi jatuh dengan dingin di wajahku, aku melihatnya dengan gugup. Dia, berkata dengan ringan: "Perasaan perlu dipupuk dengan perlahan-lahan. Aku tidak mengerti ini sebelumnya. Sekarang aku mengerti, jadi aku tidak akan dengan mudahnya mengambil langkah ini. Aku lelah, aku akan kembali untuk beristirahat dulu."

Ketika Jessi selesai berbicara, dia berjalan melewati kerumunan, ia berjalan pergi dengan cepat. Aku melihat bagian punggungnya yang ramping, dan ingin mengejarnya, tetapi aku tidak punya banyak energi, aku sedikit kesal, dan aku juga merasa cukup malu pada saat yang sama. Bagaimanapun, aku ditolak di depan begitu banyak orang.

Dony Yun menepuk-nepuk pundakku, ia menghiburku dan berkata: "Sudah begitu banyak hal yang terjadi, walaupun dia sudah sangat kuat, tetapi hatinya pasti masih agak gelisah, jadi beri dia waktu dan berikan waktu pada dirimu sendiri. Dia mengatakan dia tidak akan dengan mudahnya untuk melangkah keluar, tetapi dia tidak mengatakan hubungannya denganmu sudah selesai, itu berarti kalian berdua masih memiliki kesempatan. "

Aku mengangguk, tersenyum dan berkata: "Dulunya orang-orang iri padaku, karena aku memiliki banyak wanita. Tetapi sekarang aku sendirian dan sangat menyedihkan."

Ketika aku mengatakan itu, aku melihat ke Nody dan Monica, lalu berkata: "Nody, kamu pulanglah ke rumah sakit untuk merawat lukamu. Kamu tidak perlu khawatir tentang hal disini. Monica, aku serahkan semuanya padamu."

Monica mengangguk dan berkata: "Kamu tenang saja, serahkan dia padaku, aku akan merawatnya dengan baik."

Nody dan dia saling bertatapan, tatapan mereka berdua penuh dengan cinta lembut. Melihat tatapan mata mereka, aku sangat iri. Melihat Sulistio dan Mondy, tatapan mata mereka berdua bahkan lebih manis sampai bisa mengeluarkan air, aku tersenyum dan berkata kepada Dony Yun: "Dony Yun, jangan salahkan Anna. Ketika aku bangun, aku melihatnya menangis, jadi aku memaksanya untuk mengatakan yang sebenarnya."

Dony Yun menghela nafas dan berkata: "Aku tahu."

Aku berkata kepada Sulistio: "Sulistio, ayo pergi."

"Oh."

Sulistio bergegas berjongkok di depanku, menepuk pundaknya dan berkata: "Kak Alwi, naiklah, aku akan memopongmu ke bawah."

Aku juga tidak manja, aku langsung naik, Sulistio memopongku. Kami bergegas ke bawah, Dony Yun mengingatkannya untuk jangan terlalu terburu-buru, ia juda berkata jika ia menjatuhkanku, ia akan memukulnya, dia tersenyum dan berkata: "Tenang saja, dia tidak akan terjatuh, jika benar-benar terjatuh, aku akan melompat dari atas untuk menebus dosaku. "

Terdengar suara tawa datang dari belakangku, hatiku terasa sangat hangat.

Ketika kami tiba di luar, teman kami sudah menunggu dengan mobil, melihat Sulistio sudah keluar. Beberapa teman segera datang untuk membantu, aku merasa seolah-olah aku adalah orang cacat, tetapi mungkin tidak akan ada orang cacat yang bahagia seperti aku.

Setelah aku masuk ke dalam mobil, aku bertanya kepada Sulistio: "Apakah kamu tahu di mana mereka?"

Sulistio mengangguk dan berkata: "Aku tahu, ketika kamu pingsan, aku sudah mencari seseorang untuk memeriksanya. Jika tidak diperiksa aku tidak akan tahu, ketika aku mengetahuinya aku sangat marah. Oh iya, aku akan menunjukkan sebuah foto kepadamu. "

Dia berkata sambil mengambil foto dari dompetnya dan menyerahkannya padaku. Dalam foto itu, seorang gadis gemuk berdiri di bawah pohon ceri dan tersenyum cerah. Gadis itu terlihat sangat biasa, ia tidak akan terlihat mencolok di tumpukan orang, tetapi ia memberiku sebuah perasaan yang akrab, terutama ketika dia tertawa.

Sulistio diam-diam memberiku foto lain. Aku mengambil foto itu dengan sangat terkejut. Dalam foto itu, seorang pria dan wanita saling berdekatan, gadis gemuk itu berdiri di belakang mereka, mereka bertiga tersenyum cerah. Aku tidak mengenali pria dan wanita gemuk itu, tetapi aku mengenali wanita satunya. Dia adalah Miami.

Melihat Miami menyandarkan kepalanya dengan ringan di bahu pria itu, keduanya terlihat sangat romantis. Aku menebaknya: "Apakah orang ini adalah saudara kak Toba yang sudah meninggal?"

Sulistio mengajukan jarinya dan berkata: "Benar! Jadi, gadis gemuk itu, tahukah kamu siapa dia?"

Aku melihat gadis gemuk itu, kemudian melihat ekspresi aneh Sulistio, jantungku berdegup kencang, aku berkata dengan sedikit ragu-ragu: "Jangan-jangan ... dia?"

"Itu benar, dia adalah Faye! Ini adalah dia yang sebenarnya!" Sulistio menepuk pahanya dan berkata dengan marah: "Wanita jahat ini, dia mengubah wajahnya menjadi seperti wajah adikmu. Dilihat dari foto ini, dia seharusnya sudah melakukan operasi sedot lemak, ia juga mengubah matanya, mengangkat pangkal hidungnya, tulang pipi dan dagunya semuanya pernah di permak. Melihatnya pulih dengan begitu baik, itu sangat jelas dia sudah operasi plastik sejak lama.

"Sudah sejak lama?" Kataku dengan suara berat, aku merasa itu sangat menakutkan. Awalnya aku kira kali ini Faye hanya bekerja sama dengan rencana pria aneh itu, tetapi jika yang dikatakan oleh Sulistio itu benar, maka Faye sudah sejak lama bergabung dengan Brotherhood of Blades, ia juga sudah mulai berurusan dengan rencanaku.

Aku melihat ke pria yang tidak tampan di foto itu. Itu adalah kakak iparnya. Dilihat dari wajahnya, dia adalah pria yang baik, aku berpikir, apakah Faye membenciku setelah kematiannya? Mungkinkah sejak saat itu, dia telah secara aktif bekerja sama dengan rencana yang dirumuskan oleh Brotherhood of Blades, melakukan operasi plastik dan bersiap-siap untuk memberikan aku pukulan yang fatal? Tetapi adikku belum mati pada saat itu. Mungkinkah rencana untuk membunuh adikku dimulai sejak saat itu?

Aku tidak bisa mengerti itu, jadi aku tidak memikirkannya lagi, bagaimanapun aku akan segera mendengar jawabannya langsung dari mulut Faye.

Sulistio berkata: "Wanita ini terlalu menyebalkan. Ada banyak cara yang bisa ia gunakan untuk mendekatimu. Mengapa ia harus operasi plastik dan mengubah wajahnya menjadi seperti adikmu?"

Aku meremas fotonya dan berkata: "Aku tidak bisa memaafkannya!"

Adikku adalah kelemahan dan rasa sakitku, dan sekarang seseorang berani menggunakan tampang adikku untuk memanfaatkanku, ini sama saja dengan menginjak-injak adikku.

Sulistio menepuk-nepuk pundakku dan menyuruhku tenang, kemudian ia memberitahuku tentang hal mereka berdua. Dia bilang setelah insiden itu terjadi, dia menyuruh teman-teman untuk mengawasi mereka. Awalnya mereka ingin menangkap mereka, tetapi karena pria aneh itu menghubungi mereka dan mengatakan kepadanya tentang hal menukar nyawa dengan nyawa padanya, mereka langsung bergegas ke tempat itu, jadi rencana itu ditunda dulu.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu