Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 211 Tidak Ada Hubungannya Dengan Aku

Jessi mengatakan Jimmy dan Felicia keduanya adalah anak yatim piatu yang diadopsi bos itu, kabar ini sangat mengejutkanku.

Apakah ada hal yang kebetulan di dunia ini? Keluarga besar su, keluarga kecil su, keduanya kehilangan anak mereka, kedua anak ini diadopsi oleh orang yang sama, jika mengatakan ini kebetulan, pukul aku sampai mati juga tidak percaya, bos itu mengadopsi begitu banyak anak yatim piatu, pelatihan mereka pasti memiliki tujuan, jika begitu kedua anak ini pada awalnya hilang? Atau sengaja diculik?

Jessi memberitahuku, pada kala itu keluarga Su masih menjadi satu kesatuan, kedua keluarga ini kehilangan anak, tidak hanya mereka yang kehilangan anak, pada saat itu banyak keluarga yang kehilangan anak, ada anak orang kaya, anak orang miskin, semua orang mengatakan ada geng penjualan anak datang ke Beijing, kemudian menangkap beberapa orang, tetapi banyak dari anak-anak itu tidak ditemukan, sehingga tidak ada yang berpikir seseorang akan dengan sengaja menculik dua kakak adik dari keluarga Su. Tapi sekarang, orang-orang yang memiliki hati sudah tahu ini adalah insiden yang direncanakan.

Ternyata ada banyak hal yang terjadi. Tapi yang tidak aku mengerti adalah, kenapa orang ini menculik adik kakak ini? Adakah anak-anak yang ‘Diadopsi’terlahir dari keluarga orang kaya? Dan jika Jimmy mengakui kembalinya leluhurnya, bagaimana mungkin dia masih setia kepada orang ini?

Mengingat ini, aku berpikir hanya ada satu kemungkinan, lalu memandang Jessi dan berkata: “Jangan-jangan…… di keluarga mereka ada yang ‘pencuri dalam?

Selain ini, aku tidak bisa memikirkan alasan lain, yang bisa membuat Jimmy mati untuk orang luar yang mengkhianati dirinya sendiri, dia tidak terlihat seperti seseorang yang mudah dicuci otak.

Jessi mengangguk dan berkata: “Kami juga memiliki dugaan seperti itu.”

“Kalian?”Aku menatap Jessi dengan aneh dan bertanya siapa yang dia maksud?

Jessi tidak menjawabku, aku tahu ini karena dia perlu merahasiakan semuanya, jadi aku tidak bertanya lebih lanjut, dia berkata: “Karena kepentingan pekerjaan, ada banyak hal yang tidak bisa aku katakan kepadamu, tapi yang bisa aku beritahu kamu adalah, anak yang hilang pada kala itu, selain adik kakak keluarga su, semuanya adalah anak dari keluarga biasa, sederhananya anak-anak itu digunakan untuk menutupi keberadaan Felicia dan Jimmy, aku pikir orang di belakang ini pasti mencoba menggunakan Felicia untuk mencapai suatu tujuan, tapi rencananya dihancurkan olehmu.

Berbicara tentang ini, dia menatapku dengan senyum, mengangkat tangannya, lalu sebuah kalung jatuh dari tangannya, hatiku terasa sangat sakit memandang kalung itu, dia menatapku dan berkata, “Perasaan Felicia padamu sangat dalam, hingga pada akhirnya dia bisa terbebas dari kendali bosnya.”

Aku mengangguk, mengatakan mungkin bos itu ingin menggunakan Felicia melawan keluarga Xiaosu. Aku yang mengatakan itu sambil mengambil kalung dari tangan Jessi, memikirkan wanita yang tergila-gila akan cinta ini, dan mengkhawatirkan bagaimana keadaannya.

Jessi berkata: “Kami juga berpikir begitu, jadi kami berusaha mencari tahu orang di belakang Jimmy, dan masalah ini membutuhkan bantuanmu.”

Meskipun aku tidak tahu untuk siapa Jessi melakukan ini, tapi aku tahu dia tidak akan mencelakai aku, itu sudah cukup. Aku mengangguk dan berkata: “Apa yang bisa aku lakukan?”

Jessi berkata dengan santai: “Kali ini kamu perlu memikirkan cara membuktikan ketidakbersalahan dirimu, lalu menyingkirkan kedua cacing gelang yang ada disamping Jimmy, langkah selanjutnya, aku ingin kamu mengambil alih pasukan elang terbang.”

Tiba-tiba aku merasakan banyak tekanan, mustahil bagiku menggantikan Jimmy dengan kekuatanku saat ini, ditambah dengan aku yang terluka. Aku merasa diriku sangat menyedihkan, baru saja bisa beraktifitas turun dari tempat tidur setengah bulan, sudah harus berbaring ditempat tidur lagi, mengingat keadaan ini aku sangat kesal.

Ketika sedang memikirkan ini, Jessi berkata: “Tapi sebelumnya, kamu harus merawat tubuhmu terlebih dahulu, dan aku sudah mengundang guru kenalan lamamu, kamu tunggu sebentar, aku panggil dia masuk.”

Guru? Kenalan lama? Hanya ada tiga orang yang bisa menjadi guruku, Kakek Ergi, Govy dan Aiko, Govy sekarang memimpin pasukan di Dongbei, tidak mungkin datang kemari, Kakek Ergi tinggal sendirian di hutan selama bertahun-tahun, aku merasa kemungkinan dia datang ke Beijing sangat rendah, jika begitu hanya tinggal satu kemungkinan, yaitu Aiko……

Apakah Jessi sudah menemukan Aiko? Mengingat ini aku sedikit bersemangat, pada saat ini Jessi kembali, dia berdiri disamping dan berkata dengan sopan:“Silahkan masuk.”

Aku memandang pintu dengan penuh semangat, hal pertama yang muncul di mataku adalah sepasang sepatu kain, ketika aku melihat sepasang sepatu kain berwarna hitam dan masih ternodai abu, aku tahu aku terlalu banyak berpikir, aku menghela nafas tanpa daya, tidak perlu dikatakan lagi, yang datang pasti kakek Ergi.

Siapa sangka desahan ini membuat orang yang datang marah, kemudian seorang pria tua dengan gaun panjang biru masuk, pria tua itu tampak sangat sombong, jika bukan kakek Ergi terus dia siapa?

Kakek Ergi melepas sepatunya, melemparkannya ke arahku dan marah: “Bocah sialan, aku sudah melakukan perjalanan ribuan mil mengarungi gunung dan sungai untuk membantumu, begitukah caramu membalasku?”

Aku segera menangkap sepatu busuknya, agar tidak mengotori selimut Jessi, lalu aku merasakan ada aroma bau keluar dari sepatunya dan segera melemparnya keluar, kemudian muntah dan berkata: “Kakek Ergi, sudah berapa lama kamu tidak mencuci kakimu?”

Kakek Ergi melihat Jessi yang berdiri di samping, wajahnya memerah, dia berjalan kesana mengambil sepatunya dan berkata dengan emosi: “Bocah sialan, jangan menfitnahku, aku bisa marah.”

Kakek tetap masih begitu energik, hatiku senang melihatnya dan berkata: “Kakek tua marah.”

Kakek Ergi menatapku dengan rasa ingin tahu, lalu berkata: “Bocah sialan kamu sedang membujukku?”

Aku mengangguk, dia mencemberutkan bibir tapi dengan senyum di sudut mulutnya, memandang Jessi dan berkata: “Nona Song, sepertinya kamu melatih bocah ini dengan baik.”

Jessi tersenyum santai dan berkata: “Terima kasih atau pujian kakek.”

Kakek Ergi terbatuk, berdiri dengan tangan, dan berkata dengan serius: “Tapi aku tidak akan memaafkan kelancanganmu membuat keputusan sendiri.”

Jessi hanya tersenyum tidak mengatakan apa-apa, aku memandangnya dengan curiga, dia keluar dan membiarkan kami berdua mengobrol.

Setelah Jessi pergi, kakek tua itu mengulurkan tangannya dan mengibaskannya di depan mataku, menyuruhku untuk tidak memandangnya, karena Jessi sudah pergi. Aku menarik kembali tatapanku, melihat dia memandangku dengan tatapan kotor, perasaan itu seperti menyeka tit*t ku dia menatapku dengan jijik

Aku bertanya kepadanya kenapa melihatku seperti itu? Dia berkata: “Kamu lumayan ya, beruntung berpetualang bersama perempuan bahkan aku seorang kakek tua juga iri padamu.”

Aku menyentuh hidungku dengan canggung, mengalihkan topik pembicaraan, dan bertanya kepadanya apa yang baru saja dia katakan? Kenapa Jessi mengambil keputusan sendiri? Dia mengatakan dia diculik oleh Jessi dibawa kemari, jika tidak dia tidak suka keluar dari gunung, dia sangat menyukai kehidupan digunung seperti burung bangau liar.

Aku terkejut ketika mendengar kata-kata ini, aku sangat paham pada Jessi, dia orang yang sangat tidak suka memaksa orang lain, jadi ketika mendengar kakek Ergi mengatakan begitu, aku sedikit tidak percaya. Aku tidak percaya bertanya padanya benarkah? Dia marah bertanya padaku apakah tidak percaya padanya? Aku sibuk mengatakan tidak berani, tapi aku masih tidak percaya.

Kakek Ergi melirikku, seolah tahu apa yang sedang aku pikirkan, dia mengatakan latihan utamaku adalah jurus baji, jurus Taichi selain dia, tidak ada orang yang bisa melatihku, jadi Jessi sangat mengharapkan kedatangannya.

Ternyata begitu.

Aku menghilangkan keraguanku, saat ini kakek Ergi membuka selimut, mengatakan akan memeriksa lukaku, sambil memeriksa wajahnya tampak sangat sedih. Aku merasa hatiku sangat nyaman memandangnya, aku mengatakan tidak apa-apa, dia mendesah dengan dalam dan berkata kepadaku: “Alwi apakah kamu bahagia dengan kehidupan sekarang?”

Aku penasaran bertanya apa maksudnya? Dia berkata: “Maksudku jika kamu tidak suka tinggal di Beijing, aku akan membawamu pergi, kamu tenang saja, tidak ada orang yang tidak bisa aku bawa pergi.”

Ternyata kakek Ergi mengkhawatirkan situasiku, aku tersenyum berkata: “Kakek, aku mengerti maksudmu, tapi jalan ini adalah pilihanku sendiri, tentu saja aku tidak akan berjalan sampai setengah dan pergi begitu saja. Meskipun aku meninggalkan Beijing, aku juga akan kembali ke Nanjin, aku tidak mungkin kembali dengan tangan kosong? Tiba waktunya bagaimana aku balas dendam? Bagaimana merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milikku dari tangan musuh?”

Kakek Ergi terdiam tidak mengatakan apa-apa, dia mendesah dan berkata: “Sudahlah, aku hanya mengatakannya saja. Alwi, kamu jangan menyalahkan aku cerewet, tidak ada orang tua yang berharap anaknya berkeliaran dalam darah dan hujan, sekalipun ada itu sangat sedikit. Dimataku, kamu adalah keluargaku, jadi aku……”

Melihat wajah kakek Ergi putih pucat, aku berkata: “Kakek, kamu tidak perlu banyak bicara, aku mengerti, aku tidak akan merasa kamu cerewet, sebaliknya aku sangat berterima kasih kamu sangat memperhatikanku.”

Berbicara tentang ini, aku memikirkan orang tua ku yang meninggal lebih awal, lalu mendesah dan berkata: “Ayah ibuku meninggal muda, sejak saat itu tidak ada orang tua yang mempedulikanku, sekalipun bibi kandungku, dia juga tidak akrab denganku, jadi, aku sangat berterima kasih pada kakek, kamu membuatku merasakan kehangatan orang tua. Bagiku, kamu seperti kakek kandungku, jadi aku tidak takut kamu cerewet, aku hanya takut kamu tidak cerewet.”

Awalnya aku hanya ingin mengatakan beberapa kalimat pada kakek Ergi, siapa sangka dia menangis berlinangan air mata, ini membuatku terkejut, aku sibuk berkata: “Jangan, kakek Anda jangan menangis, aku tahu kamu tersentuh, tapi tidak sampai harus menangis.”

Kakek Ergi menyeka air matanya, dan berkata: “Bukan urusanmu, aku hanya mengingat nasib sial anakku.”

Setelah itu dia menarik nafas dalam-dalam dan berkata: “Sudahlah, jangan membahas hal yang tidak bahagia, dia juga tidak bersedia mulutku ini membahas dirinya.”

Aku memandang kakek Ergi dengan curiga, tampaknya dia dan putranya memiliki beberapa kesalahpahaman yang tidak terselesaikan, jika tidak tidak mungkin mengatakan kalimat ini. Tapi melihat kakek Ergi yang sedih, aku juga tidak enak hati menanyakannya, karena takut menguak bekas lukanya dan membuatnya lebih tidak nyaman.

Saat ini kakek Ergi menyelimutiku, mengatakan luka peluru itu hanya melukai kulit dagingku, tidak terlalu serius, dia akan menuliskan resep obat herbal.

Setelah itu, dia mengeluarkan kertas dan pena dari tas yang diambilnya dan menulisnya.

Aku memandang kakek Ergi dengan hati-hati dan bertanya: “Kakek, apakah kamu memiliki kabar tentang kakakku?”

Tangan kakek Ergi sedikit terdiam, dia mengerutkan kening dan mengatakan sesuatu yang mengejutkanku, dia berkata: “Gadis itu tidak ada hubungannya denganmu, kelak jangan memikirkannya.”

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu