Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1029 Tidak bisa!

Aku melihat Dony Yun dan lainnya duduk di sana menatapku, mereka semua tersenyum lembut kepadaku.

Aku berjalan masuk dan menutup pintunya, Sulistio melompat dari kursinya, berlari sepertinya embusan angin ke arahku, dia melompat dan memelukku, dia berteriak penuh semangat:”Kak Alwi! Akhirnya bisa melihatmu lagi, aku merindukanmu.”

Aku menepuk pundak Sulistio dan berkata sambil tersenyum:”Begitu merindukanku ya, kenapa aku tidak melihatmu jadi kurus, kamu terlihat seperti pria paruh baya gendut, hmm ... ... dan juga sedikit botak.”

Sulistio kaget dan meraba rambutnya sendiri dan berkata:”Sembarangan, rambutku masih tebal.”

Semua orang tertawa, Nody berkata:”Sulistio, kamu jangan buat onar lagi, Alwi, sudah lapar kan, cepat duduk dan makan.”

Dony Yun berkata sambil tersenyum:”Iya, cepat duduk dan suruh orang untuk sajikan makanannya.”

Lalu Samuel menarik belnya, segera seseorang mengetuk pintunya dan membawa makanannya ke mari, aku duduk di samping Dony Yun dan berkata:”Dony Yun, setiap kali aku melihatmu, kamu selalu bertambah cantik.”

Dony Yun tidak marah, dia tersenyum dingin dan berkata:”Di antara kita semua, hanya kamu yang semakin jelek.”

Setelah dia selesai bicara, aku menyentuh wajahku, aku pura-pura sedih dan berkata:”Seperti itu ya? Aku sudah hampir menjadi mentimun kering.”

Sulistio berkata:”Kak Alwi, kamu selalu tampan di dalam hatiku.”

Nody memelototinya dan berkata:”Sulistio, kamu sekarang hanya bisa menyanjung orang ya, aku kasih tahu kamu, kamu sekarang berbicara tidak sesuai fakta dan tidak jujur.”

Aku tiba-tiba merasa lututku terpanah, orang-orang ini, satu di banding satunya menjadi sangat buruk, aku melihat Samuel yang terdiam dan tidak berbicara, aku tersenyum dan berkata:”Samuel, apakah kamu sudah menikah?”

Samuel tersipu dan berkata:”Belum ... ... masih belum, aku sudah menanyakan kepada adik Wita Wang, dia bilang akan menunggumu pulang dulu baru melakukan pesta pernikahan, bagaimanapun juga, kamu adalah mak comblang kami berdua.”

“Adik Wita? Aduh, mesra sekali panggilan ini.” Aku tertawa dan berkata.

Samuel menggaruk kepalanya dan sedikit malu, Nody memukul pundaknya dan berkata:”Alwi, perlu dijelaskan sebentar, yang memberitahu Wita Wang bahwa kamu masih hidup bukan dia tetapi aku, karena dia selalu menolak untuk menikah, Wita Wang salah paham padanya dan berpikir bahwa dia tidak ingin menikah dengan Wita Wang, mereka hampir saja putus, anak perempuan semuanya ingin sebuah janji dan sebuah jaminan, jadi demi tidak membiarkan dia melepaskan gadis sebaik itu, maka aku mengatakan hal yang sebenarnya kepada Wita Wang.”

Samuel takut aku akan marah dan berkata:”Kak Alwi, kamu jangan salahkan Nody, dia melakukan itu semua hanya untuk diriku.”

Aku tidak berdaya dan melihat ke arah mereka:”Sial kalian, apakah aku orang yang seperti itu? Sudah, aku sudah sangat lapar, mari cepat makan.”

“Makanan vegetarian di sini sangat enak dan bahkan lebih enak dari makanan biasa, kamu makan yang banyak.” Dony Yun berkata.

Aku bertanya dengan penasaran:”Sejak kapan kalian semua datang ke sini?”

“Kami sudah datang sejak kemarin, kami semua sedang menunggumu.” Dony berkata dan menjepitkan makanan untukku:”Kami juga tidak tahu bahwa kamu akan datang, tuan Kimi yang memberitahu kami dan bertanya apakah kami mau datang bertemu denganmu dan mengatakan bahwa kamu pasti akan sangat senang dan kami semua datang ke mari.”

Aku sedikit terkejut, aku pikir Kimi juga bisa berbuat seperti ini, sebelumnya dia bukan orang yang pengertian seperti ini. Bagaimanapun, aku sangat senang karena saat ini aku bisa bertemu Dony Yun dan mereka semua.

Kamu membicarakan banyak hal, meskipun sudah lama tidak bertemu, tapi kami masih akrab seperti dulu, setelah makan dan minum anggur, kami berkumpul dan berbicara tentang hal-hal yang menarik, mereka mengatakan, bahwa kerajaan bisnis yang kami ciptakan bersama telah tersebar di seluruh negeri, perkembangannya sangat bagus dan aku merasa lega.

Aku juga tahu dari mereka bahwa Aiko sekarang bersama Cecilia menemani Jessi di Beijing, ibuku juga sering ke sana, kakekku (pihak ibu) juga, ada Cecilia yang menemani mereka dan mereka semuanya sangat bahagia, mereka tampaknya hampir keluar dari kabut kesedihan karena kehilangan diriku.

Hatiku bergejolak dan aku berkata:”Kalian jangan memberitahu ibuku bahwa aku masih hidup, bahkan jika kali ini aku bisa menggulingkan Armour Zhong dan Matthew Zhong dan menjadi penguasa Invincible Empire, tapi selama aku belum bisa membersihkan fitnah ayahku, maka aku tidak akan membiarkan ibuku tahu bahwa aku masih hidup karena aku tidak ingin dia tahu bahwa aku sedang berada dalam bahaya.”

Semuanya mengangguk, Dony Yun berkata:”Tenang saja, kami semua tahu apa yang harus kami lakukan.”

Aku tersenyum, aku memikirkan kakekku (pihak ayah) yang tidak bisa diam satu itu dan berkata:”Oh ya, apakah kalian tahu kabar kakekku (pihak ayah)? Ke mana bocah nakal itu?”

Nody menyentuh hidungnya, Sulistio mengaruk kepalanya, Samuel mengerutkan keningnya, Dony Yun mengatup-ngatupkan bibirnya, semua orang membuat gerakan kebiasaan mereka, ini membuatku penasaran, aku merasa mereka mungkin merasa bersalah.

Aku tersenyum pahit dan berkata:”Tidak apa-apa kalau tidak ada kabarnya, jika orang tua itu ingin pergi, kalian tidak akan bisa menemukannya, aku hanya mengkhawatirkannya, tapi paman Saver bilang dia baik-baik saja dan menyuruhku untuk tidak khawatir, aku pikir, mungkin paman Saver tahu sesuatu, lain kali aku akan menanyakannya.”

Semua orang mengangguk, lalu kami mengganti ke topik lainnya, tapi hatiku merasa ada yang aneh, aku merasa ada yang tidak beres, tetapi sambil makan dan minum, aku membuang perasaan aneh ini jauh-jauh.

Aku menceritakan secara sederhana pengalamanku di Invincible Empire, aku tidak berani mengatakan bahwa aku terluka beberapa kali dan akan membuat mereka khawatir.

Waktu berlalu dengan cepat, waktu yang dihabiskan bersama mereka selalu berlalu dengan cepat dan menyenangkan, aku suka perasaan seperti ini, tapi karena besok masih ada urusan yang sangat penting jadi aku menyarankan agar semua orang beristirahat lebih awal.

Ketika semua orang baru akan bubar, ponselku berdering, itu adalah ponselku di Invincible Empire, aku saling memandang dengan semua orang, semua orang duduk kembali, aku melihat ID penelepon dan itu adalah panggilan dari Armour Zhong.

Aku memberi isyarat agar semua orang diam, kemudian aku menekan tombol jawab dan berkata dengan penuh hormat:”Tuan muda.”

Armour Zhong berkata:”Alwi, apakah kamu sudah sampai dengan selamat? Mengapa kamu tidak meneleponku?”

Aku sekarang baru ingat, karena aku sangat senang dapat bertemu kembali dengan Dony Yun dan lainnya, aku bahkan tidak menelepon Armour Zhong untuk melaporkan situasinya, aku mendengar ketidakpuasan dalam nada suaranya, aku menekan nada bicaraku dan berkata:”Tuan muda, maaf, ketika aku tiba, aku langsung pergi ke Gunung Wuyi dan ingin memeriksa situasi di sini, kemudian baru meneleponmu.”

“Kamu sekarang ada di Gunung Wuyi?” Armour Zhong mengerutkan keningnya, dan berkata dengan marah:”Mengapa kamu begitu ceroboh? Orang-orang mereka pada saat ini, pasti akan sangat berhati-hati, jika kamu ketahuan oleh mereka, maka kamu akan merusak seluruh rencananya.”

Aku tahu bahwa Armour Zhong sangat khawatir tentang rencana ini, aku buru-buru berkata:”Benar kata tuan muda, aku yang terlalu terburu-buru, tapi kamu jangan khawatir, aku sekarang sudah mau pulang, aku sangat berhati-hati dan tidak ada orang yang menemukanku.”

Mendengar perkataan ini, Armour Zhong berkata dengan puas:”Baguslah, apa yang kamu temukan?”

Aku berkata:”Aku merasa sangat aneh, di sini tidak seketat yang kita bayangkan, dan situasinya sangat normal, sedangkan untuk lingkungan sekitar area ini, area pemandangan dan hotel serta kuil yang ada di dalamnya, aku dan orang-orangku sudah menelitinya secara terpisah, dan akhirnya kami tidak menemukan apa pun.”

“Tidak ada yang mencurigakan?”

“Tidak ada sama sekali, tuan muda, apakah kamu keliru? Gunung Wuyi selain sebuah gunung, juga merupakan nama pusat kotanya? Harus tahu bahwa selain gunung ini, kota ini juga memakai nama Gunung Wuyi, jika yang mereka katakan adalah kota ini, bukankah rencana kita akan gagal.”

Ketika aku mendengar Armour Zhong mengatakan bahwa Matthew Zhong di culik di Gunung Wuyi dan mengeluarkan peta gunung ini, aku waktu itu berpikir, Gunung Wuyi mungkin juga sebuah kota, tapi aku tidak mengatakannya, aku ingin menunggu situasinya jadi seperti ini dan membuatnya cemas.

Armour Zhong terdiam sejenak, dan dia segera marah:”Sial, kenapa kamu tidak mengingatkanku sejak awal?”

Aku pura-pura sedih dan berkata:”Ini ... ... aku memang tidak pandai dalam geografi.”

Armour Zhong mengerutkan keningnya dan berkata:”Ini menjadi masalah sekarang, aku hanya bisa melihat situasinya besok, kamu tunggu kabarku.”

“Iya, tuan muda.”

Armour Zhong membanting teleponnya, aku tersenyum manis, Sulistio mencibir dan berkata:”Hanya Kak Alwi kamu yang bisa sabar dengannya, jika itu adalah aku, hanya melihat muka orang itu saja, takutnya aku sudah meledak dari awal.”

Aku berkata:”Lelaki sejati harus seperti itu, penghinaan apa pun aku harus bersabar, tapi jika harus bersikap hormat padanya, ini bukan masalah yang susah bagiku.”

“Kamu tidak pikir itu sulit, tapi aku merasa marah melihatnya, ketika pria itu jatuh di tanganku, aku akan mengulitinya dan menarik ototnya, lihat apa dia masih bisa sombong kepadamu lagi atau tidak, aku akan membuatnya menangis.”

Melihat Sulistio yang begitu bersemangat, aku merasa sangat hangat, aku berkata:”Jangan marah lagi, setelah besok aku tidak perlu bersabar dengannya lagi, aku pikir kamu harus bahagia untukku.”

Sulistio mengangguk dan masih sedikit marah, aku berkata:”Semuanya istirahat lebih awal, besok setelah masalahnya selesai, kita baru merayakannya dan kita akan minum sampai mabuk.”

“Baik.”

Ketika sudah keluar pintu, aku memanggil Samuel, dia datang dan berkata:”Kak Alwi, apakah masih ada hal lainnya lagi?”

“Kamu sudah lama tidak bertemu orang-orang organisasimu kan, ayo, aku bawa kamu pergi bertemu Nando dan lainnya.” Aku tersenyum dan berkata.

Samuel mengangguk dan berkata dengan sedikit tidak enak:”Ketika Kak Alwi membutuhkanku, aku hanya bisa berada di Huaxia, sejujurnya aku sangat iri dengan Nando dan lainnya.”

Aku tersenyum dan berkata:”Apa yang harus diirikan? Di mataku, kamu dan yang lainnya semuanya adalah pembantuku yang baik dan juga saudaraku yang baik.”

Aku menepuk pundaknya dan berkata:”Lagipula, kamu sebagai pengusaha yang berada di sampingku dan bisa membantuku meringankan banyak bebanku, aku takut kamu akan mengeluh karena aku memberimu terlalu banyak pekerjaan.”

Samuel tersenyum dan berkata:”Jangan berkata seperti itu, dari saat organisasi mengatakan bahwa memberiku kepadamu, maka aku adalah orangmu, dan saat itu aku memutuskan untuk menjadi orang yang bisa berguna bagimu, sudah ada orang yang membantumu untuk membunuh orang, maka aku yang bertanggung jawab atas bisnis.”

“Baguslah jika kamu bisa berpikir seperti itu.” Aku tersenyum dan berkata dan menariknya ke halaman kecil lainnya.

Orang-orang kami tinggal di tempat itu, di depan pintu, Herdy Deng dan Nando sedang berjongkok merokok di sana, mereka sambil merokok sambil mengobrol, ketika melihatku datang, mereka segera berdiri, dan setelah melihat Samuel, mereka menjadi sangat bahagia, aku bertanya:”Kenapa masih belum tidur?”

Nando berkata:”Aku sudah lama tidur di pesawat tadi, sekarang belum bisa tidur.”

Aku berkata:”Hatiku sedang ada masalah, jadi aku tidak bisa tidur nyenyak, jika kalian belum mengantuk maka temani Samuel mengobrol, aku pergi tidur dulu.”

“Baik, kamu istirahatlah.” Kata mereka.

Aku kembali ke kamar, setelah mandi aku berbaring di tempat tidur, aku mengambil ponselku dan aku menelepon Jessi, aku mengobrol dengannya sebentar, dia menyuruhku istirahat lebih awal untuk menghadapi masalah besok, kemudian kami berdua menutup teleponnya.

Di luar masih terdengar Samuel dan mereka sedang berbicara, ada gemericik suara air, juga ada suara dedaunan, aku tahu bahwa aku seharusnya istirahat tapi aku tidak mengantuk, aku selalu merasa bahwa sesuatu yang besar akan terjadi.

Pada saat ini, aku merasa ada yang sedang menatapku di balik jendela, meskipun tidak berbahaya, tapi aku tidak suka perasaan diintip oleh orang ini, dan mengapa orang ini ingin mengintipku? Memikirkan ini, aku sengaja berpua-pura berpakaian dan turun dari tempat tidur, membuka pintu dan berjalan keluar, dan berjalan dengan tenang di tanah berumput, lalu aku diam-diam melirik ke arah itu.

Aku berjalan dengan sangat ringan, aku menyembunyikan seluruh tubuhku di balik semak rumput, tapi, tidak butuh waktu lama, orang itu sudah menyadarinya, semak rumput itu bergerak, hatiku kaget, aku pikir orang itu sungguh hebat, aku segera bergegas ke arah orang itu dengan kecepatan lebih cepat, kemudian aku mengeluarkan pistol yang ada di badanku, meskipun aku tidak merasakan bahwa orang itu akan membunuhku, tapi untuk antisipasi terjadi masalah yang tidak diinginkan, aku harus melakukan persiapan.

Aku mengejarnya sampai ke halaman belakang, begitu aku masuk, aku melihat seorang biksu membelakangiku, biksu itu sedang duduk minum teh di meja bundar di tengah halaman, aku melihat sekitar halaman belakang, selain dia, tidak ada orang lainnya, aku mengernyitkan keningku, aku segera melihat ke arah biksu itu dan aku bertanya:”Halo, apakah kamu melihat satu orang yang aneh?”

Orang itu perlahan-lahan memalingkan wajahnya dan mellihat ke arahku, dia tersenyum dan berkata:”Apakah kamu sedang mencari orang yang mengintipmu?”

Dia kira-kira seusia kakekku (pihak ayah), bahkan kesederhanaan dan kelembutannya yang belum dibawa pergi usia itu sama persis, ada perasaan akrab yang muncul, dia sudah setua ini dan menjadi biksu tua di sini, aku pikir dia pasti pemilik kuil ini.

Aku mengangguk dan berkata:”Iya, apakah Anda pemilik kuil di sini?”

Biksu tua itu mengangguk dan berkata:”Aku bukan hanya pemilik kuil di sini, aku juga orang yang mengintipmu dan orang yang sedang kamu cari itu.”

Aku memandangnya dengan heran dan bertanya:”Apa, Anda jangan bercanda denganku, untuk apa Anda mengintipku?”

Dia berkata dengan canggung:”Kamu adalah cucu dari teman lamaku, tentu saja aku ingin melihatmu.”

“Kalau begitu kamu bisa bertemu langsung denganku.” Aku terdiam dan aku merasa dia tidak mengatakan yang sebenarnya.

Pemilik kuil menyentuh hidungnya, dia berkata dengan nakal:”Bukankah kamu sudah tidur? Aku takut menganggumu istirahat maka aku ingin melihatmu dari jauh saja.”

Sekujur tubuhku merasa dingin, dia berkata:”Apakah aku sudah membuatku takut? Tuan, kamu tenang saja, aku adalah seorang biksu yang serius, aku tidak tertarik padamu.”

Aku dapat melihat bahwa biksu tua ini adalah bocah tua nakal, pantas saja dia berteman dengan kakekku, mereka sama-sama sangat tidak serius, aku berkata dengan kesal:”Kemudian kamu menyadari bahwa aku sudah menemukanmu, kenapa kamu lari? Langsung keluar dan bicara saja denganku, bukankah masalahnya segampang itu?”

Dia berkata dengan tidak berdaya:”Apakah aku tidak malu? Jika orang lain tahu bahwa pemilik kuil yang penuh wibawa ini mengintip seorang pemuda di tengah malam, ke mana aku akan menaruh mukaku ini? Lagipula ... ...”

Dia berkata sampai di sini, dia tertawa terbahak-bahak dan berkata:”Aku juga ingin lihat, bagaimana tampang cucu orang tua itu, apakah dia mempermalukan reputasi yang mengatakan bahwa dia adalah orang nomor satu di Huaxia.”

Setelah mendengar penjelasannya, aku benar-benar penasaran dan juga merasa lucu dan aku berkata:”Baiklah, kamu menang, pemilik kuil tua, kalau tidak ada apa-apa lagi maka aku akan kembali dulu.”

Pemilik kuil itu tiba-tiba memanggilku dan berkata:”Tuan, apakah aku boleh menanyakan beberapa pertanyaan kepadamu?”

Aku bertanya dengan curiga:”Apa yang ingin kamu tanyakan?”

Dia berkata:”Aku ingin bertanya padamu, jika kakekmu (pihak ayah) tidak ingin kamu membunuh kakakmu, apakah kamu akan melepaskannya?”

Aku berkata hampir tanpa ragu-ragu:”Tidak mau, dan juga, dia bukan kakakku, tetapi dia adalah penjahat yang berutang beberapa nyawa saudaraku, kehadirannya membuat keluarga Chen kami malu, memalukan ayah dan ibuku, jadi, aku ingin membunuhnya, demi saudaraku, demi keluargaku, maka dia harus mati!”

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu