Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1113 aku akan menghormati keputusanmu

teriakan kata 'ibu' pun terdengar dari mulut Govy. selama ini, aku tidak pernah dirinya menderita kesakitan seperti ini, kecewa seperti ini. baik itu ketika dia mengurus masalah Jay, dia tetap berusaha melawan emosinya agar orang lain tidak mengetahui sisi lemah dari dirinya.

namun, ketika dia merawat ibu yang dicintainya, dia tidak bisa menahannya lagi. semua penderitaan yang ditahannya selama ini bagaikan sebuah luka yang telah dibalut oleh plaster dan dibuka begitu saja. darah segar pun terus mengalir dari luka itu.

ayahku menghela nafas dan ibuku menjatuhkan air mata sambil berlutut dan berkata :" kamu..... kenapa kamu begitu bodoh?"

aku pun perlahan berlutut dan berhadap kepada istri Su sambil mengetukkan kepalaku kelantai sebagai tanda hormat. dia adalah ibu Felicia, berarti dia juga merupakan ibuku. aku tidak bisa bertemu dengannya selama hiduonya dan apakah bisa bertemu setelah mati nanti? siapapun tidak tahu itu. siapapun tidak jelas akan ada tidaknya dunia lain, namun semua orang berharap kalau Felicia dan ibunya bisa bersatu kembali.

Hujan perlahan turun dan kelihatannya seperti langit yang sedang menangis karena ibu dan anak ini.

.......

setelah acara pemakaman selesai, Govy tidak pergi dan dia bersandar di batu nisan kak Nody. dia memeluk erat guci yang digunakan untuk menempatkan abu mayat, kedua pandangannya terlihat kosong. aku berlutut disampingnya sambil merokok dan tidak berbicara, karena aku tahu, semua perkataanku tidaklah berguna diwaktu ini. sekarang aku cukup menemaninya saja.

ketika aku menghabiskan 7 batang rokok, Govy pun berbicara, dia berkata :" apakah kamu ingin mendengar kisah hidupku?"

sebenarnya aku sudah mengetahui kisah hidupnya dari Jessi, namun aku tetap mengangguk dan berkata :" jika kamu ingin mengatakannya, aku juga rela mendengarkannya."

Govy menundukkan kepala dan mulai mengelus guci sambil berkata :" ibuku, ibu kandungku, dia sama seperti bibi kartika yang begitu mencintai ayahmu."

aku sedikit terkejut dan sangat jelas kalau Govy sedang membicarakan hal yang tidak aku ketahui.

aku pun mendengarkannya dengan hening, dia pun berkata dengan mata yang merah :" ayahku cemburu padanya dan sangat dendam juga, jadi dia melampiaskan seluruh dendamnya ini kepada ibuku hanya karena ibuku tidak memiliki latar belakang yang baik dan juga hanya karena ibuku adalah seorang anak yatim piatu yang polos. ibuku sangatlah baik hati, dia memiliki kepribadian konservatif. setiap bertemu dengan masalah seperti ini, dia tidak menyuruh orang lain untuk membantunya melainkan bersembunyi secara diam diam."

" akhirnya dia sadar kalau dia sudah hamik dan dia ingin menggugurkanku karena dia merasa aku tidak seharusnya datang ke dunia ini. namun... ayahku malah memaksa ibuku untuk melahirkanku hanya demi semua rencananya dan juga demi melindungi Nody. ayahku melarangnya dan setelah aku dilahirkan, ayahku lalu merebut diriku dengan sadis dari sisi ibuku. dia lalu mengirimkan Nody kesisi ibuku. ketika Nody sudah membesar, ayahku pun membunuh ibuku untuk melampiaskan semua dendamnya dan juga mengatur Nody untuk datang menemui bibi Kartika,.....lalu...... kamu juga sudah mengetahui hal setelah itu.

aku mengangguk dan menepuk pundak Govy sambil berkata :" kak Govy, semua itu sudah berlalu. biadap itu juga akan mendapatkan hukuman."

Govy pun berkata dengan kecewa :" nasi sudah menjadi bubur, apa gunanya lagi dia mendapatkan hukuman sekarang? kedua ibuku tidak akan hidup kembali lagi sekarang."

setelah dia mengatakan itu, dia mengangkat kepalanya dan membuka kedua matanya. aku tahu dia takut untuk meneteskan air mata, dia pun berkata :" aku sudah hidup begitu lama dan aku selalu merasa diriku sudah sangat bahagia. namun akhirnya aku sadar kalau didalam dunia ini, tidak ada satu pun orang yang menghiraukan keberadaanku. ibu kandungku tidak menginginkanku, ayah kandungku selalu ingin memanfaatkanku, mencelakaiku. ibu yang sudah menyayangiku sekian lama...... pun meninggalkanku ketika tahu kalau aku bukanlah anak kandungnya. aku merasa kalau diriku seperti tanaman Lemna yang telah terapung sekian lama di air dan seketika tenggelam kedalam luasnya lautan dan aku kehilangan arah hidup."

Govy yang sekarang bukan lagi merupakan pria gagah yang bersemangat dan pria gagah yang bisa melindungi semua orang. dia seperti seorang anak yang tersesat dan juga seperti seekor serangga yang telah terluka parah.

jika kehidupanku bisa dibilang pahit diawal manis diakhir, maka kehidupannya adalah manis diawal pahit diakhir. sebuah pepatah mengatakan " pahit diawal manis diakhir, pahit yang dirasakan bukanlah merupakan pahit yang sesungguhnya. manis diawal pahit diakhir, manis yang dirasakan juga bukanlah merupakan manis yang sesungguhnya", tidak tahu berapa lama dia bisa keluar dari pukulan yang besar ini.

aku berkata :" kak Govy, jangan begitu, kamu harus ingat kalau kamu masih mempunyai seorang keluarga didunia ini."

Govy menatapku dan berkata :" apakah maksudmu Fel......."

aku mengangguk dan dia tersenyum pahit sambil berkata :" kalau Felicia tahu kalau kakak kandungnya adalah Nody, aku....."

aku pun berkata :" jangan berpikir seperti itu, mungkin aku tidak mengerti pandangan orang lain, namun bagi Felicia, kamu adalah kakak yang paling menyayanginya. Felicia tidak memandang penting hubungan darah, melainkan dia akan bersikap baik padamu jika kamu juga bersikap baik padanya. dia akan bergantung padamu, menghormatimu, apapun yang terjadi, kamu adalah panutannya dan juga kakak yang paling dia percayai.

aku melihat sedikit harapan didalam Govy, dan aku kembali berkata :" apalagi sudah terjadi banyak masalah sekarang, jika kamu juga terjatuh dan meninggalkan Felicia, seberapa sakit hatinya nanti? jadi, kak Govy, kamu harus tabah, jangan merasa kalau tidak ada yang membutuhkan dirimu. Felicia membutuhkan dirimu, aku membutuhkan dirimu, negara juga membutuhkan dirimu."

Govy menatapku dan aku pun menganggukkan kepala. dia seketika menangis kencang, seperti seseorang yang sudah melepaskan segala beban yang telah dia pendam selama ini. dia bertelungkup pada bahuku dan menangis seperti anak anak. aku menepuk punggungnya dan menghiburnya seperti seorang anak anak, aku pun berkata :" kak Govy, kedepannya, kamu harus lebih banyak menjaga Felicia, jika aku membuatnya sedih, kamu harus menghajar diriku."

Govy pun berkata:" terimakasih Alwi, terimakasih banyak."

aku mengangkat kepala dan menatap foto wajah Nody yang tersenyum lebar diatas batu nisan itu. aku rasa, jika dia tahu, dia pasti akan setuju akan semua perlakuanku. karena baginya, Govy juga merupakan sahabatnya. dia begitu murah hati, bagaimana mungkin dia sanggup membiarkan sahabatnya sendiri menderita?

dibawah hiburanku dan kenyamanan yang aku berikan, Govy mulai mengontrol emosinya ataupun dapat dibilang dia sudah membaik setelah meluapkan semua isi hatinya. selanjutnya, aku akan menemaninya untuk membeli makam. kami akan memakamkan ibunya tidak jauh dari tempat Nody dimakamkan.

nyonya Su yang begitu dikagumi oleh banyak orang itu rela meninggalkan status pada dirinya. namun sebagai seorang nyonya besar yang dikagumi banyak orang, diacara pemakamannya malah hanya dihadiri oleh aku dan juga Govy. aku merasa jika dia tahu kalau dia bisa menemani putranya sendiri ketika kematiannya, dia pasti akan merasa senang.

hari sudah gelap, aku dan Govy pun pergi dari taman makam itu ditengah hujan. Govy pun berkata :" Alwi, kemana kamu ingin pergi selanjutnya?"

aku berkata :" aku juga tidak tahu, aku ingin menenangkan suasana hatiku."

Govy berkata :" pergilah, aku akan menjaga Felicia dengan baik."

" kapan kamu kembali ke Beijing?" tanyaku.

dia menatap kejauhan dan berkata :" aku akan segera pergi. sekarang ibu telah tiada, kalau aku tidak kembali ke rumah sakit, Felicia akan merasa curiga. aku tidak akan membiarkan dia mengetahui semua hal ini. setelah kembali nanti, aku akan berkata kepadanya kalau aku telah menyuruh seseorang untuk membawa ibu pergi liburan keluar negeri agar ibu tidak merasa sedih. aku akan berkata jujur padanya .... jika dia sudah membaik."

aku mengangguk dan berkata :" ini adalah yang terbaik, hanya saja aku khawatir terhadap beberapa saudara dari ibumu."

Govy berkata :" tenang saja, aku akan mengatakan semua ini kepada mereka. mereka sangatlah baik dan murah hati, aku rasa mereka juga tidak akan menyusahkanku dan akan membantuku untuk menyembunyikan hal ini."

aku berkata :" baiklah kalau begitu, Kak Alwi, kita adalah satu keluarga. silahkan datang mencariku jika kamu menghadapi masalah."

Govy menatapku dan tertawa sambil berkata :" aku mengerti, Alwi. terimakasih."

aku berkata :" kita adalah sahabat, jangan berkata seperti itu. kak Govy, safelight ya."

Govy menganggukkan kepala dan berkata :" kamu juga, tenangkanlah hatimu. aku percaya semua ini akan berlalu."

" benar, semua ini akan berlalu."

" pergi dulu ya, aku akan menghubungimu jika penting."

setelah mengatakan itu, Govy pun masuk kedalam mobil jeep yang besar itu. aku hanya berdiri disana dan menatap kepergiannya dengan perasaan yang penuh kekhawatiran.

aku langsung mengambil ponselku dan menelepon Jessi. sebelum semua orang pergi, Jessi berbisik kepadaku kalau Aiko berencana menemui ayahku. aku pun menyuruh Jessi untuk menghubungi Sulistio dengan tujuan mencari cara untuk menghalangi Aiko. kalau bukan karena aku khawatir pada Govy, aku sudah pergi kesana dari awal. jadi setelah Govy pergi, aku pun langsung menelepon Jessi.

Jessi mengangkat telepon dengan cepat dan dia berkata :" kak Govy sudah pergi?"

aku berkata iya dan kembali berkata :" bagaimana denganmu disana??"

Jessi berkata dengan datar :" rencana itu lebih berhasil dari ekspetasiku. aku sudah menyuruh orang untuk menjemput Cecilia. kamu juga tahu kalau dia sangat menyukai tante dan juga paman. mereka bermain seharian dan sangat bahagia."

" Aiko merintangi Cecilia, jadi dia tidak beraksi. namun sekarang Cecilia sudah lelah dan bersiap siap untuk istirahat. aku rasa dia akan mulai beraksi malam ini."

aku merasa khawatir dan berkata :" aku mengerti."

Jessi bertanya :" Alwi, katakan kepadaku, apakah kamu punya ide sekarang? bagaimana caramu menghalanginya?"

suara Jessi terdengar penuh kekhawatiran. aku tahu dia sangatlah cerdas dan pasti akan berhasil menebak apa yang akan aku lakukan. namun aku tidak mengaku dan hanya tersenyum sambil berkata :" jangan khawatir, kamu harus mempercayai kemampuanku. mengerti??"

Jessi tidak berbicara dan aku merasa murung dalam hatiku. aku pun berkata :" Jessi, apakah kamu akan mendukung setiap keputusan yang aku ambil?"

Jessi tetap tidak berbicara dan aku menghela nafas sambil berkata:" aku ingin mendapatkan dukunganmu."

didalam keheningan, dia pun berkata :" jika itu memang pilihanmu, maka aku akan menghormati keputusanmu...."

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu