Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 727 Tanggung Jawab Ku

Arief Yao mengatakan bahwa orang yang menyerang aku dengan berita aku dan Felicia adalah Vicky Hu, dan dia juga mengatakan bahwa dia mempunyai bukti yang akurat, segera aku menyuruh Samuel membawa orang untuk ke rumah Arief Yao, dan mengambil catatan yang ada di brankasnya, sekalian aku menyuruh mereka untuk membawa ember, air panas, celana, sepatu dan lainnya, dan juga membeli obat untuk mengobati luka.

Barang-barang ini semua disiapkan untuk Arief Yao, jika apa yang dia bilang semua benar, anggap saja ini adalah sebuah balasan untuknya, apalagi tadi aku telah menamparnya, jadi tidak salahnya menyiapkan ini semua untuknya, membersihkan kotoran-kotoran yang ada di badannya.

Ketika sedang menunggu Samuel dan yang lainnya kembali, aku keluar dari ruang bawah tanah, dan sambil merokok menunggu di luar, kenapa aku harus merokok di luar…kenapa harus keluar? Bagaimana tidak, aroma ruangan itu bisa menyebabkan orang keracunan gas metana, jika berdiam lebih lama lagi, mungkin nyawaku akan melayang, bagaimana aku berani?

Sambil merokok, aku duduk di atas batu, dan memikirkan kembali perkataan Arief Yao, jika dia berani menyuruh Samuel ke rumahnya untuk mengambil bukti itu, berarti apa yang dia katakan itu semua benar, tapi, sehebat apapun Vicky Hu, dan juga ayahnya Hensen Hu yang sangat mementingkan kedudukannya, dari yang aku tahu tentang Vicky Hu, dia bahkan tidak memiliki kehebatan apalagi sampai bisa membunuh Galing Zhou? Sampai bisa membasmi anak buah pamanku? Jangan bilang dia punya kesabaran, jika pun ada, mana mungkin dia punya nyali yang begitu besar? Jika ini berhasil diselidiki, maka dia dalam masalah besar.

Siapakah yang menjadi senjata Vicky Hu? Pasukan khusus? Jika pun iya, orang ini pasti kepercayaan Vicky Hu, maka dari itu tidak akan sulit untuk menyelidiki ini semua, tapi penilaian pamanku terhadap orang-orang Vicky Hu sangatlah tinggi, walaupun aku belum pernah bertemu dengan dia, tapi aku tahu, mereka tidak sehebat itu!

Jadi apa yang sudah terjadi?

Jessi tidak mengangkat telponku, mungkin waktunya tidak tepat, aku pun mengirimi dia sebuah pesan, menjelaskan apa yang sedang terjadi di sini, sambil menunggu dia membalas pesanku, Samuel pun datang, dan sementara pesannya tak kunjung masuk.

Samuel dan beberapa anak buahnya pun turun dari mobil, dan segera turun ke bawah untuk membersihkan Arief Yao, dia memberikan aku sebuah catatan, dan berkata : “Kak Alwi, barang sudah di tangan.”

Aku mengambil catatan itu, kemudian membukanya, aku membuka halaman pertama dan kedua, tidak ada apa-apa di sana, aku menatap Samuel, dia berkata : “Teruskan saja, ada di bagian tengah, dan tulisannya bukan dalam bentuk nomor.”

Aku mengerutkan keningku, dengan sabar aku membuka halaman per halaman, kemudian aku pun melihat sebaris tulisan itu, tulisan itu bukan berbentuk angka, melainkan alphabet bahasa inggris, jika dia tidak ingin orang lain menyadarinya, dia tidak mungkin meninggalkan catatan dalam buku ini, jadi dia tidak hanya takut orang tahu, melainkan takut orang mengetahuinya. Jika dibicarakan ini akan sedikit rumit, tapi jika dipikirkan, ini tidak serumit itu.

Walaupun Arief Yao membantu urusan Vicky Hu, tapi sebenarnya dia tidak percaya 100% dengannya, di saat dia takut aku akan menyadari ‘permainan’ dia dan Vicky Hu, dan menghabisi nyawanya, dan juga takut Vicky Hu akan membunuhnya untuk mencegah aku menyelidiki kasus ini, maka dari itu dia meninggalkan sebuah catatan ini, meskipun tidak gampang untuk memecahkannya, tapi setidaknya jika dia mati, dia sudah meninggalkan bukti ini untuk seseorang membalaskan dendamnya.

Aku tidak menyangka, orang seperti Arief Yao ini sangat berhati-hati.

“Kak Alwi, apa yang selanjutnya kita lakukan? Menelpon?” tanya Samuel.

Aku menggelengkan kepala dan berkata : “Arief Yao sudah hilang dalam waktu yang lama, dia begitu pintar, dan bagaimana mungkin nomor ini masih digunakan? Nomor ini pasti sudah diblokir, atau pun sudah dihancurkan, jadi tidak ada gunanya menelpon ke nomor ini.”

Samuel mengerutkan alisnya, dia berkata : “Tadinya aku sempat berpikir demikian, tapi kamu menyuruh aku untuk mengambil catatan ini, jadi tidak mungkin aku sia-sia mengambil catatan ini, kalau begitu, apakah kak Alwi memiliki rencana lain?”

Samuel sebenarnya sudah sering menangani hal seperti ini, dia tahu aku selalu berbicara sesuai fakta, aku tersenyum kepadanya, dan berkata : “Kamu masih percaya kepadaku, aku memang punya satu rencana, tapi aku tidak bisa menjamin ini akan berhasil.”

“Apa rencanamu?” tanya Samuel dengan menyipitkan matanya dan penuh penasaran.

Aku berkata dengan datar : “Aku berencana menyuruh anak buah pamanku, untuk membantuku mengurus nomor ini, menjadikannya sebagai nomorku sendiri. Terlepas ini nomor Vicky Hu atau bukan, tapi dia tidak mungkin mendaftarkan namanya sendiri ke nomor ini, dulu aku sering membeli nomor gelap, diantara mereka yang menjual nomor gelap ini,pasti menggunakan ID orang tua mereka untuk menraup keuntungan, dan sangat sulit untuk melacak orang yang membeli nomor gelap ini.”

Ini juga alasan kenapa aku sering membeli nomor gelap.

Setelah terdiam sebentar, aku pun berkata : “Tunggu setelah kartu ini beres diurus, aku akan menyuruh pamanku memberikannya kepada Jessi, dan menyuruh Jessi untuk mengetes Vicky Hu.”

Samuel mengangguk, dia berkata aku bisa memikirkan sampai sejauh itu, mungkin tidak akan ada masalah, aku menyuruh dia mengawasi Arief Yao, dan aku menelpon pamanku untuk membicarakan hal ini.

Pamanku mengatakan tidak masalah, aku memberitahunya jika sudah mendapatkan nomor itu jangan langsung diberikan kepada Jessi, karena aku harus berdiskusi terlebih dahulu dengan Jessi, aku tahu, jika Jessi sudah mengetes Vicky Hu, dan jika dia merupakan seseorang yang merencanakan ini semua, maka dia pasti akan curiga, dan yang paling penting aku harus mengambil resiko, karena aku harus mengetahui, siapa dalang yang selama ini mempermainkan aku, dan jika dia sudah mencurigaiku, lantas apa yang bisa dia perbuat terhadapku? Aku akan melindungi Arief Yao, dan dengan tenang menunggu Vicky Hu!

Sampai di sini, aku membuang rokok yang telah habis aku hisap, aku kembali ke ruang bawah tanah, tempat itu sudah dibersihkan, Arief Yao juga sudah mengganti semua pakaiannya, dia mengambil kayu tadi, dan menjadikannya sebagai tongkat, dia berdiri di sana, dengan penuh ekspresi yang menyedihkan, dan menyakitkan.

Aku memandang Arief Yao, dan berkata : “Nomor ini tidak bisa membuktikan omonganmu, apa kamu memiliki bukti lain?”

Arief Yao menangis tanpa air mata, berkata : “Kak Alwi, aku benar-benar tidak bohong padamu.”

Aku berkata secara acuh tak acuh : “Baiklah kalau begitu, katakan padaku, kenapa kamu masih bisa hidup, sedangkan kekasihmu dibunuh oleh orang?”

Raut wajah Arief Yao berubah, dengan gemetaran dia berkata : “Ini karena dia tahu aku tidak akan berani mengkhianatinya, sampai saat ini, aku akan bicara jujur denganmu, bagaimana aku bisa kerjasama dengan Vicky Hu, itu karena perjanjian mertua aku. Kalian mungkin tidak akan mengenali mertua aku, karena semua orang juga sudah tahu orang tua istriku sudah lama meninggal, dia merupakan seorang yatim piatu, tapi sebenarnya, ibu dari istriku pernah selingkuh dengan orang lain, dan ayah kandungnya merupakan seorang jendral di Beijing, putra dari mertua aku juga merupakan seorang tentara, tapi dia meninggal ketika menjalankan tugas, dan tiba-tiba dia teringat bahwa dia masih mempunyai seorang putri, putrinya adalah istriku, dan sekarang dia datang untuk mencari anggota keluarganya, mungkin karena ingin menjaga nama baiknya, tidak ada orang yang mengetahuinya, dia bilang dia hanya ingin di saat tua, dan sudah tidak berdaya, ada anggota keluarga di sisinya.”

“dan saat itu aku hanyalah seorang pegawai asuransi, dengan adanya bantuan dan koneksi dari dia, perlahan karirku mulai berkembang, dan sampai bisa ke posisi sekarang ini. Dan aku mengenal Vicky Hu itu saat pesta ulang tahun mertua aku. Tentu saja, saat itu dia tidak memandangku, kami tidak pernah mengobrol, pada akhirnya mertua aku yang mempertemukan aku dengannya, mereka merasa aku mempunyai koneksi di Nanjing, mengingat hubungan ini, aku tidak akan mengkhianati mereka, maka dari itu dia meminta aku untuk membantu mereka.”

Aku mengerutkan keningku : “Kamu bahkan tidak tahu Felicia akan hadir di acara pernikahan itu, bagaimana kamu bisa menyiapkan ini semua?”

Wajah Arief Yao kembali tidak enak dipandang, tatapan matanya seolah merasa bersalah, aku pikir tadi dia hanya mempermainkan aku, siapa sangka dia berkata : “Sebenarnya rencana awal kami tidak seperti itu. Ketika mertua aku menemukan aku, dia tidak mempedulikan apa yang aku bincangkan dengan Vicky Hu, Vicky Hu memberitahu aku, bahwa kekasihku memiliki dendam yang mendalam dengan kamu, dan bertanya padanya apakah dia bersedia balas dendam kepada Steve, dan mengatakan padanya akan menjamin keselamatannya, wanita bodoh ini kemudian percaya, kemudian kami pun menyiapkan obat, awalnya aku akan bersulang denganmu dan membiarkan kamu meminum anggur beracun itu, tapi siapa sangka Mawar juga melakukan hal yang sama, dan membuat masalah besar, kami tidak berani mengulangi lagi, karena juga takut dicurigai, tapi yang merekam video kamu dan Felicia adalah kekasihku, Vicky Hu yang mengambil video itu dan membawa pergi, dan kamu juga tahu apa yang terjadi selanjutnya.”

Sampai di sini, dia menghela nafas, dan menertawakan dirinya, berkata : “Vicky Hu tidak membunuhku, mungkin karena mertuaku, tapi aku sangat yakin, saat itu dia tidak membunuhku, bukan berarti dia tidak akan membunuhku, maka dari itu, aku sangat takut, aku mulai mendekatinya, menghabiskan banyak uang untuk menyogoknya, siapa sangka……aish! Aku tertangkap begitu lama, dan tidak ada seorang pun yang datang menolong aku, apakah karena di sini sangat sulit dijangkau, atau mereka memang tidak ingin menolongku, akhirnya aku mengerti.”

Arief Yao harus mengerti jelas, karena, beberapa hari saat dia ditahan, dan sebelum pembunuh bayaran yang datang dari luar negeri, aku sudah membeberkan rencanaku terhadap Arief Yao, dan bahkan aku dengan sengaja membocorkannya, berharap berhasil memancing orang datang, mungkin untuk menolong, atau tidak untuk membunuh, siapa sangka, berita telah dirilis, tapi tidak seorang pun yang datang, aku pikir mereka telah menyerahkan Arief Yao secara tidak langsung, aku bertanya secara penasaran : “Seberapa percayanya mereka kepadamu, sampai mereka begitu tenang membiarkanmu tetap di tanganku?”

Arief Yao tersenyum pahit, berkata : “Mereka tidak mempercayai aku, mereka……mereka mengancamku dengan nyawa anakku, mereka tidak takut aku akan memberontak.”

Aku mengangkat alisku, dan berkata : “Oh? Kenapa kamu harus memberontak?”

Arief Yao menatapku dengan ekspresi bersalah, dan mungkin saja sedang marah denganku, mungkin aku sedikit kelewatan, jadi membuatnya geram, dia menghela nafas dalam-dalam, dan berkata : “Kamu benar-benar mempunyai banyak akal, dan juga, beberapa hari ini aku sudah mendengar cukup banyak tentang dirimu dari anak buahmu, tahu bahwa kamu telah melewati begitu banyak rintangan, dan mengubah bahaya menjadi aman, jadi aku ingin bertanya padamu, apakah kamu bisa melindungi anakku……”

Sampai di sini, terlihat wajahnya mulai merah padam, terlepas dia telah mencelakai aku, dan bahkan sekarang ingin aku melindungi anaknya, benar-benar tidak tahu malu.

Aku berkata dengan nada datar : “Kamu tenang saja, di Nanjing sini adalah kekuasaan aku, apalagi keluarga, aku tidak akan membiarkan seseorang dari Beijing, datang ke sini dan membunuh anak yang tidak bersalah, ini adalah tanggung jawab aku sebagai orang Nanjing.”

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu