Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 314 Sangat Membahayakan

Aku pun terkejut ketika melihat hadiah ini. Mari kita abaikan baju antipeluru ini dulu dan memfokuskan ke pistol ini. Berapa banyak orang yang bisa memberikan pistol yang mengesankan ini kepadaku sebagai hadiah? Aku pun menjadi penasaran dengan identitas ‘teman misterius’ ini.

Hanya saja meskipun hadiah ini sangat berharga, tapi aku tidak yakin bahwwa yang memberikan hadiah ini adalah musuh ataupun teman. Bagaimana jika orang tersebut ingin menggunakanku untuk melakukan tindakan kejahatan dengan menggunakan senjata api illegal ini? Aku sekarang menjadi takut dengan komplot yang rahasia ini. Aku juga bisa bilang bahwa musuh ada dimana-mana dan untuk berhubungan dengan orang asing harus lebih berhati-hati.

Namun, walaupun aku ragu-ragu, aku pun masih memakai baju anti peluru ini di tubuhku dan kemudian perlahan-lahan mengambil pistol tersebut. Pistolku yang sebelumnya ku berikan kepada Nody. Sebelum dia balik ke Nanjin, dia meninggalkannya ke Wolf Wang dan Wolf Wang pun memberikan pistol tersebut kepadaku sebelum aku pergi keluar. Ditambah lagi dengan pistol yang kuambil dari Chandra. Aku sekarang sudah punya dua pistol. Tetapi mengapa orang ini masih memberikan pistol ini sebagai hadiahku?

Apa yang dia inginkan?

Aku mengelus pistol tersebut. Perlahan-lahan, aku pun menyadari bahwa pistol ini agak sedikit aneh. Aku berpikir untuk mencobai perasaan pistol itu. Aku mengambil satu gelas dan pergi berjalan ke kamar mandi, juga sekaligus mengambil selimut dan menaruhnya menutupi bak mandi. Aku mengisi pistol tersebut, menekan pelatuknya dan mengarahkannya ke selimut. Ketika aku mulai menembak, pada saat itu gelasnya pun pecah, Alasan ini dilakukan untuk menutupi suaranya pistol ketika ditembakkan.

Tetapi setelah mulai menembak, aku pun menjadi bodoh, karena aku melihat yang keluar dari dalam bukanlah peluru, melainkan kelereng. Aku pun sesaat terbengong dan baru menyadari satu hal, bahwa pistol ini adalah pistol imitasi! Tapi, pistol imitasi dibuat terlalu mirip dengan yang asli, bukan? Aku yang sudah terbiasa menyentuh pistol pun sama sekali tidak menyadarinya.

Aku pun mengamati pistol imitasi tersebut dengan teliti dan tidak mengerti mengapa orang ini ingin memberikan pistopl imitasi tersebut. Jangan bilang bahwa ada suatu makna dibaliknya, kah?

Aku pun berpikir bahwa tidak ada orang yang saking bosannya akan mengirimkan pistol imitasi ini untuk mengerjain aku. Makannya aku yakin bahwa orang ini pasti ada maksud tertentu. Selain itu, karena dia memberiku senjata imitasi dan juga baju anti peluru ini, aku pun dapat jelas melihay bahwa orang ini pastinya tidak menganggapku sebagai musuh. Ini juga semakin membuktikan bahwa dia sedang memberitahukan sesuatu kepadaku. Tapi, apakah itu?

Ketika memikirkannya, ponselku pun berdering. Aku pergi keluar untuk mengangkat teleponnya. Yang meneleponku adalah Mondy dan dia memberitahukanku bahwa berita mengenai aku tinggal di Hangzhou telah tersebar sampai ke telinganya Chandra. Chandra sekarang sedang cepat-cepat datang dari Yancheng kesini dan menanyakan apakah aku ingin berbicara dengan orang lain ketika dia sedang dalam perjalanan pulang kemari.

Aku dengan ringan berkata, "Tidak perlu, yang kutunggu adalah dia. Oh iya, bersiap-siaplah, Aku sudah berjanji dengan tuan Han untuk bertemu dengannya di Sky Hotel. kaliam pergi bersiap-siap terlebih dahulu."

“Baiklah. Kamar pribadi yang mana, ya?”

"Aku mengerutkan keningku dan berkata," Si rubah tua itu tidak mengatakannya. Pastinya dia takut kita akan melakukan persiapaan terlebih dahulu, tapi aku yakin dia akan melakukan persiapan lebih awal, jadi kamu biarkan para penembak sniper untuk melihat apakah ada "rekan" yang menetap di Sky Hotel sudah cukup.”

Mondy pun berkata baiklah dan bertanya apakah masih ada urusan yang lainnya. Aku melihat kotak hadiah tersebut dan berkata, "Biarkan Brandon menyerang sistem hotel ini dan salin satu daftar tamu yang datang pada dua hari ini kepadaku. Dan sebagai tambahannya, salin juga satu rekman CCTV hotel ini kepadaku. Harus sesegera mungkin menyelesaikannya."

"Apakah kamu ingin menyelidiki siapa yang memberimu hadiah tersebut?" tanya Mondy penasaran.

Aku pun tidak terkejut dia mengetahuinya, karena mereka selama dua puluh empat jam secara bergiliran menjaga kamarku, sehingga tentu saja mereka mengetahui masalah ini. Aku bilang benar dan dia bilang dia memahaminya kemudian mematikan teleponnya. Selanjutnya, aku pergi cuci muka dan gosok gigi, merapikan diriku, mengenakan jas yang dibelikan Aiko untukku. Aku dengan lembut membelai cincin itu, memikirkan masalah pada malam ini, dan hatiku pun sedikit berekspetasi.

Tidak lama kemudian, Chick menelepon aku dan memintaku untuk menekan penguin yang terdapat di laptop dan mengatakan bahwa ini akan memberikan informasi kepadaku. Aku pun segera mengeluarkan laptop dari tasku dan ketika semuanya sudah disiapkan, aku menerima rekaman CCTV dan daftar tamu dari Chick. Selanjutnya, aku mulai memeriksa rekaman tersebut dengan hati-hati. Hasilnya, aku dapat menemukan orang yang memberikan hadiah itu kepada si pelayan. Orang ini tampak polos, tetapi aku belum pernah menjumpainya. Siapakah dia?

Aku segera membuka daftar tamunya. Terdapat foto-foto KTP mereka dalam daftar tamu tersebut. Chick yang hebat ini juga mendaftarkan nomor ponsel setiap orang ini. Aku pun dengan cepat menemukan orang tersebut. Namanya Dave, berasal dari Beijing dan terdapat dua orang yang masuk dengannya secara bersamaan. Sisa dua orang tersebut bernama Joshua dan Jovian dan mereka pun terlihat biasa saja.

Aku tidak kenal satu pun dari ketiga orang ini. Tetapi bagaimana mereka bisa mengenalku?

Saat memikirkannya, aku mengambil ponselku dan menghubungi Dave, Dave pun sesaat mengangkat panggilanku. "Apa kabar, apakah ini tuan Dave?” tanyaku.

"Apa kabar." Dave pun berkata, "Apakah kamu tuan Alwi?"

Sepertinya dia mengenalku, sehingga ini membuatku semakin penasaran. "Iya, apakah hadiah tersebut kamu yang memberikannya kepadaku?" kataku.

dave berkata, "Iya, tetapi aku diminta untuk mengirimnya. Orang yang sebenarnya, yang mengirimkan hadiah kepadamu itu juga berada di Hangzhou, tetapi dia bilang bahwa sekarang bukanlah saatnya yang tepat untuk bertemuan. Dia ingin membiarkanmu dengan sabar mencarinya dan juga ingin kamu menikmati proses yang akan datang."

Aku mengunyah perkataan Dave dengan hati-hati. Hatiku pun berdebar dan terlingaku mendengar kembali perkataan Jessi tersebut. Dia memintaku untuk menunggunya dan berkata bahwa kita akan segera bertemu kembali. Jangan katakana bahwa dia…

Karena ide ini, aku pun merasakan sensasi yang luar biasa dihatiku, tetapi aku takut bahwa yang kuharapannya akan menjadi mengecewakan. Hanya saja, apakah itu benaran dia?

Begitu aku menutup teleponnya, ponselku pun bordering. Aku membukanya dan melihat bahwa itu adalah kepala keluarganya keluarga chandra, Johnson. Dia bilang bahwa aku sudah boleh keluar dan dia telah menungguku di sana. Aku pun segera menyimpan hadiah tersebut dan memberi tahu Moncy untuk keluar.

Dua puluh menit kemudian, kami tiba di Sky Hotel. Begitu kami turun dari mobil, seorang pria paruh baya bertanya apakah diriku adalah Alwi. Aku pun mengangguk kepalaku. Dia menatapku dari atas ke bawah dengan pandangan seakan sedang menyembunyikan niat jahatnya. Matanya penuh ejekan dan penghinaan dan berkata, "Ikut aku, kepala keluargaku sedang menunggumu."

Mo Sang sangat tidak puas dengan sikap pria tersebut. Aku tersenyum menghadapnya, menatap bagiuan belakang pria itu dan berbisik, "Kak Mondy, jangan marah. Kenapa harus repot mengurus anjing ini?"

Wajah Mondy pun sedikit menenang. "Aku suka dengan metafora ini," katanya.

Setelah kami memasuki hotelnya, kami naik lift ke loteng atas. Ketika pintu lift terbuka, sebuah tekanan yang kuat datang memukul wajah kami. Aku mendongak ke atas dan melihat bahwa seluruh loteng sekuat baja, tiga langkah-satu pos penjaga, lima langkah-satu pos. Melihat kedepan, mereka semua adalah pengawal terlatih.

Aku pun tahu bahwa ini adalah caranya tuan Johnson untuk ‘menunjukkan kekuasaannya sebagai seorang pejabat’. Dia ingin memberitahuku bahwa ketika aku masuk ke sini, aku sudah masuk ke wilayahnya.

Jika sekarang adalah diriku yang sebelumnya, aku mungkin sudah ditakuti sampai tidak berani bergerak dengan postur ini. Tetapi diriku yang sekarang tidak bisa menahan tawa dan berkata, "Tuan Johnson ini sungguh sangat berhati-hati. Apakah dia menganggapku sebagai monster buas, kah? Aku hanya membawa seorang ke sini, tetapi dia malah membawa segerombolan orang loh.”

Setelah mendengarkan ejekanku, pria paruh baya itu berkata dengan wajah sarkastik, "Kenapa? Takut?"

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata, "Bagaimana mungkin aku bisa takut. Aku bahkan belum merasa senang. Lagian pula, aku telah mendapat persetujuannya tuan Johnson. Oh iya, jika aku memberi tahu masalah ini keluar, apa yang akan dikatakan orang-orang? Kak Mondy, bagaimana menurutmu? "

Mondy dengan lembut berkata, "Tentu saja akan dibicarakan. Kepala keluarga chandra yang hebat ini tidak disangka akan takut dengan anak muda dari luar negeri. Kelihatannya bocah ini sungguh hebat, saking hebatnya dapat membuat kepala keluarga chandra sangat ketakutan."

Ketika pria paruh baya itu mendengarkannya, dia dengan dingin berkata, "ketika sedang menangani anjing gila, otomatis harus ada tindakan pencegahan yang terbaik."

"Kamu!" ketika Mondy mendengarnya memanggilku sebagai anjing gila, dia pun langsung marah.

Aku menghentikan Mondy, tersenyum dan berkata, "Mengapa kak Mondy harus marah? Apakah kamu tidak poernah mendengarkannya? Apa yang bisa kamu harapkan dari seekor anjing yang hanya bisa menggonggong saja, aku masih berkata bahwa mengapa kita harus menanggapi anjing pug ini? "

Pria paruh baya itu berkata dengan dingin, "Tuan Alwi, aku menyarankanmu sebaiknyua jangan bertingkah angkuh, jika tidak kamu akan memalukan dirimu sendiri."

Ketika dia mengatakannya, dia membawa kami ke kamar pribadi tersebut dan membukakan pintunya. Aku pun sekilas melirik. Yang sekarang ini, bagian dalamnya berbeda dari yang luarnya. Hanya terdapat dua orang di dalamnya dimana yang satunya sedang duduk dan yang satunya sedang berdiri. Otomatis yang duduk tersebut adalah Johnson dan yang berdiri disebelahnya adalah pengawalnya.

Johnson melihatku dari atas ke bawah. Ketika dia melihatku membawa satu orang, dia pun mengangkat alisnya dan berkata, "Anak muda jaman sekarang benar-benar tidak takut masuk ke kandang harimau dan masih mengira bahwa masuk ke kandang harimau tersebut seperti sedang melakukan perjalanan tamasya saja. "

Aku pun masuk kedalam, tersenyum dan berkata, "Terima kasih atas pujiannya, Tuan Johnson. Hanya saja apa bedanya jika aku membawa terlalu banyak orang kesini? Bukankah cucumu membawa segerombolan orang ke Nanjin? Apa yang terjadi akhirnya? Bukankah ujungnya dia menerima pelajaran dariku dan kembali ke Hangzhou dengan suram? Karena itu, orang banyak pun belum tentu berguna, yang terpenting adalah mengandalkan diri dan otaknya. "

Begitu Johnson mendengar perkataan ini, garis amarah pun muncul di wajaknya, tetapi hanya sesaat saja. Dia pun kembali ke senyuman awalnya yang lembut itu. Dia mengisyaratkan aku untuk duduk sambil berkata, "Hari ini kita di sini untuk membicarakan masalah yang lain, jadi jangan sebut bocah yang mengecewakan itu ya."

Setelah aku duduk, mataku pun fokus menatap Johnson. Dia benar-benar orang yang sangat tenang, tidak peduli apa yang kukatakan mengenai dia, dia pun tidak akan marah. Dia bahkan bisa memperlakukan penghinaanku untuk Chandra seperti angin yang berlalu begitu saja, masuk ke telinga kiri dan keluar dari telinga kanan.

Aku menuangkan segelas air untuk diriku, dengan lembut memutarkan gelas tersebut. "Katakanlah, apa yang kamu inginkan supaya kamu dapat menyerahkan rekaman tersebut?" tanya Johnson tanpa basa-basi.

Aku pun berkata sambil tersenyum, "Enak ya berbicara dengan tuan Johnson, kalau begitu aku akan langsung mengatakannya. Aku harap kamu dapat menghentikan semua tindakan yang tidak menguntungkan bagiku dan membantuku untuk mencabut tuduhan tersebut. Pada saat yang bersamaan, bantu aku melenyapkan Salim dari Nanjin. Sebagai gantinya, aku akan menghapus semua hal yang tidak menguntungkan bagi Chandra. "

Johnson dengan tenang mendengarkannya sepanjang waktu. Ketika aku selesai membicarakannya, dia pun tiba-tiba mulai tertawa, dimana tawanya tersebut penuh dengan penghinaan. Tawanya pun membuat sekujur tubuhku merasa tidak nyaman. Aku pun mengerutkan alisku dan berkata, "Apa yang tuan Johnson tertawakan?"

Johnson pun berkata sambil tersenyum: "Aku tentu saja sedang menertawakan fantasimu yang liar itu. Alwi, apakah kamu benar-benar mengira bahwa aku mencarimu untuk bernegosiasi, hah?"

Aku pun melihatnya, tidak berkata apa-apa, dan terdapat bunyi waspada dari hatiku.

Kemudian, Johnson pun berkata, "Aku memintamu datang kesini pada malam ini karena aku tidak berencana untuk membiarkanmu keluar hidup-hidup! Kamu boleh mencoba barang yang ditangamu itu. Acara berita mana dan juga wartawan yang mana dapat berani membeberkannya. Alwi, apakah kamu masih belum paham, kah? Semua bukti-bukti yang berada di tanganmu itu sama sekali tidak berguna. "

Setelah Johnson selesai mengatakannya, si pria paruh baya dan pria tua itu mengambil keluar pistol mereka dan membidik ke arahku dan Mondy. Dalam sekejap, hatiku pun kecewa seakan telah terjun ke lembah yang dalam. Bagaimana mungkin tidak terpikirkan olehku bahwa si rubah tua ini, dari awal tidak berencana untuk bernegosiasi denganku, malah "mengundangku" datang ke sini dengan pikiran akan melenyapkanku!

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu