Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 184 Menyelamatkan Claura

Melihat Claura memasuki restoran itu bersama seorang pria, aku berpikir bahwa kehidupan malam wanita ini benar-benar kaya, tetapi dia tidak suka dengan pria, tentu saja, selain aku yang karismatik ini. Jadi aku sangat penasaran siapa pria yang 'berkencan' dengannya. Jangan-jangan ia bersekutu lagi dengan orang lain, dan ingin berhadapan denganku?

Meskipun Claura berjanji kepadaku untuk membantuku menghadapi keluarga Yang, tetapi aku sama sekali tidak yakin dengan wanita ini. Lagi pula, dia begitu tidak bisa memegang perkataannya lebih dari sekali. Bahkan jika aku salah paham padanya terakhir kali, akulah yang salah padanya, tetapi setelah dia menggertak Felicia, aku semakin membencinya dan menjadi lebih berwaspada padanya, jadi aku khawatir dia akan bersekutu dengan orang lain untuk berurusan dengan ku lagi.

Nody juga jelas melihat Claura, kami saling memandang, ia berpura-pura memberi saran: "Alwi, hari ini kita menyambut pimpinanaku, mari kita makan di luar."

Orang yang benar-benar mengenalku, hanyalah Nody, aku berkata: "Oke, kamu ingin makan dimana?"

Govy berkata dengan tanpa ekspresi: "Aku hanya ingin makan makanan yang dibuat oleh adikku."

Aku langsung kecewa, Nody berkata sambil tersenyum: "Iya juga sih, bos seharusnya mencicipi masakan kakak ipar, tetapi tidak ada sayur lagi di rumah. Mungkin kakak ipar akan memanaskan masakan siang tadi, bos, mungkin kamu tidak tahu, kamu jangan lihat kak Alwi yang bersih ini, ketika dia makan dia sangat menjijikkan, air ludahnya menyemprot ke masakan dimeja, membuat orang lain tidak bisa memakannya lagi. "

Aku baru mau mengatakan ia beromong kosong, ia menginjak kakiku dengan keras, aku merasa sangat kesakitan, setelah Govy mendengar perkataan ini, ia langsung berkata malam ini makan diluar. Aku langsung bergegas mengatakan aku tahu restoran Western yang enak, kemudian aku memberitahunya nama tempatnya dan memintanya untuk menjemput Felicia. Dia bahkan tidak memikirkannya, dia langsung menurunkan kami berdua di pinggir jalan, menutup pintu, dan bergegas pulang.

Nody dan aku membeli dua topi memuncak dan masker di sisi jalan, lalu naik taksi ke restoran.

Ketika tiba di restoran Western, aku melihat ke sekeliling di lobi luar, setelah memastikan tidak ada bayangan Claura, aku mengatakan mereka pasti bersembunyi di ruang pribadi, tetapi tidak tahu kamar pribadi mana. Aku bertanya pada Nody apa yang harus kami lakukan? Nody tidak menjawabku, aku memalingkan wajahku, aku baru sadar bahwa dia tidak tahu kapan sudah tidak disampingku lagi, aku buru-buru melihat ke sekeliling, ternyata dia sedang mengobrol dengan seorang pelayan wanita di sana.

Aku sudah pernah mengatakan sebelumnya bahwa Nody adalah pria yang tidak terlalu tampan, tetapi dia terlihat sangat tampan ketika ia tersenyum, kepribadiannya juga bisa menyenangkan orang lain, aku pikir jika dia ingin merayu wanita itu, kecuali wanita ini memiliki kemampuan seperti Jessi dan Aiko, kalau tidak dia pasti akan terjatuh ke dalam pusaran ketampanannya yang lembut.

Aku berpikir orang ini memiliki banyak ide. Mungkin karena tidak dapat menemukan Claura, jadi dia berpikir untuk mengetahui itu dari pelayan. Ternyata benar, Nody datang tidak lama setelah itu, dan memberiku kedipan mata yang bermaksud semuanya berjalan lancar, ia menunjuk ke suatu arah, aku segera berjalan ke sana, dia menyusulku, mengenakan maskernya, dan berkata: "Pelayan di sini ini benar-benar 'memiliki kecantikan yang bisa membawaakan bencana', mereka semua putih bersih dan cantik. "

Apa itu 'memiliki kecantikan yang bisa membawaakan bencana'? Dia ini menggunakan idiom yang salah lagi. Aku meneteskan air mata simpati untuk pelayan di sini.

Nody membawaku ke pintu kamar pribadi dan memberi tahuku bahwa Claura berada di kamar pribadi ini, ia bertanya padaku apakah aku mau mengintipnya melalui jendela? Aku mengangguk dan berkata boleh, lalu kami berdua meninggalkan restoran dan berjalan ke belakang ruangan pribadi itu. Jendela di ruang pribadi itu tertutup, tirainya juga ditutup. Dari luar kami tidak bisa melihat bagian dalam sedikitpun, kami hanya bisa mendengarkan suaranya yang terdengar sangat menyenangkan.

Aku berpikir, lalu aku mengeluarkan pisau tajam besi yang diberikan oleh Aiko untukku, dan menggoresnya dengan keras di kaca. Pisau ini sangat lah tajam, kali ini, ia bahkan memperlihatkan ketajamannya yang lebih luar biasa, ia dengan mudah membuat lubang di jendela itu.

Aku dengan hati-hati memegangi potongan kaca itu dan melemparkannya ke tanah, lalu dengan lembut mengangkat tirai itu dengan pisau, pemandangan yang menarik perhatianku sangat membuatku terkejut dekorasi kamar pribadi itu sangat lah indah, selain meja bundar yang indah, masih ada sofa, dan saat ini Claura sedang berbaring di sofa, wajahnya pucat dan dia sepertinya sangat lemas. Hanya saja kedua matanya terlihat penuh dengan kebencian. Dia memegang belati di tangannya dan darah menetes dari lengannya. Aku terkejut, berpikir apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Aku memalingkan pandangan mataku dari tubuh Claura, aku melihat seorang pria berdiri di sana, wajahnya penuh dengan keserakahan, dan matanya penuh dengan fanatisme. Dia tersenyum dan berkata: "Claura, mengapa kamu melakukan ini? Lagipula, kamu sudah pernah menikah, dan kamu tidak tahu sudah berapa lama bermain dengan** itu. Aku bisa menyukaimu, itu adalah kehormatanmu, jika mengatakan yang lebih enak di dengar, kamu adalah wanita yang kuat. Jika mengatakan sesuatu yang sulit untuk di dengar, bukankah kamu ini hanya sepatu yang rusak? "

Aku terkejut, berpikir mulut pria ini begitu kejam, dan ia bermarga Yang, jangan-jangan dia adalah anggota keluarga Yang?

Claura mengabaikannya, ia memandang ke sudut, disana ada seorang pria tua kurus sedang berdiri tegak, ia menundukkan kepalanya, ia terlihat seperti biksu yang baru bermeditasi. Aku memandang orang ini dengan bodoh. Tidak diduga, dia memilih untuk mengabaikan semua itu, aku berpikir, apakah dunia ini sudah gila?

Orang ini bukan orang lain, ia adalah Fuiz yang setia pada Claura.

Namun, pada saat ini, Fuiz hanya menyaksikan Claura ditindas, seolah-olah ia menonton sebuah adegan yang tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Claura mengertakkan giginya dan berkata: "Fuiz, bukankah ayahku baik kepadamu? Kamu malah berkhianat, dan pergi ke keluarga Yang, bagaimana kamu bisa begitu tak tahu malu?"

Fuiz berkata dengan dingin: "Yang aku inginkan adalah seorang bos yang dapat melakukan apa pun untuk terus maju kedepan, orang yang tidak akan dipengaruhi oleh perasaannya, seseorang yang dapat membuatku menikmati pemandangan yang indah. Aku pikir ayahmu adalah orang itu, tidak disangka ia membuatku sangat kecewa, mengenai kamu, kamu lebih mengecewakanku, terutama kamu rela demi Alwi yang tidak berguna itu, bermusuhan dengan keluarga Yang, kamu tidak memikirkan konsekuensinya sedikitpun, bagaimana sku bisa tidak merasa sedih? Singkat kata, burung-burung yang baik akan memilih kayu yang bagus untuk tetap bertahan hidup, nona, maaf aku. "

Setelah mendengarkan perkataan Fuiz, aku merasa sangat kesal, aku berpikir ternyata tidak ada teman yang abadi di dunia ini. Seseorang tidak mengkhianatimu, mungkin bukan karena dia setia, tetapi karena alasan ia berkhianat tidak cukup kuat. Walaupun aku tidak tahu manfaat apa yang diberikan oleh Sergio untuknya, tetapi manfaat itu pasti telah menyentuhnya, dan yang membuatku merasa sedikit tidak menyenangkan adalah, Fuiz mengkhianatinya hanya karena aku, itu membuatku merasa sedikit bersalah padanya.

Saat aku sedang memikirkan itu, Sergio meminta Fuiz untuk keluar, Fuiz tidak tenang. Dia mencibir dan berkata: "Orang tua, apa yang kamu khawatirkan? Aku adalah bos di sini, bahkan jika Claura berteriak sampai tenggorokannya rusak, tidak akan ada orang yang akan berani masuk, lagipula aku tidak akan memberikannya kesempatan untuk berteriak, hahaha. Tetapi jika kamu tertarik untuk melihatnya, aku juga tidak akan keberatan. "

Setelah mengatakan itu, ia bergegas ke arah Claura, Claura menggertakkan giginya dengan erat dan menusukkan pisau itu ke arah Sergio, tetapi dia tampaknya tidak memiliki kekuatan sama sekali. Sergio dengan mudahnya meraih tangannya, ia mengambil belati yang dipegang olehnya, lalu dia mengangkat kakinya dan menendang ke arahnya. Dia juga dengan mudahnya menghindar, dia yang mengeluarkan tenaga terlalu banyak, langsung berguling ke tanah.

Melihat adegan ini, aku pikir aku akan merasa sangat bahagia, karena aku selalu ingin membunuhnya. Tetapi anehnya, aku tidak merasa begitu, aku malah memiliki keinginan untuk menyelamatkannya, aku juga tidak tahu mengapa, mungkin karena aku tahu bahwa Claura berada dalam situasi seperti itu semuanya karena aku, jadi aku memiliki pemikiran seperti ini.

Tetapi apakah aku benar-benar akan menyelamatkannya? Wanita ini, dia telah melakukan begitu banyak hal yang salah, ia begitu kejam padaku, mengapa aku harus menyelamatkannya?

Saat aku sedang meragu-ragu, Sergio mengangkat tangannya dan meraih Claura, ia mencibir dan berkata: "Claura, menyerahlah, tidak akan ada yang datang untuk menyelamatkanmu, orang terkasihmu yang kamu cintai itu juga tidak akan pernah datang!"

Claura berkata dengan dingin: "Sergio, jika kamu berani menyentuhku, aku akan menyuruh ayahku untuk membunuhmu!"

Sergio tertawa terbahak-bahak dan berkata: "Ayahmu? Ayahmu sekarang juga sedang berada dalam kesulitan."

Apa? ada sesuatu yang terjadi pada Gunawan? Pantasan Sergio berani memperlakuakan Claura seperti ini, ternyata dia telah kehilangan pelindung. Saat aku sedang berpikir, aku mendengar Sergio berteriak, ketika dilihat lebih dekat. Ternyata dia ingin mengambil keuntungan dari Claura, tetapi ia digigit olehnya, dia marah lalu menamparnya dengan keras, aku langsung merasa sedikit marah, aku juga tidak tahu apa yang membuatku marah, pokoknya aku tidak suka melihat Sergio.

Sergio berkata dengan kejam: "Pelacur! Lihatlah aku akan membuatmu menangis kesakitan malam ini! Biarkan kamu tahu, aku lebih hebat daripada mantan suamimu itu."

Setelah mendengarkan itu, Claura meludahinya dan berkata dengan keras: "Sepuluh orang sepertimu juga tidak akan bisa membandingkannya!"

Ketika aku mendengar ini, aku agak tercengang. Tidak disangka Claura akan mengatakan ini, dan perkataan ini benar-benar membuat Sergio marah. Dia memarahinya "pelacur" dan berkata: "Dia hebat? Jika dia hebat, kenapa dia tidak datang untuk menyelamatkanmu? "

Aku langsung berdiri dan berteriak: "Bukankah aku sudah di sini?"

Setelah berteriak, aku membuka jendelanya, seperti macan tutul liar melompat masuk dari jendela. Ketika aku muncul, semua orang di ruangan itu tertegun. Segera, Claura memanggilku dengan sedikit gembira, tetapi dia langsung cemberut dan menatapku dengan tatapan yang rumit.

Ketika Sergio melihatku, tamu yang tak diundang ini, matanya yang beracun penuh dengan kebencian. Dia mengertakkan giginya dan berkata: "Kamu adalah Alwi?"

Aku langsung berkeringat, dan berkata dengan keras: "Iya, aku adalah Alwi!"

Setelah aku mengatakannya, Fuiz berlari ke arahku seperti hembusan angin, dia langsung ingin menghantam wajahku, aku tersenyum padanya, aku tidak menghindar, tepat ketika saat dia ingin memukulku, Nody yang telah bersembunyi di luar jendela, tiba-tiba bergegas keluar, ia memegang lempengan batu bata di tangannya, ia langsung memukulkan lempengan batu bata itu ke kepala Fuiz.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu