Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 114 Donny Yun Menyerang

Aku membawa jalan, kak Toba berada di sampingku, dan yang lain membuat barisan di belakang kami.

Jarak Restoran Garden dengan Bar Change sangat dekat, jadi kami tidak naik mobil, melainkan jalan kesana.

Lewat 5 menit, orang-orang di Bar Change terkejut, karena aku membawa 60 orang masuk, segerombolan ini memenuhi setengah Bar Change.

Kebetulan Bos Xiao sedang mengobrol dengan seorang penyanyi disana, tangannya selalu meraba-raba tubuh wanita itu, mukanya kelihatan mau melecehkan dia, tepat saat melihat kami yang perkasa, muka Bos Xiao seketika berubah, dia sedikit terkejut mengarahku berkata: “Alwi, apa maksud kamu? Aku hanya mau membahas masalah, kenapa kamu membawa banyak orang kesini?”

Aku tertawa berkata: “Bos Xiao, saudaraku tahu jika aku akan memegang ahli, jadi satu persatu ini datang melihat, jadi aku akan memenuhi permintaan mereka, kamu tenang, malam ini semua biaya bir aku menanggungnya, dan juga kami tidak akan mengganggu pekerjaan kamu.”

Dengan alasan ini, muka Bos Xiao sungguh tidak enak untuk dilihat, jangan bilang kamu tidak mau menerima saudaraku? Ada rasa kesenangan dihatiku, pasti Bos Xiao mengira aku tidak menyiapkan ini, walaupun tidak siap tidak mungkin bisa membawa begitu banyak orang, namun aku juga tidak terpikir bisa membawa sekolompok orang kesini.

Dengan begini, walaupun Bos telah megutus orang untuk mempersulitku, kami disini ada 60 orang lebih, kecuali dia mengutus orang yang hebat berkelahi, atau lebih banyak dari kami, yang aku tahu, dia tidak memiliki kemampuan itu, jadi dia hanya bisa menahan tekanan ini.

Bos Xiao melihatku dengan tatapan dingin, dia mengira aku datang sendirian.

Sekarang giliranku menatapnya, aku mengira Bos Xiao akan menggali lubang untuk aku lompati, ternyata dia menyatakan permusuhannya, mungkinkah dia sudah siap untuk berkelahi denganku?

Aku berkata: “tidak tahu apa yang di maksud dari Bos Xiao? Aku ke sini untuk menyelesaikan masalah, pertemuan kali ini maksudnya apa?”

Dengan nada dingin Bos Xiao berkata: “kamu tidak perlu berpura-pura, aku tahu semua masalah yang kamu lakukan di Nanjing, kamu tidak bisa menakutiku, Hak kuasa Barku ini tidak akan kuberikan kepadamu.”

Aku ditertawakan oleh dia, aku bertekad maju selangkah, lalu dia dilangsung mundur selangkah, tampaknya dia ketakutan, aku kira dia orang yang agresif . Aku menyingir berkata: “Bos Xiao, kamu sudah memakai buddha untuk menyebutku, kenapa masih berani memakai orang besar menyebut dirimu, apakah kamu tidak takut akan pembalasan?”

Bos Xiao sambil tertawa berkata : “ beraninya kamu berbicara soal ini kepadaku, aku tidak percaya akan pembalasan.”

Sehabis aku merokok, aku langsung buang puntung rokok ke lantai, lalu kuinjak-injak dan, berkata dengan dingin: “meskipun Bos Xiao tidak percaya pembalasan, kalau begitu hari ini aku mau membuatmu tahu apa itu pembalasan!” selesai bicara, aku berteriak: “saudaraku, ayo hancurkan tempatnya, serbu..........!”

Aku baru perintahkan, saudara-saudaraku langsung menerobos masuk ke setiap ruangan Bar, dan menghancurkannya.

Bos Xiao kaget melihat tindakanku, terkejut dan berkata: “kamu.....kamu begitu keterlaluan?”

Aku mengatakan: “Bos Xiao, kamu pernah bilang, aku Alwi akan menjadi penguasa seluruh kota Nanjing, aku tidak takut Claura, keluarga Gao, maupun keluarga Yang, kamu kira aku takut dengan kamu yang hanya seorang Bos Bar kecil?”

aku melirik Bar yang sudah berantakkan, aku tertawa dan berkata: “Bar kamu ini, bukan pertama kali aku menghancurkannya, pertama kali mungkin masih asing, tapi ini sudah kedua kali jadi tidaklah asing bagiku, saudara-saudaraku kali ini apakah lancar lancar aja? ”

Ucapan ini sengaja aku ucapkan, meskipun suara botol yang dihancurkan sangat besar, namun saudaraku masih bisa mendengar suaraku, mereka mengangkat tongkot besi dan berteriak: “lancar! Sangat-sangat lancar!”

Aku tertawa dengan keras, mereka semua seperti aktor yang sedang berperan, sebenarnya yang menghancurkan bar kemarin bukan orang-orang ini, tetapi Leo mereka, akan tetapi Bos Bar tidak akan tahu hal ini, mukanya yang begitu pucat.

Bos Xiao berdiri di sampingku, dengan teriakan marah: “Alwi, aku beritahu kamu, hari ini kamu telah menghancurkan banyak barang, suatu hari aku akan mengambil kembali apa yang telah kamu hancurkan.”

Mendengar ini, aku dengan sekuat tenaga langsung menampar bos xiao , dapat dikatakan aku sudah melampiasi semua amarahku.

Wajah sebelah Bos Xiao berubah merah, bibir pinggir berdarah, lalu dia menutupi wajahnya, dan dengan mata merah berkata: “tunggu saja pembalasanku!”

Setelah bicara, aku tidak tahu apakah karena dia takut denganku, langsung bersembunyi jauh-jauh dariku.

Hatiku merasa sangat puas, melihat saudaraku hampir menghancurkan semua isi bar, dan Bos Xiao tidak berbuat ap-apa, hatiku tersentak, sepertinya ada firasat yang aneh. Bukan, harusnya Bos Xiao mau mencari masalah denganku, bagaimana mungkin dia tidak ada persiapan? Apa....hanya menyerahkan kepadaku saja?

Semakin dipikir semakin aneh, melihat sekilas Bos Xiao, hanya terlihat bayangan dari lampu, wajahnya yang suram, senyuman aneh muncul di sudut mulutnya, senyumannya itu membuatku tak berdaya, hatiku begitu tidak nyaman sekali.

Pikirkan tentang itu, aku berkata: “kak Toba, ada gawat sepertinya akan muncul masalah.”

kak Toba tidak ikut serta dia hanya menyuruh mereka membawakan rokok dan bir yang bagus, dia menghisap rokok, sambil minum bir, dan sambil melihat bokong wanita, dia sangat menikmatinya.

Mendengar perkataanku, dia melirik Bos Xiao, dan berkata: “kamu benar, jika tidak pergi bisa saja muncul masalah.” setelah itu dia tidak menungguku bicara, dia langsung berkata: “saudaraku, hari cukup sampai disini dulu, ayo kita cepat pergi.”

Toba selesai bicara, mereka tidak bertanya alasannya kenapa, mereka langsung berhenti dan dengan cepat meninggalkan tempat itu.

Siapa yang tahu, baru sampai di depan pintu, sudah dihadang oleh sekelompok orang.

Aku mengangkat kepala, di depanku telah berdiri belasan orang, orang-orang ini kelihatannya seumuran dengan Bos Xiao, dan di belakangnya diikuti sederetan orang, kerumunan orang-orang ini tidak kalah banyak dengan orangku, aku bergumam, berpikir ternyata ini strategi Bos Xiao dia sudah meminta bantuan orang. Tapi, Barnya sudah hampir hancur, dia baru menyuruh orang datang, sungguh sangat aneh.

salah satu diantara mereka yang paling tua, dan paling gagah berkata: “kamu adalah Alwi?”

Aku Mengerutkan kening dan berkata: “ya.”

Pria itu tampak dingin, dengan nada datar: bocah kecil, kamu kira dengan segombolan temanmu ini sudah bisa bertindak semenanya? Dasar aj*ng, apa kamu kira nanjing ini tempat nenek moyangmu.

Kata-kata orang ini sungguh tidak enak di dengar, aku menjawab: “ouh? Jadi Nanjing ini tempat nenek moyangmu?

Orang itu begitu marah dan kesal, dua orang disampingnya segera meredam amarahnya, yang lain sedang berbisik, akhirnya, pria yg bermatabat berkata: “anak muda ini membuat tangan kita gatal, harus kasih pelajaran biar mereka tahu akan kehebatan kita.”

Selesai dia bicara, kakToba langsung melindungiku, dengan tenang berkata: “siapa yang berani ganggu saudaraku, aku akan mematakan kakinya.”

Hatiku terasa panas, dan memegang bahu kak Toba, memberi sebuah isyarat, karena aku terlihat jelas, orang-orang yang dibawanya pasti lebih banyak dari kita, jika mau berkelahi, kita pasti akan mati. Jadi, aku pikir ada tidak ruangan untuk kita berunding, aku berkata : “hei, aku dan kalian tidak kenal satu sama lain, kalian datang sudah mau berkelahi, apakah ada kesalahpahaman diantara kita? Agar kalian tidak dimanfaatkan, membuat kita sama-sama rugi, aku sarankan alangkah baiknya kalian tenang dulu, kita sama-sama selesaikan masalah ini, bagaimana?”

Siapa tahu, selesai aku berbicara, aku tidak menyadari keberadaan Bos Xiao tiba-tiba terdengar suara ingus dan suara tangisan datang dari belakang: “Kak Zhang akhirnya kalian datang, kalau kalian tidak datang, malam ini aku pasti bisa mati. Aku beritahu kalian, malam ini Alwi datang sudah direncanakan, katanya mau menghancurkan bar ini, aku tanya kenapa, dia ingin memberitahuku, aku tidak akan membiarkan hak kuasa jatuh ke tangan orang lain, jujur aku tidak pernah berpikir seperti itu, aku tahu alwi pernah menyinggung banyak orang tapi, hak kuasa ini sudah ditandatangani, tidak mungkin aku ingkar, siapa tahu........uhh! Aku sungguh buta bisa bersama orang-orang seperti itu! ”

Melihat Bos Xiao yang berpura-pura sedih dan perkataannya seperti sangat menderita, aku sangat terkejut, baru pertama kali aku melihat orang seperti itu, licik dan pandai bersandiwara, kesalnya aku ingin memberinya acung jempol.

Tanpa menunggu alasanku, Kak Zhang itu melambai tangan, dengan sangat marah berkata: “Adik Xiao, kamu tidak perlu berbicara lagi, keadaan tadi kami sudah lihat dengat jelas, kami datang kesini untuk membantumu, kamu tenang, hari ini mereka bagaimana menindas kamu, kami akan menindas balik orang-orang ini! ”

Setelah mendengar itu Aku sangat marah, sebenarnya tujuan aku ajak damai karna aku takut terjadi hal-hal yang tidak aku inginkan dan juga aku tidak ingin memberi kenyamanan buat bos xiao, tak terpikir mereka sudah tidak bisa dia ajak berdamai.

Benar juga, di mata sekelompok orang ini sudah tidak ada istilah damai, lagian hubungan mereka dengan bos xiao hanyalah keuntungan saja, biarpun mereka tahu telah ditipu, meeak pun akan memilih untuk menghajar kami, ditambah lagi aku sekarang musuh dari Johan, Claura, Keluarga Gao, Keluarga Yang, siapa tahu di dalam ini ada yang mau membunuhku, lalu pergi ke beberapa orang itu untuk mendapatkan imbalan.

Berpikir ini, aku tertawa dingin, pulihkan kembali ketakutan kita, sebenarnya aku tidak ingin berkelahi, tapi jika mereka ingin berkelahi, aku juga tidak akan takut!

Aku berkata: “sudah begini, berkalahi saja.”

Seusai kata,masing-masing mulai panas, karena aku dan kak toba terbawa luka, jadi kami berdua hanya bisa melihat, saudara-saudara langsung melindungi kami, musuh kami pasti berpikir harus menjatuhkan kami terlebih dahulu, apalagi jumlah orang mereka lebih banyak, kami semua pasti dengan cepat untuk dijatuhkan.

Melihat situasi ini, aku merasa sedih, apakah aku harus mengulangi kesalahan, dan mengalami rasa penyesalan yang sama? Tidak, aku tidak mau!

Tapi, apa yang bisa aku lakukan?

Disaat hatiku kacau, terdengar suara hangat: “hentikan!”

Kata yang singkat, tapi itu sangat mengesankan, sudah jelas ini pertarungan yang besar dan sengit, tapi kalimat ini masuk ke telinga semua orang.

Aku tertegun dan melihat sekeliling, melihat orang memberikan jalan, seseorang menggunakan baju putih berjalan kemari, lampu di bar mati, tetapi wajah tampan pria ini terpatri dalam mata setiap orang.

Lelaki ini, ternyata Dony Yun!

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu