Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 222 Pandai berbicara

“Orang gila, orang gila yang kejam, orang seperti ini bagaimana bisa masuk ke dalam tim?”

Aku terdengar suara yang sangat marah kedalam telingaku, aku melihat kearah suara, hanya terlihat lelaki setengah baya yang sangat galak masuk kedalam, dia melihat aku, ekspresinya yang sangat cemas, aku melihat pangkat yang tertempel di pudaknya, seketika aku kaget hingga mengeluaran keringat dingin.

Harus tau pasukan khusus seperti kami, karena itu para elit, jadi tingkatan pemimpin tim dibanding pemimpin tim biasa akan lebih tinggi, itu adalah mayor jendelar sedangkan atasan tertinggi pasukan khusus kami adalah Letnan jendelar, dan saat ini sedang berdiri di hadapanku, lelaki yang terlihat seperti berusia 40 tahunan itu adalah letnan jendelar, dan juga atasan kami punya atasan.

Aku diam-diam menyebut kata sial, aku menghentikan langkah kakiku kedepan.

Letnan sampai di hadapan Agus, dia berjongkok dan memeriksa lukanya. Emosi yang tergambar alisnya semakin besar, di menyuruh orang untuk membawa agus ke rumah sakit, melihat aku, dengan wajah yang sangat dingin berteriak: “Beraninya, hanya sebuah pertandingan kecil saja, sampai mencelakai anggota tim sendiri. Orang seperti ini, harus diusir dari tim!”

Semua orang tekejut melihat dia, alu melihatku dengan tatapan yang kasihan, aku tahu, siapapun tidak berani memohon padanya untukku, dan ternyata perintah mayor jenderal. Kemungkinan untuk kembali akan sangat kecil. Saat berpikir, aku melihat Jimmy Su tersenyum dengan sangat jahat, walaupun hanya sebentar, tapi aku masih ketahuan, aku seketika mengerti, Letnan jendelar bisa kesini. Pasti bukan kebetulan, tapi pasti ada yang atur.

Bisa dibilang, sialnya aku kena jebakannya Jimmy Su lagi! Aku pikir, yang dia persiapkan adalah lukanya Steve, dan lawan yang sangat kuat Agus, siapa yang menduga, dia menggunakan Steve untuk membuatku emosi, lalu membuatku tanpa perasaan melawan Agus, tujuannya adalah agar Letnan melihat kekejamanku.

Berpikir sampai disini, hatiku seketika emosi, tapi hanya bisa terdiam, ada kepahitan yang tidak dapat dikatakan keluar.

Jimmy Su melihatku tidak dapat berkata apa-apa, dia berpikir sudah membuatku takut hingga menjadi bodoh, wajahnya terlihat sangat puas, saat berbicara dengan Letnan, wajahnya malah terlihat sangat khawatir, dia berkata: “Pak kepala, alwi walaupun sedikit brutal tapi sangat berbakat, seseorang yang sangat andal, dikeluarkan dari pasukan rajawali begitu saja sepertinya kurang baik?”

Letnan seketika berbicara dengan sangat marah: “andal? Seseorang yang sangat kejam, mencelakai anggota tim sendiri bagaimana bisa dibilang andal? Orang dengan karakter yang tidak baik, walaupun bakatnya sangat kuat, tetap tidak pantas menanggung status prajurit! Seperti kata orang “kalau mau mengatur sebuah negara harus membina diri terlebih dahulu”, yang dimaksud “membina diri” adalah membina budaya, yang dimaksud budaya adalah karakter, seseorang bahkan tidak dapat “membina diri”, bagaimana bisa mengatur sebuah negara? Bagaimana bisa bekerja untuk negara, bekerja untuk masyarakat? Meletakkan kedamaian negara dan harapan masyarakat di orang seperti itu, itu adalah penghinaan untuk negara, ini perbuatan yang tidak bertanggung jawab untuk masyarakat!”

Melihat Letnan yang begitu marah, awalnya aku yang sangat marah, seketika emosiku habis, malah membuat moodku menjadi baik. Bagaimana mengatakannya, walaupun aku tidak terinspirasi menjadi seorang prajurit, mimpi menjaga dan melindungi negara dengan impianku juga tidak sama, tapi, ini juga tidak menghalangi aku mewakilkan rakyat bahagia, bahagia karena memiliki Letnan yang begitu berbakat, setiap menit dan detik selalu meletakkan negara dan rakyat di hati dan pikirannya, karena aku hanya masyarakat biasa. Aku tahu, hanya prajurit senior yang memiliki kepercayaan seperti itu, sedangkan generasi anak muda sekarang, misalnya seperti Jimmy Su, dibandingakan dengan perasaan Letnan sangat jauh berbeda.

Saat itu, Letnan tiba-tiba melihatku, dengan dingin bertanya padaku: “kamu tadi tertawa?”

Aku baru menyadari tadi tidak dapat menahan senyum, berdiri tegap seperti seorang prajurit, dan hormat, dan berkata: “Lapor pak, ia!”

Semua orang kaget melihatku, mungkin semua orang berpikir aku gila. Disaat seperti ini malah mengaku tadi tersenyum sendiri, ini benar-benar menggali kuburan sendiri.

Ternyata, Letnan sangat marah berkata: “apa yang kamu tertawakan?”

Aku dengan serius mengatakan: “Lapor pak, menertawakanmu”

Wajah Letnan seketika semakin buruk, aku terus melanjutkan: “aku tertawa negara memiliki orang yang berbakat sepertimu yang selalu memikirkan negara dan rakyat, bahagia untuk rakyat. Dan juga bahagia untuk bawahan lain, jadi tidak dapat menahan tawaku, mohon maafkan aku.”

Letnan sedikit tertegun, dia tidak menyangka aku bisa mencari muka, tapi dia tidak terharu sedikitpun, dengan sangat cepat mengatakan: “kamu memuji aku juga tiadk ada gunanya, kamu terlalu kejam, aku menyuruh kamu pergi, kamu lekas bereskan barumu dan pergi.”

Aku menarik napas dalam-dalam, mata Jimmy Su yang begitu bahagia di atas penderitaan orang, aku dengan berani mengatakan: “Lapor pak, aku merasa aku tidak seharusnya pergi. Orang yang seharusnya pergi adalah orang yang aku hajar itu.”

Mendengar ucapan itu, semua orang tidak dapat menahan mengatakan aku gila, awalnya sangat disiplin seketika menjadi sangat berantakkan, Jimmy Su memberikan tanda kemereka untuk tidak berbicara, barulah mereka banyak yang diam, Jimmy Su dengan suara yang sangat rendah bertanya sembarangan ngomong apa.

Siapa yang tahu. Letnan sekali mengubah emosinya yang tadi, Jimmy Su berbicara: “Jangan ikut campur, biarkan dia bicara.”

Saat itu semua orang terkejut, bahkan Jimmy Su langsung terdiam, aku diam-dam merasa bahagia, berpikir sepertinya yang aku pertaruhkan benar. Sebelumnya Jessi mengajariku tentang buku teori thick black, dia memberitahuku, menghadapi orang baik yang tempramennya sangat buruk, tidak ada cara yang lebih baik selain jujur, oleh sebab itu aku berani berkata seperti itu.

Aku melihat Letnan, tanpa ketakutan sedikitpun melihat dia, tubuhku tegap berdiri. Berbicara dengan keras: “lapor letnan, dua bulan yang lalu, kapten su mengangkat saya sebagai wakil kapten dengan alasan bahwa dia ingin menebusku.”

Saat aku selesai mengatakan ini, Letnan sedikit terkejut melihat Jimmy Su, akhirnya wajahnya terlihat sedikit tidak tenang dan sedikit kesal karena wakil kapten diberi untuk balas dendam. Tentu saja, di dirinya juga memiliki kekuasaan itu, tapi, artinya dia berbohong kepada atasan, maksud dibalik ini adalah dipermainkan oeh orang.

Letnan bukannya sangat benci orang yang curang? Aku ingin membiarkan dia mengetahui betapa kotor dan jahatnya Jimmy Su.

letnan dengan dingin berkata: “Lanjutkan berbicara.”

Aku berkata: “Ia, karena pengalamanku sedikit. Dan semua orang tidak terlalu mengetahui kemampuanku, oleh sebab itu kami berjanji dua bulan kemudian akan melakukan pertandingan, siapa yang menang siapa yang menjadi wakil kapten, aku berpikir seperti itu, kalau aku tidak ada kemampuan, aku pasti tidak akan berdiri di posisi ini. Karena tidak ada kualifikasi, terlebih lagi jika tidak berusaha maka tidak akan ada hasil, kalau aku menerima posisi ini, itu tidak adil untuk semua orang.”

Saat aku menggali lobang untuk jimmy Su, tidak lupa mengungkit masalah pertandingan, agar memberi tahu Letnan, aku ada “pembinaan diri”. Letnan dengan emosi yang tidak baik mengabaikan ku dan berkata: “katakan intinya! Kamu gimana belajar bahasa?”

Aku dengan cepat lanjut berbicara: “hari ini adalah hari pertandingan, tapi saat aku datang aku mendengar berita yang membuatku marah, yaitu agus sengaja melukai salah satu anggota timku, anggota tim yang dilukai sangat jujur, dulu dia memberitahuku. Pangkat militer dimatanya bagaikan awan, baginyam asalkan bisa bekerja untuk negara, tidak peduli statusnya apa. Aku sangat mengagumi saudaraku, aku berpikir kemampuan dan posisinya mungkin tidak sekuat anda, tapi karakternya, hatinya yang sangat mencintai negara pasti sama tingginya seperti anda.”

Letnan mengabaikan aku, sedangkan yang lainnya menyeringai, aku tahu, terlihat sangat jelas jika aku sedang mencari muka.

Aku terus berbicara: “Tentara yang sangat mulia dan hebat, seorang tentara yang tidak memperdulikan harta dan ketenaran, malah tim sendiri menggunakan kata “belajar”. Menggunakan jabatan yang dimiliki untuk membalas dendam pribadi, anda bilang bagaimana aku tidak marah? Agus mencelakai kesetiaan negara, anda coba pikir, ini hanya sebuah pelajaran kecil saja, dia berani begitu tega, kalau menjalankan tugas di luar, anda yakin dia tidak akat menusuk timnya sendiri? Oleh sebab itu aku akan memberikan pelajaran untuk agus, siapa tahu setelah dia dikalahkan olehku, aku baik hati membimbing dia, dia malah diam-diam mengambil pisau dan menyerangku, kalau aku tidak menghindar dengan cepat, wajah tampanku ini bakal benar-benar hancur.”

Aku sambil berbicara. Sambil mengelus luka di wajahku, dengan sedih berkata: “sekarang masih keluar darah.”

Saat itu, beberapa orang tidak dapat menahan tawa lagi, ekspresi Letnan yang tidak berddaya, dan berkata laki-laki begitu memperdulikan wajahnya untuk apa? Aku tertawa dan berkata: “kata-kata ini tidak salah, tapi pak kepala, anda tidak merasa pemikiran orang ini sempit, hatinya sangat jahat, tidak bisa menanggung status jabatan kita? Dia bisa berulang kali melawan dua orang, sudah kalah masih berbuat curang, anda tolong berkomentar, dia berbahaya tidak? Kejam tidak? Menurut anda aku yang harus diusir dari tim, atau dia?

Letnan setelah mendengar ucapanku, mendecakkan lidahnya, bertanya pada semua orang apakah itu benar, semua orang langsung menganggukkan kepala, Jimmy Su yang pertama kali lebih terburu-buru mengatakan: “walaupun begitu, alwi kamu juga tidak boleh begitu kejam padanya, tadi kalau bukan karena pak kepala datang, kamu bisa memukulnya hingga mati.”

Aku berkata: “orang seperti itu tidak pantas mati? Negara memberikan dia jabatan yang sangat agung, agar dia menangkap orang jahat, dia malah memukul orangnya sendiri, orang seperti dia, siapa yang tahu kedepannya menjadi pengkhianat, aku hannya mengambil tindakan pencegahan.”

Mendengar ucapanku, Letnan dengan emosi berkata: “Cuma aku tidak meyangka ternyata kamu sangat pandai berbicara.”

Dengan malu aku tertawa da berkata: “pak kepala anda bercanda, aku juga dipaksa bertarung seperti ini, aku sangat mencintai status tentara, sagat mencintai seluruh masyarakat negara kita, tim kita, aku ingin berkontribusi untuk negaraku, maka dari itu aku baru berani mengatakan padamu kata-kata yanng begitu memilukan ini, lagian demi orang seperti itu, meninggalkan tim yang begitu aku cintai, aku benar-benar merasa tidak pantas, aku juga bisa demi anda kehilangan statusku merasa tidak ada penyesalan.”

Letnan selesai mendengarkan, terdiam sesaat, tiba-tiba menepuk pahanya, dan tertawa dengan keras, dan berkata: “menarik, kamu sangat menarik.”

Berbicara sampai disini, ucapannya tiba-tiba berbalik, dia berkata: “klau begitu, aku kasih kamu kesempatan yang sangat besar untuk membuktikkan.”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu