Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 660 Langkah menuju kemenangan

malam sangatlah tenang, namun aku tidak larut dalam tidurku.

aku selalu merasa khawatir pada setiap masalah. meskipun aku memiliki kemampuan untuk menyelesaikannya, namun aku selalu merasa tidak tenang karena aku telah menderita terlalu lama.

aku hampir tidak tidur satu malam dan keesokan harinya aku langsung kembali beraktivitas.

sesuai penelusuranku, si mata-mata(Yusuf) itu memiliki kebiasaan jogging di taman setiap pagi. bawahanku lalu meminjam kesempatan ini untuk mencuri ponselnya dan menggunakan ponselnya untuk mengirim sms kepada Wilsen agar menemuinya segera ditaman dan juga memperingatinya untuk tidak melakukan panggilan karena hal ini sangatlah darurat. dia tidak sempat untuk melakukan panggilan.

lalu dia mengembalikan ponsel itu kepada mata mata itu. untuk sementara ini, ponsel mata mata itu akan dikontrol oleh Chick untuk menghindari masuknya panggilan dari Wilsen dan juga mata mata ini sangatlah penting bagi keluarga Yang. oleh karena itu, Wilsen pastilah akan keluar menemuinya. lagipula dia sering lari pagi ditempat itu dan sering bertemu dengan anggota keluarga Yang disana. oleh karena itu, lokasi ini tidak membuat Wilsen merasa begitu curiga.

Wilsen juga tidak akan memberitahu keluarga Yang. oleh karena itu hal ini tidak akan berpengaruh pada masalah ini dan aku juga malas memikirkannya.

setelah sarapan, Samuel lalu memberikan ponsel itu padaku. awalnya bawahanku lah yang berhasil merekam sebuah adegan ketika mata mata bertemu dengan Wilsen. jika dilihat dari video itu, mereka berdua seharusnya suah tahu kalau mereka sedang diawasi dan seharusnya mereka akan mulai mencurigai mata mata itu. mata mata juga tidak berani melakukan apapun terhadap keluarga Chu dengan sembarangan.

namun jika mata mata itu tidak melakukan sesuatu, semua yang aku lakukan selama ini tidak ada artinya juga. oleh sebab itu, yang akan kami lakukan selanjutnya adalah menyuruh mata mata itu untuk melanjutkan rencananya dengan tenang.

aku menyuruh Samuel untuk membeli sebuah kartu SIM baru dan menelepon nomor mata mata itu. Samuel sangatlah lihai dalam bahasa daerah TianJing. nada dan gaya bicaranya tidak ada bedanya dengan rakyat TianJing. oleh karena itu, mata mata itu akan mengira dia adalah rakyat lokal jika dia menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dengannya.

tidak lama kemudian, panggilan itu pun terhubung dan Samuel pun berkata :" Halo, pak Yusuf."

Yusuf adalah nama dari mata mata itu, dia pun bertanya dengan panik :" siapa kamu?"

" apakah penting untuk mengetahui siapa aku? hal yang penting adalah aku memiliki sebuah barang yang bisa menakutimu. apakah kamu bisa menebaknya?" kata Samuel dengan nada suara penuh ejekan.

harus dikatakan kalau Samuel merupakan orang yang sangatlah nakal meskipun dia biasanya selalu bertingkal normal.

Yusuf lalu tertawa cuek dan berkata :" hm, hal yang membuatku takut? semua perlakuanku adalah positif, hal apa yang bisa membuatku takut?"

" oh ya? sebagai asisten terpercaya dari kepala keluarga Chu, untuk apa kamu bertemu dengan tuan kedua dari keluarga Yang secara diam diam? seingatku, meskipun keluarga Yang dan keluarga Chu merupakan bagian dari keempat keluarga besar, namun hubungan mereka sangatlah biasa saja. namun kamu dan tuan kedua dari keluarga Yang....." Samuel sengaja berhenti berbicara setelah mengatakan itu.

Yusuf tidka bisa menahan emosi lagi dan langsyng bertanya :" siapa sebenarnya kamu? apa yang ingin kamu lakukan?"

Samuel lalu tertawa dan berkata :" aku tidak ingin melakukan apapun. tidak usah panik, aku hanya ingin meminta sedikit rezeki saja. aku tahu setelah kamu mulai bekerja dikeluarga Chu, pendapatanmu tidaklah sedikit. kebetulan aku membutuhkan uang belakangan ini...."

" inti dari semua ini hanyalah kamu menginginkan uang?" tanya Yusuf dengan sedikit tidak percaya.

hal yang normal jika dia merasa curiga karena bagaimanapun juga ini merupakan rencana yang direncanakan dengan hati hati. jikalau memang hanya menginginkan uang, itu bukanlah hal yang susah. ini juga merupakan saat yang tepat untuk menguji kemampuan beradaptasi pada Samuel.

aku sudah menebak dari awal kalau Yusuf akan bertanya seperti ini dan aku sudah berdiskusi dengan Samuel cara menjawab pertanyaan itu. dia langsung berkata :" aku tidak ingin membohongimu, aku terpaksa melakukan ini. bagaimanapun, perlakuan begal terlalu berbahaya. aku mungkin saja akan ditangkap polisi jika kalian melapor pada pihak kepolisian. oleh karena itu aku lebih suka mencuri ponsel kalian dan mencari rahasia yang ada. aku lalu akan menghitung seberapa berharganya rahasia yang ada pada ponsel kalian itu."

setelah hening beberapa saat, dia kembali berkata :" aku masih memiliki banyak rahasia orang lain. kalau kamu mau, kamu juga boleh membelinya dariku. salah satu rahasia juga menyangkut tuan besar dari keluarga Wang."

Yusuf mulai bersemangat ketika mendengar rahasia tentang Galvin, dia pun berkata :" apa rahasia itu?"

" kamu ingin tahu? bayar dulu." kata Samuel, :" namun aku bisa memberimu sedikit bocoran kalau rahasia ini berhubungan dengan Widya yang baru saja tiba di Tian Jing dan juga Galvin."

tentu saja Yusuf mengenal siapa itu Widya dan setelah mendengar itu, dia semakin mempercayai Samuel. namun dia lebih penasaran kepada identitas Samuel, kenapa dia bisa mengetahui begitu banyak hal?

Samuel menyuruhnya untuk mengurangi omong kosongnya dan mulai mengeluarkan suara yang aneh. awalnya aku penasaran suara apa yang dikeluarkannya. akhirnya aku tahu kalau itu merupakan suara seseorang yang kecanduan narkoba. dia ingin membuat Yusuf merasa kalau dirinya merupakan seorang yang kecanduan narkoba. biasanya seorang yang telah kecanduan narkoba akan melakukan apapun demi uang. ini berhasil membuat Yusuf semakin percaya padanya.

tentu saja tujuan dia melakukan ini adalah agar Yusuf mengerti apa yang diinginkannya. dan jika dilihat dari data yang ada, Yusuf juga memiliki kebiasaan yang sama. hanya saja dulunya aku tidak pernah berpikir untuk melakukan cara ini. aku tidak menyangka kalau Samuel memperhatikan poin ini. harus diakui kalau dia memang sangatlah teliti dan membuatku kagum padanya.

" berapa nominal yang kamu mau?" kata Yusuf dengan datar.

Samuel berkata :" 4miliar"

" apa? kenapa tidak pergi jambret saja?" kata Yusuf dengan penuh amarah.

Samuel pun berkata dengan nada suara yang kasar :" aku tidak punya waktu untuk tawar menawar denganmu. mau atau tidak? kalau tidak, aku akan pergi mencari keluarga Yang dan menyuruh mereka untuk membelinya. aku juga akan mengatakan kepada mereka kalau kamulah yang menyuruhku untuk mencari mereka."

Yusuf pun tak berdaya setelah mendengar ini. dia pun meminta nomor rekening kepada Samuel. Samuel pun memarahinya :" sh*t, apakah kamu mengira kalau aku idiot? kalau aku memberi nomor rekeningku padamu, bukankah kamu bisa langsung menelusuri keberadaanku?"

" kalau begitu apa yang kamu mau?" kata Yusuf penuh amarah.

Samuel kembali berkata :" mudah. satu jam kemudian, siapkanlah uang itu dan letakkan didalam toilet umum di taman yang merupakan tempat dimana kamu lari pagi setiap harinya. aku akan menyuruh orang untuk pergi mengambil."

Yusuf pun berkata :" siang ini aku sangat sibuk, apakah boleh sore saja?"

" apakah kamu yakin kalau kamu tidak macam macam?"

" tenanglah, aku tidak akan macam macam."

" baiklah, aku akan menghubungimu kembali nanti sore." Samuel langsung mematikan panggilan setelah mengatakan itu. dia lalu mengeluarkan kartu SIM itu dan berkata :" kak Alwi, bocah ini sudah mempercayai kita."

aku mengangguk dan berkata :" bagus, perkataanmu tadi sudah berhasil meghilangkan kecurigaannya. pada akhirnya kamu juga menyetujui untuk menerima uang itu pada sore hari, berarti itu menandakan kalau kamu tidak mengetahui hal yang akan terjadi pada pukul 12 siang nanti. dia pastilah tidak akan curiga kalau kamu mengambil rekaman itu untuk menghancurkan semua rencana malam ini. itu benar benar menghilangkan semua kecurigaannya padamu."

Samuel mengangguk dan berkata :" kak Alwi, apa yang harus dilakukan selanjutnya?"

aku berkata dengan datar :" ini sudah merupakan waktu yang tepat untuk menghubungi kepala keluarga Chu. salah, kita tidak seharusnya menghubungi kepala keluarga Chu, melainkan tuan besarnya yaitu Joko Chu. Joko memiliki sifat kesetiaan pada keluarga Chu dan juga memiliki sifat cemburu dan penuh kebencian seperti ibunya. meskipun Yusuf memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya, namun dia juga tidak akan pernah mentolerir orang seperti itu. lagipula dia juga merupakan anak yang terhormat dikeluarga Chu dan merupakan penerus dari keluarga Chu. kami bekerjasama dengannya merupakan pilihan terbaik dan ini semua juga tidak akan mudah terbongkar.

Samuel mengangguk dan berkata :" kalau kak Alwi merasa seperti itu, aku akan meneleponnya."

" tidak usah, aku akan meneleponnya sendiri." sambil mengatakan itu, aku pun mencari nomor telepon Joko pada ponselku dan meneleponnya.

sebelum aku datang ke TianJing, aku sudah menyimpan semua nomor pada kartu SIMku, itu akan memudahkanku untuk menghubungi mereka.

dalam waktu yang singkat, terdengar sebuah suara yang berat dari dalam ponsel dan bertanya siapa aku. aku berkata :" tuan Joko Chu, aku adalah Alwi."

" Alwi?" Joko sedikit terkejut, namun dia kembali tenang dalam waktu yang cepat dan kembali berkata :" salam hormat tuan Alwi, hanya saja kita berdua tidak memiliki hubungan apapun. apakah ada hal yang membuatmu harus meneleponku hari ini?"

aku berkata dengan datar :" aku ingin memberimu sebuah hadiah yang besar. hanya saja aku tidak tahu apakah kamu memiliki waktu untuk menerimanya."

Joko berkata dengan perasaan terkejut :" hadiah? maaf, aku tidak bisa menerima hadiahmu begitu saja."

sepertinya Joko sangat waspada kepadaku, sepertinya dia tahu apa yang ingin aku lakukan.

aku berkata :" apakah kamu yakin tidak menginginkannya? Tetapi hadiah ini merupakan kunci untuk menentukan apakah Anda dapat berhasil menandatangani kontrak dengan konsorsium asing besar kali ini. "

Joko pun tertawa setelah mendengar ini. aku tahu apa yang sedang ia tertawakan. dia pastilah merasa kalau aku sedang membohonginya dan mengira aku menganggapnya sebagai anak anak. namun dia tidak tahu kalau semua yang aku katakan adalah kenyataan.

seperti yang aku duga, setelah dia selesai tertawa, dia pun berkata dengan sopan namun sangatlah cuek :" tuan Alwi, kamu sangatlah suka bercanda. meskipun kedengarannya kamu memiliki kemampuan yang tinggi, namun aku merasa kalau tanganmu masih belum cukup panjang untuk mengurusi masalah kerja sama antara keluarga Chu dengan konsorsium asing itu kan?"

aku tertawa dan berkata :" aku memang tidak, namun ada orang yang bisa. aku hanya ingin memberitahumu siapa orang itu."

" kalau memang kamu ingin memberitahuku, katakan saja. untuk apa kamu omong kosong dari tadi?" Joko mulai emosi karena dia merasa aku sedang membohonginya.

aku pun berkata :" kalau kamu memang mengenalku, seharusnya kamu tahu kalau aku, Alwi bukanlah orang yang suka menghabiskan waktu begitu saja. aku juga tidak suka melakukan hal yang tidak aku kuasai. intinya, sebelum jam dua belas, kamu boleh menemuiku. aku juga tidak merasa rugi kalau kamu tidak datang. hanya saja aku tidak tahu apakah keluarga Chu akan merasakan semua kerugian itu."

aku langsung mematikan panggilan itu setelah mengatakan itu.

setelah mematikan panggilan itu, aku baru teringat kalau aku belum memberitahu Joko akan keberadaanku.

ketika memikirkan itu, Joko pun meneleponku dan aku langsung mengangkatnya. dia bertanya dimana aku dan nada suaranya kedengarannya sangatlah tidak berdaya. aku tahu kenapa dia tidak berdaya, dia merasa sedih karena diancam olehku. dia merasa kalau diriku sengaja mencari alasan untuk memancingnya keluar. namun, dia tetap memilih untuk menemuiku karena projek kerja sama kali ini tidaklah kecil. dia hanya ingin mencegah hal buruk terjadi.

aku memberitahu kepadanya alamatku dan menyuruhnya untuk tidak memberitahunya pada orang lain. dia pun menyetujuinya.

dalam waktu yang singkat, kami berdua pun bertemu didalam salah satu kamar pada hotel.

Joko Chu merupakan seorang pria yang sangat formal. dia memakai sebuah kacamata yang gagangnya dilapisi emas. rambutnya juga disisir sangat rapi, dia memakai jas formal dan sepatu kulit. aroma wirausaha yang kental pun tercium ketika dia memasuki ruangan. meskipun dia tidak begitu menyukaiku karena merasa kalau aku sedang membohonginya, namun dia tetap menyalamiku dengan sopan. dia pun memperkenalkan dirinya dan berkata :" halo, tuan Alwi."

aku tersenyum dan berkata :" Halo, tuan Joko, masuklah. karena kondisi waktu yang tidak memungkinkan, aku tidak akan basa basi lagi. Samuel, bawakan barang itu dan tunjukan kepada tuan Joko."

Samuel lalu menunjukkan beberapa foto dan video kepada Joko. Joko mengerutkan kening setelah melihat itu dan berkata :" yang ingin kamu tunjukkan padaku hanya ini saja? meskipun keluargaku tidak begitu baik dengan keluarga Yang, namun kami tetap saja saling menyapa ketika bertemu. apa yang bisa dijadikan bukti dari foto dan video ini?"

aku pun berkata dengan datar :" ini tidak bisa membuktikan apapun, namun sesuai data yang aku dapatkan, sepertinya keluarga Yang akan memulai bisnis di bidang pembuatan daun teh...."

" apa yang kamu katakan?" ekspresi wajah Joko berubah drastis.

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu