Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 317 Cintaku menghilang

Melihat seikat bunga mawar ini, aku sedikit tidak menyangka. Menutup pintu, aku melihat disekitar, memastikan di dalam kamar tidak ada orang yang mencurigakan, aku baru saja datang ke meja dan melihat seikat bunga mawar ini, totalnya ada sebelas, aku tidak tahu apakah itu bermakna setulus hati.

Aku duduk di depan meja teh, dan mengambil kartu ucapan yang terselip di bunga mawat, anya melihat di kartu tertulis: “berjalan ke arahmu berubah menjadi angin, berubah menjadi hujan, berubah menjadi musim semi.”

Tulisan ini selamanya tidak dapat aku lupakan.

Aku membelai tulisan ini, dengan pelan menyebutkan nama Jessi, aku sangat yakin dia yang memberiku ini, di saat pertama kali dia memberikanku surat, tulisan dia seperti dirinya yang selalu mebekas di pikirankku.

Tanpa sadar aku memejamkan mata, menghirup nafas dalam dalam, ingin mencium aroma yang dia tinggalkan di kamar. Mengambil hp, aku ingin menelepon dia, tapi tiba-tiba berubah pikiran, lagian dia tidak muncul, bahkan dia mengirimiku hadiah melalui tangan orang lain, itu berarti dia merasa sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk bertemu.

Ini waktu untuk bersabar, aku bisa menunggu.

Mencium aroma bunga, aku tiba-tiba mengerti kenapa wanita sangat menyukai bunga, karena bunga benar-benar dapat membuat orang bahagia, terutama adalah bunga segar bewarna merah. Dapat membuat orang teringat dengan bibir orang yang dicintai yang menggoda.

Aku duduk di atas kasur, dengan diam menikmati bunga mawar tersebut, rasanya hal yang mendebarkan malam ini kembali ke ketenangan yang romantis.

Aku tertegun dan melihat sekilas, aku mengeluarkan hp, menelepon Aiko, memberitahunya aku sudah menyelesaikan masalah yang paling besar, tapi masih ada beberapa hal yang harus diurus, jadi akan telat beberapa hari untuk pulang.

Aiko menyuruhku untuk hati-hati, kami berdua mengobrol sebentar, barulah menutup telepon. Lalu, aku satu-satu menelepon Wolf Wang, martin, Dony Yun, Nody dan Sulistio untuk mengabarkan aku baik-baik saja. Setelah menelepon mereka semua, aku tidak kesal, malahan hatiku merasa sangat tenang, merasa seperti memiliki keluarga besar.

Yang terakhir aku menelepon kakek ergi, beberapa hari ini karena siuk, aku tidak menelepon kakek ergi, dan biasanya orang yangs sering meneleponku, kakek yang berinisiatif untuk memberitahu keadaan felicia, beberapa hari ini tidak menelepon diriku, aku merasa pasti karena tahu keadaanku disini, sehingga hai ini aku menelepon dan bertanya padanya, pembunuh yang melindungiku sebenarnya siapa?”

Telepon sangat cepat diangkat, dari balik hp terdengar suara Kakek ergi, dia langsung menanyakanku apakah aku sudah menyelesaikan keadaan disana?

Aku berkata dengan datar: “kakek, kamu rupanya sangat mengerti masalahku.”

Kakek ergi hanya tertawa, dan berkata itu karena dia khawatir padaku, takut aku ada masalah.

Aku dengan cepat bertanya: “kakek. Sekelompok pembunuh itu sebenarnya siapa? Mereka yang dulu melukaiku dan membawaku dengan aiko gunung itukah?”

Di seberang sana tiba-tiba sunyi, lalu seketika kakek ergi mengatakan: “ia.”

Aku tidak menyangka dia tenyata begitu cepat mengaku, tanpa sadar aku bahagia dan bertanya: “mereka siapa?”

Kakek ergi mengembuskan nafas dan berkata: “hanya jodoh yang sangat buruk. Kamu jangan bertanya lagi, kamu hanya cukup tahu satu hal saja cukup, orang-orang ini tidak akan melukaimu, tentu saja, mereka tidak akan selalu membantumu dalam semua hal, kamu hanya perlu menganggap mereka tidak ada sudah cukup.”

Mendengar ucapan kakek ergi, aku tambah penasara, dan rasa-rasa dari ucapan ini, seperti awalnya aku menerima sepucuk kertas, da kata-kata yang tertulis sama persis? Aku masih ingin bertanya. Kakek ergi langsung berkata: “kasih tahu kamu satu hal yang membahagiakan, felicia sudah sadar.”

Mendengar ini, aku seketika meloncat dari kasurku, mengatakan dengan semangat: “dia sudah sadar? Sungguh?”

Kakek ergi menganggukkan kepala dan berkata: “sungguh, tapi ada satu kabar buruk.”

Mendengar ucapannya, hatiku tiba-tiba terjatuh dan berkata: “berita buruk apa?”

Aku tidak dapat mencegahku untuk berpikir, apakah felicia lumpuh, selamanya tidak dapat berdiri lagi? Lagian saat itu dia terluka sangat parah. Berpikir sampai disini, hatiku langsung kacau. Saat itu, aku mendengar kakek ergi dengan pasrah menghembuskan nafasnya, mengatakan sesuatu yang membuatku sangat bingung, dia berkata: “tidak tahu ini baik atau buruk.”

Aku menahan nafas, dengan gugup mendengar jawaban kakek ergi. Dia menghembuskan nafas dan berkata:”Alwi, dia tidak ingat dirimu lagi.”

Saat itu, otakku seperti di tusuk oleh orang, sakitnya hingga membuat seluruh tubuhku merasa lemas, dengan berat berkata: “apa maksudnya....dia tidak ingat padaku lagi?”

Kakek ergi berkata: “singkat kata, dia lupa ingatan, saat itu dia terluka sangat parah, kamu juga tahu, sel tubuh setiap manusia itu terhubung, pasti akan ada masalah, mungkin akan menyakiti otaknya, saat itu untuk melindungi dirinya, aku menggunakan sedikit cara, mungkin akan menyakiti bagian otaknya. Sehingga membuatnya lupa sebagian ingatan.”

Aku langsung terduduk di kasur, di mataku tiba-tiba muncul wajah felicia yang imut, teringat dia memanggilku dengan sangat hangat, didepan mataku seketika kabur, tenggorokanku sangat sulit mengeluarkan suara, tapi akhirnya aku berusaha untuk bertanya: “apa yang dia ingat?”

Kakek ergi terdiam sejenak dan berkata: “dia hanya ingat dia adalah nona besar keluarga Su, mengenai dulu dijual dan diadopsi, sampai memata matai dirmu, dan hal pernah memiliki perasaan padamu, dia lupa semua itu.”

Terdiam sejenak. Dia bertanya:”Alwi, kamu ingin membuatnya ingat padamu? Kalau kamu ingin, aku bisa mencoba.”

Aku berkata:”aku mau, tentu saja mau!”

Lalu, kakek ergi malah bertanya sesuatu yang membuatku merasa bersalah. Dia berkata: “apa kamu jamin bisa memberinya kebahagiaan? Kamu yakin bisa memberinya masa depan, sebuah pesta pernikahan? Orang tuanya beberapa hari ini terus memohon padaku, memohon padaku untuk jangan mengembalikan ingatannya, karena mereka merasa felicia lupa akan masa lalu akan membuatnya bahaga. Aii... sungguh kasian hati orang tua di bumu, kamu juga tahu. Dulu dia hidup terlalu kasian, orang tua manapun, tidak berharap dia mengingat masa lalunya, belum lagi.....kamu....”

Berbicara sampai disini, kakek ergi tidak lanjut berbicara lagi, aku mengerti maksudnya. Aku adalah anak penghianat negara, lelaki yang dapat membuat banyak masalah, orang yang ingin membunuhku tidak akan menyerah, negara juga tidak akan menggunakan aku, malah akan memata-mataiku. Yang lebih penting adalah, aku tidak bisa memberikan felicia sebuah rumah tangga, tidak bisa hanya mencintai dia satu orang, oleh sebab itu orag tuanya tidak ingin mengembalikan ingatan felicia lagi.”

Hanya, mengingat ucapan ibu felicia. Aku tidak dapat menahan diri dan bertanya: “apakah ibu felicia juga berpikir seperti itu?

Suara Kakek Ergi merendah dan berkata: “Alwi, sebelum memikirkan anaknya, sebelumnya dia adalah seorang ibu, walaupun dia sangat menghormati perasaan anaknya, walaupun dia tidak pernah menyalahkan semua yang pernah putrinya lakukan, bukan berarti dia tidak menyanyangi anaknya, kalau ada hal yang lebih baik untuk dipilih, dia kenapa membantu anaknya untuk memilhmu?”

Tubuhku merasa bergetar, benar, mana ada seorang ibu yang tega melihat anaknya kesulitan? Aku pelan-pelan mengelus kalung di leheru. Di leherku selalu tergantung kalung yang diberikan felicia padaku, kalung yang aiko berikan padaku, aku hanya mengikatnya di lengan, dihatiku, kalung dileher hanya boleh satu.

Aku teringat saat dimana hidup dan mati, delicia melepaskan kalung dilehernya dan memberikan padaku, teringat dia berkata akan menunggu aku untuk menjemputnya, aku selalu menunggu waktu untuk menepati janji ini, tapi, sepertinya janji ini tidak akan pernah terwujud.

Terdiam beberapa saat, aku berkata: “beberapa hari ini dia bagaimana?”

Kakek ergi berkata dengan datar: “sangat bahagia, selalu manja dengan orang tuanya, ingin keluar, tapi kakinya masih belum sembuh, agar membuatnya bahagia. Orang tuanya memberikan hati dan pikiran padanya, bukan hanya itu, kakaknya juga pulang, kakanya bilang akan mencarimu untuk mengobrol, kamu... harus siap.”

Berbicara sampai disini, kakek ergi bertanya apa aku sudah membuat keputusan? Masih berkata ingin memberikanku waktu untuk berpikir sejenak.

Pasti? Aku menggelengkan kepala, aku bahkan tidak ada hak untuk memutuskan, seperti yang mereka katakan, dia melupakanku adalah hasil yang paling baik, dan aku bagaimana tega memintanya untuk mengingat diriku. Dan melewati penderitaan sekali lagi?

Aku dengan pelan mengatakan: “jaga dia dengan baik, tolong sekalian kasih tahu kakak Su, suruh mereka tenang saja, aku tidak akan menganggunya lagi, kalau melupakanku adalah pengaturan dari tuhan, maka, aku rela menerima ini....”

Selesai mengatakan ini aku mematikan telepon, lalu, aku meletakkan hp, terbaring, menutupi kepalaku dengan selimut, aku sangat ingin mengatakan aku tidak bersedia, ingin memberitahu mereka, felicia ingin mengingatku, atau melupakanku, kita tidak ada hak untuk memutuskan, dia ada hak untuk mengetahui masa lalu, tapi aku tahu aku mengatakan begitu membuatku sangat egois.

Ditelingku terdengar lagu yang felicia nyanyikan, “rindu malam bersamamu, sangat berharap kamu berada di sampingku, tidak tahu apakah hatimu dapat berubah untukku. Rindu malam bersammu, aku mohon izinkan aku untuk mencintaimu sekali lagi, mengizinkan aku untuk kembali ke tempat semula.”

Aku teringat dia berdiri di seberang jalan, saat matanya dan mataku bertemu, dia tidak mempedulikan hal lain dan berlari menuju diriku, walaupun ada mobil dia tidak peduli, aku marah dan berkata padanya apakah dia gila, sedangkan jawabnya membuat ku seumur hidup tidak dapat lupa: “ia, mulai hari ini, aku menjadi penggila cinta.”

Tapi semenjak itu, dia tidak lagi mengingat siapa aku.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu