Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 448 Mengeluarkan Semua Kemampuan Diri

Sesampai diasrama, Jaguar dan temannya sudah tidur. Aku balik ke tempat tidurku mengambil jam tangan yang diberikan oleh Claura lalu menyimpan jam tangan yang diberikan oleh Alver.

Manusia adalah hewan yang aneh, sebelum membuat keputusan selalu bergoyang tanpa henti. Tetapi setelah membuat keputusan, tidak akan berbalik lagi.

Melihat jam tangan di pergelangan tanganku, aku menghela nafas lalu tidur.

Pengujian dilakukan dalam 3 hari, pengujian kita berempat berlangsung 2 hari lagi, tetapi Alver di hari besok, lusa adalah pasukan tingkat menengah yaitu waktu pengujian Bryan. Yang berhasil memasuki 5 besar dalam pengujian akan digabung bersama dipengujian hari ketiga, kemudian dipilih yang pemenang dan yang kalah. Lalu akan diurutkan dari nilai untuk memutuskan apakah tetap berada di posisi awal atau naik pangkat.

Aku sedikitpun tidak mengkhawatirkan perlombaan Alver dan yang lainnya, aku tidak pergi melihat dan langsung pergi ke belakang gunung untuk berlatih. Aku hanya mendengar kabar jika Alver dan 3 lainnya semua masuk ke daftar inti, mereka pasti dengan sadis memukul wajah orang yang merendahkan mereka. Jadi kedepannya mungkin tidak ada orang yang berani meremehkan mereka lagi.

Hari ketiga, orang diasrama kita semua membereskan baju dan siap-siap untuk berangkat.

Pasukan di tingkat 3 paling sedikit, totalnya hanya ada 20 orang. Cara lombanya tidak lain lagi yaitu tumbukan jarak dekat, menembak jitu, dan masih ada tes kebugaran. Yang berbeda adalah, dulu selalu menggunakan teknik menembak sasaran saja, tetapi sekarang memilih tes menembak sasaran di luar. Peraturannya yaitu dada setiap orang terdapat sebuah kartu, kartu yang tertembak berarti sudah mati. Kita semua di gunung yang lebar mencari titik bersembunyi dan harus mencari lawan, pastinya kita juga boleh memilik pertim, tetapi karena terakhir harus merebut posisi pertama, jadi harus menjadi lawan dengan kelompok sendiri, ini semua harus dilihat dari kemampuan sedniri.

Pastinya peluru yang kita pakai adalah amunisi kosong.

Setelah membereskan semuanya, kita berkumpul lalu Govy memimpin kita berjalan ke tempat lomba dibawah.

Setelah berjalan setengah hari, kita akhirnya sampai di area lomba. Melihat gunung yang sangat luas ini, aku berpikir bukanlah susah untuk mencari sebuah tempat bersembunyi di tempat ini, tetapi Govy pernah berkata jika kita tidak inisiatif untuk menyerang akan dianggap menyerah. Apalagi sifat kita yang suka kemenangan sangat kuat, jadi tidak ada orang yang akan duduk diam dan tidak akan ada orang yang bersembunyi untuk bertahan hidup.

Govy melihat jam tangannya dan berkata: “Kalian semua dengarkan, aku beri kalian waktu 30 menit. Kalian mau bersembunyi dengan baik lo, aku bisa melihat semua jejak aktivitas kalian, atau dengan kata lain aku akan mengingat semua yang kalian lakukan, jadi kalian jangan sembarangan melakukan sesuatu yang aneh. Karena kalian adalah prajurit, maka bertarunglah sampai detik terakhir, sudah ngerti?”

Kita menjerit dengan keras: “Baik kapten!”

“Setengah jam kemudian, aku akan menembak untuk menandakan mulainya perlombaan. Sekarang, bubar!”

“Baik!”

Lalu kita berlari kedalam gunung yang dipenuhi dengan pohon. Rumput-rumput sedang tumbuh dengan subur, bayangan pohon yang bergerak, pohon yang hijau dan tinggi, ditambah lagi gunung ini dipenuhi dengan lubang dan bukit-bukit yang berdempetan dan berlikuk-likuk. Jadi sangatlah banyak tempat bersembunyi disini. Pertarungan ini tampaknya bisa berlanjut sampai besok.

Aku hanya tidak menyangka tampaknya selain aku, mereka semua memilih taktik berkelompok untuk menambah kekuatan diri sendiri. Tapi mungkin karena prasangka buruk mereka terhadapku, jadi tidak ada orang yang mau 1 tim denganku. Tapi jika dipikir-pikir semenjak aku datang kesini, standar menembak ku selalu seperti mereka, dan tidak terlalu mencolok, lalu ditambah lagi mereka dari awal selalu meragukanku, dan Jaguar dan teman-temannya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk melihat kemampuan asliku, jadi tidak ada yang mau 1 kelompok denganku, sehingga aku juga senang dengan sendirian.

20 orang dalam sekejap berpencar hingga tidak terlihat bayangan mereka. Aku tidak mengikuti mereka yang sibuk bersembunyi, aku dengan cepat berlari ke area paling dalam dan menghafal lingkungan disekitar. Setelah sudah hampir 30 menit, aku baru mendapatkan sebuah lobang besar. Kemudian aku lompat kedalam.

Sebelum kita datang kesini, kita menyeka cat minyak diwajah kita untuk menyamar, tetapi aku tahu jika ini tidak cukup, jadi aku bersembunyi didalam lobang lalu menggunakan rerumputan disekitar untuk menutupi diriku sendiri, kemudian membuat sebuah pengikat kepala dengan menggunakan ranting pohon yang terkumpul saat berlari, setelah pengikat kepala ini dipakai dikepala akan ada ranting yang menjalar kebawah. Jadi sekarang tidak hanya kepala yang tertutupi, wajah juga harus dilakukan dengan teknik bersembunyi yang lebih baik.

Saat ini terdengar suara tembakan, aku dengan tenang sedang merakit sebuah ‘baju hijau’ untuk diriku sendiri, setelah selesai aku pun memakainya. Baju itu dipenuhi dengan rumput yang padat, jika tidak dilihat dengan detil, orang lain mungkin akan menganggap aku adalah segumpulan rumput.

Setelah selesai membuat pakaian, aku perlahan mengeluarkan senapan jitu, aku melihat kesekitar menggunakan kaca pengintai di senapan. Aku tidak berencana untuk langsung keluar, karena jika begitu aku akan tampak tidak ada tujuan, aku tidak hanya mengkuras tenagaku, juga membuat diriku semakin gampang ketahuan.

Terdengar 2 suara tembakan secara bersamaan, aku pun menyadari jika ada orang yang menembak, tetapi suara tembakan pun dengan cepat berhenti. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan kedua kali. Kali ini aku dengan pasti mendapat posisi asal suara tembakan, akupun memanjat keluar dari dalam lobang, kemudian seperti ular yang dengan cepat berlari ke puncak gunung. Setiap kali berlari, aku mencari tempat untuk bersembunyi, dan suara tembakan didalam hutan semakin ramai, tampaknya banyak orang yang sedang bertarung.

Saat aku keluar dari sebuah pohon, tiba-tiba mendengar suara ‘sha sha’ yang sangat ringan, suara ini sangat kecil, lalu ditambah lagi suara angin yang kencang digunung, jika bukan karena pendengaranku baik, pasti tidak akan mendengar suara ini. Aku menyadari ada orang disekitar, tetapi aku tidak tahu sasaran itu berada dimana. Setelah berpikir-pikir, aku terbaring dilantai lalu menyembunyikan diriku di semak-semak yang tinggi, kemudian mengeluarkan kepalaku sedikit, aku melihat ada satu orang yang diam-diam berjalan keatas dan senapannya mengarah kedepan.

Aku terkejut lalu perlahan menyentuh pohon, lalu sesampai diatas pohon, aku baru melihat jika dia sedang menggunakan senapan jitu membidik 2 orang dibawah bukit kecil, 2 orang yang berada di bukit kecil itu sekarang sedang berada di 2 gundukan tanah yang pendek, kedua orang ini sedang membidik bukit di samping, jadi tampaknya juga ada orang dibukit itu.

Saat ini tiba-tiba ada pergerakan dari orang yang disamping itu, aku hanya merasa ada sebuah bayangan manusia yang keluar dari belakang bukit dengan cepat berlari kearah kita, tetapi ada 2 orang yang langsung mengambil senapan lalu berlari ke arahnya. Mereka sangat cepat, tidak lama kemudian aku melihat orang yang kabur itu tidak melawan, dia hanya berlari dan mengarah ke arah kita.

Aku merasa sangat aneh, karena berlari kesini bukanlah ide yang bagus, dan tidak hanya begitu, orang ini tampaknya tidak tertarik dengan orang yang berlari, walaupun orang yang berlari mengarah kesini, tetapi dia tetap tidak ada pergerakan sedikitpun. Aku berpikir sebentar akhirnya aku mengerti.

Orang yang sedang berlari ini ternyata sekelompok dengan orang yang bersembunyi disini. Tujuan dia berlari adalah untuk membuat mereka berdua membalikkan badan mereka, karena hanya dengan membalikkan badan, dia baru bisa menembak kartu yang berada didada sasaran. Karena kita memiliki peraturan untuk menembak kartu di dada pemain lain baru bisa menang. dikeadaan ini jika terus menerus menembak tapi tidak terkena dengan kartu itu, maka akan sia-sia.

Saat ini aku melihat 2 orang itu membalik badannya, kemudian orang itu melakukan gerakan menarik pemicu pistol. Sebelum dia mulai menembak, aku mengatur senapan ke kondisi tembakan berulang, kemudian mengarahkan senapanku ke mereka dua. Kartu didada mereka berdua dalam sekejap tertembak oleh amunisi kosong. Aku langsung turun dari pohon setelah menembak, setelah aku baru turun, orang yang diseberang itu membalikkan badan dan mau menembakku.

Aku langsung menembaknya saat aku masih tidak stabil, dan langsung mengenai kartu yang berada didadanya.

Dia terbodoh berdiri disana, lalu menatapku dengan tidak percaya dan berkata: "Njir, kamu gila ya, kenapa kamu cepat sekali?"

Sebenarnya dia tidak akan mati jika dia langsung kabur setelah mendengar suara senapan, dan tidak serakah untuk mengambil kesempatan membunuhku. Dia terlalu sombong dengan kekuatannya dan sudah meremehkan kecepatanku.

Dia terbaring dilantai tanpa bergerak dengan gaya emosi karena kalah, lalu mempertahankan kondisi 'mati kekalahan', ini juga sebuah peraturan misi kali ini. Walaupun aku membunuh 3 orang dalam sekejap, tetapi aku tidak senang sedikitpun, karena aku tahu kini ada seseorang yang bersembunyi didalam hutan, orang ini adalah orang yang sedang berlari tadi. Orang itu harus dalam waktu pendek mencari tempat bersembunyi, setelah dia mendapatkan tempat bersembunyi, dia pasti mengarahkan senapannya padaku.

Terdapat sebuah lubang besar di jarak yang tidak jauh, aku perlahan bergerak kearah lubang besar, mungkin karena aku tiruan ku terlalu baik, dia juga tidak terlalu jelas walaupun aku tidak terlalu jauh dengan dia. Dia tetap tidak ada pergerakan walaupun aku bergeser terus menerus. Aku dengan ceoat langsung masuk kedalam lubang besar itu, aku melepaskan helmet ku lalu aku lanjut menaruhkan pengikat kepala di kepalaku, kemudian membuatkan sebuah pengikat dari rumput untuk helmet ku.

Setelah menyelesaikan semua ini, aku lanjut mengikat semua ranting pohon dan membuatnya menjadi sebuah tali yang panjang, kemudian mengikat tali itu di helmet aku dan dengan hati-hati keluar dari lubang besar dan memanjat ke sebuah pohon yang besar. Karena aku takut ketahuan, jadi aku terus menerus memanjat sampai batang pohon, dan karena tali yang ku buat cukup panjang, jadi helmetku tidak ketarik.

Setelah aku sampai diatas pohon, ranting pohon yang banyak dan dedaunan yang banyak berhasil menyembunyikan diriku. aku diam-diam mengambil senapan dan melihat kesekitar melalui teleskop di senapanku, terakhir aku melihat pria itu disebuah belakang bukit yang berjarak sekitar 200 meter dariku. Orang itu juga menyadari keberadaanku, tidak, maksudnya 'helmet' ku, senapannya selalu mengarah keatas dengan kondisi tangannya yang berada di pemicu senapan dan tampak akan menekannya setiap saat.

Aku berpikir, jika dia berbuat begitu, walaupun aku menggerakkan helmetku, dia juga tidak akan memperlihatkan kartu didadanya. Jadi aku tidak buru-buru untuk beraksi, melainkan pelan-pelan memikirkan caranya.

Seketika terdengar suara tembakan yang tidak jauh, aku memiliki firasat jika lomba yang menurutku akan berjalan sangat lama, sekarang sudah mulai sampai di akhir, jadi dapat dikatakan juga jika waktu yang diberikan untuk berburu tidak banyak lagi, jadi aku harus melakukannya dengan cepat.

Teringat sampai sini, aku mengeratkan gigi untuk mencoba mengambil resiko. Jadi aku menggerakkan helmet dengan hati-hati, saat helmet ku bergerak, aku dengan jelas merasakan jika mata orang itu sudah melihatnya, dia perlahan menggerakkan pinggangnya dan mengarah kedepan. Melihat dia menjaga kartu didadanya dengan hati-hati dapat merasakan jika dia adalah orang yang sangat hebat.

Dengan cepat orang ini diam-diam bergerak ke sebuah batu yang berjarak dekat dengan pohon. Aku tahu jika kesempatan ini sudah tiba, jadi aku langsung dengan sekuat tenaga menarik tali itu, kemudian helmet juga langsung jatuh. Dia juga tidak menyangka saat dia sedang menembak helmet tersebut, aku yang sedang menarik helmet segera lompat dari atas pohon. Saat dia menyadari dan bersiap-siap untuk kabur, seluruh tubuhku melompat diatas tubuhnya, lalu dengan kuat membalikkan badannya kemudian mengarahkan senapan ke dadanya hingga terdengar sebuah suara "Boom".

Walaupun ini adalah amunisi kosong, tetapi tekanan dari tembakan ini sangat kuat hingga membuatnya menghela nafas dan menahan dadanya. Dia sambil mengelus dadanya lalu berkata dengan tidak puas: "Tidak disangka kamu yang membunuhku, kamu... kamu hebat!"

Orang yang berpura-pura mati disana berkata: "Kamu juga terkejut? Aku juga terkejut, tampaknya kita memang sudah meremehkan dia."

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu