Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 225 Aksi

Felicia tidak menyadari kalau dia diikuti, dia mengambil tasnya dan berjalan ke kafe dengan pengawalnya. Selang beberapa saat, tidak jauh dari sana sebuah mobil berhenti dan empat pria turun dari mobil. Tidak ada yang menonjol dari para pria ini, seperti orang-orang yang tidak penting.

Nody berkata : “Biasanya pembunuh, pasukan khusus, mata-mata, dan pasukan khusus lainnya semua berwajah biasa, karena jika mereka terlihat terlalu tampan juga tidak boleh, kamu harus tahu semakin biasa semakin mudah untuk disembunyikan, bagaimanapun kita harus bisa mengendalikan sikap kita, jadi jangan merendahkan keempat orang itu, kita tidak bisa meremehkan mereka.”

Aku khawatir dan berkata : “Wah..ini masalahnya.”

Nody menatapku dengan penasaran dan bertanya : “Dimana masalahnya?”

Aku memegang daguku dan berkata : “Aku begitu tampan, aku khawatir begitu aku masuk akan menarik perhatian.”

Nodi : “….”

Dia menatapku tanpa bisa berkata apa-apa :“Pakai topi dan masker, ayo pergi!”

Aku mengambil topi lalu memakainya, aku menurunkan sedikit topiku dan memakai masker, mengamati keadaan sekeliling apakah masih ada pengikut yang lain, dan aku berkata : “Untung cuaca di Beijing ini sangat buruk, jadi banyak orang-orang yang menggunakan masker, kalau tidak kita akan dianggap seperti orang gila.”

Nody melirikku dan berkata : “hmm..gimana ya, kalau dilihat-lihat dari penampilan kita, pasti orang-orang berpikir kita adalah artis.”

Nah, orang ini lebih narsis daripada aku!

Kami berjalan menuju kafe Cinta itu, setelah masuk ke dalam, aku melihat sekeliling, dengan segera aku melihat keempat orang itu duduk di pojok lantai dua. Mereka merokok dengan santai, tiba-tiba seorang memanggil pelayan untuk membawakan kartu remi, dan orang itu seperti orang biasa. Aku dan Nody saling memandang, dan kami pun naik ke atas, dan duduk bersebelahan dengan meja mereka, tapi di tengah-tengah kami ada partisi, jadi diantara kami dan empat orang itu masing-masing tidak bisa melihat satu sama lain, tetapi kami bisa mendengar jelas apa yang mereka bicarakan.

Begitu cepat, seorang pelayan cantik pun datang. Mengantarkan sebotol wine, Nody mengangkat alisnya ke arahku, dan menulis pesan untukku : “Lafite 82tahun, harga 140 juta.”

Aku mengangguk, aku mengambil alat penguping dari tasnya, beranjak dari tempat dudukku dan berjalan menuju pelayan cantik itu,dan…aku ‘secara tidak sengaja’ menabrak pelayan itu dan sebotol minuman itu jatuh ke lantai, aku melihat wajah pelayan itu menjadi pucat pasi, aku segera membungkukkan badanku, dengan secepat kilat aku meraih botol wine itu dan di sisi lain aku segera menempelkan alat penguping dibawah botol wine itu.

Kafe ini lumayan bagus, tapi yang jelas kafe ini bukan kafe mewah, di dalam sini, pelanggan yang memesan wine sangatlah sedikit, jadi ketika aku melihat pesan dari Nody, aku sudah bisa menebak kalau yang memesan wine ini adalah Felicia dan orang yang ingin dia temui, makanya aku berani maju.

Melihat wine itu utuh, pelayan itu menghela nafas dan berkata : “Bapak, tolong anda lebih hati-hati lagi, apakah anda tahu berapa harga wine ini?”

Aku mengangkat topi dan membuka maskerku, aku memandang pelayan dengan senyum menyesal : “Aku benar-benar minta maaf.”

Pelayan itu melihat aku dan seketika amarahnya mereda, dia menggelengkan kepalanya dan berkata tidak apa-apa.

Setelah selesai berbicara pelayan itu pergi mengantarkan wine itu, diam-diam aku mengikutinya dari belakang, dia merasa aneh dan bertanya kepadaku, dengan senyum aku menjawab : “Nona, aku rasa kita berdua ada jodoh, kamu tertarik tidak untuk melanjutkan hubungan dengan aku?”

Pada saat itu pelayan ini telah sampai di ruangan VIP, mendengar kata-kata tadi, wajahnya mulai memerah. Dia menggigit bibirnya dan berkata : “Kamu tunggu aku sebentar.”

Aku tersenyum lembut dan berkata : “Jangankan tunggu sebentar, tunggu sehari semalam pun aku rela.”

Pelayan ini berbalik badan dengan malu-malu dan mengetuk pintu, terdengar suara lelaki dari dalam, : “Masuk.”

Dengan segera, pelayan ini membuka pintu dan masuk. Melalui celah pintu, aku melihat Felicia duduk di dalam sana, dan ada seorang pria tampan yang duduk di depannya, aku segera minggir, karena takut ketahuan oleh mereka.

Setelah pelayan itu mengantarkan wine itu ke dalam, aku telah memakai kembali topi dan maskerku, lalu kembali ke tempat dudukku.

Setelah kembali, Nody tersenyum padaku dan berkata : “Hei bocah, kamu ini benar-benar ahlinya dalam menggoda wanita.”

Aku menggelengkan kepala dan berkata : “Ini bukan tantangan bagiku.”

Dulu aku tidak pernah merasa diriku tampan, karena tidak ada wanita yang memerhatikan aku, tertarik padaku, tapi sekarang aku baru menyadarinya beberapa dari mereka begitu istimewa, dan dengan wajahku yang tampan ini aku bisa membuat wanita tergila-gila. Tentu saja, alasan dulu kenapa aku tidak menarik perhatian, mungkin karena dulu aku tidak percaya diri dan pengecut, terlebih lagi, aku cara aku berpakaian itu-itu saja, mungkin itu yang membuat aku tidak menarik perhatian.

Pada saat pelayan itu keluar dari ruangan, dia terlihat kecewa karena aku sudah tidak ada disana, aku menjentikan jariku dan dia melihat aku lalu berjalan kearahku dengan raut wajah yang senang, aku menuliskan nomor telepon lamaku untuknya, dan menyelipkan ke sakunya dan berkata : “Hubungi aku.”

Lalu, aku memesan dua porsi steak lagi. Satu botol wine, pelayan itu tersipu malu dan berkata : “Total semua sebelas juta dua ratus ribu. Apakah bapak membayar dengan tunai atau kartu?”

Aku berkata kepada Nody : “Bayar.”

Nody yang lagi melihat aku sedang menggoda wanita, tiba-tiba mendengar kata itu, dia terkejut, berkata : “Aku yang bayar?”

Aku mengangkat alis, pelayan itu terlihat kecewa, dengan tenang aku berkata : “Kalau bukan kamu siapa lagi? Aku tidak punya uang.”

Nody menghela nafas tidak berdaya, mengeluarkan kartu dan berkata : “Gesek kartu ya.”

Pelayan itu tersenyum dengan raut wajah datar dan berkata : “mohon tunggu sebentar.”

Setelah selesai berbicara, pelayan itu pergi, mungkin pergi mengambil mesin gesek, aku melihatnya turun, dan membuang nomor telepon yang aku tulis untuknya ke dalam tong sampah, Nody tidak bisa menahan tawanya. Dia menatapku dan berkata : “Alwi, kelihatannya tampang saja tidak cukup, tapi kamu harus punya uang di dompetmu, zaman sekarang wanita sangat realistis.”

Aku tertawa dan berkata : “Ada batasannya, kenyataannya tidak seperti itu, siapa yang tidak ingin mencari orang yang mapan dalam suatu hubungan, agar tidak susah di masa yang akan datang. Belum lagi tidak mampu membiayai orang tua dan menyusahkan orang lain? Jangankan wanita, sekarang juga banyak lelaki yang mencari wanita yang kaya, bisakah kamu menemukan seorang istri dengan perjuangan 20 tahun lagi? Lagipula, respon wanita itu benar, aku tidak punya uang, dan pura-pura memesan wine yang mahal itu. Dan menyuruh temanku yang membayarnya, apalagi suka memanfaatkan situasi, bisa di bilang karakterku sangat buruk, menurutmu buat apa dia masih menyimpan nomor telepon aku?

Nody memegang dagunya dan berkata sambil tersenyum : “Jadi kamu tadi sengaja memesan wine yang mahal dan berpura-pura tidak mampu membayarnya?”

Aku mengangkat bahu dan berkata : “Aku benar-benar tidak mampu membayarnya, waktu aku meninggalkan Nanjin, aku memberikan semua uangku untuk Claura. Aku tidak punya uang sama sekali, dan sekarang kartu yang aku bawa ini adalah pemberian dari Jessi, di dalam kartu ini ada 200 juta, dia menyuruhku bebas untuk pakai uangnya, tapi mana mungkin aku melakukannya? Jadi aku hanya bisa numpang di kamu.”

Nody dengan iri dan kesel berkata : “Kurang ajar, kata-katamu barusan kalau kedengaran sama Jimmy Su. Dia pasti akan menghajar kamu habis-habisan.”

Aku menggelengkan kepala dan berkata : “Salah, dia tidak perlu mendengarkan aku, dia sudah ingin menghajar aku.”

Nody tersenyum dan menyerahkan headset kepadaku, sepertinya dia sudah tersambung dengan alat penguping itu, kami berdua masing-masing mendengarkan headset dan mulai serius mendengar.

Begitu cepat, pelayan cantik itu datang lagi, setelah Nody selesai membayar, dia melirik aku sebelum pergi.

Pada saat ini, terdengar suara seorang pria, dia berkata : “Bagaimana Felicia, kamu puas? Pria itu sudah mati, demi ayahnya kamu menanggung kesalahan yang sama, dan harus berbuat demikian. Kamu tidak takut akan melibatkan orang-orang yang kamu cintai?”

Mendengar kata itu, hatiku tiba-tiba begitu sakit, apa maksudnya ini? Aku sangat yakin ‘Pria’ yang di maksud oleh lelaki itu adalah aku, berarti, yang dia maksud menanggung kesalahan demi ayahku itu, itu maksudnya apa? Apa benar yang di katakannya kalau ayah aku memang terbunuh, dan beberapa orang dengan syarat menangkap pembunuh itu, ingin melakukan sesuatu yang buruk kepada Felicia?

Masih berpikir keras, aku mendengar Felicia menghela nafas dan, berkata : “Demi Alwi, aku harus melakukan ini, iya, ayahnya, dan termasuk dia sudah tidak ada di dunia ini lagi, tapi jika memang benar orang itu adalah ayahnya, maka aku pikir akan ada orang bersedia membalaskan dendam mereka, adapun orang tua dan kakakku, mereka sangat hebat, mereka tidak akan terlibat.”

Dari percakapan mereka, aku bisa mengetahui kalau ayahku memiliki karakter yang kuat, tapi ayahku jelas hanya orang biasa, jika memang dia hebat, bagaimana mungkin dia meninggal dengan tragis?

Memikirkan hal ini, aku tiba-tiba memikirkan sebuah kemungkinan, kalau Felicia kemungkinan tertipu, dan sepertinya ada pihak lain yang menipu Felicia mengatasnamakan ‘ayah’ yang aku ga tahu itu siapa, dan memberitahu Felicia kalau dia bisa menanggung kesalahan ayahku, dan dia percaya.

Pasti seperti ini! Kalau begini bisa di jelaskan kenapa Felicia bisa mengambil resiko menghubungi orang-orang yang tidak seharusnya di hubungi, karena dia melakukan semua ini untukku!

Sampai disini, hatiku sangat tersentuh dan juga marah, aku ingin segera menemui Felicia, dan membongkar semua kebohongan Bos misterius ini, agar dia tidak tertipu karena aku.

Pada saat ini, pria itu berkata : “sekarang kamu sudah memutuskan. Aku akan menyampaikan maksudmu kepada ayah angkat, ini untukmu, letakkan ini di atas meja ayahmu.”

“Fotoku?” Felicia bertanya dengan nada yang tidak terduga?

Pria itu menjawab : “Iya, di dalam foto ini ada sesuatu.”

“Sesuatu? Apakah itu alat penguping atau kamera tersembunyi?” “Menurutmu?”

Pria itu tidak mengatakan dengan jelas, tapi 80% aku yakin kalau itu merupakan kamera tersembunyi, kalau tidak, tidak mungkin dia menekankan harus di letakkan di atas meja. Ayah Felicia dalam posisi penting, aku tidak tahu di atas meja ada berapa banyak dokumen rahasia yang tersimpan, jika semua terlihat, maka urusan akan menjadi besar.

Akhirnya, Felicia sedikit keberatan dan berkata : “Tolong kasih aku waktu untuk berpikir.”

Dengan sombong pria itu berkata : “Lebih baik kamu menjawab aku sekarang, kamu tahu sendiri, ayah angkat bukan seorang yang sabar.”

Felicia sedikit bingung dan menjawab : “Baik, biarkan aku berpikir sebentar, aku ke toilet dulu.”

Aku meletakan headset, Nody memegang dagunya, berpikir tanpa berbicara, begitu cepat, terdengar suara pintu terbuka, aku melirik dengan hati-hati, dan melihat Felicia mengerutkan kening dengan tatapan yang sedih berjalan menuju toilet, tidak lama setelah Felicia pergi, dua orang dari meja sebelah berdiri.

Jantungku berdegup, aku tahu mereka akan beraksi.

Pada saat ini juga, steak aku sudah di sajikan, aku mengambil garpu yang ada di atas meja, dan memberikan isyarat kepada Nody, untuk mengawasi kedua pria ini, dan mengikuti hingga ke toilet.

Ketika aku sampai di toilet, aku menyingkirkan alat pembersih yang ada di toilet wanita itu, dan cepat-cepat memasuki toilet, baru saja aku masuk, aku mendengar seorang pria tertawa. Dia berkata : “Nona felicia, kamu tidak perlu takut, selama kamu bisa bekerja sama dengan kami, kami tidak akan menyakiti kamu, dan sebaliknya, kami bisa membuat kamu bahagia.”

Amarahku sudah tidak bisa di tahan lagi, aku berjalan perlahan ke arah pintu, menahan nafasku, dan dengan lembut aku membanting pintu beberapa kali, dan dari dalam terdengar suara : “Siapa itu?”

Aku tidak menjawabnya, aku terus mengetuk pintu, pintu perlahan terbuka, tapi tidak ada orang yang keluar.

Karena aku bersembunyi di belakang pintu, maka orang itu harus menjulurkan kepalanya keluar, dan pada saat ini juga, dengan tepat aku memegang leher pria itu dan menyeretnya keluar.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu