Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 797 Aku Adalah Alwi!

Pukul 7:30 malam, rombongan kami pergi ke klub Cinta Murni.

Penampilanku bebeda dengan waktu itu aku pergi ke keluarga Wang dengan Samuel yang penuh dengan kehati-hatian. Kali ini, aku berjalan terang-terangan masuk ke klub. Bagaimanapun, karena sudah datang, itu berarti bahwa keluarga Yang akan dimasukkan ke dalam kantong malam ini, dan aku juga tidak perlu menyamarkan identitasku.

Segera, seorang pria yang berjas dan memakai sepatu kulit datang sambil tersenyum. Joko Chu berbisik kepadaku: "Dia adalah pemimpin sementara keluarga Yang, Riko Yang, putra paman ketiga keluarga Yang, ia belajar di luar negeri, ia baru saja kembali kemarin. Semua senior di keluarga Yang dibawa pergi karena berpartisipasi dalam rencana Larry, dan Riko Yang beruntung, tetapi bagi keluarga Yang saat ini, apa namanya pemimpin keluarga, itu hanya enak di dengar saja, tetapi sekarang ia memiliki saham bisnis keluarga Yang yang terbanyak. "

Aku mengangguk, untuk menunjukan bahwa aku mengerti. Dan Riko Yang pada saat ini sudah sampai di depan kami. Dia mengulurkan tangannya dengan antusias dan berkata kepada Joko Chu: "Tuan muda joko , akhirnya kita bisa bertemu."

Setelah mendengar ini, Joko Chu dan aku saling memandang dengan senyuman ironis, Riko Yang ini jago sekali berakting, dia ingin kami berpikir bahwa dia sangat antusias, dan dia sangat menantikan kerjasama ini. Dengan begitu kami akan mengurangi kewaspadaan kami, jangan sampai kami menyadari sesuatu lalu kabur? Tetapi melihat penampilannya, sepertinya dia tidak mengenaliku. Jika dipikirkan memang benar, junior dari keluarga Yang yang mengenaliku memang tidak banyak.

Joko Chu secara alami tidak mengekspos Riko Yang dan berkata sambil tersenyum: "Maaf, aku datang terlambat, maaf sudah membuatmu menunggu lama."

"Tidak lama, tidak lama, aku dan saudara-saudaraku sedang menunggumu di ruang pribadi. Ayo ke sana, aku akan menunjukkan jalannya." Riko Yang berkata sambil membawa kami ke sebuah lorong dan membawa kami sampai ke depan pintu suatu ruangan yang tempatnya relatif jauh, kami berhenti, ia membuka pintu dan memberi isyarat "silahkan", ia meminta kami untuk masuk.

Begitu kami ingin masuk, Riko Yang berkata: "Diskusi kerja sama kali ini, akan dibahas oleh kita orang-orang penting saja, tuan muda joko, para pengawal di belakangmu tidak perlu masuk bukan?"

Joko Chu berkata sambil tersenyum: "Baiklah, aku akan mendengarkanmu, tetapi yang di sebelahku ini adalah saudaraku, ia bukan pengawal, ia boleh masuk kan."

Riko Yang melirikku sejenak, mungkin ia tidak menyadari sesuatu yang aneh, jadi dia mengangguk dan berkata boleh, lalu kami masuk.

Begitu kami masuk, sekelompok orang bergegas keluar dari kamar kecil di sebelah pintu dan langsung mengelilingi kami, mereka semua memegang pistol dan menunjukkannya ke arah kepala kami.

Di sofa depan, beberapa pria berpakaian mahal sedang bermain kartu dengan asik, setiap dari mereka di dampingi oleh wanita yang cantik. Melihat kami diperlakukan seperti itu, mereka tidak menoleh sama sekali, hanya saja beberapa orang yang melihat mereka bermain kartu di samping menatap kami dengan berbagai tatapan lelucon, tentu saja, lebih spesifiknya meeka memandang ke Joko Chu.

Joko Chu menyipitkan matanya sejenak dan berkata sambil tersenyum: "Riko Yang, apa maksudmu? Bukankah kita ingin mendiskusikan kerja sama, apakah sekarang kamu ingin bermain keras denganku?"

Riko Yang berkata sambil tersenyum: "Jangan marah, tuan muda joko, masalah ini tidak ada hubungannya denganku. Ini semua hanya bisa menyalahkan dirimu sendiri. Siapa yang menyuruhmu begitu serakan, setelah menelan properti keluarga Wang, kamu masih ingin menelan properti keluarga Yang? Mana ada hal yang begitu baik, menurutmu benar tidak? "

"Apa maksudnya menelan properti keluarga Wang? Aku membeli properti keluarga Wang dengan uang. Adapun properti keluarga Yang, aku juga akan membelinya dengan uang."

Pada saat ini, orang yang sedang bermain kartu melemparkan kartunya di atas meja, ia mengangkat kacamatanya yang hidung, berdiri, dan berkata dengan dingin: "Joko Chu, kamu sialan, aku ingin bertanya padamu, kapan kamu membeli properti keluarga Wang dan dengan siapa kamu membelinya? "

Begitu Joko Chu hendak berbicara, aku menariknya dan berkata dengan tenang: "Beberapa bulan yang lalu, ia membelinya dari tanganku, kenapa? Ada pendapat?"

Karena cahaya di ruangan itu sangat gelap, ditambah lagi pada saat ini aku dikelilingi oleh sekelompok orang, ditambah lagi perhatian orang-orang kepadaku lebih kecil dibandingkan dengan Joko Chu, jadi orang-orang ini tidak pernah menyadari keberadaanku. Namun, orang yang baru saja bangkit dengan memukul meja dan menanyai Joko Chu dengan penuh kemarahan, bahkan dengan menggunakan jari kakiku saja aku dapat menebak siapa dia. Dia adalah "Empat Tuan Muda di Tianjing", tuan muda keluarga Wang yang bernama Frans.

Setelah mendengar perkataanku, semua orang segera mengalihkan perhatian mereka kepadaku. Frans menatapku dan bertanya: "Siapa kamu?"

Aku berkata dengan ringan: "Siapa aku? Kamu seharusnya bertanya kepada pemimpin keluargamu, atau tanyakan itu pada jiwa-jiwa keluarga Wang yang mati di bawah tanganku."

Setelah aku selesai berbicara, semua orang tertegun di sana, kemudian, semua orang berdiri, Frans berjalan datang dan menatapku, tiba-tiba kakinya melemah, dan dia bahkan langsung berlutut di sana.

Oh ...

Apakah aku begitu menakutkan?

Aku menatap Frans dengan kesal, ekspresinya menatapku benar-benar sama seperti dia melihat hantu, Pada saat ini, beberapa orang di sekitarnya menatapnya dengan kecewa, dan ada satu orang malah menendangnya. Ia berkata: "Memalukan, cepat bangun, kita memiliki hak."

Frans menatapku, menelan air liurnya, dan berkata: "Tetapi ... dia adalah Alwi."

Setelah mendengar ini, ekspresi semua orang di tempat langsung berubah, dan bahkan para pengawal itu terlihat sedikit terkejut, waktu itu adegan aku membunuh orang keluarga Wang, meskipun orang-orang ini tidak melihatnya, tetapi mereka pasti sudah pernah mendengarnya, perangku di keluarga Yang bahkan lebih membuatku terkenal, dan aku memenangkan gelar serigala jahat di Tianjing, jadi mungkin orang-orang ini tidak semuanya mengenali wajahku, tetapi ketika mereka mendengar namaku mereka sangat terkejut.

Pria yang menendang Frans tersenyum dengan acuh tak acuh, ia menatapku dengan tatapan provokasi, ia berkata: "Jika dia Alwi, memangnya kenapa? Ini adalah tempatku. Jika dia berani melakukan sesuatu kepada kita, aku akan menyuruh ayahku membunuhnya. "

Aku tertawa terbahak-bahak, pria sombong ini seharusnya adalah putra satu-satunya Remon, yang bernama Willy Gao.

Aku tersenyum dan berkata: "Apakah menurutmu begitu? Menurutmu ayahmu memiliki kemampuan untuk membunuhku?"

Willy Gao merasa kesal dengan penghinaanku ini. Dia mengangguk dan berkata dengan tegas: "Tentu saja. Aku beritahu kamu, ayahku memiliki hubungan dengan pasukan yang ditempatkan di sini. Selama dia mengeluarkan perintah, orang-orang itu akan menghabisimu dengan alasan membrantas 'kejahatan'. Bahkan jika kamu dan orang-orangmu sangat hebat, apakah kalian dapat mengalahkan begitu banyak orang? Jadi, kamu tidak dapat mengubah situasimu hari ini. Sebaliknya, kamu di sini, hanya akan membuatku mendapatkan lebih banyak keuntungan. "

Aku mencibir pada Willy Gao yang angkuh, dan kepercayaan dirinya menenangkan semua orang yang hadir, kecuali Frans. Semua orang menatapku dengan sombong. Aku bahkan curiga, mungkin Frans mengalami pertumpahan darah yang aku lakukan di keluarga Wang hari itu, kalau tidak, ia tidak mungkin begitu takut kepadaku, dan beberapa orang dari keluarga Yang tidak takut kepadaku, mungkin karena orang-orang ini tidak melihatku yang menggila dengan mata kepala mereka sendiri.

Aku tersenyum dan berkata: "Willy Gao, apakah keluargamu tidak menelponmu hari ini?"

Willy Gao mencibir dan berkata: "Apakah keluargaku menelponku atau tidak, apakah itu penting bagimu?"

Aku berpikir bukankah pamanku sudah menelpon keluarga Gao? Jika ia tidak melakukannya, pamanku pasti akan menelponku untuk mengingatkanku, dan menyuruhku untuk berhati-hati. Dia tidak mengingatkanku, itu artinya dia telah menyelesaikan segalanya, maka, dalam situasi seperti ini, Willy Gao masih berani bersikap begitu sombong kepadaku, apakah ia sedang menentangnya? Dia dengan begitu beraninya ingin membunuhku diam-diam di sini, dan kemudian mengesampingkan hubungannya dengan masalah ini, lalu membuat keluarga Gao, atau pamanku tidak bisa meminta pertanggungjawaban kepadanya?

Memikirkan kemungkinan ini, aku melirik Willy Gao, aku berpikir orang ini cukup berani.

Aku menyipitkan mata, melirik mereka, dan berkata: "Berapa banyak orang yang telah kalian atur di luar?"

Willy Gao berkata dengan waspada: "Kenapa? Kamu ingin melihat apakah pengawalmu bisa ke sini untuk melindungimu atau tidak? Aku beri tahu kamu, kamu jangan berpikir untuk itu, itu tidak mungkin, karena semua tamu malam ini semuanya adalah orang-orangku yang menyamar. Mereka sangat eamai, dan malam ini, aku ingin menghabisi kalian semua. "

Setelah mendengar ini, aku tersenyum dan berkata: "Kamu sepertinya salah paham. Alasan aku mengajukan pertanyaan ini kepadamu adalah karena aku ingin melihat berapa banyak orang yang harus dibunuh oleh orang-orangku malam ini."

Begitu aku selesai mengatakannya, aku tiba-tiba mendorong Joko Chu, kekuatanku sangat kuat, ditambah lagi sebelumnya aku tidak ada tanda-tanda ingin bergerak, jadi gerakan ini benar-benar tak terduga, jadi tidak ada yang merespon, dan ketika pada saat aku mendorong Joko Chu, aku sudah melompat dan menendang para pengawalnya ke tanah. Pada saat yang sama, aku menembak dua orang yang ingin menembakiku dengan cepat. Dan dengan gerakan yang super cepat aku menarik Willy Gao dan menahannya, kemudian aku menunjukkan pistol kepalanya. Pada saat yang sama, tubuh Joko Chu mengarah ke sisiku tanpa terkendali dan aku langsung menariknya untuk menstabilkan tubuhnya.

Situasinya berbalik dalam sekejap, dan pada saat yang sama, terdengar suara pertempuran dan tembakan terus-menerus dari luar. Aku menatap Willy Gao yang aku tunjuk dengan pistol di kepalanya, aku berkata sambil tersenyum: "Willy Gao, kamu pernah mengatakan bahwa kamu ingin mendapatkan keuntungan dariku, bukan?"

Willy Gao mengerutkan kening, ia mengancamku dan berkata: "Alwi, cepat lepaskan aku, jika tidak, aku akan menghabisimu habis-habisan."

Aku tersenyum dan berkata: "Apakah kamu tahu? Aku hidup sampai hari ini, kata yang paling sering aku dengar adalah ..."

Berkata sampai di sini aku langsung berhenti berbicara, dia bertanya dengan penasaran: "Apa? Apakah orang sering mengatakan kepadamu akan menghabismu habis-habisan?"

Aku mencibir, melirik ke kerumunan yang gugup, dan berkata: "Tentu saja bukan, kata yang paling sering aku dengar adalah 'kamu sangat tampan'."

Aku melihat semua orang mencibir, dan aku melanjutkan perkataanku: "Dan kalimat kedua adalah 'aku akan menghabisimu habis-habisan', dan bagaimana aku menjawab orang-orang itu, apakah kamu tahu?"

Willy Gao menggelengkan kepalanya dan berkata: "Aku tidak tahu."

Aku menyeringai dan menepuk-nepuk kepalanya dengan pistol, dia menatapku dengan marah, aku berkata: "Aku mengatakan kepada mereka bahwa siapa pun yang mengatakan ini kepadaku, pada akhirnya akan mati di tanganku."

Aku tidak tahu apakah karena aku terlihat mengerikan ketika aku mengucapkan perkataan itu, aku melihat wajah Willy Gao langsung pucat, terlihat ketakutan di matanya, sementara yang lainnya, mereka juga menatapku dengan ngeri, seseorang berkata dengan suara gemetaran: "Kamu ... kamu lepaskan kak Willy Gao, sebelum keadaannya menjadi tidak bisa diperbaiki."

"Kalian semua sudah mengarahkan pistol kalian ke kepalaku, dan kalian masih ingin naik kepalaku untuk buang air, apakah ini belum sampai di titik tidak dapat diperbaiki?" Tanyaku dengan mencibir, lalu aku menatap ke arah Willy Gao dan melanjutkan perkataanku: "Apakah keluargamu tidak menelponmu? "

Willy Gao berkata dengan bingung: "Mengapa kamu begitu tertarik dengan hal ini? Keluargaku menelponku atau tidak, sepertinya itu tidak ada hubungannya denganmu bukan?"

Aku tersenyum dan berkata: "Ada, tentu saja ada hubungannya. Jika mereka menelponmu dan kamu masih begitu sombong, maka aku tidak akan mempersulit keluarga Gao, karena siapa yang berbuat dia yang harus bertanggung jawab, tetapi jika mereka tidak menelponmu, maka mereka namanya telah melanggar perintah, yang aku inginkan bukan hanya nyawamu Willy Gao, yang aku inginkan adalah seluruh keluarga Gao hancur! "

Nada bicaraku penuh dengan aura pembunuhan, semua orang menunjukkan ekspresi ketakutan. Willy Gao awalnya tertegun dulu, kemudian ia mencibir dan berkata: "Hanya dengan kemampuanmu? Kamu pikir kamu ini siapa?"

Aku tersenyum dan berkata: "Siapa aku? Apa kamu tidak tahu? Kalau begitu aku akan memberitahumu sekali lagi, aku adalah Alwi! Alwi yang bisa mengambil nyawamu!"

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu