Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 421 Semuanya baru saja dimulai

Nody, Sulistio dan Kak Toba yang telah meninggalkanku untuk pergi ke surga, mereka semua berulang kali terluka karena aku, dan juga Dony Yun, yang selalu baik-baik saja karena kebijaksanaan dan dasar kuatnya, tetapi sekarang bahkan dia juga terluka parah karenaku, aku benar-benar sangat merasa malu untuk menghadapi mereka semua!

Pada saat ini, aku melihat Jessi keluar dari mobil. Dia tiba-tiba sekilas melihat kearahku, hanya sekilas saja, aliran tajam di matanya membuat hatiku berdetak kencang. Aku tahu bahwa dia mengenaliku, tidak, seharusnya dikatakan bahwa sejak awal dia telah memastikan bahwa aku adalah Alwi yang asli, dan dia masih mengingatkanku bahwa menyuruhku jangan pergi kesana, jangan membuat diriku sendiri terungkap.

Saat ini, mataku memerah, aku terus bergegas berjalan maju kedepan dengan gegabah, dan pada saat ini, Jessi tiba-tiba melihat sekilas kearah seberang Sanny Club, dan kemudian bergegas kearah Dony Yun.

Saat ini, aku berada dekat tempat Alwi palsu, lalu sebuah perasaan bahaya tiba-tiba datang. Sebuah peluru menembus udara yang damai terbang kearah Alwi palsu, Alwi palsu akan bergerak tetapi aku lebih cepat darinya dan mendorongnya jatuh ketanah. Peluru itu dengan cepat menembus lenganku, Alwi palsu menatapku dengan terkejut, seolah-olah tidak menyangka bahwa aku akan ‘menyelamatkannya’. Aku tidak merasakan rasa sakit yang intens dilenganku, karena sejak awal kemarahan telah menggantikan semua emosiku.

Aku sangat benci, benci bahwa pada akhirnya aku tetap mengkhianati pemikiranku sendiri, dan menyerah pada pemikiran untuk menyelamatkan Dony Yun, dan malah memilih untuk menyelamatkan Alwi palsu, yang untuk menutupi tujuanku berjalan maju kedepan!

Cerita diputar ulang kembali sebelum aku menjatuhkan Alwi palsu ke tanah.

Disaat Jessi melihatku, aku sudah tahu bahwa dia sedang memperingatkanku untuk tidak pergi kesana,kemudian dia melihat sekilas Sanny Club, dan sebuah perasaan bahaya datang pada saat ini, lalu sebuah peluru datang kearah sini. Ketika melihat peluru mengarah ke Alwi palsu, aku tahu bahwa yang menembak adalah orangnya Jessi, tatapannya itu sedang memberi isyarat ke penembaknya, dan semua ini untuk menutupi tujuanku, agar membuat Claura dan lainnya mengira aku bergegas berjalan maju kedepan hanya untuk menyelamatkan Alwi palsu, dan bukan untuk menyelamatkan Dony Yun.

Jika bukan karena Jessi, sekarang aku pasti sudah terungkap. Namun, aku tidak menyesal akan gegabahku, tetapi Jessi mencoba menghentikanku dengan sekuat tenaga, bagaimana bisa aku menolak kebaikannya?

Aku mengangkat kepala dengan kuat dan menatap kearah Jessi, dan malah melihat bahwa dia dan pengawalnya telah menyeret keluar Dony Yun, lalu mereka mundur dengan cepat. Kemudian aku mendengar suara ‘boom’, mobil Dony Yun dan mobil yang terbakar itu semua meledak. Suara ledakan itu membuat telinga tuli dan api itu begitu terang, seluruh tanah bergetar, kaca lantai atas didekatnya juga langsung hancur, melihat semua ini, aku sangatlah panik.

Jessi dan Dony Yun, apa yang terjadi dengan mereka?

Bukan hanya aku, Alwi palsu juga tertengun disana, bagaimanapun semua hal ini terjadi begitu tiba-tiba, tidak ada seorang pun yang menyangkanya.

Aku terburu-buru bangkit dari tanah, melihat Jessi dan lainnya terbaring ditanah, lalu ingin pergi kesana tetapi teringat akan tatapan mata Jessi, kedua kakiku seperti dipenuhi oleh timah.

Claura bergegas kearahku lalu menatap lenganku, dan kemudian berkata dengan suara rendah: “Sayang, kamu terluka.”

Diriku tersadar lalu berkata dengan dingin: “Luka ini tidak seberapa.”

Sambil mengatakannya, aku memandang kearah seberang, berkata dengan menahan kemarahan: “Orang yang menembak seharusnya masih di seberang, aku akan pergi mencarinya, dan kamu tetap disini untuk melindungi Alwi.”

Selesai mengatakannya aku langsung begegas kesana.

Sebenarnya aku tidak bermaksud untuk mencari penembaknya, aku hanya tidak ingin berakting lagi dengan Claura dan Alwi palsu, karena disaat orang yang kucintai dan saudaraku terluka, bahkan jika aku memutuskan untuk terus memerankan karakter Reino, tetapi aku benar-benar tidak mampu lagi untuk berpura-pura tidak peduli dihadapan Claura dan lainnya!

Seberang adalah pusat perbelanjaan, karena ledakan yang tiba-tiba, semua pelanggan didalamnya bergegas keluar, aku berada dikerumunan dan langsung bergegas masuk ke dalam supermarket, kemudian pergi kearah jendela lantai 2, lalu dengan cepat melihat kearah Jessi. Pada saat ini Jessi dan pengawalnya telah bangkir dari tanah, selain itu, sebuah mobil dengan cepat sampai didepan mereka, beberapa orang turun dari mobil dan dengan segera membawa Dony Yun pergi.

Mobil itu dengan cepat menghilang dalam penglihatanku. Pada saat ini, aku sangat menyalahkan diriku sendiri sampai ingin melompat dari gedung ini! Aku membanting jendela dengan marah dan tak berdaya, terpikirkan bahwa Dony Yun yang dengan sekuat tenaga menekan klakson sebelum bertindak, bagaimana aku bisa tidak tahu maksudnya? Dia sedang memberi isyarat kepadaku untuk menyuruhku jangan pergi kesana, wanitaku, dia akan membantuku menjaganya!

Dia tidak membiarkanku terungkap demi wanita yang kucintai, dia tidak membiarkanku terungkap demi saudara yang kupercayai, mereka melakukan apa yang harus kulakukan, tidak peduli akan keselamatan mereka sendiri, hanya untuk melindungiku!

Aku berlutut ditanah dengan perlahan, dalam sekejap air mati mengalir dengan deras.

Pada saat ini, sebuah suara datang dari belakang badan, dia berkata: “Kapten mengatakan bahwa jika kamu ingin pergi ke rumah sakit, maka lompatlah dari sini, kemudian terus berlari. Orang-orang kami akan melindungimu, jangan khawatir, mereka tidak akan curiga. Berlari terus kedepan ada sebuah mobil di gang kedua, dan juga seorang pria, setelah kamu masuk kedalam mobil, kamu dapat berganti pakaian dengan pria itu dan kemudian gunakan ponsel yang ada dimobil untuk menghubungi kapten.”

Aku dengan cepat berbalik badan, lalu melihat sebuah wajah yang asing tetapi tidak begitu asing. Pria didepanku ini wajahnya biasa-biasa saja, dan termasuk wajah yang jika melihat sekali maka tidak akan meninggalkan kesan, tetapi karena pertama kali ke Hangzhou, dia membantu Jessi memberikan hadiah kepadaku, jadi aku memiliki kesan yang dalam terhadapnya.

“Dave.” Aku memanggil namanya, bertanya, “Apakah kapten yang kamu katakan adalah Jessi?”

Dave menganggukan kepala, berkata: “Waktu tidak menunggu orang. Tuan, kamu sudah harus pergi.”

Aku mengucapkan terima kasih padanya, dan kemudian melompat kebawah dari lantai 2. Lantai disini tidak tinggi, ditambah dengan pengalamanku yang banyak, ketinggian ini tidak ada apa-apanya bagiku. Setelah aku turun, aku melihat seorang wanita mengangguk kearahku, kemudian wanita itu bergegas lari keluar, aku tahu bahwa dia adalah orang yang melindungiku, dan terburu-buru mengejarnya seolah-olah sedang menangkap si pembunuh. Dan saat ini ada seseorang yang menembak kearahku, dan semuanya telah dihindariku. Tentu saja, mereka juga tidak bermaksud untuk membunuhku.

Sangat cepat aku telah sampai di gang itu. Setelah masuk, ada seorang pria dengan bentuk tubuh hampir sama denganku yang menganggukan kepalanya kepadaku, dengan cepat kita bertukar mantel, dia mengenakan topengku dan bergegas keluar dari mobil, sedangkan aku memakai topi, kacamata hitam dan masker, kemudian sambil mengemudi sambil menelefon Jessi.

Disaat telefon terhubung, tidak ada yang berbicara, tetapi aku bisa merasakan perubahan nafas Jessi. Pada saat ini semua emosi langsung muncul, kenangan masa lalu muncul didepanku seperti film, aku seperti melihat nona muda yang sombong itu mengedipkan matanya kearahku, dengan nada rendah berkata: “Kamu dimana?”

Jessi dengan cepat mengatakan alamatnya lalu menutup telefon. Ketika dia menutup telefon, itu benar-benar membuatku merasa gelisah, aku tahu bahwa dia marah kepadaku.

Dia pasti tidak mengerti mengapa aku membohonginya, menyembunyikan darinya, tetapi adegan hari ini, adalah alasan utama mengapa aku menipu mereka. Aku sangat takut, takut akan terungkap dan akan membawa bencana bagi mereka. Aku sangat jelas tentang pihak lain membiarkan Alwi palsu unyuk menggantikanku, juga sangat jelas bahwa jika mereka tahu bahwa seseorang mengetahui rahasiaku dengan Alwi palsu, demi rencana mereka, mereka pasti akan membunuh semua orang. Dan yang lebih penting lagi, jika mereka tahu itu aku, mereka akan membantuku dengan cara apapun, untuk tujuan ini, walaupun mereka harus mengorbankan hidup sendiri pasti akan rela.

Menahan pemikiran dihatiku, aku mengemudi mobil kearah rumah sakit. Dengan segera tiba dirumah sakit, aku bergegas masuk dan langsung pergi ke ruang penyelamat dilantai paling atas, begitu keluar dari lift, aku melihat Jessi berdiri depan jendela, jendelanya terbuka lebar, cuaca diluar terlihat mendung, seluruh kota dipenuhi oleh awan hitam, dan terkadang terlihat kilatan petir dilangit, seperti binatang buas yang mencoba merobek-robek langit.

Angin dingin berhembusan masuk melalui jendela, yang meniup rambut Jessi seperti pohon dedalu. Setelah dia melihatku datang, dia tidak berbicara, sisi wajah sampingnya begitu sempurna sampai membuat orang tercekik. Perlahan-lahan aku mendekatinya, satu langkah, dua langkah, tiga langkah, setiap langkah sangatlah sulit.

Setiap kali aku melangkah mendekat, matanya memerah dan sampai akhirnya dia tidak bisa menahan ekspresinya lagi, garis air mata jernih jatuh dipipinya, lalu dia perlahan-lahan memalingkan wajahnya, terus-menerus menatapku, melihat air matanya, aku merasa hatiku akan hancur.

Aku berkata: “Jessi.”

Jessi tiba-tiba melangkah maju kedepanku, dia melepaskan topiku, dan kemudian ingin melepaskan kacamataku, aku memegang kacamata, lalu dengan sedikit panik berkata: “Jangan lihat, tolonglah jangan lihat.”

“Aku sudah melihat wajah ini sejak awal, bukankah? Mengapa saat itu aku boleh melihatnya, tetapi sekarang tidak boleh?” Jessi bertanya dengan suara yang rendah, rasa sakit yang tertekan dalam suara itu seperti ribuan pedang tajam menusuk ke tubuhku.

Aku berkata: “Saat itu aku bukan Alwi, aku adalah Reino, merupakan orang yang tidak berhubungan denganmu, jadi bahkan jika aku sangatlah jelek, kamu tidak akan begitu sedih, tetapi sekarang yang berdiri didepanmu adalah Alwi….”

Aku mencintaimu, jadi aku merendahkan diriku. Wajahku sangatlah berbeda, bagaimana mungkin itu layak dengan kecantikanmu?

Jessi berteriak dengan marah: “Tetapi aku tidak peduli! Selama kamu adalah Alwi, itu sudah cukup.”

Hatiku terasa sangat sakit, lalu perlahan-lahan melepaskan tangan. Jessi melepas kacamata dan maskerku, kemudian dia menatapku dengan kosong, kedua tangan yang terus-menerus membelai wajahku, dan aku dengan diam membiarkannya memegangnya, sampai airmatanya turun seperti hujan, dan aku juga dibasahi dengan airmata.

Jessi memelukku dengan kuat, dia tidak mengatakan sepatah katapun, tetapi tubuhnya yang bergetar malah menang daripada semua perkataan. Aku memeluknya dengan lembut, lalu berbisik: “Maaf, aku menjadi seperti ini, aku…..”

“Pasti sangat menyakitkan.” Jessi mengangkat kepalanya lalu menatapku, dan berkata: “Pasti sangat menyakitkan, kan?”

Aku berkata: “Pada saat itu aku pingsan, aku tidak mengingat apapun, jadi tidak menyakitkan, tidak menyakitkan sama sekali.” Aku mencoba untuk tersenyum, tetapi melalui jendela, aku bisa melihat wajah tersenyumku lebih buruk daripada wajah menangisku.

Jessi dengan erat menggengam kerahku, dan berkata dengan kecil: “Bagaimana itu tidak sakit? Ini adalah jejak dibakar hidup-hidup! Jejak ini adalah jejak api, ketika terpikirkan api yang melahap kulitmu yang dulunya sehat dan cerah, dan ketika terpikirkan kamu tidak bisa membuka mata, terpikirkan kamu sakit sampai pingsan, dan aku malah tidak berada disisimu, bahkan juga tidak tahu kapan kamu menghilang, aku……merasakan hati yang penuh lubang!”

“Kamu mengatakan tidak sakit.” Jessi dengan mata merah marah berkata, “Tetapi aku tahu, itu pasti lebih menyakitkan daripada hatiku saat ini!”

“Jessi.” Aku memanggil namanya dengan lembut, berkata: “Semuanya sudah berlalu.”

Wajah Jessi malah marah, dibawah matanya terpampar kebencian dan keputusasaan yang dingin. Dia yang saat ini, sangatlah dingin bahkan aku pun menjadi takut. Dia berkata dengan suara yang rendah: “Tidak, semuanya baru saja dimulai, aku akan membuat orang-orang yang menyakitimu mencoba rasa seribu kali lebih menyakitkan daripadamu!”

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu