Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 848 Wanita Cantik Bagaikan Bunga Mekar (2)

Jessi tersenyum, mengedipkan matanya denganku, penampilannya yang imut itu, seperti dia yang pertama kali kita bertemu, aku terbengong, dia malah mengangkat tangan mengetok kepalaku, dan berkata:" Malam ini aku datang dengan lengkap, tidak berencana pulang lagi dengan lengkap...."

"boom......." kepalaku meledak, begitu senangnya sehingga aku sedikit linglung, sedang menatap wanita cantik yang mudah dijangkau ini, kepikiran dengan perasaan kita yang telah jauh melewati air dan pegunungan, Aku akhirnya tidak bisa menahan, memeluknya dengan erat, sekali lagi mencium bibirnya, dan tanganku mulai tidak nurut, dia tidak seperti dulu lagi yang selalu menghindar, tetapi malah membiarkan ku menjelajah wilayahnya.

Sebuah ciuman panjang, aku mundur dari medan perang, menatapnya dan tidak tahan untuk tidak bertanya:" kamu.......mengapa tiba-tiba begini?"

Jessi memarahi aku:" bodoh ! mengapa bicara seperti itu?"

Aku melihat rasa malu di matanya, melihat dia meletakkan tanganku ke tempat suburnya, melihat dia menundukkan kepala, mulut yang hangat mengusap dengan pelan di pundakku, Aku menelan ludah dan berkata:" Jessi, Aku menginginkanmu, tapi......aku takut.......takut aku tidak mempunyai hari esok, aku...."

Tidak menunggu ku selesai bicara, Jessi langsung menutup mulutku, mengerutkan kening dengan tidak senang dan berkata:" Aku tidak memperbolehkanmu asal bicara, jika kamu mencintaiku, malam ini jangan memikirkan masalah itu semua....aku ......aku juga telah memutuskan, aku ingin menyerahkan diriku kepadamu dengan sungguh-sungguh."

Melihat mata Jessi yang penuh kasih sayang, hatiku merasa terharu dan juga nyeri. mengapa aku bisa tidak tahu, Jessi yang sombong, Jessi yang selalu menahan diri,Jika bukan karena sangat mencintaiku, bagaimana mungkin dia bisa ambil inisiatif sendiri sampai seperti ini?

Aku benar ingin mendapatkannya, sampai aku sendiri merasa jika aku menahan seperti ini terus, mungkin akan sampai tidak berfungsi, tapi meskipun begitu, aku juga tetap menahan diri, karena aku takut, aku takut tidak bisa berjalan sampai akhir, takut diri sendiri di suatu hari akan terhapus nama dari dunia ini, takut diri sendiri akan meninggalkan dia yang telah aku tempati, sendirian di dunia ini.

Jika itu diletakkan di sebelumnya, Aku mungkin tidak bisa menahan, tapi aku sudah bukan lagi anak muda yang selalu memikir kan diri sendiri seperti sebelumnya, sudah bukan lagi Alwi yang hari ini ada arak mabuk hari ini. Aku Akui, aku yang seperti ini tidak cukup bebas, tapi, aku tidak bisa membangun kebebasanku diatas masa depan Jessi yang tidak tentu.

Jessi sepertinya tahu apa yang aku pikirkan, dia mengangkat wajahku, berkata dengan serius:" Alwi, Apakah kamu akan hidup dengan baik demi aku?"

Aku mengangguk kepala dengan keras, berkata:" Tentu saja, Aku akan hidup dengan baik demi kamu, Aku akan selesaikan tugas, kembali ke sampingmu, melihat dengan mata sendiri kamu memakai gaun pengantin yang aku desain untuk kamu, memegang tangan mu sampai kedepan pendeta dan bersumpah, bersumpah aku akan mencintaimu seumur hidup."

Jessi tersenyum dan berkata:" kalau begitu jangan ragu lagi."

"Tapi, ketegasanku tidak bisa melawan kenyataan. " Aku sedikit frustrasi dan berkata:' Dulu aku selalu merasa siapapun yang memiliki niat akan berhasil, hingga gagal berulang-ulang kali, menjadi narapidana berturut-turut berulang kali, menjadi burung dikandang, Aku baru menyadari bahwa di dunia ini tidak ada apapun yang pasti, biarpun aku telah susah payah menghitung setiap langkah untuk diri sendiri, meskipun aku telah memiliki andalan yang hebat, tapi Apa gunanya?"

Jessi dengan perhatian memegang wajahku, Aku memegang tangannya, berkata dengan suara rendah:" jadi, Aku akan hidup dengan baik demi kamu, belum sampai titik terakhir, aku tidak akan menyerah, tapi ini tidak berarti aku bisa seratus persen memutar akhir cerita,memutar nasib hidupku, jadi aku tidak boleh menginginkan kamu, karena aku takut......"

Jessi berkata:" Tapi aku tidak takut."

Aku menatapnya, matanya sudah merah, berkata:" Aku tidak takut, biarpun suatu hari kamu tidak bisa kembali, Aku juga tidak takut, pernah memilikimu biarpun kamu tidak akan kembali, kamu juga akan selalu ada di hatiku, siapapun tidak bisa merebutnya.

Aku selalu merasa aku pandai berkata cinta, juga selalu merasa, Jessi jika telah lepas menahan, kata cinta yang di ucapkan akan jauh lebih indah dari aku.

Jessi menundukkan kepala mencium di sisi jantungku, berkata dengan suara lembut:" Apakah kamu tahu? sebenarnya sejak aku pertama kali jatuh cinta kepadamu, sudah bersiap untuk tidak memiliki masa depan dengan mu, Aku tidak ingin pesimis, tapi aku ingin memberitahu kamu, Aku jika telah mencintai, itu berarti aku bisa terima semua resikonya."

Dia berkata dan mengangkat kepalanya, memegang pundakku dengan pelan, berkata:' Alwi, aku benar-benar sangat menyukaimu."

Dalam hatiku terasa diberi sebuah permen, perasaan manis itu membuat aku merasa sedang melayang di angkasa dan tertegu, tidak bisa turun sama sekali, Aku menatap Jessi, memeluknya dengan dalam, seperti akan menyatu dengan dirinya, dengan suara serak dan berkata:" Aku juga sangat menyukaimu, Jessi nona besarku."

Dalam hatiku, suka kadang kedengaran lebih romantis dari pada cinta, dia manis dan sedikit malu, kesenangan yang murni, membuat orang murni senang dalam hati.

Jessi memelukku dengan kuat dan berkata;" Suka dengan ku, maka lakukanlah apa yang harus kamu lakukan...."

Saat dia mengucapkan kata ini, Nafas hangat yang keluar dari bibirku seperti awan yang sedang berputar didadaku, membuat darah dalam tubuh ku menyala kembali, aku memegang dia, bertanya:" Artinya kamu meminta aku melakukan apa yang harus aku lakukan?"

Meskipun Jessi telah membuat keputusan, tapi dia masih tak berawak, wajahnya langsung memerah, Aku bertiup di telinga nya, berkata:" Tunggu sebentar, Aku mandikan kamu dulu."

Setelah selesai, Aku mengambil showernya, saat ini suhunya telah di atur, aku mulai memandikan Jessi, setelah mandi, Bajunya sudah tidak tahu hilang kemana, aku membungkusnya dengan handuk, memeluknya ke tempat tidur, dia tiba-tiba tertawa.

Aku melihat dia dengan pemandangan luar biasa, menelan ludah, menekan suara dan bertanya:' mengapa tertawa?"

Jessi berkata dengan suara rendah:" kamu membawaku dan membungkus ku seperti ini, membuat aku kepikiran selir yang dikirim untuk tidur di istana kaisar dizaman kuno."

Malam ini dia sangat lembut, berbaring di atas ranjang, bermalasan seperti kucing, seperti bunga mekar yang dihari hujan membuat orang suka, Aku mencium bibirnya, berkata:" kamu bukan selir ku, kamu adalah ratu ku."

Jessi tersenyum manja dan mencubit wajahku, bertanya:" Kalau begitu kamu kasih tahu aku, siapa selir kamu."

"Bukan siapa-siapa. " Aku tertawa,"Aku hanya menginginkan kamu."

Jessi masih terus tertawa, tapi matanya keluar air mata.

Aku dengan lembut mencium bibirnya, tanganku dengan pelan membuka dan membuang handuk di tubuhnya, tangan mengelilingi pinggangnya dengan pelan, mencari sebuah selokan, berkata dengan nada rendah:" Asap tersendiri di padang pasir."

Keluar dari medan perang, aku berbalik untuk menyerang yang subur itu, Tangan sepanjang selokan perlahan menuju wilayah yang empuk itu, berkata dengan Ambigu:" Matahari terbenam penuh di atas sungai kuning."

Aku merasa badannya jessi bergemetar, Aku terus bekerja keras, perlahan, menyalakan semua api dalam tubuhnya, api itu kemudian terbakar menjadi air yang hangat, dari tubuhnya terus berkumpul kedalam celah itu, membuat aku seutuhnya kehilangan resistensi, hanya ingin menjadi lebih gila.

Waktu mengangkat kepala, Aku melihat Jessi memegang spray ranjang dengan kuat, sepasang matanya ber kabur, menggigit gigi dengan kuat, eskpresi yang terjalin antara rasa sakit dan sukacita, membuat setiap syaraf gembira sehingga terasa akan keluar dari tubuh.

Aku tersenyum dan berkata:" wanita cantik seperti bunga melintasi awan, Ada langit biru luas diatas, dibawahnya ada gelombang air hijau."

Wajahnya Jessi mulai terbakar, mengangkat tangannya ingin memukuli ku, tidak tahu kalau aku sengaja membuat dia terganggu, saat ini, Aku dan dia telah menyelesaikan jarak yang dalam.

Jessi mengangkat nafas, Aku menggenggam tangannya yang ingin memukuliku, mencium dengan ringan, bertanya:" Sakit kah?"

Dia berkata dengan wajah memerah:" bodoh kamu, apakah lupa aku.... apa identitasku, sakit seperti ini, Aku masih bisa menahannya."

"Kalau begitu, Aku tidak sungkan lagi." Aku berkata sambil tertawa.

Jessi mengangguk dengan jinak, Aku kemudian mengambil nafas yang dalam, melepas semua beban, Membiarkan singa jantan yang kekenyangan dalam tubuhku yang membangunkanku, membiarkan ku bekerja keras dalam wilayah milikku ini.

Suasana panas di udara akan membakar orang menjadi abu, Berangsur-angsur tidak bisa menahan nafas yang berat, Dicampur dengan suara yang sederhana dan mempesona, mekar mempesona di atas ranjang.

..........

Setelah sebuah menawan berakhir, Jessi menyandar di pelukanku, tutup mata beristirahat, Aku melihat bekas di tubuhnya, sedikit kesal, tadi terlalu serius sehingga tenagaku agak keras, Aku berkata dengan bersalah:" maaf."

Jessi mengangkat kepalanya menatapku, Ada senyum licik di sudut mulutnya, berkata:" Aku sangat puas dengan pelayanan mu, kamu tidak perlu meminta maaf denganku."

Sekali mendengar kata ini, Aku hampir tertawa keluar suara, Aku mencubit dengan ringan Dagunya, berkata:" Aku bisa melihatnya."

Jessi menepuk tanganku, sedikit malu, Aku memeluknya dengan erat, berkata dengan lembut:" terima kasih, Jessi."

"Untuk apa berterima kasih? Cinta antara pria dan wanita, kita berdua telah mengambil keuntungan bersama, bukankah?" Jessi berkata dengan pikiran terbuka.

Aku tidak berdaya dan dengan manja mencubit hidungnya, bertanya:" tapi, kamu pada waktu itu kenapa bisa di tangkap orang itu? kamu tahu tidak, setelah menyelamatkanmu, Aku masih memiliki rasa takut."

Jessi tersenyum dingin, berkata:" hanya orang itu, bisa menangkapku?"

Aku menatapnya, dia bangun melingkari leherku, berkata sambil tersenyum:" bodoh kamu, Aku hanya ingin pergi melihat mu saja."

" kamu......"Aku kaget dan juga senang, kaget karena dia yang selalu begitu tenang bisa melakukan hal yang berisiko seperti ini, jika terjadi apa-apa, Bagaimana denganku? senang karena dia demi aku bisa melepas konsisten rasional nya, berarti dia mencintaiku telah masuk kedalam tulang.

Lagi pula, Sebenarnya aku tahu setelah dia tahu aku itu adalah Alwi, bisa tertebak kalau dia kesana karena ingin bertemu dengan ku, tebak hanya sekedar tebak, saat mendengar dia bicara dengan mulutnya sendiri, dalam hati ada perasaan lain yang berbeda.

Aku pura-pura marah dan berkata:" kenapa kamu bisa tidak jelas? seberapa bahayanya ini, apakah kamu tahu? kalau aku tidak pergi untuk menyelamatkan mu...."

Tidak menungguku selesai bicara, Jessi telah menutup mulutku dengan bibirnya, Dengan sombong dan kuat membuat semua kata-kataku masuk kembali ke perut, setelah sebuah ciuman, Aku sudah lupa ingin berkata apa, dia malah meletakkan dahinya ke atas dahiku, berkata dengan puas:" Aku percaya padamu, Aku tidak pernah curiga kamu akan menyelamatkanku, meskipun tahu ini akan menyebabkanmu dalam kesulitan, tapi, Alwi, aku benar tidak bisa menahan, jadi aku menjadi egois untuk sekali ini."

Bicara sampai disini, Dia menutup mata, aku jelas telah melihat air mata yang hampir keluar dari matanya, dia dengan sangat pelan dan lembut berkata:" semua kemanjaan ku seumur hidup ini, semua digunakan untukmu, kamu, memang maleficku (bintang jahat), tapi Aku bisa apa? tidak bisa hidup tanpamu, ini adalah takdirku."

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu