Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1047 Lelaki dalam Hubungan Asmara

Jessi, terima kasih. Terima kasih kamu rela menaruh masa depan sendiri kepada orang yang seperti diriku, orang yang bahkan tidak bisa menjamin masa depan orang. Terima kasih.

Mataku basah dan aku memanggil ‘Jessi’ pelan. Ia bilang, “Ada aku.”

Jawaban yang begitu kukenal, nada yang begitu kukenal.

Aku merasakan Jessi sekarang, tidak seharusnya Jessi selama ini seperti seorang supir yang menyetir dalam kehujanan. Sedangkan aku adalah pelanggan yang tidak ada uang untuk naik mobil, juga tidak ada orang yang ingin mengantarku. Kedatangannya Jessi membawakan tempat untukku berlindung. Ia lah yang menolongku dalam kehujanan.

Aku tertawa pelan dan berkata, “Aku memang masih tidak bisa membiarkanmu untuk menunggu begitu lama.”

Jessi bertanya, “Ada apa? Apakah kamu menemukan ide yang baru?”

“Ada idenya, tapi belum tentu bisa dijalankan. Tapi bagaimanapun, aku harus mencobanya.” ujarku.

Jessi terdiam sesaat dan berkatam “Aku harap kamu pelan-pelan, tidak perlu buru-buru. Kita akan bersama untuk selamanya. Selamanya itu sangat lama, kamu tidak perlu khawatir aku akan kehilangan masa-masa mudaku, karena setiap hari dimana aku bersama denganmu, aku hidup dalam masa-masa wanita yang terbaik, jadi jangan mengambil resiko demiku, baik?”

Hatiku terasa hangat dan tertawa berkata, “Baik, kamu jangan khawatir. Aku tidak akan melakukan hal-hal yang membuatmu lebih khawatir.”

Aku dan Jessi memutuskan panggilan setelah berbincang sesaat.

Aku bersandar disana dan menyalakan rokok, sambil menarik nafas dalam, lalu mengeluarkan asap. Kalau asap bisa dipakai untuk melukis, maka aku pasti akan melukis wajah Jessi, melukis wanita yang tercantik di dalam hatiku.

“ Setelah selesai merokok, aku memutusukan untuk menghubungi Nody. Setelah selesai menyapa, Nody bertanya, “Tiba-tiba menghubungiku, lalu menggunakan nada yang penuh masalah berbicara denganku, apakah kamu mengalami kesulitan? Ada apa yang tidak bisa dikatakan kepadaku?”

Aku mengela nafas dan tahu suasana hatiku pasti tidak bisa tersembunyi dari Nody. AKu berkata, “Sebenarnya...aku ingin melakukan sesuatu, tapi kurasa kalau aku melakukannya, mungkin bisa menganggu kehidupan normal seseorang. Ia merupakan salah satu orang yang penting bagiku di dunia ini. Meskipun kita tidak bisa jadi suami istri, tapi ia selalu menempati posisi yang terpenting di dalam hatiku. Aku juga tidak tahu apakah boleh aku merusak kedamaian yang ia memperolehnya degan susah?”

Nody berkata, “Maksudmu Kak Aiko atau...Felicia?”

Aku tidak berbicara. Nody terdiam sesaat dan berkata, “Apakah kamu ingin Felicia melakukan sesuatu untukmu? Apakah itu berkaitan dengan orang di belakang itu?”

Sebenarnya aku kadang merasa sayang jika Nody tidak pernah menjadi detektif. Aku berkata, “Benar sekali yang kamu katakan.”

“Dengan sifatmu, ingin mencarinya, pasti telah bertemu dengan masalah yang sangat sulit. Katakanlah, kupikir ia akan dengan senang hati membantumu kalau ia bisa membantumu.” ujar Nody. “Apalagi ia belum tentu menjalani hidup yang damai, lagipula ia sama sekali tidak pernah berhenti merindukanmu dalam buku. Aku merasa ia akan lebih bahagia kalau bisa membantumu.”

Aku berkata, “Aku tidak memutuskan untuk memberitahunya bahwa aku masih hidup, setidaknya bukan sekarang, jadi aku butuh kamu untuk membantuku...”

“Baiklah, kamu katakan saja, bantuan apa yang bisa ia lakukan untukmu?”

Aku berkata, “Aku akan mengirim foto untukmu nanti. Kamu berikan kepada Felicia lihat, apakah ia mengenal orang ini? Kalau tidak kenal, bolehkah ia bisa berkontak dengan orang sebelumnya? Kalau kenal, mohon kirimkan data-datanya. Kamu bilang saja... orang ini berkaitan dengan Jessi. Kalau ia ingin membantunya, aku pasti akan sangat berterima kasih kepadanya.”

Sebenarnya kalau tidak ada jalan lain lagi, aku sama sekali tidak ingin merepotkan Felicia, karena aku tahu ia sudah memutuskan untuk mengakhiri kenangan masa lalu. Sedangkan aku membiarkannya mengalami maslaah ini lagi, sungguh keterlaluan dan tidak tahu malu. Tapi selain ia, aku tidak bisa menemukan orang lagi yang bisa membantuku. Meskipun aku juga tidak dapat memastikan bahwa ia mengenla Gosly ini, tapi aku ada firasat dan ingin mencobanya.

Mungkin bagi orang lain, ini mungkin saja hal biasa, tapi aku tahu Felicia sama sekali tidak ingin mengenang masa lalu, jadi aku terus ragu, takut akan membuka lukanya. Tapi aku adalah orang yang egois, demi diriku dan Jessi, aku harus merusak kedamaiannya.

Nody berkata, “Aku mengerti. Alwi, ini sama sekali bukan masalah besar, jangan terlalu dibawa ke dalam hati.”

Aku tertawa pahit dna berkata, “Kamu katakan dengan baik-baik, jangan membuatnya terlalu sedih.”

Nody dengan tenang berkata kepadaku, “Aku mengerti. Alwi, kamu tidak perlu merasa berat hati. Apakah kamu pernah memikirkan bahwa Felicia mungkin saja sudah tidak peduli dengan pengalaman itu? Jadi kamu tidak perlu asal pikir. Sudahlah, aku tidak bicara lagi denganmu. Aku segera beres-beres dan pergi mencari Felicia.”

“Baik.”

Setelah memutuskan panggilan, aku melihat laut yang tak ada batasnya. Hatiku berpikir sudah berapa lama aku tidak berkontak dengan Felicia, juga sudah berapa lama tidak mengingatnya. Sepertinya ketiga wanita yang pernah ada hubungan asmara denganku, ia merupakan yang terbodoh dan terpolos. Walaupun ia persis dengan Armour, kebahagiaannya telah dicabut sejak kecil dan hidup dalam hal-hal yang palsu dan pelatihan, tapi ia sama sekali tidak kehilangan kemampuan untuk mencintai dan menjadi orang yang baik.

Kalau selama ini ada seorang wanita dimana aku tidak bisa membayar kejahatan yang telah kulakukan kepadanya, maka wanita ini pasti adalah Felicia.

“Kak Alwi, Anda berada disini.” Nando medekatiku dengan rokok yang tersangkut di bibirnya. Ia dengan khawatir bertanya, “Anda baik-baik saja kan?”

Aku tertawa dan mematikan rokok. “Aku baik-baik saja.”

“Baiklah kalau begitu. Katakan saja kalau ada sesuatu, meskipun kita semua kurang pendidikan, tidak bisa menghibur orang, setidaknya masih ada dua telinga untuk mendengar masalahmu.” ujar Nando serius.

Aku tertawa dan menepuk bahunya pelan berkata, “Terima kasih.”

“Kak Alwi, jangan sungkan kepada kita.” Nando mengerucutkan bibirnya dan lanjut berkata, “Aku kurang suka mendengar kedua kata itu.”

Aku tertawa berkata, “Baik, aku tidak akan mengatakan itu lagi.”

Nando baru tersenyum puas lagi dan berkata, “Hari sudah malam, Anda pergi istirahatlah. Kesehatan adalah modal untuk bertarung, kalaupun ada masalah, bahas lagi setelah bangun tidur.”

Aku mengangguk dan berkata, “Kalian juga cepat istirahatlah.”

......

Menetap semalam di Thailand, esok harinya kita telah tiba di Invincible Empire, tapi aku tidak langsung ke tempat pelatihan, melainkan Mocheng. Malam itu, aku diam-diam ke rumah Jinkang. Ia sedang berkencan, jadi akan pulang malam.

Aku mandi di rumahnya dan makan malam lagi lalu menyalakan televisi menunggu ia kembali.

Pukul satu dua tengah malam, terdengar suara mesin mobil. Aku membuka tirai jendela dan menemukan Jinkang yang turun dari mobil dengan senang sambil bersenandung. Tunggu ia membuka pintu rumah dan menemukan diriku, seketika ia kaget dan berkata, “Kak Alwi, mengapa Anda datang? Dan datang begitu diam-diam, seperti maling saja, juga tidak menghubungiku.”

Aku berkata, “Aku tidak rela menganggumu berkencan. Aku dengar kamu sangat senang beberapa hari ini. Kukira kamu tidak pulang malam ini dan bersiap untuk tidur disini, lalu esok pagi baru menghubungimu.”

Wajah Jinkang memerah dan tertawa canggung. Ia berkata, “Bagaimana mungkin aku tidak pulang. Kamu tahu kan pemilik House of Xuzhou sangat kuno. Kalau anak perempuannya tidak kembali, ia akan marah besar. Sebaiknya aku jangan membuat calon mertuaku marah, jadi harus menaati peraturan.”

Pacar JInkang adalah anak bungsunya dari pemiliki House of Xuzhou. Aku mengenal anak perempuan itu. Ia bersekolah di Huaxia, cukup putih kulitnya, memiliki mata yang bagus saat tersenyum, bagai bulan yang bersinar. Sebaris giginya yang bersih terdapar gigi taringnya lucu, membuat orang kembali muda.

Aku sungguh tak sangka bahwa Jinkang bisa menyukai wanita yang imut dan polos, serta latar belakang yang bersih. Tapi ini juga menjelaskan bahwa ia berharap bisa menjalan kehidupan orang biasa.”

Aku tertawa dan berkata, “Kalau begitu, kamu cepatlah lamar kepadanya. Saat itu, Ayahnya tidak akan mencegat kalian lagi.”

Jinkang terkekeh pelan dan berkata, “Aku tidak ingin terlalu buru-buru dengan Imel. Aku berharap ia bisa menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk mengenal diriku, lalu memberikan dirinya dengan tenang kepadaku, melainkan sembarangan. Oh iya, mengapa Kak Alwi ada waktu datang?”

Aku meletakkan gelas di tanganku dan berkata, “Oh, untuk menyelesaikan kedua pengkhianat.”

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu