Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 85 Hadiah Felicia Untukku

Leo mengatakan Cinta adalah sebuah pisau tajam, kalimat ini membuatku sedikit bingung. Dan Leo juga tidak memberikan penjelasan apapun dan malah bertanya padaku apakah menginginkan gelang merah itu?

Aku bersandar di dinding, menyentuh luka di dadaku yang digigit Cinta lalu tersenyum pahit: “Jika tidak ingin itu suatu kebohongan, tapi mengatakan menginginkannya juga bukan sepenuhnya benar. Aku tahu diri, wanita secantik ini bagaimana mungkin bersedia bersama denganku? Cinta berbuat seperti itu karena melihat tuan dony yun didepan pintu, tujuannya adalah untuk melihat reaksi tuan dony yun.

Aku tidak bodoh, tuan dony yun menerobos masuk kedalam bukan suatu kebetulan, kebetulan hanya terjadi di drama.

hatiku tidak senang memikirkan ini, aku yang sudah sangat hati-hati pada akhirnya tetap dimanfaatkan oleh wanita ini, nasibku memang sangat menyedihkan.

Karena tuan dony yun sudah datang lebih baik aku pergi, seluruh tubuhku sakit sekali, aku harus pergi tidur istirahat. Leo berkata ayo kita pulang bersama-sama, aku mengangguk dan mengikutinya kembali ke hotel, lalu tidur lelap.

Keesokan harinya, Cinta mengajakku keluar minum alkohol, katanya sebagai ucapan terima kasih telah membantunya, tapi aku menolaknya, aku tahu ada beberapa wanita cantik yang tidak boleh terlalu dekat, terutama wanita yang sama sekali tidak memiliki perlawanan, aku takut setelah mendekatinya aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri.

Malam hari, bar benz mulai beroperasi, aku dan Leo minum disudut, Leo menyerahkan sepucuk surat padaku, aku bertanya padanya apa itu? Dia bilang bonus yang diberikan tuan dony yun padaku, karena aku berhasil menggulingkan tuan Kin, memenangkan bar Entrance dan Change.

Aku membukanya dan melihat ada segepok uang didalamnya, mungkin uang itu sekitar 40juta, aku senang sekali, dengan adanya uang ini, biaya untuk mengobati adikku semakin bertambah.

Aku menyimpan amplop ini dengan hati-hati dan mendengar Leo mengatakan: “tuan dony yun bilang, uang ini untuk kamu habiskan, jangan tidak rela menghabiskannya, belilah beberapa barang bagus untuk diri sendiri, jangan khawatirkan penyakit adikmu, dia sudah mentranfer 200juta ke rekeningmu.”

Aku yang mendengar ini sibuk berkata: “Sebanyak itu? Bonus ini terlalu banyak? Mana berani aku menerimanya?”

Leo berkata dengan santai: “Apa yang tidak berani, sudah seharusnya kamu mendapatkan ini, tuan dony yun sangat loyal dengan orang sendiri, kecuali kamu, aku dan teman-teman yang lain juga ada bonus.”

Kali ini aku baru berani menerimanya dengan tenang, aku bertanya pada Leo apakah tuan dony yun marah dengan diriku? Leo menggeleng dan berkata: “Kamu sendiri juga bisa melihat Cinta memanfaatkan dirimu menguji tuan dony yun, bagaimana mungkin tuan dony yun tidak mengerti?”

Benar juga apa yang dikatakannya, aku mengangkat gelas dan berkata: “Kak Leo, aku bisa seperti ini semuanya berkat bantuanmu, sini aku bersulang untukmu.”

Leo dan aku bersulang: “Alwi, aku jujur padamu, dimataku, kamu adalah seorang pria sejati dan layak untuk dijadikan sahabat baik, aku berharap bisa terus bersama denganmu.”

Aku senang mendengarnya dan berkata: “Tentu saja!”

Selesai mengatakannya, terdengar suara sorakan tidak jauh dari sana, aku menoleh kearah itu dan melihat tatapan menggoda seorang wanita didepan pintu, dan wanita itu berjalan kemari.

Cahaya lampu menerpa wajah wanita itu, dan ternyata dia adalah Cinta! Aku sedikit terkejut dan bertanya-tanya dia tidak ke Splendid untuk apa datang kemari?

Hari ini Cinta memakai baju Cheongsam merah besar menggantung sampai ke pergelangan kakinya dan roknya dibordir dengan gambar seratus burung phoenix, Cheongsamnya tidak seperti berwarna putih, tapi tidak juga hitam misterius, Cheongsam merah membuatnya seperti teratai merah dingin.

Cinta yang tidak berdandan tebal tetap membuatnya terlihat cantik menawan.

Cinta berjalan kehadapanku menatap Leo dan tersenyum: “Kak Leo, bisakah aku bicara berdua dengan Alwi.”

Leo mengangguk dan bangkit pergi, aku sibuk menahan Leo dan Cinta sudah duduk didepan ku dan tersenyum: “Lebih baik kamu usap air liur disudut mulutmu.”

Aku mengusapnya dan berkata dengan canggung: “Ini bukan air liur, ini alkohol.”setelah itu aku menatap tajam pada sekelompok orang yang mendekati kami dengan pandangan iri dan benci, dan menebak dalam hati apa tujuan Cinta datang mencariku.

Cinta tersenyum dan berkata padaku: “Mulutmu menjadi lebih hebat, apakah ini masih Alwi yang tersipu malu hanya dengan menatap ku?”

Aku tertawa dan bertanya padanya untuk apa datang kemari?

Cinta mengambil gelas alkohol yang ada dalam tanganku, lalu aku memegang tangannya dengan erat tidak memperbolehkannya minum. Dia mengarahkan matanya ke tanganku, dan aku cepat-cepat melepaskannya mengambil botol alkohol dan berkata: “Aku buka yang baru untukmu, gelas ini sudah dipakai, kotor.”

Aku segera membuka botol alkohol baru untuknya dan menuangkan alkohol itu ke dalam gelasnya.

Cinta menerima minuman itu dan tidak meminumnya dengan terburu-buru tapi tersenyum dan berkata: “Ternyata benar kamu berbeda dengan pria lain, jika orang lain pasti tidak akan menghentikanku.”

Aku berkata: “Jika mereka tahu kamu adalah wanita tuan dony yun, pasti akan sama denganku, jangankan menghentikanmu mungkin tidak akan ada yang berani menatapmu, karena takut menfitnahmu.”

Tatapan mata Cinta memudar, aku segera menyadari sudah mengatakan sesuatu yang salah, dan sibuk menjelaskan diriku tidak mempunyai maksud lain, aku mengira setelah mengalami kejadian kemari, kita berdua sudah baikan.

Cinta berkata dengan riang: “Baikan? Kita berdua tidak pernah bertengkar.”dia menyuruh untuk membahas ini, hari ini kedatangannya mencariku adalah demi berterima kasih.

Setelah itu, Cinta mengeluarkan sebuah kotak hadiah mewah dari tasnya. Ketika aku membukanya di dalam berisi sebuah pisau, pegangan pisau ini dibuat sangat menarik dengan bentuk ukiran naga dan mata kedua naga ditaruh batu giok, pisau ini tampak sangat misterius.

Aku menimbang berat pisau ini lalu menekan pegas dan bilahnya muncul, lampu diatas menyinari mataku, aku tidak bisa menahan diri untuk berkata; “Pisau ini sangat menarik dan seharusnya sangat tajam kan?”

Cinta berkata: “Tentu saja, kamu bisa menggunakan pisau ini membuka botol alkohol.”

Aku menggunakan pisau ini menggores botol alkohol dan botol itu tergores cukup dalam, ini membuatku terkejut padahal aku tidak menggunakan tenaga sama sekali, pisau ini terlalu tajam.

Cinta tersenyum berkata: “Bagus selama kamu menyukainya, hadiah sudah kuberikan dan aku tidak akan mengganggumu lagi.”Dia melirikku sekilas dan berbalik pergi, lalu aku menoleh dan tanpa sengaja melihat Felicia yang kebetulan sedang memandang kami.

Tiba-tiba aku memiliki perasaan bersalah, setelah ide ini muncul di benakku, aku merasa sangat lucu, Felicia tidak menyukaiku, dia hanya memanfaatkanku, untuk apa aku merasa bersalah? Aku yang memikirkan hal ini, bangkit mengejar Cinta yang sudah pergi dan mengatakan akan mengantarnya.

Setelah mengantar Cinta, aku berjongkok di bar dan merokok sebatang rokok baru masuk kedalam, dan saat ini, Felicia sudah bernyanyi diatas panggung, ternyata dia adalah ratu di malam hari, semua orang tergila-gila padanya.

Aku jalan melewati panggung dan masuk ke kantor. Pukul dua belas malam, aku mendapat sebuah SMS ucapan selamat ulang tahun dari adikku.

Hari ini hari ulang tahunku.

Setelah membalas SMS nya aku berencana untuk pergi tidur. Siapa sangka di saat ini, Felicia mengirim sebuah SMS menyuruhku pergi ke kamarnya. Aku bilang aku sangat lelah dan ingin tidur, dia membalas: “Adik kecil, selamat ulang tahun, aku mempersiapkan kado ulang tahun untukmu, kamu harus datang kemari, jika tidak malam ini kakak tidak akan bisa tidur.”

Tidak disangka Felicia mengingat hari ulang tahunku, hatiku tersentuh hanya saja aku segera menyadari ada satu masalah, karena dia datang mencariku dengan suatu tujuan, sangat tidak mengherankan dia mengingat hari ulang tahunku.

Jika begitu, lebih baik aku mengganti baju dan pergi kesana, karena jika aku terus mengabaikan Felicia, takutnya akan terjadi sesuatu pada dirinya, jika dia membatasi diri denganku, kedepannya aku akan sulit merasakan sesuatu.

Aku datang ke kamar Felicia dengan suasana hati yang kacau, baru saja mengetuk pintu dan ternyata pintu tidak ditutup, aku mendorong pintu masuk, melihat sebuah kotak hadiah besar dilantai dan sebuah cake dimeja, tapi tidak ada Felicia sama sekali. Aku masuk kedalam dan berteriak: “Kak Fel? Kak Fel? Kamu dimana?’

Felicia tidak menjawabku, aku datang menghampiri hadiah dan melihat sebuah ucapan yang bertuliskan: “Hadiahnya ada didalam.”

Aku membuka hadiah itu penuh penasaran dan ternyata aku melihat sebuah pemandangan yang sangat indah. Aku melihat Felicia berbaring didalam tidak mengenakan apapun, hanya ada sebuah pita pink yang mengitari dada sampai ke pinggang lalu ke kakinya, hingga akhirnya menutupi area terindahnya dengan pita berbentuk kupu-kupu, dan tangannya ditumpangkan pada perut bagian bawah, wajahnya melihat kesamping dengan mata tertutup, seolah tertidur lelap.

Aku yang melihat pemandangan ini untuk sesaat darah dalam nadiku ingin meledak lalu aku menelan ludah dan berkata: “Kak Fel, kamu……sedang apa?”

Felicia perlahan-lahan membuka matanya dan menatapku dengan anggun dan berkata, “Tuanku, akhirnya kamu datang.”

Mendengar Felicia mengatakan tuanku, aku merasakan ransangan aneh dalam hatiku, dia tersenyum dan berkata: “Tuanku, Felicia sudah lama menunggumu, kenapa kamu masih tidak melepaskan ikatan ini dan menyelamatkan Felicia?”

Aku berkata: “Kamu yakin ingin aku yang menggendongmu keluar?”ketika mengucapkan kalimat ini, aku bisa merasakan nafasku menjadi berat.

Felicia mengangguk dan aku segera melepaskan ikatan di kakinya lalu merobek kotak itu dengan kasar lalu menggendongnya keluar. Pita di tubuhnya tiba-tiba mengendur, saat ini dia hampir memperlakukanku dengan tulus. Kulitnya menempel dibadanku, suhu tubuhnya yang panas membuat suhu tubuhku meningkat.

Aku menatap Felicia yang meringkuk lemah dalam dekapanku, matanya mendekat di leherku lalu inisiatif menciumku, dan dengan suara serak berkata: “Adik kecil, bukankah kamu selalu menginginkan kakak? Kakak sendiri menghadiahkan diriku sebagai hadiah ulang tahun untukmu?”

Aku menelan ludah, menekannya ke dinding, mencium bibirnya dengan nafsu, dan menginvasi setiap inci wilayahnya dengan lembut, ketika dia hampir mati lemas aku baru akan melepaskannya, aku mengigit bibirnya dengan ganas dan menatap kedua matanya lalu berkata: “Kak Fel kamu yang bilang sendiri, kamu tidak menyesal?”

Felicia memelukku dengan erat dan tersenyum manis di bibirnya mengatakan: “Tidak menyesal.”

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu