Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 650 Mengusir Tamu

Setelah meninggalkan Golden Eagle, kami lanjut berjalan-jalan sebentar, dan mencari hadiah untuk kakek, acara malam ini mungkin tidak akan sesederhana itu, takut tidak kenyang, aku dan Widya pergi makan lagi, selesai makan, waktunya juga tinggal sebentar, kami berdua lalu berangkat ke tempat Keluarga Qin.

Di pintu masuk tempat Keluarga Qin, dari jauh aku melihat sekelompok orang di sekitar sana, aku berkata: "Tuan Qin pasti sosok yang sangat terhormat, kenapa, orang-orang ini suka berkumpul membentuk kelompok?"

Aku turun dari mobil setelah selesai berbicara, lalu Widya juga keluar dari mobil, tepat ketika aku akan berjalan maju, salah satu tangannya tiba-tiba memegang tangan aku, aku memandangnya dengan tatapan terkejut, dengan ekspresi suram dia berkata: "Aku pasanganmu, dasar tidak tahu sopan santun, jangan buat aku malu."

Saat aku akan berbicara, aku mendengar suara wanita yang terdengar akrab berteriak: "Alwi, kakakku bilang kamu akan datang, ternyata dia benar."

Aku melihat sekeliling, lalu aku disambut oleh seorang wanita dengan gaun putih panjang, rambut wanita itu sepanjang lengannya, wajahnya dihiasi dengan riasan tipis, dia terlihat seperti bunga sakura yang indah, membuat orang jatuh cinta.

Wanita ini bukan orang asing, dia Felicia.

Melihatnya, tenggorokkanku seperti tersangkut tulang, dan untuk sesaaat aku tidak tahu bagaimana persaaanku saat berhadapan denganya, tapi hatiku terasa sakit, jadi aku kembali tersenyum, dan dengan ekspresi santai berkata: “Nona Felicia, lama tidak bertemu, aku tidak menyangka kamu ada di sini, tak heran aku melihat kerusuhan disana, sepertinya penggemarmu telah berkumpul."

Felicia melirik ke arah sana dan berkata: "Berbicara tentang penggemar, bagaimana mungkin orang-orang muda berbakat dengan status dan latar belakang bagus menghormati aku? Mereka bilang mereka menyukaiku, tapi mereka menyukai identitasku sebagai Nona Keluarga Su, takutnya di belakang mereka memakiku, mengatakan kalau ada yang salah dengan otakku, mengatakan kalau aku tidak cocok menjadi Nona Besar, tapi lebih cocok di industri hiburan."

Aku tahu bahwa banyak orang dengan status dan latar belakang bagus memandang rendah orang-orang di industri hiburan, jadi wajar saja kalau Felicia memiliki perasaan seperti itu, aku tersenyum dan berkata: "Kamu sudah melihat semuanya, dan sepertinya kamu tidak sedih sama sekali."

Felicia tersenyum dan berkata: "Kenapa aku harus sedih karena orang yang tidak peduli denganku? Aku Felicia, hanya hidup untuk diriku sendiri dan keluargaku, bukan untuk gosip orang lain."

Selesai berbicara, dia mengalihkan tatapannya, dan menatap Widya dengan santai, lalu menatapku lagi dan berkata: "Tidak mungkin? Apa kamu mengacaukan hubungan orang lain lagi?"

Widya menatapku dengan tajam, dan aku berkata dengan polos: "Kenapa kamu menatapku, bukan aku yang berbicara."

Setelah berbicara, aku berkata kepada Felicia: "Ini adalah asistenku, aku mendengar kalau ingin menghadiri perjamuan, aku harus membawa pendamping wanita, dan di sisiku hanya dia yang bisa dianggap wanita, jadi aku memutuskan untuk membawanya."

Begitu Widya mendengar ini, ekspresinya menjadi gelap, dan dia diam-diam mencubitku dengan tangan yang lain, aku langung merasakan perih, mungkin karena ekspresi wajah aku berubah, wanita ini terlihat puas, melihatku, mata dan alisnya tersenyum, diam-diam dia menempel di telingaku dan berbisik: "Siapa suruh kamu menjelek-jelekkan aku."

Felicia melihat ekspresi wajah kami dengan aneh, kemudian berkata: "Kamu masih berbicara omong-kosong, tapi aku merasa kalian berdua terlihat aneh, biar ku beri tahu, kalau sampai Jessi tahu, kamu akan habis…"

Setelah mengatakan itu, dia menghela nafas dan berkata: "Aku mendengar orang tua aku mengatakan kalau Jessi akan dinikahi dengan Vicky Hu yang kaku itu, merka juga mengatakan kalau Jessi sangat patah hati, dan kesehatannya sangat buruk, aku pergi menemuinya dan dia terlihat sangat kurus, aku pikir dia sangat tergila-gila padamu, dan merasa kamusangat sempurna, tapi aku tidak menyangka saat kamu memalingkan kepala kamu juga akan sangat baik kepada wanita-wanita lain, benar-benar membuat orang kesal, jika bukan karena kamu menyelamatkan aku, aku benar-benar akan memberimu pelajaran."

Felicia berbicara, dan ekpresinya terlihat tidak senang, mungkin karena dia baru bertemu denganku, dan tanpa banyak pikir, jika sekarang dibayangkan lagi, tentu dia sangat kesal, sepertinya dia telah salah paham saat melihat aku dan Widya.

Aku tidak bisa tidak memikirkan Jessi, bahkan jika aku tahu bahwa hari-hari yang dikatakan Felicia telah berlalu, dan kalau aku dan Jessi kembali berhubungan, dia tidak akan melewati hal sulit seperti itu lagi, tapi saat aku membayangkan orang hebat sepertinya, gara-gara aku, tubuhnya terluka, hatinya sedih, semakin kurus tiap harinya, hatiku sangat terluka memikirkarnya.

Aku berkata: "Kamu terlalu banyak berpikir, Nona Widya hanya bawahanku."

“Berani berbuat dan tidak berani bertanggung jawab, huhh, aku tidak peduli lagi padamu.” kata Felicia dengan marah, lalu berbalik dan pergi.

Karena ucapannya tadi padaku, tiba-tiba aku menjadi perhatian banyak orang, banyak orang yang melihatku dari atas ke bawah, penasaran dengan identitasku, da lagipula, aku adalah orang asing di antara orang-orang ini.

Tapi, saat seseorang datang untuk menanyakan namaku, dan saat aku memberi tahu mereka kalau aku Alwi, reaksi semua orang sangat berlebihan. Banyak orang yang awalnya berkenalan denganku langsung pergi menjauh dan bersembunyi,seseorang lalu berbisik pelan: "Orang ini adalah Alwi? Alwi dari Nanjin yang membuat Keluarga Huo dan Keluarga Yang marah, dan yang diancam mati oleh kedua keluarga itu?"

Satu orang langusung berkata: "Ya Tuhan, beraninya dia datang ke Tianjin?"

"Kenapa tidak berani? Dia tamu Tuan Qin, sungguh, ini sangat menarik, apa Tuan Qin akan berhadapan dengan Keluarga Yang dan Keluarga Huo demi dia?"

"..."

Mendengarkan komentar-komentar ini, Widya mengejek dan berkata: "Sepertinya kamu sangat terkenal di Tianjin."

Aku tersenyum dan berkata, "Karena wanita cantik sepertimu?"

"Kamu..." Widya menatapku dengan kesal.

Aku sedang tidak niat membahas hal ini dengannya dan berkata: "Sudahlah, ayo pergi, jangan berlama-lama di sini, kita terlihat seperti monyet di mata orang-orang, apa kamu bisa menerimanya?"

Widya mendengus melalui hidungnya, dan dengan ogah-ogahan memeluk lenganku dan berjalan ke aula utama.

Ketika kami menyerahkan kartu undangan dan memasuki aula, sebuah bayangan yang hangat muncul, aku melihat beberapa pria paruh baya mengelilingi seorang pria tua dengan uban, aura lelaki tua itu sangat kuat, matanya seperti api yang menyala-nyala, dan dia terlihat sangat tangguh.

Saat itu, Felicia memeluk leher lelaki tua itu dari belakang, terlihat penuh dengan kasih sayang, sementara ibunya duduk di sisi kiri lelaki tua itu, memandangi dengan penuh cinta, dan Jay, dia duduk di samping istrinya.

“Saudaraku, kamu di sini.” Suara Govy terdengar dari belakangku, lalu aku berbalik dan melihat dia yang mengenakan jas dan sepatu kulit, dasi kupu-kupu, dan dengan sebuah tongkat, berdiri di sana seperti orang bermartabat.

Aku langsung berjalan ke arahnya dan memeluknya sambil tersenyum berkata: "Kak Govy."

Govy tersenyum dan berkata: "Ayo, aku akan mengajakmu menemui kakekku."

Aku mengangguk, lalu mengikuti Govy dan berjalan ke tempat Tuan Qin, saat itu, semakin banyak mata yang melihat aku, dan orang-orang dari luar mulai berjalan masuk, dan mereka mulai berbicara, samar-samar aku mendengar semua orang mengatakan kalimat yang hampir sama: "Itu Alwi, sepertinya wajahnya terlihat agak pucat."

Saat orang tua Felicia melihatku, ekspresi wajah mereka trelihat agak aneh, aku tahu setelah mereka sadar kalau Felicia tidak mengingat aku, mereka tidak pernah menyinggung keberadaanku, mungkin mereka tidak membayangkannya, samapai akhir aku dan Felicia masih belum mengenal satu sama lain. Meskipun Felicia dan aku berkenalan dari awal lagi, kami hanya seperti teman biasa, tidak mungkin dekat satu sama lain, tapi mau bagaimanapun, aku pernah menyakiti putri mereka, saat mereka melihatku, sangat wajar bagi mereka untuk merasa sedang berada dekat dengan musuh.

Aku tersenyum pada mereka dan berjalan ke Tuan Qin, Govy berkata: "Kakek, ini saudaraku Alwi."

Tuan Qin menatap aku dari atas ke bawah dan berkata sambil tersenyum: "Alwi, aku mendengar Govy berbicara banyak hal tentang kamu."

Aku tertawa dan berkata: "Kakek pasti mengantuk, karena cerita tetang aku pasti sangat membosankan."

Tuan Qin tertawa dan berkata: "Anak muda, kerendahan hati yang berlebihan itu bukan kerendahan hati, tapi adalah kebanggaan. Jika ceritamu membosankan, aku takut tidak banyak cerita orang yang dapat membuatmu kagum."

Aku tersenyum dengan enggan dan melihat ke arah Widya, dia lalu mengeluarkan hadiah dari tasnya, kemmudian aku memberikan hadiahnya ke Tuan Qin sambil berkata: "Aku dengar kalau Tuan Qin sudah tinggal di luar negeri sejak muda, dan sangat suka mendengarkan musik klasik Eropa, jad aku meminta beberapa orang untuk menemukan CD asli musik klasik dari luar negeri, meski tidak seberapa, tapi itu adalah niat hatiku, semoga Tuan Qin senang menerimanya."

Setelah mengetahui hobi Tuan Qin, Samuel menghubungi Kimi dan meminta tolong padanya untuk mencari hal yang aku maksud, karena mereka berada di luar negeri, akan lebih mudah bagi mereka untuk mencarinya.

Tentu saja, ini adalah kata-kata Samuel, tapi aku tahu, ada beberapa keping CD yang sudah tidak dicetak lagi, dan tidak dapat ditemukan hanya dengan menghabiskan uang, kamu harus memiliki koneksi yang sangat luas dengan banyak orang dan status tinggi untuk mendapatkannya, orang-orang di belakang Samuel benar-benar tidak sederhana, tapi aku tidak akan membongkar kebohongannya, lagipula, keadaan pihak lain bukanlah sesuatu yang harus aku pertanyakan.

Ketika Tuan Qin melihat aku mengeluarkan hadiah, dia masih terlihat kurang tertarik, sepertinya dia tidak mau menerima hadiahku sama sekali, lagipula, dengan statusnya, barang seperti apa yang belum pernah dia lihat? Hanya setelah aku mengatakan apa yang ada di dalam kotak, matanya tiba-tiba terlihat tertarik, tapi dengan cepat dia menutupinya dan berkata: "Kalau begitu, terima kasih sudah repot-repot."

Setelah Tuan Qin selesai berbicara, ada seseorang yang datang dan berbicara dengan aneh: "Aku kira barang bagus apa, ternyata hanya CD, bagaimana mungkin kakek kekurangan hal ini? Orang tua ini selalu memiliki hobi mengumpulkan barang-barang seperti ini."

Saat aku mendengarnya, aku merasa kalau aku telah memilih hadiah yang salah. Siapa sangka, Felicia tertawa dan berkata: "Apa kakek masih seperti itu? CD kakek semuanya sudah didengar berulang-ulang, terus diputar, dan didengarkan, mungkin beberapa CD sudah mulai mengalami hal seperti, misalnya rusak atau lecet, ya bukankah lebih baik menggantinya dengan yang baru selagi masih ada?"

Felicia langsung membantuku berbicara, aku kemudian memandangnya dengan tatapan terima kasih, mendengarkan hal ini Tuan Qin tersenyum dan berkata: "Ya, benar, seperti yang Felicia katakan."

Felicia kemudian mengedipkan mata padaku, pria tadi kemudian berkata lagi: "Sepupu, kamu terang-terangan membantu pria ini bicara, kenapa? Apa kalian saling kenal?"

"Apa kamu tidak dengar dia memanggil kakakku ‘Kak Govy'? Karena dia kenal kakakku, apa yang aneh kalau dia mengenalku juga?" Berbicara sampai sana, Felicia memberi tatapan cuek pada pria itu.

Aku menatap pria ini dengan penasaran, bertanya-tanya dia itu cucu Tuan Qin dari mana, kenapa dia tidak senang melihatku? Sepertinya aku tidak menyinggung perasaannya, kan?

Pria itu sepertinya sangat kesal pada Felicia, tiba-tiba dia terlihat agak marah, dan saat dia akan mengatakan sesuatu, seorang pria yang kira-kira berusia sekitar enam puluhan berkata: "Kenapa banyak omong kosong? Hari ini adalah ulang tahun kakekmu, siapapun yang memberikan hadiah, dan meski kakek tidak menyukai hadiahnya, juga tidak ada hubungannya denganmu, apa ada aturannya? "

Pria itu tiba-tiba terlihat malu dan berkata: "Ucapan ayah benar."

Aku berkata sambil tersenyum: "Aku mendoakan Tuan Qin, mendapat berkah seluas Laut Cina Timur dan umur yang lebih panjang dibandingkan Gunung Nanshan, bahagia setiap harinya, dan bertambah usia setiap tahunnya."

Ucapanku mengubah suasana yang tadinya canggung, sekarang semua orang kembali tersenyum, Govy mengangguk dengan puas dan berkata: "Alwi, ayo, aku akan membawamu ke meja."

Dia kemudian mengantarkan aku ke meja tampat dudukku di acara malam ini.

Aku mengangguk, dan saat aku berbalik, aku mendengar Tuan Qin bertanya: "Apa Ficky Chen adalah kakekmu?"

Aku membeku dan mendengar ada sedikit nada kurang nyaman keluar dari mulut Tuan Qin, dalam hati aku merasa aneh, tapi aku mengangguk, dan mengerutkan kening, "Menurut marga."

"Karena dia kakekmu, bagaimana kalau kamu meneleponnya, katakan aku mengundangnya untuk minum."

Aku melihat ke arah Tuan Qin, yang saat ini sedang menatapku, aku merasa tatapan matanya terlihat tidak bahagia, dan pikirannya juga sedang tidak tenang.

Aku berkata: "Maaf, Tuan, aku tidak bisa menelepon, kalau kamu ingin mengundangnya, kamu bisa meminta Felicia, dan menyuruh Paman Su menelepon."

Setelah mendengar ini, Tuan Qin menatapku dan memincingkan matanya dan berkata: "Apa? Kamu pikir aku membuat Kamu menelepon dan menurunkan identitas Kamu?"

"Kakek~" Felicia yang melihat keadaan yang mulai memburuk, kemudian merengek.

Tuan Qin mengangkat tangannya dan berkat: "Jangan ribut, aku sedang berbicara dengan orang ini."

Aku Tuan Qin bermaksud untuk mempermalukan aku, jadi aku langsung berkata: "Aku baru saja mengatakan, Ficky Chen hanya kakek menurut margaku, dalam hatiku, aku tidak mengakui dia sebagai kakekku, jadi aku tidak dekat dengannya, takutnya, aku tidak bisa membantu Tuan Qin untuk mengundangnya kesini."

Siapa sangka, setelah aku mengatakan ini, Tuan Qin mendengus kesal dan berkata: "Aku mendengar kalau kamu sangat kejam, bahkan kamu tidak mengakui kakekmu sendiri, dan juga kamu selalu menyulitkannya, awalnya aku tidak percaya, tapi sekarang aku percaya. Silahkan kamu pergi, aku, Joseph tidak membutuhkan tamu yang tidak berbakti pada orang tua, apalagi melindungi orang seperti itu."

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu