Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 757 Kehidupan Yang Tidak Sia-Sia

"Sulistio, ikuti Nody, jangan memintanya melakukan hal-hal bodoh." Perintahku.

Sulistio yang telah menyadari keanehan Nody mengangguk, dan tidak mengatakan apapun lagi. Aku segera berangkat ke rumah sakit yang menangani Cecilia, Samuel juga ikut denganku, membantuku meregistrasi atau apapun itu namanya.

Setelah dokter selesai memeriksa Cecilia, dia menatapku dengan kurang senang dan berkata: "Kamu siapanya anak ini?"

Saat aku melihat dokter itu sangat serius, hatiku merasa agak tidak nyaman, aku menjawab kalau aku adalah ayah anak itu, lalu dokter itu langsung memarahiku: "Bagaimana kamu bisa menjadi seorang ayah? Bagaimana kamu merawat anakmu? Apa kamu memiliki kebiasaan mengkonsumsi obat tidur? Ha? Anak itu pasti memakan obat tidur secara tidak sengaja, dan menyebabkan situasi gawat, untung saja kamu cepat membawanya ke rumah sakit, kalau tidak, anak ini mungkin tidak akan pernah bangun lagi."

Setelah mendengar ini, dalam hatiku muncul kemarahan, lalu aku bertanya kepada dokter, apa yang harus dilakukan, dia menjawab kalau dia harus melakukan proses cuci lambung,dia mengatakan untung dosis yang tertelan tidak banyak, jika tidak, setelah proses cuci lambung, Cecilia harus menjalani proses cuci darah juga, anak yang masih sangat kecil, harus menjalani berapa banyak penderitaan?

Tentu saja aku tahu kalau proses cuci lambung sangat menyakitkan, bahkan orang dewasa tidak bisa menahannya, apalagi anak kecil seperti itu, tiba-tiba hatiku merasa sedih dan aku langsung memeluk Cecilia, dengan suara lemah mengatakan: "Biarkan aku disini menemaninya."

Dokter menggelengkan kepalanya dan berkata: "Lebih baik kamu keluar dulu, bukannya aku mengusirmu, dia masih sangat kecil, tapi sudah sangat menderita, aku khawatir kamu tidak bisa menahan beban sebagai seorang ayah, nantinya kamu akan sangat tersiksa, dan hal itu akan sangat menganggu tugas kami."

Aku ingin mengatakan kalau aku tidak takut, tapi setelah memikirkannya, Nody harusnya sudah menyelesaikan dokumen di sana, tidak ada banyak waktu tersisa untukku, jadi aku hanya bisa keluar.

Setelah berjalan tiga langkah, aku berbalik melihat ke belakang, aku menatap tubuh kecil Cecilia yang berbaring di ranjang rumah sakit, dia terlihat sangat kasihan, tapi ayah yang tidak berguna sepertiku bahkan tidak bisa melakukan apa-apa di saat dia membutuhkanku.

Aku benar-benar merasa bersalah dan membenci diriku sendiri. Memikirkan tentang pelakunya, aku diam-diam bersumpah, bahkan jika aku tidak akan bisa keluar dari penjara seumur hidup, aku pasti akan membunuh Larry dan tidak menyisakan apapun darinya untuk dikubur, aku yakin, baik pamanku, baik Ficky Chen, ataupun kakekku, tidak ada yang akan melepaskan sampah itu!

Setelah aku keluar, seluruh koridor rumah sakit dipenuhi orang-orang bersenjata, Vicky Hu yang sedang duduk di sana merokok dengan santai, sepertinya dia tidak khawatir kalau aku akan melarikan diri, tapi Nody dan Sulistio belum sampai, dan Samuel yang berdiri di pintu ruang rawat inap melihat aku keluar lalu dia berkata: "Kak Alwi."

"Dimana Nody?"

Samuel berkata: "Aku tidak tahu, mereka belum kembali."

Aku sedikit mengernyit, khawatir kalau Nody dan orang-orangnya mengalami masalah, jadi aku menyuruh Samuel untuk mencarinya, tapi siapa sangka bawahan Vicky Hu seegra menghentikan kami. Aku mengerutkan kening dan berkata: "Apa maksudmu?"

Vicky Hu menjawab sambil mencibir: "Alwi, dua bawahanmu melarikan diri, apa kamu pikir aku tidak tahu?"

Aku manatapnya dan tidak bisa menahan tawa, sepertinya orang-orang ini melihat Nody dan Sulistio keluar dari gerbang rumah sakit dan pergi, mengira mereka mengambil kesempatan untuk melarikan diri, aku juga tidak meluruskan kesalah-pahaman ini, dan mengatakan: "Kamu sudah berjanji hanya akan menangkap aku seorang, jadi kalau mereka melarikan diri, ada masalah apa?"

Vicky Hu lalu berkata sambil menyeringai: "Ditinggalkan oleh saudara baikmu, apa ada yang tidak nyaman dalam hatimu?"

Aku mencibir dan membalas: "Sama sekali tidak, tapi mukaku sakit."

“Mukamu sakit?” Vicky Hu tidak mengerti apa maksudku.

Aku mengangguk dan berkata sambil tersenyum: "Ya, mukaku sakit untukmu."

Setelah aku selesai berbicara, Sulistio dan Nody datang, di tangan Nody ada setumpuk dokumen, saat itu, Vicky Hu baru mengerti apa yang baru aku katakan, aku mengatakan kalau mukaku sakit untuknya, itu karena dia merasa dia sedang menjelek-jelekkanku, tapi sebenarnya saudara-saudaraku tidak berkhianat, jadi saat Nody dan orang-orangnya datang, hal ini seperti pukulan telak di muka mereka, jadi kalau mukanya tidak sakit baru aneh.

Nody mengerutkan alisnya, dan tubuhnya seperti memancarkan auran pembunuh, bahkan di pelipisnya muncul benjolan-benjolan, hal itu membuat aku sadar kalau telah terjadi sesuatu, kalau tidak, dia tidak mungkin menunjukkan ekspresi itu.

Mungkin orang lain tidak bisa melihatnya, aku tahu, saat ini ia berada di ambang kemarahan, dan saat ini dia sedang berusaha untuk menahan amarahnya, aku meletakkan tangan aku di bahu Nody dan menepuknya pelan, dia lalu berbalik menatapku, dan dari sirat matanya aku bisa melihat ada kesedihan di sana.

Masalah apa yang membuat adikku yang ceria dan tenang menunjukkan ekspresi seperti ini?

Saat itu hatiku terasa sedih, aku juga merasa agak bingung, aku berkata: "Nody, kita berdua adalah saudara, jika terjadi sesuatu, kita selesaikan bersama, jika ada yang tidak nyaman, jangan simpan dalam hati dan menghancurkan diri sendiri, menurutmu, benar tidak yang aku katakan?"

Nody tersenyum ke arahku dengan canggung dan berkata: "Bocah kecil, mulutmu berbicara begitu, tapi jika kamu memiliki masalah, kamu akan tetap berpikir untuk menyimpannya sendiri bukan?"

Setelah itu, dia menepuk-nepuk dokumen di tangannya dan berkata: "Di mana kita akan tanda tangan?"

Aku melirik Vicky Hu dan berkata: "Di sini saja."

Dokumen sudah lengkap, setiap asetku termasuk: 50% saham Keluarga Wang di Tianjing dipindahkan atas nama Jessi, saham di Nanjin dipindahkan atas nama Widya, dan saham di Hangzhou dipindahkan ke nama Aiko, lalu saham di Dongbei dipindahkan atas nama ibuku.

Sebenarnya, ada beberapa saham untuk Samuel dan mereka bertiga, tapi mereka tidak membutuhkannya, dan mengubah pernyataannya tanpa izinku, lalu dengan uangku, aku membaginya kepada para saudara dan menyerahkan sebagiannya kepada orang tua Alver, sebagian juga aku berikan pada beberapa orang yang membantuku di Dongbei, dan yang tersisa aku berikan pada Cecilia.

Aku menandatanganinya, menggigit jariku, dan menekan sidik jariku, aku merasa seperti sedang membuat perjanjian besar, Nody dan orang-orangnya tersenyum dan dengan pelan aku mengatakan: "Masalah ini, cepat urus setelah kamu kembali, jangan ditunda baik sebentar saja."

Nody tidak berbicara, dia hanya mengangguk dengan tidak nyaman, mata Sulistio memerah dan dia bertanya: "Kak Alwi, apa sudah tidak ada… apa sudah tidak ada jalan lain lagi?"

Aku tersenyum dan berkata: "Aku sudah melakukan semua yang bisa ku lakukan, bahkan jika tidak ada jalan keluar, aku tidak akan pernah menyesalinya. Kalian… pasti baik-baik saja, kalau sampai aku benar-benar tidak keluar, setidaknya akan ada orang yang ku beri uang datang menjengukku di penjara, akan ada orang yang datang untuk melihat keadaanku."

Setelah mendengarkan kata-kataku, mata tiga pria dewasa ini memerah, suasananya menjadi agak sedih, aku lalu memberi mereka semua rokok, dan baru saja aku akan menyalakannya, suara tangis si kecil Cecilia terdengar dari ruang rawat inap di belakangku, rokok di mulutku langsung terjatuh,dan seluruh orang sangat senang dan tidak bisa menahan diri, aku menatap mereka bertiga, dan mengatakan: "Cecilia bangun! Dia sudah bangun!"

Selesai berbicar aku langsung keluar dari ruangan, saat itu, dokter mengatakan: "Sangat baik kamu ada disini, sepertinya terlalu tidak nyaman, jadinya gadis kecil ini menangis, tapi… dia belum sadar, dia hanya menangis karena tidak nyamanan, kamu cepat tenangkan dia!"

Aku dengan cepat membawa Cecilia ke pelukkanku, dan menepuk punggungnya dengan lembut, lalu berbisik: "Sayang, ayah ada di sini, ayah ada di sini."

Cecilia terus menangis, mulutnya terus berteriak ‘Ibu’, mataku menjadi merah, dan aku bersenandung dengan suara rendah: "Bayi kecil, tidurlah dengan cepat, aku akan bersamamu dalam mimpimu, tertawa bersamamu, menemanimu saat kamu lelah, bersandaelah padaku. Sayangku cepatlah tidur, kamu akan bermimpi tentangku beberapa kali, dan bersamaku, mimpi itu adalah mimpi terindah, dan setelah bangun juga akan sangat menenangkan…"

"Bunga-bunga mengalir bersama air, matahari terbit di musim semi, senyum malu milikimu terlihat berbeda, dan air mata di sudut bibirmu…"

Sambil bernyanyi, aku menepuk punggung Cecilia dengan lembut, dan perlahan-lahan dia menjadi tenang, Meski keadaanya masih terlihat buruk, dia terlihat sangat lelah, tapi secara keseluruhan dia terlihat membaik.

Pelan-pelan tangan gemuk dan kecilnya meraih dadaku, meletakkan kepalan tangannya di dada aku, dia mengerutkan kening, tenang dan menyakitkan di saat bersamaan. Aku merasakan hatiku melunak, aku terus bernyanyi dengan lembut: "Burung-burung terbang di atas pegunungan, awan berwarna merah muda terbang beriringan dengan mereka, jangan mundur karena terkejut, biarkan angin musim semi berhembus…"

Dokter menghela nafas lega dan berkata dengan suara pelan: "Dia akan bangun setelah tertidur, tidak ada masalah, jangan khawatir."

Aku tersenyum dan berkata: "Terima kasih dokter."

Saat itu, pintu terbuka, kemudian Vicky Hu masuk dengan orang-orangnya, dokter itu belum pernah melihat orang-orang ini sebelumnya, sekarang melihat sekelompok orang datang dengan senjata, dia ketakutan dan hamper jatuh terduduk di tanah, Vicky Hu hanya menatapnya dengan dingin dan berkata: "Ini bukan urusanmu, keluar."

Dokter dan beberapa perawat itu ketakutan dan melarikan diri.

Setelah mereka pergi, Vicky Hu mengeluarkan borgolnya dan berkata sambil tersenyum: "Putrimu baik-baik saja, bukankah kamu harus ikut dengan kami?

"Kak Alwi..."

"Alwi..."

Samuel dan mereka bertiga sontak berteriak bersama, aku menyerahkan Cecilia kepada Nody dan berkata: "Antarkan Cecilia kepada Aiko dan katakan padanya kalau aku tidak mengingkari janjiku."

Nody membawa Cecilia ke dalam pelukannya dalam diam, lalu berjalan ke arah Vicky Hu dengan pasrah dan mengulurkan tanganku dan berkata, "Ayo, borgol aku, kali ini aku akan melakukan apa yang kamu mau."

Vicky Hu mendengus dingin dan menjawab: "Kamu tahu harus bagaimana."

Pada saat ini, semua orang bergegas masuk dan berkata, "Bos, rumah sakit ini dikelilingi oleh banyak orang! Pemimpin mereka mengatakan kalau dia adalah Tuan Muda Keluarga Chu dan memintamu untuk melepaskan Alwi."

Joko Chu? Aku terkejut saat mendengarnya, sebelum Vicky Hu berbicara, aku berkata kepada Nody: "Nody, suruh Joko Chu untuk pergi."

Sebelum pergi, aku mengirim pesan ke Joko Chu, mengatakan kepadanya, apapun yang terjadi, dia tidak akan muncul, tapi siapa sangka dia tetap datang.

Memikirkan hal ini, hatiku terasa hangat, lihatlah, meskipun aku, Alwi, memiliki musuh yang tak terhitung jumlahnya, tapi tidak pernah menyia-nyiakan hidupnya, aku memiliki sekelompok orang yang bersedia melakukan apapun untukku, dan jika aku mati hari ini, aku telah menjalani kehidupan yang tidak sia-sia.

Vicky Hu mengangkat alisnya dan berkata dengan wajah dingin: "Orang dari Keluarga Chu? Ahh, sepertinya aku tidak pernah berurusan dengan mereka, tapi mereka datang untuk mencari masalah."

Sepertinya orang ini ingin mengambil kesempatan untuk melawan Keluarga Chu? Dengan ekspresi dingin, aku berkata: "Vicky Hu, jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu, lebih baik kamu melepaskanku, kalau tidak, kamu akan menghadapi banyak masalah."

Vicky Hu menatapku dengan kesal, dia pasti membenci kesombonganku, dan dia sudah tidak tahan lagi lalu memborgol tanganku dengan marah, aku tidak melawan, dia berkata dengan dingin: "Jika kamu tidak ingin aku menyentuh Keluarga Chu, maka aku harus dihargai oleh Keluarga Chu dulu. "

Aku menyeringai dan memandang pergelangan tanganku, lalu berkata: "Tenang, mereka akan mendengarkanku."

Setelah berbicara, aku melewatinya, berjalan menuju pintu, dan keluar dari rumah sakit, aku melihat wajah Joko Chu yang terlihat sedih, dia tidak mendengar bujukan Nody, dan saat melihat aku keluar, Joko Chu sedikit senang, tapi saat dia melihat borgol di tanganku, dia sangat marah dan berkata: "Kak Alwi, aku akan membawamu pergi."

Aku tersenyum pada Joko Chu dan berkata: "Kak Joko Chu, bukannya sesama saudara harus saling menghormati?"

Joko Chu terlihat agak terkejut, dia lalu menatapku dan mengangguk pelan.

Aku masih tersenyum santai, lalu pura-pura tenang berkata: "Kalau begitu, tolong hormati pilihan saudaramu dan berhenti melakukan hal-hal yang sia-sia."

Joko Chu menatapku dengan pasrah, dan saat dia akan mengatakan sesuatu, dari kejauhan terdengar jelas suara dengan santai mengatakan: "Jadi, bagaimana kalau aku tidak mengizinkanmu pergi?"

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu