Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 320 ajari aku bagimana cara berlutut?

Jessi berkata kalau lamarannya tadi adalah palsu, namun niatnya untuk menikah denganku adalah asli. perkataan ini cukup embuat hatiku bergejolak. aku tidak tahu lagi apa yang bisa aku katakan. ku sudah mengerti apa itu jarah diantara kami, hanya saja aku tidak memiliki kemampuan untuk berjanji bisa berhasil melangkahi rintangan ini.

Jessi sepertinya tahu apa yang sedang aku pikirkan dan dia pun dengan datarnya berkata :" aku bisa menunggu kok. 'permainan' ini tidak akan berhenti sebelum kamu yang menghentikannya."

setelah mengatakan itu, dia lalu pergi. aku mengikutinya dari belakang dan ketika aku melihat bayangan dirinya dari belakang, aku tidak tahu harus berkata apa sekarang.

dikarenakan kejadian tadi yang terlalu heboh, itu menyebabkan kami menjadi pusat perhatian semua orang kemanapun kami pergi. banyak orang yang berbisik bisik ketika melihat kami. oleh karena itu, kami berdua pun berencana meninggalkan danau Barat dan pergi ke XiXi Wetland setelah mengelilingi kolam ikan itu. lagi pula hari ini kami memiliki banyak waktu luang dan kami pun ingin jalan jalan lebih lama lagi. hanya saja lamaran tadi membuat perasaanku berubah dan tidak lagi sebahagia tadi.

setelah sampai di XiXi Wetland, Jessi berkata kalau disini ada sebuah pusat pembelanjaan. ketika kami sampai disana, dia pun memasukki beberapa toko perhiasan dan dengan bosannya mengelilingi beberapa toko itu. terkadang dia melihat beberapa perhiasan yang cocok di matanya dan dia memilih untuk melihatnya lebih lama. namun pada akhirnya dia juga tidak membelinya. untung saja pemilik toko itu melihat kalau Jessi berhasil membawakan beberapa pengunjung toko untuknya, dan juga karena itu, dia tidak menganggap Jessi sebagai penghalang. pemilik toko itu malah memandang Jessi dengan senang.

aku dengan bosan mengelilingi toko itu dan mataku tertuju pada sebuah lampu. lampu itu memiliki bentuk seperti kucing kecil yang tersenyum. aku juga tidak tahu kenapa ketika melihat senyuman kucing itu, aku tiba tiba teringat akan senyuman indah pada wajah Felicia.

ketika aku sedang menghayal, Jessi tiba tiba berkata :" kamu menyukai lampu ini?"

aku menjawabnya :" iya..."

setelah mengatakan itu, aku pun mengambil lampu itu dan pergi ke arah kasir. setelah berjalan beberapa langkah, aku kembali ke tempat tadi dan kembali mengambil 1 buah lampu lagi. setelah itu aku pun pergi membayarnya. Jessi masih berdiri disampingku dan pemilik toko yang melihat aku membawa dua buah lampu pun tersenyum sambil berkata :" aiya... anak muda zaman sekarang sangatlah romantis. membeli lampu saja harus sepasang, seorang satu buah."

aku terbengong dan ingin menjelaskan semua ini, namun aku merasakan pandangan dari Jessi dan aku pun langsung menutup mulutku dengan rapat. ini hanya saja perasaanku.

setelah membayar itu, langit pun sudah mulai gelap. aku pun berkata :" toko jajanan diseberang sana sepertinya enak. maukah kesana untuk makan?"

Jessi mengangguk dan senyuman pada wajahnya sedikit aneh ketika dia menatapku. tatapan seperti itu membuatku merasa kalau diriku sudah ketahuan. rasa malu yang muncul tidaklah sedikit.

setelah sampai ditoko jajanan itu, aku menyuruh Jessi untuk menungguku karena aku ingin ke toilet. ketika aku kembali, aku melihat beberapa pria duduk dimeja yang ada diseberang Jessi. mereka kelihatannya sedang mengobrol dan saling bercanda. diatas meja Jessi sudah tersedia bakpao dan beberapa makanan. plastik yang berisikan dua buah lampu itu pun berputar putar diatas meja karena Jessi yang sedang mengambil makanan.

Jessi menganggap tidak ada yang terjadi dan terus menyantap bakpao itu. bodyguardnya duduk dimeja lain yang terletak sedikit jauh darinya. mungkin dia tidak melihat kondisi pada Jessi dan dengan tenangnya duduk dan makan bersama supir.

aku tahu Jessi adalah orang yang mandiri dan dia hanya membutuhkan bodyguard jika menghadapai kondisi yang sangat mendadak. oleh karena itu, aku tidak heran melihat kondisi sekarang ini.

ketika aku bersiap untuk berjalan kesana, aku melihat seseorang yang pura pura terdorong dan menahan tubuhnya kemeja itu. plastik yang berisi lampu itu pun terjatuh dari atas meja. disaat ini, Jessi dengan cepat menangkap plastik itu. disaat ini, pria berambut kuning itu pun dengan malunya berkata :" haiya, gadis cantik, maafkan aku. aku tidak sengaja. lihatlah beberapa bakpao ini juga sudah penyet karena ditimpa olehku. bagaimana kalau aku memesan beberapa porsi lagi untukmu?"

Jessi dengan cueknya berkata :" bakpao yang penyet ini adalah masalah yang kecil, namun kamu sudah menyentuh hadiahku yang sangat penting ini. bagaimana menurut kalian?"

mendengar perkataan itu, pria berambut kuning itu melirik kearah plastik itu sambil berkata :" jika dilihat, barang itu sepertinya dibeli dari toko diseberang sana kan? berapa harganya? kalau kamu menyukainya, aku bahkan bisa membelikan toko itu untukmu."

Jessi tersenyum dan berkata :" kamu sangat kaya?"

pria berambut kuning itu pun menyuruh beberapa bawahannya untuk berdiri di sampingnya dan dia pun duduk tepat didepan Jessi sambil berkata :" tentu saja, akan ku katakan kepadamu. pusat pembelanjaan disini adalah milik keluargaku. semua toko disini menyewa tanah kepada keluargaku."

mendengar ini, Jessi mengerutkan keningnya dan berkata :" kelihatannya memang sangat kaya. kalau begitu aku juga tidak pusing lagi."

pria berambut kuning itu pun dengan senangnya bertanya :" tidak pusing apa? tidak pusing kalau tidak memiliki uang? akan ku katakan kepadamu gadis cantik, aku akan memberimu uang selama hidupmu jika kamu setuju menjadi pacarku."

" dia juga tetap memiliki uang jika tidak bersamamu." kataku dengan cuek.

hebat, beberapa pria itu mengambil kesempatan ketika diriku pergi ketoilet untuk mendekati Jessi. dasar tak tahu diri.

pria berambut kuning itu tidak begitu senang ketika tahu ada yang ikut campur. ketika melihat ku, dia seperti lupa diri. mungkin karena aku terlalu ganteng. dia langsung bertanya :" barang seperti apa kamu?"

aku berkata dengan cuek :" barang seperti apa diriku tidak perlu kuberitahu padamu. kamu harus tahu, maksud tidak pusing yang dikatakan istriku tadi adalah tidak pusing kalau kamu tidak memiliki uang yang cukup untuk berobat ketika terluka nanti."

pria berambut kuning itu marah dan berdiri sambil berkata :" sh*t, siapa yang kamu bilang itu?"

setelah mengatakan itu, dia dan beberapa bawahannya yang memiliki rambut berwarna warni itu pun mendatangiku dan berencana memukulku. aku pun berkata :" aku sedang memearahimu. aku bukan hanya memarahimu, aku juga memarahi sekelompok temanmu ini. apakah kalian sengaja membuat kepala kalian menjadi 7 warna? sh*t, apakah kalian mengira kalian adalah seven brother?"

setelah mengatakan itu, aku pun menyanyikan lagi yang ada pada film seven brother.

mendengar perkataanku, sekelompok orang itu mulai marah dan orang orang disekelilingku pun tertawa melihat tingkahku tadi.

satu di antara 7 orang itu mulai memukul ke arahku. aku menahan pukulannya itu menggunakan tangan kananku dan memutar tangannya, setelah itu aku pun menendangnya. orang itu pun terjatuh sangat jauh karena tendanganku bahkan lengannya juga terkilir. beberapa orang lainnya mulai berlari kearahku dan mereka semua jatuh karena pukulanku.

wajah pria berambut kuning itu tiba tiba berubah dan aku dengan perlahan berjalan kearahnya. dia berjalan mundur sambil berkata :" dasar bocah yang memiliki mental kuat. kalau kamu memang hebat, janganlah pergi. aku akan mencari orang untuk menghajarmu!"

aku mengerutkan keningku dan berkata :" baiklah, aku juga ingin merelaksasikan tulang dan uratku."

setelah mengatakan itu, aku tidaklagi menatap pria berambut kuning itu dan berjalan dari sebelahnya lalu duduk disamping Jessi. aku menatap lampu yang ada didalam plastik itu dan aku ingin mengatakan sesuatu. namun akhirnya aku juga tidak mengatakan apapun. aku pun memesan beberapa porsi bakpao yang baru.

Jessi berkata dengan cuek :" bakpao rasa kari ayam di toko ini lumayan enak."

aku tersenyum dan berkata :" iyakah? kalau begitu aku harus mencobanya. bagaimanapun makanan yang kamu bilang enak itu pastilah merupakan makanan yang sangat lezat."

sambil mengatakan itu, aku mengarahkan tanganku kebelakang untuk memukul orang yang ingin menghantamku dari belakang. orang itu tiba tiba membuang kursi kayu yang dipegangnya dan dirinya pun terjatuh di lantai.

bakpao yang aku pesan tadi pun sudah datang. banyak pengunjung toko itu sudah pergi meninggalkan tempat ini. mungkin mereka takut terlibat akan hal ini.

pemilik toko ini merupakan pria paruh baya yang baik. setelah mengantarkan bakpao itu, dia pun berkata dengan suara yang kecil :" kalian berdua cepatlah pergi dari sini. orang yang kalian hajar tadi adalah salah satu dari 4 anak bungsu di kota Hang Zhou ini. dia juga merupakan orang yang terkenal jahatnya disini."

aku tersenyum dan berkata :" terimakasih atas peringatanmu."

pemilik toko itu menghela nafas ketika melihatku tidak bermaksud untuk pergi dari sini. dia tidak berani lebih lama disana lagi karena pria berambut kuning itu sudah meneleponnya tadi. dia pun langsung pergi. ketika pemilik toko itu pergi, pria berambut kuning itu dengan sombongnya memukul salah satu piring berisi bakpao yang ada dimeja kami tingga terjatuh di lantai. melihat bakpao yang jatuh itu, Jessi pun berkata :" siapa yang tahu betapa susahnya mendapatkan makanan."

aku berkata :" iya, tidak boleh mubazir."

pria berambut kuning yang tidak takut bahaya itu pun berkata :" hei bocah dari luar kota, akan ku katakan kepadamu. malam ini, aku akan memutuskan salah satu kakimu."

aku tidak berkata apapun dan langsung menghajarnya dengan cepat. aku menjambak rambutnya dan menarik kepalanya ke arah bakpao yang ada pada lantai. aku menyepak lututnya agar dia berlutut dilantai. disaat ini, aku pun menekan kepalanya pada bakpao itu sambil berkata :" kalau kamu berani menyisakan satu dari semua bakpao di lantai ini, aku akan memutuskan satu kakimu. kalau kamu menyisakan dua, aku akan memutuskan kedua kakimu, kalau kamu berani menyisakan tiga, aku akan memutuskan urat tanganmu dan seterusnya."

setelah mengatakan itu, terdengar sebuah suara pria dari luar pintu. dia berkata :" hei anak muda, kamu memiliki emosi yang sangat tinggi ya. kamu berani memukul anjing tanpa melihat pemiliknya. apakah temanku boleh dihajar sembarangan olehmu?"

mendengar suara ini, pria berambut kuning ini langsung berubah sombong dan berteriak :" kakak sepupu, akhirnya kamu datang juga. cepatlah hajar bocah sialan ini."

aku langsung menyumbat mulutnya menggunakan salah satu bakpao dan bangkit berdiri untuk memandang orang yang datang itu. aku hanya melihat pria bernama Robby itu memakai jas hitam dan sepatu kulit. dia berpakaian sangatlah formal. dia menatapku dan berkata :" hei bocah... kenapa kamu sedikit tidak asing bagiku?"

aku berpikir akhirnya ada orang yang memiliki mata. meskipun aku memakai topi dan kaca mata, namun setidaknya wajahku pernah booming beberapa hari di dunia internet selama beberapa hari. kenapa dari tadi tidak ada yang mengenaliku? apakah mungkin karena Jessi yang terlalu cantik hingga semua orang menghiraukan keadaanku? dan akhirnya sekarang ada juga yang mengenaliku.

namun dari informasi yang ku ketahui, kemarin petugas di YanCheng memberitahuku kalau publikasi mereka terjadi kesalahan. mereka mempublikasikan foto milikku pada seorang penjahat. mereka berkata kalau penjahat itu memiliki nama dan marga yang serupa denganku dan juga sedikit mirip denganku. mereka bahkan meminta maaf padaku akan kelalaian ini. semua karyawan yang melakukan kesalahan itu sudah dipecat dan masalah ini juga menjadi topik yang panas didunia internet.

lagian semua kesalahan itu sudah dijelaskan. aku juga tidak takut dikenali oleh orang lain lagi sekarang.

aku memandang Robby dan berkata :" apakah kamu benar benar ingin mengurus masalahku dengan pria berambut kuning ini?"

Robby langsung mengalihkan perhatiannya pada perkataanku. dia mengedipkan matanya dan berkata :" ingin mengurus? kata ini sedikit menjengkelkan. kenapa? kalau aku ingin mengurusnya, akankah kamu juga menghajarku?"

aku menjawabnya :" emangnya kenapa kalau aku bilang iya?"

setelah aku mengatakan itu, tiba tiba sebuah mobil berhenti dan turunlah seorang pria yang memakai jas, sepatu kulit dan jam tangan yang mahal dari dalam mobil. dia berkata :" abang ketiga, kebetulan sekali. kenapa kamu bisa disini?"

disaat ini, aku mendengar pemilik toko itu berkata :" hajap, kenapa hari ini sangatlah sial. kenapa dua dari empat tuan muda terhebat di HangZhou ini bisa datang dalam waktu yang bersamaan?"

empat tuan muda di Hang Zhou? aku memandang kedua orang itu dan merasa kalau panggilan itu lumayan mengasikkan. aku bahkan memikirkan bagaimana kalau balik ke NanJin nanti, aku dan Dony Yun juga membuat nama panggilan ini?

ketika memikirkan itu, pria berambut kuning itu mendekati pria berjam tangan mahal itu sambil berkata kalau aku memukulinya tadi. setelah dia mengatakan itu, pria itu pun memandangiku dan berkata :" hem? orang mana yang berani memukuli adik kami?"

setelah mengatakan itu, pria berjam tangan mahal itu mengarahkan pandangannya kearah Jessi. tiba tiba mulutnya terbuka lebar dan memasang ekspresi yang sangat terkejut. disaat ini Robby juga ikut memandangi Jessi. mereka kelihatannya sangatlah serakah.

Jessi sama sekali tidak menghiraukan mereka berdua dan masih saja menyantap bakpao dan buburnya.

aku mengambil salah satu bakpao dan memakannya sambil berkata :" dia berani menyakiti istriku, bagaimana mungkin aku tidak menghajarnya?"

mendengar bahwa Jessi adalah istriku, pria berjam tangan mahal dan Robby pun memandangku dengan pandangan yang penuh dendam. mereka kelihatannya sangatlah marah, apalagi pria berjam tangan mahal itu. dia langsung dengan sombongnya berkata :" akan ku katakan kepadamu. kalau kamu sekarang berlutut dan meminta maaf, aku akan memikirkan untuk mengampunimu. kalau kamu tidak melakukannya, aku akan membuatmu merasa menyesal sudah datang ke HangZhou."

aku berkata dengan cuek :" oh ya? bagaimana kalau kamu berlutut duluan dan ajari aku cara berlutut yang baik dan benar?"

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu