Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1112 Masih Butuh Berapa Banyak Perpisahan (1)

Aku mengatakan aku akan baik kepada Jessi, wajahnya dipenuhi dengan kepuasan, tapi aku merasa sangat bersalah. Sebenarnya aku tahu, terlalu banyak janji yang aku berikan kepadanya, tetapi aku selalu gagal memenuhinya karena satu dan lain alasan.

Kalau itu orang lain, dia pasti akan mengeluh, tetapi dia selalu mengatakan kata-kata“Rencana tidak secepat perubahan”, untuk menghiburku, seolah aku adalah orang yang diberi segudang janji.

Jessi menoleh memandangku, melihatku yang menatapnya, tersenyum kepadaku: “Alwi selalu baik kepadaku, jadi kalian tidak perlu khawatir, bersama dengannya, seumur hidup ini aku juga tidak akan menderita.”

Kakekku tertawa keras, berkata: “Mark, sudah dengar belum, kamu tenang saja, kalau benar Jessi menderita di keluarga kami, aku akan mengorbankan diriku yang sudah tua untuk meminta keadilan untuk dirinya.”

Mark sangat puas dengan sikap keluarga kami, dia berkata: “Aku tahu moral keluarga Wei dan Chen, aku tidak khawatir Jessi akan dianiaya, hanya saja, aku hanya mempunyai seorang putri, sejak kecil aku sangat tegas kepadanya, sampai-sampai tidak pernah membiarkannya melewati hari yang bahagia, jadi……”

Aku memandang Mark dengan kaget, tidak menyangka dia akan begitu terbuka di depan banyak orang, mengucapkan kata-kata ini, Jessi juga sangat terkejut, dia berkata: “Yah, aku selalu senang, kamu jangan begitu.”

Mark tersenyum menyesal kepada Jessi, berkata: “Aku tahu, kamu yang menjadi putriku, sangat menyulitkanmu, sekarang orang luar mentertawakanmu, aku memiliki tanggung jawab akan ini, tidak ada yang bisa aku lakukan, selain menghargai dan mendukung pilihanmu.”

Mata Jennifer memerah, dia mengusap air matanya, berkata: “Aiya, suamiku hari ini kenapa, mengatakan kata-kata yang menyentuh membuatku menangis.”

Mark menatapnya dengan tatapan sayang, berkata tanpa daya: “Bukankah kamu sendiri yang mengatakan, aku kaku dan membosankan, tidak bertanggung jawab kepada putri sendiri, tidak mencintai putri sendiri, tapi, dia anak kita, bagaimana mungkin aku tidak mencintainya.”

Wajah Jessi memerah, Jennifer terkikik, berkata: “Iya aku tahu, kedepannya aku tidak akan mengatakan kamu kaku dan membosankan lagi.”

Melihat mereka begitu bahagia, aku berpikir akhirnya aku memiliki keluarga yang lengkap, aku bisa merasakan kebahagiaan yang sama seperti ini. Saat ini, ayah dan ibuku turun bersama dari atas, aku dan Jessi segera berdiri, Mark berkata: “Sudah mau ke Nanjin?”

Aku mengangguk, Mark berkata: “Hati-hati di jalan, dan……orang yang sudah meninggal tidak bisa bangkit kembali, Alwi, kamu jangan terlalu sedih.”

Aku mengangguk, hatiku terasa berat, saudara yang paling aku percayai menemaniku begitu lama hilang begitu saja, bagaimana mungkin aku tidak sedih?

……

Kami meninggalkan Beijing, ketika di helikopter, aku menelepon Felicia, aku takut dia sedih, karena sudah kembali tapi tidak pergi melihatnya.

Setelah menelepon Felicia, aku memiringkan kepalaku melihat Jessi, yang tertidur di pundakku, hatiku merasa sangat tenang. Kalau tidak ada dia, mungkin aku selamanya tidak akan seperti sekarang ini, pengorbanan dia, ketenangan pikiran dia, aku akan mengingatnya, dan akan berusaha lebih baik kepadanya.

Kami segera tiba di Nanjin, Helikopter mendarat di bandara pribadi Dony, Dony dan Sulistio sudah menungguku di sana. Setelah kami turun dari helikopter, Sulistio sedih dan berkata: “Kak Alwi.”

Dony juga sedih, dia menatapku berkata: “Nody telah ditempatkan di rumah duka, ayo pergi.”

Aku mengangguk, saat ini dia melihat ibuku, menyapanya dengan hormat, ibuku berkata: “Nody anak ini orangnya baik, aku tahu kepergiannya membuat kalian sedih, kedepannya……kalian harus lebih menghargai diri sendiri, jaga diri baik-baik.”

Dony mengangguk, berkata: “Bibi, kami mengerti, Anda tenang saja.”

Aku berkata: “Sudah jangan bicarakan ini, ayo jalan.”

……

Setengah jam kemudian, kami tiba di rumah duka, saat ini Samuel menjamu pada tamu, melihat kedatangan kami, dia segera menghampiri, berteriak dengan hormat “Kak Alwi”, aku menggangguk, berkata: “Ayahku besok kemari.”

Samuel dan lainnya masih tidak tahu ayahku adalah paman Saver, mereka semua tampak terkejut, aku berkata: “Ayahku adalah kakakmu.”

Samuel tiba-tiba tertegun di tempat. Aku menghela nafas tanpa daya, pindah ke aula samping bersama mereka, memberitahu mereka seluk beluk masalah ini, meskipun Monica tahu ini, dia tidak punya mood untuk menjelaskan masalah ini ke Dony, jadi begitu datang aku langsung menjelaskan kepada mereka.

Setelah Dony dan lainnya mendengar ini, mereka sangat terkejut.

Sulistio berkata: “Kak Alwi, selamat akhirnya kalian kumpul keluarga.”

Samuel berkata: “Iya, ini benar-benar kejutan besar, hanya saja aku benar-benar berharap, aku bisa terus berada di Huaxia.”

Dony berkata: “Tidak kusangka negara bisa melakukan hal seperti ini.”

“Paman Saver benar-benar sangat hebat.”puji Sulistio dengan tulus.

Aku berkata: “Karena identitas ayahku adalah rahasia, kalau orang lain tahu organisasi ini bekerja untuk Huaxia, Jay pasti akan waspada, jadi orang yang mengetahui identitas ayahku, hanya satu tim, yaitu tim elit yang hampir saja memukul aku dan Samuel hingga babak belur di Nanjin. Orang-orang ini sangat hebat, ayahku yang sendiri yang melatih mereka, dan juga tim yang menerima pelatihan paling keras di Huaxia, untuk yang lainnya mereka dibutakan seperti Genta.”

Sulistio berkata: “Ini terlalu hebat, tidak takut orang dalam organisasi merasa tidak puas?”

Aku menggelengkan kepala berkata: “Tidak akan, tidak akan ada orang yang mengetahui masalah ini, kedepannya pola pengoperasian organisasi ini tetap akan seperti ini, hanya saja pemimpinnya berubah menjadi paman Lu, ayahku pensiun sudah terlalu banyak yang dia lakukan untuk Huaxia, selanjutnya dia ingin liburan mengelilingi dunia bersama ibuku.”

Dony bertanya: “Apa rencanamu? Dengan kemampuan dan identitasmu sekarang, negara seharusnya akan menjemputmu kan?”

Aku mengangguk, dia berkata: “Tidak peduli apapun pilihan yang kamu buat, kami tetap akan mendukungmu.”

Sulistio berkata: “Iya, kak Alwi, tidak peduli apa pilihanmu, kami saudara-saudaramu tetap akan mendukungmu, tentu saja, aku lebih berharap bisa seperti dulu, ketika ingin bertemu denganmu bisa bertemu denganmu, anak kita bermain dengan bebas, kita bisa membangun kerajaan bisnis kita bersama.”

Samuel mengingatkannya dengan tergesa-gesa, lalu sibuk berkata, “Aku tidak bermaksud mempengaruhimu, aku hanya menyampaikan pemikiranku.”

Aku berkata: “Aku mengerti, pemikiranku dengan kalian sama, jadi ketika pimpinan menyuruhku memilih, aku akan tanpa ragu memilih berbisnis.”

Beberapa dari mereka pada awalnya sudah bad mood, begitu mendengar aku mengatakan kata-kata ini, langsung tertegun membelalakkan mata, Sulistio bertanya: “Benarkah?”

Aku mengangguk berkata: “Tentu saja benar, aku bosan dengan kehidupan seperti ini, kalian juga thau, aku tidak memiliki kesadaran seperti ayah dan kakekku, aku hanya ingin menjalani kehidupan biasa sebagai warga biasa.”

Sulistio berkata: “Bagus sekali kalau begitu, aku juga tidak ingin kamu memilih jalan ini, mengurangi kekhawatiran kita pada dirimu setiap hari.”

Aku minta maaf berkata: “Aku benar-benar minta maaf telah membuat kalian mengkhawatirkanku selama ini.”

“Kak Alwi, jangan mengatakan hal seperti ini.”ucap Sulistio, mengerutkan kening, berkata dengan sedih, “Sayangnya, Nody tidak menunggu sampai hari ini, kalau dia tahu akhirnya kamu bersama dengan kami, dia pasti senang sekali.”

Berbicara tentang Nody, semuanya menunjukkan ekspresi sedih, tidak ada yang tertarik untuk membicarakannya lagi, aku berkata: “Monica mengatakan kepadaku setelah pemakaman dia ingin membawa anaknya tinggal di lingkungan yang berbeda.”

Sulistio menghela nafas, berkata: “Tuhan itu tidak adil, Nody yang begitu, jalan hidupnya yang masih panjang, bertemu dengan ayah bajingan! Kak Alwi, menurutmu akankah pimpinan menembaknya?”

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu