Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 82 membuat Claura menderita

ekspresi wajahnya sedikit berubah ketika mendengar kalau ibunya ada padaku dan menyepakku sambil berkata :" kamu berani menyekap ibuku?"

dia menyepakku dengan kuat dan membuatku merasa sangat kesakitan. aku lalu berkata :" kamu bisa menggunakan adikku untuk mengancamku, kenapa aku tidak boleh menggunakan ibu mu untuk mengancamu juga? kamu kira kamu raja?"

dia lalu bertanya dengan cuek :" dimana ibuku?"

aku berkata :" tunggu." aku lalu mengeluarkan ponselku dan melakukan panggilan video dengan Endy. dalam waktu yang cepat, layar ponsel itu sudah menampilkan wajah Mawar. Mawar sangat mengerti kondisi dan langsung berkata :" Alwi, tante tidak jahat kepadamu kan? kenapa kamu melakukan ini pada tante?"

Claura lalu merebut ponselku dan dengan panik memanggil ibunya. Endy lalu memutuskan panggilan itu. Claura lalu membanting ponselku dan membuatku sangat sakit hati. ketika aku ingin mengambil ponsel itu, dia kembali menyepak pinggangku dan menjambak rambutku. dia menarikku hingga berdiri lalu dengan kuat menyepak perutku menggunakan lututnya.

aku merasa kalau perutku tidak bisa menahan pukulannya lagi dan menyuruhnya untuk menghentikan itu. namun aku kembali dibanting kelantai. sh*t, benar benar gila. kalau tubuhku lemah, mungkin aku sudah mati sekarang.

Claura lalu meletakkan sebuah pisau pada leherku dan berkata :" lepaskan ibuku, kalau tidak kamu dan adikmu akan mati."

aku menatapnya dan berkata :" apakah kamu merasa aku berani menemuimu sekarang tanpa melakukan persiapan apapun? kamu sekarang boleh menelepon bawahanmu untuk menangkap adikku. kalau mereka berhasil, aku akan menghormatimu dan mengetukkan kepalaku ke lantai sebanyak 100 kali untukmu. bahkan aku akan melakukan semua keinginanmu dan aku juga rela untuk menjadi korban seks untukmu."

Claura lalu menelpon bawahannya dan tidak berhasil. aku lalu berkata :" jangan telepon lagi. mereka mungkin sudah dihajar hingga cacat."

Claura berkata :" dasar sampah. persiapanmu sangatlah baik. namun aku masih bisa menghajarmu meskipun aku tidak bisa menghajar adikmu sekarang."

aku sedikit panik karena aku tidak ingin mati sekarang. namun aku juga tahu kalau Claura melihat semua ketakutanku ini, aku pastilah akan kalah kali ini. lalu aku berkata dengan berpura pura putus asa :" lakukan saja apamaumu. apakah kamu ingin membunuhku? tidak apa apakok. selain bisa membuatku merasa puas karena bisa menjadi suami istri dengan ibumu ketika aku mati nanti. bagaimanapun aku tidak akan merasa rugi kok."

Claura mengerutkan keningku dan memarahiku :" hentikan! sejak kapan kamu menjadi jijik seperti itu?"

aku berkata :" terpaksa, kalau aku tidak jijik seperti ini, kamu tidak akan suka padaku. aku tidak ingin disukai oleh seekor lalat."

ketika aku mengatakan itu, Claura lalu menamparku dan aku pun menatapnya. dia kembali menamparku dan membuat telingaku mendengung. aku mulai marah dan ingin bangkit berdiri. namun aku tidak berani bergerak karena pisau yang ada dileherku itu.

untung saja Claura tidak sadar kalau aku sedang ketakutan.

dia menatapku dengan penuh amarah dan berkata :" kamu ingin mati? baiklah, aku akan menyetujuimu!"

aku menarik nafas yang dalam dan hatiku berdegup sangat kencang. namun aku berusaha menenangkan diriku dan berpura pura membuat ekspresi wajah bahwa aku tidak perduli.

aku merasakan kesakitan pada leherku dan itu sepertinya luka goresan pada leherku. aku merasakan kalau darahku mulai mengalir dari leherku.

Claura berkata :" kamu benar benar tidak takut mati?"

aku berkata :" takut, namun aku rela mati dibanding menyerah padamu."

Claura lalu menarik pisaunya itu dan berdiri :" kamu sudah menang."

akhirnya dia melepaskanku dan aku merasa sedikit lega sekarang.

Claura lalu meninggalkan ruangan itu dan aku mengambil ponselku. aku lalu berkaca lewat kamera depanku dan melihat kalau luka pada leherku tidaklah dalam. aku lalu keluar dari ruangan itu.

ketika berdiri, aku merasa kesakitan disekujur tubuhku. aku melihat Claura yang berjalan didepanku dan berpikir kalau wanita itu sangatlah kuat. untung saja kami sudah bercerai, kalau tidak, aku akan mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

kami pun kembali ketempat tadi dan Claura menatapku lalu berkata kepada bos Xiau :" aku menyerah pada kekuasaan bar ini. berikan saja kepada Alwi."

setelah mengatakan itu, dia lalu berkata kepada bodyguard dan beberapa bawahannya :" ayuk pergi."

semua orang terkejut dan menatapku. mereka tidak akan menyangka kalau aku berhasil mengubah pikiran Claura. apalagi bos Xiau, dia menatapku dengan pandangan yang penuh keanehan.

aku mengambil beberapa tisu dan meletakkannya pada luka dileherku. aku lalu menatap kepergian Claura dan berkata :" istriku, kamu boleh menggigit dengan halus lain kali. gigimu terlalu tajam."

Claura lalu membalikkan badan dan menatapku dengan cuek. aku lalu tersenyum dan berkata :" maaf, aku lupa kalau kita sudah bercerai."

Claura tidak lagi menghiraukan ku dan pergi meninggalkan bar ini. ketika dia pergi, bos Xiau menatapku dengan terkejut dan berkata :" kamu dan Claura adalah suami istri?"

aku berkata :" iya, dulunya adalah suami istri."

dia menatapku dengan penuh hormat. aku lalu mengulurkan tanganku dan berjabat tangan dengannya sambil berkata :" bos Xiau, maaf. har ini aku telah mengacaukan ini semua dan aku akan menggantirugi semua ini. dan semoga kerja sama kita bisa berjalan dengan baik."

bos Xiau masih saja menatapku dengan penuh hormat dan berkata :" ini... aku harus memikirkannya lagi."

aku mengerutkan kening dan tidak berbicara. Leo lalu melempar sebuah pisau kearah bos Xiau. pisau itu menggores di telinganya dan menusuk sofa yang ada dibelakangnya dengan dalam.

bos Xiau tiba tiba lemas dan aku menopangnya sambil berkata :" bos Xiau, aku tahu kalau kamu meragukan kemampuanku. namun aku akan berjanji padamu kalau bar ini tidak akan bermasalah dibawah kekuasaanku."

bos Xiau lalu menatap Leo yanga ada dibelakangku dan mengangguk :" kalau begitu, aku harus merepotkanmu.":

aku tertawa sambil berkata :" tidak apa apa." setelah mengatakan itu, aku menatap Leo dan dia memberiku sebuah surat kontrak. aku menyuruh bos Xiau untuk melihatnya terlebih dahulu. dia lalu melihat dan berkata dengan muka yang pahit :" pendapatan bar ini dibagi menjadi 60% dan 40%?"

aku berkata :" iya, aku sudah memberimu 60%. bagaimana kalau 50% saja kalau kamu tidak puas akan keputusanku?"

bos Xiau lalu bergegas menandatangani kontrak itu sambil menghela nafas.

aku mengambil kembali kontrak itu dan merasa sangatlah senang. namun aku memasang raut wajah yang cuek lalu berkata :" aku akan menyuruh orang untuk merenovasi bar ini besok. aku akan menyelesaikannya dalam waktu yang cepat."

setelah itu, aku pun pergi meninggalkan tempat itu bersama Leo dan semua bawahanku.

kami pun meninggalkan bar itu dan ketika aku, Leo dan Toba masuk kedalam mobil, aku menghela nafas yang panjang.

sekujur tubuhku berkeringat dingin. kalau bukan karena aku mengontrolnya dengan baik, mereka akan sadar kalau dari tadi tanganku terus bergetar karena panik dan senang.

Toba menepuk pundakku dan berkata :" Alwi, kamu membuatku terkejut!"

aku tersenyum pahit dan berkata :" ini semua terpaksa. namun dari kejadian hari ini aku belajar sesuatu hal bahwa orang yang kejam itu tidak bisa berdiri dengan stabil. apalagi orang rendahan sepertiku jika ingin berkembang dengan cepat, aku tidak bisa hanya menggunakan pikiranku, melainkan harus belajar untuk kejam juga."

aku membayangkan kembali semua kejadian tadi dan kebahagiaanku atas kemenangan ini tidak dapat aku jelaskan dengan kaya kata. dulunya aku selalu diganggu dan dicelakai karena kejujuranku dan kebaikanku. dulunya aku hanya ingin hidup dengan damai dan itu membuatku semakin parah.

aku yang sekrang sudah mengubah itu semua. aku berpura pura sombong dan keras. oleh karena itu, tidak ada lagi yang berani mengangguku bahkan memarahiku.

aku menghisap rokok sambil memandang keindahan kota NanJing. lalu berkata :" kenapa orang rendahan seperti diriku tidak bisa hidup dengan damai di dunia seperti ini?"

Toba menepuk pundakku dan berkata :" emang ada berapa orang yang bisa hidup dengan damai didunia ini? orang miskin memiliki kesedihannya sendiri dan orang kaya juga memiliki kepusingannya sendiri. hanya beberapa orang saja yang bisa hidup dengan damai."

aku tersenyum dan tidak berkata lagi.

Leo lalu berkata :" Alwi,aku rasa kamu harus menemui Mawar. Endy ingin melepaskannya namun dia masih belum ingin pergi dari sana."

aku mengerutkan keningku dan berpikir apa yang diinginkan Mawar? apakah dia ketagihan berakting?

aku pun menyuruh Toba kembali ke bar bersama beberapa bawahanku. aku pun pergi menemui Mawar bersama Leo.

setelah sampai disana, aku melihat kalau Mawar masih melakukan gaya yang sama seperti sebelum aku pergi tadi. dia lalu menyuruh Endy untuk keluar. aku berkata :" tante, kenapa tidak ingin pergi?"

Mawar menatapku dan menghela nafas sambil berkata :" aku... aku tidak ingin mereka yang melepas tali ini."

aku tertawa dan berkata :" tante, apakah kamu ingin aku yang melepasnya?" aku lalu mulai melepas tali itu. namun kali ini aku tidak memiliki pemikiran lain dan merasa bersalah karena terdapat bekas ikatan pada lengannya.

aku mengelus lengannya dan berkata :" tante, maafkan aku. kamu capek kan? aku mengikat tali ini tidak begitu erat dan aku tak menyangka...." aku lalu kembali berkata :" sini aku elus lenganmu."

Mawar menggenggam tanganku dan aku memandangnya. wajahnya sangatlah merah, dia lalu mendorongku dan berkata :" tidak... tidak usah. aku tidak kesakitan. ini mungkin karena kulitku yang terlalu sensitif." setelah mengatakan itu, dia melihat leherku dan berkata :" ini... apakah Claura melukaimu?"

dia merasa kasihan padaku dan aku berkata tidak apa apa. dia menyentuh lukaku dengan pelan. jarinya sangatlah halus dan sentuhannya juga pelan. aku yang tadinya sudah bisa menatapnya stabil, namun sekarang kembali panik dan susah untuk bernafas. aku tidak tahu kemana aku harus meletakkan kedua tanganku.

Mawar seketika merasa kalau gerakannya itu sudah melewati batas dan dia mundur dengan canggung. dia pun berkata :" aku pulang dulu, jagalah kesehatanmu dengan baik. kamu juga harus meningat janjimu padaku. kamu tidak boleh menyakiti Claura meskipun suatu hari nanti kalian akan ada pertentangan yang hebat sekalipun."

aku mengangguk dan berkata kalau aku sudah tahu.

Mawar tersenyum dan pergi. melihat bayangan tubuhnya, aku hanya bisa menghela nafas. aku tidak akan melukai Claura dengan tanganku sendiri namun temanku bisa. tetapi aku tidak memberi tahu Mawar tentang hal ini.

aku kembali tersenyum dan memikirkan kenapa aku bisa selicik itu sekarang.

sebelum pergi meninggalkan tempat itu, aku pergi ke toilet. ketika aku baru saja jongkok, aku mendengar sebuah suara yang mengatakan :" temanku, kedatanganku ke NanJing ini sudah mengubah pandanganku terhadap dunia ini. aku sudah pergi ke berbagai tempat dan tidak pernah menemukan pelacur selihai ini. aku merasa beruntung malam ini."

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu