Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 147 Ajari aku bagaimana untuk pergi

Aiko bertanya apakah aku takut? Aku bilang tidak takut, karena dia berada disisiku, alhasil setelah aku mengatakannya, kakek Ergi dengan emosi memberengkan matanya kepadaku, dan berkata:”Sangat menjijikkan, jika kalian berdua sudah selesai makan cepat oergi dari sini, jangan menodai mataku.”

Setelah selesai makan, sebuah mobil tiba-tiba datang , aku memandang kakek Ergi, dia memegang kumisnya, dan berkata:”Aku tidak bisa membiarkan kalian berjalan menuruni gunung begitu saja, kan? Baiklah, kemas-kemas dan pergi, jangan menodai mataku.”

Meskipun dia bersikap cuek, tetapi aku bisa melihat dia sedikit enggan, aku berkata:” Kakek, kamu mengatakan kalian yang sama dua kali, tidakkah itu sangat menyedihkan, apakah tidak ada kata-kata lain yang bisa dikatakan?”

Kakek Ergi dengan marah menendang kakiku, kali ini aku tidak menghindar, dia menendang sangat kuar, dan aku menjerit kesakitan, dia bertanya dengan marah mengapa aku harus menghindar? Aku tertawa dan berkata aku tidak akan menendang kakunya, aku taku aku kan menyesal jika meningatnya, setelah itu aku pergi mengemas seluruh barang bawaanku.

Dengan cepat, kamu telah mengemasi barang-barang kami, sebelum kami pergi, aku berlutut di depan kakek Ergi, dia tertawa, memandangku, aku berkata:” Kakek, aku ingin berterima kasih kepadamu untuk selama ini, kamu harus menjaga dirimu dengan baik.”

Kakek Ergi berkata dengan tenang:”Bocah nakal, memang bisa saja membujuk. Cepat pergi, kepergian kali ini, kamu akan mengalami banyak halangan, kamu harus berhati-hati.”

Setelah mengatakannya, dia menunjukkan ekspresi serius untuk pertama kalinya, berkata:”Bocah kecil, nyawa kamu ini dengan susah payah aku menolongmu dari raja neraka, kamu jangan sampai mati.”

Aku tersenyum dan berkata:”Baik, aku tidak akan mati, aku akan menjaga nyawa ini sebagai janjiku, dan aku masih akan bermain catur denganmu.”

Kakek Ergi tertawa dan berkata, ketika aku kembali, dia masih akan mencari anjing liar di pegunungan untuk mengejarku, mencari babi hutan untuk bertarung denganku, dia ingin melihat apakah kemampuanku menurun, jika menurun, dia akan membiarkan babi hutan itu untuk memakanku.

Aku mengingat hal-hal dia lakukan demi aku dalam satu tahun terakhir, melakukan hal yang memstimulasi potensiku, pada saat itu pria tua ini sangat jahat dan buruk, sekarang mengingatnya hanya ada perasaan terima kasih yang tak terhingga, karena jika tidak ada dia, tidak aka nada aku yang sekarang, di banding dengan aiko, dia lebih seperti Guruku.

……

Memikirkan masa lalu, aku masuk ke mobil jip bobrok ini dengan Aiko, yang mengendarai mobil adalah seorang pria yang sangat serius, selama perjalanan aku beberapa kali ingin menjebaknya, bahkan dia tidak menghiraukan aku, aku merasa sangat membosankan, dan aku tidak berbicara banyak lagi, hanya melihat pemandangan, dan hatiku dipenuhi dengan kegembiraan.

Nanjing, aku telah kembali!

……

Mobil itu melalu hampir dua hari dua malam, supir itu menurunkan aku dan Aiko di depan sebuah hotel bernama “Hotel Hilton”, dan memberiku sebuah koper kecil, dan berkata:”Ini adalah barang yang di berikan oleh kakek, dia bilang mungkin kamu bisa memerlukannya.”

Aku mengambil kotak itu dengan penasaran, berpikir apa yang Kakek Ergi berikan padaku? Mengapa dia tidak memberikannya sendiri padaku, dan malah meminta supir untuk menyerahkannya kepadaku?

Pada saat itu supir itu mengendari mobil pergi, aku melihat Aiko, dan membuka koper itu, setelah membukanya, aku melihat dua buah topeng dewa kematian. Di bawah topeng terdapat beberapa buku, dua di antaranya adalah buku medis, dan dua lainnya adalah buku bela diri, satu buku tentang tinju, dan satunya lagi adalah jurus delapan tinju, dua set teknik tinju ini adalah yang aku latihan selama enam bulan terakhir, adapun buku medis yang di sediakan untuk Aiko, dia belajar mengenai beberapa obat sederhana ketika dia masih kecil, dan kakek tua sangat menghargai karakter tenang, dan bakatnya di bidang ini, dan ingin dia memfokuskan diri pada bidang ini.

Aku merenung menurut karakter kakek, tidak mungkin berbuat hal yang misteris dengan beberapa barang ini, jadi aku segera membaca empat buku ini, ternyata, setiap buku terdapat sebuah kartu, aku membuka kartu pertama, tertulis diatas:”Kenalilah dirimu dan kenali lawan pertempuranmu, ingatlah untuk menyembunyikan identitasmu, topeng ini siapkan untukmu, bocah nakal, kamu bukan lagi si kent itu, kamu adalah seorang dewa kematian, mulai sekarang, barang siapa yang menghalangimu kamu musnahkan saja.

Awalnya setelah turun dari mobil, kegembiraanku telah menghilang, dan sebaliknya menjadi bingung, melihat catatan yang kakek berikan, aku merasa seperti menerima stimulant, dan menjadi semangat kembali.

Aku mengambil kartu kedua, dan melihat tulisan di kartu itu:”Hotel Hilton adalah milikku, aku telah mengutus mereka, kamu boleh menginap disana, tidak akan ada informasi yang bocor kalau kamu tinggal disana.”

Hatiku merasa terharu, awalnya aku khawatir tentang bagaimana aku bisa menyembunyikan berita aku di Nanjing, lagipula aku baru datang ke Nanjing, dan harus terlebih dahulu mengetahui situasi disini, jika tidak maka akan jatuh ke dalam perangkap orang lain. Dengan begini semua akan baik-baik saja, dengan tinggal di hotel ini, aku tidak perlu mengkhawatirkan tentang informasi kartu identitasku bocor keluar.

Aku mengambil kartu ketiga, aku melihat ada serangkaian angka tertulis diatasnya, dan ada kalimat di bawah nomor itu:”Jika tidak begitu penting, jangan menelepon orang ini, tetapi jika kamu menelepon, dia akan melakukan yang terbaik untuk membantumu.”

Aku melihat nomor itu, dan bertanya-tanya siapa pemilik nomor ini, bisa dilihat, bahwa kakek tidak takut terhadap apapun dan selalu menjadi perisai untuknya.

Ketika aku memikirkannya, aku mengambil kartu keempat, dan ternyata ada sesuatu yang tidak dapat di mengerti tertulis di dalamnya:”Aku berharap bisa kembali ke masa lalu.”

Apakah yang di maksud kakek adalah kita? Tetapi aku merasa ini tidak seperti sifat kakek, jadi, apa yang dia maksud dengan kalimat ini?

Aiko di sampng berkata:” Kakek Ergi adalah orang yang berpengalaman.”

Aku mengangguk, dan aku telah mengetahui hal ini ketika kita pertama kali bertemu, hanya saja kami tidak sempat mencari tahu tentang ceritanya.

Aku menghentikan mobil itu, dan berkata:”Ayo, pergi ke hotel dan bicarakan.”

Aiko mengangguk, dan kamu berdua mengenakan topi dan masker, dan memanggil sebuah mobil, dan pergi ke hotel Hilton.

Setelah kami masuk, seorang pria paruh baya dengan setelan jas dan sepatu kulit melayani kami, dan bertanya:”Alwi? Aiko?”

Aku dan Aiko memandang orang dia dengan waspada, dia tersenyum berkata:”Sepertinya itu kalian, aku adalah keponakan Kakek Ergi, dia menyuruhku kemari untuk menjemput kalian, ikutlah denganku, aku telah menyiapkan kamar untuk kalian.”

Meskipun wajah orang ini sangat tulus, tetapi aku masih merasa tidak nyaman, berkata:”Bagaimana aku bisa mempercayai apa yang kamu katakan?”

Dia mengeluarkan ponselnya, dan mengklik sebuah pesan, aku melihat pesan yang di kirim oleh kakek Ergi kepadanya, dan aku lega, berkata:”Aku tidak tahu harus memanggilmu dengan sebutan apa?”

Pria itu membawa kami ke lift dan berkata:”Nama aku adalah Reyvin, kalian boleh memanggilku Kak Rey.”

Aku memanggilnya Kak Rey, dan bertanya tentang Nanjing, Kak Rey tampaknya tahu bahwa aku menanyakan kabar itu, dan tersenyum serta memberi tahu aku semua informasi yang aku inginkan, sambil mendengar, dan diam-diam terkejut, karena dia mengatakan Kota Nanjing ini telah bukan lagi Nanjing yang aku kenal, disini, langit akan berubah-ubah, terutama para judi yang berada di bawah tanah.

Dari mulut Kak Rey, aku mengetahui bahwa Claura di bawah dukungan Gunawan, menjadi ratu di Nanjing, sekarang dia telah menguasai sebagian pasukan di bawah tangan Paman Lei, berita di Nanjing seperti secepat angin dan hujan bertiup, seperti menutupi langit dengan satu tangan. Sedangkan untuk setengah dari Paman Lei, dia dipimpin oleh Sulistio sejak dia menjabat, sejak Claura naik jabatan, bekerja sama dengan keluarga Yang untuk menelan Keluarga Gao, dan membagi harta Keluarga Gao, lalu bekerja sama dengan Keluarga Yang untuk mendapatkan Keluarga Yun, mengancam jika Keluarga Yun tidak mengusir Dony Yun keluar dari rumah, maka mereka akan bekerja sama untuk melawan Dony Yun

Keluarga Yun demi melindungi dirinya sendiri, mengusir Dony Yun keluar dari rumah, bukan hanya itu, mereka mengambil kembali bar dan asset Dony Yun, salah satunya termasuk Warna.

Setelah Dony Yun kehilangan dukungan dari keluarga Yun, dia tidak lemah, malah dia bekerja sama dengan Sulistio, dan berhasil mendapatkan pasar yang diinginkan, tetapi tidak hanya ini, bahkan tidak bisa berkembang keluar. Adapun Johan, dia menyalahkan Aiko telah menyalahkan Dony Yun, mencurigai bahwa dia tidak mencegah Aiko melarikan diri dari pernikahan, dan menyebabkan situasi hari ini, dan malah membalas dendam terhadapnya, kekuatannya seperti matahari, tetapi tidak bisa menyentuhnya.

Setelah mendengarkan ini, aku tidak banyak mengeluh, dan bertanya:”Dimana kakToba?”

Wajah Kak Rey yang aneh, membuatku khawatir, dan bertanya:”Apakah kak Toba mengalami masalah?”

Kak Rey berkata:”Ini bukan kecelakaan, tetapi dia hidup dengan tidak begitu sempurna. Karena semua orang berpikir kamu telah ‘Mati’, semua orang yang membencimu mencarinya untuk balas dendam, dia dipukul sampai kakinya patah, menjadi orang cacat, dan kehilangan seorang sobat baik, dan telah menderita sangat lama, dan semua sobat-sobatnya telah pergi menjauh, sekarang dia hanya seorang tukang bersih-bersih di bar.”

Mendengar ini, seluruh tubuhku gemetar, sakit hati dan menyesal, tidak disangka Toba karena aku dipukuli sampai cacat! Sialan, siapa yang berani melakukannya? Aku akan membunuhnya!

Aku bertanya kepada Kak Rey:”Kak Rey, di bar mana dia bekerja?”

Aku tahu bahwa kak Rey sangat mengenal dan mempedulikan setiap orang, pasti telah memeriksa seksama, dan dia tidak mungkin tidak tahu dimana kak Toba berada.

Kak Rey memandangku dengan raut wajah yang kacau, dan bertanya:”Kamu ingin menyelamatkannya? Sepengetahuanku, dia berada di bawah pengawasan 24jam, jika kamu pergi kesana, akan sangat mudah untuk mengungkapkan identitasmu.”

Aku mengerutkan alis, dan berkata:”Aku masih punya akal.”

Awalnya aku ingin bersabar, tetapi sekarang aku perlu untuk mengetahui segalanya, aku tidak ingin menunggu lagi.

Pada saat ini Kak Rey membawaku ke pintu kamarku, dan melihat aku yang bersikeras, dia mengerutkan kening dan berkata:”Baiklah, dia berada di “Season Bar ”, tidak jauh dari sini, aku antar kalian kesana.”

Aku menggelengkan kepala dan mengatakan tidak perlu, aku sendiri jalan kesana, kemudian, aku meletakkan koper di kamar, dan berkata kepada Aiko:”Kak, ayo pergi.”

Aiko mengangguk, dan kami meninggalkan hotel itu, kemudian, kami berdua memanggil taksi dan pergi ke Season Bar.

Bar ini sangat kecil, dan tidak jauh dari gang kecil Universitas Atmajaya, aku dan Aiko masuk ke dalam, baru saja ingin duduk, terdengar suara tertawa, dan melihat sekeliling, hanya melihat di atas panggung, ada seorang pria yang berlutut disana, seorang pria yang bermulut tajam mengunyah disana dan memukili dia, setiap pukulannya, sekeliling orang disana bersorak dan menghitung.

Mataku memerah, meskipun pria yang berlutut disana penampilannya yang berantakan, tetapi melihat sekilas aku sudah mengetahui bukan orang lain yang sedang berlutut disana, itu adalah Toba!

Aku melihat orang yang selalu jujur, dan Si Toba yang antusias, pada saat ini berlutut disana, dan membiarkan orang lain menggertak, aku merasakan kemarahan dihatiku, dengan mengenakan topeng dewa kematian, aku seperti serigala liar berjalan maju, semua orang yang menghalangi jalanku di hempaskan olehku, dan ada suara yang memarahiku di sekitar, dan ketika aku melompat, seluruh orang melihat aku melompat langsung ke panggung yang setinggi satu meter, semua orang tertegun, dan bahkan musik pun berhenti.

Pria yang bermulut tajam itu membalikkan wajahnya, dan berteriak dengan marah:”Sialan, siapa si bodoh ini! Bawa dia pergi!”

Aku sengaja menurunkan suaraku, dan berteriak:”Pergi? Aku tidak pernah pergi, bagaimana kalau kamu yang mengajariku?”

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu