Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 653 Apa Aku Baru Saja Dicium?

Memikirkan hal ini, hati aku mendadak berdebar-debar, tidak tidak takut dengan bahaya yang akan terjadi, malahan aku berharap akan cepat datang, aku ingin segera melakukan sesuatu yang besar, dan menggemparkan seisi kota yang tenang ini.

Saat ini, Govy menelepon aku, aku rasa dia sedang tidak dalam suasana hati yang baik, aku dengan cepat menjawab teleponnya, di sisi lain, dia berbicara dengan pasrah dan rasa bersalah: "Alwi, aku benar-benar minta maaf, akudengan semangat memintamu datang, tidak sangka kamu malah menerima perlakuan yang membuatmu kesal."

Aku menjawab: "Kakak Govy, jangan seperti itu, aku mengerti niat baikmu menundangku ke acara ulang tahun kakekmu, dan juga jika bukan karena kamu, aku mungkin sudah tamat di Golden Eagle sore hari tadi."

Karena itu, apa yang dilakukan Govy tidak sepenuhnya sia-sia.

Tentu saja, aku hanya bisa mengatakan ini dalam hatiku, kalau tidak, jika aku mengatakannya yang sebenarnya, Govy pasti akan merasa lebih tidak nyaman.

Govy menghela nafas dan berkata: "Jika Nona Jessi tahu kalau aku melakukan apa yang dia perintahkan seperti ini, aku tidak akan punya muka lagi untuk menemuinya."

Untuk sesaaat, aku merasa bersalah dan ingin mengatakan padanya kalau semua ini diprediksi Jessi, tapi aku takut hal ini akan melukai harga dirinya, lagipula, menilai dari kejadian ini, kepintaran istriku benar-benar menghancurkan kami, memikirkan hal ini, aku menghiburnya dan berkata: "Kakak Govy, tidak apa-apa, Jessi sudah mengatakan padaku sebelumnya, undangan itu akan datang, tapi itu tidak berarti aku bisa mendapatkan dukungan dari Keluarga Qin, jadi kamu tidak perlu terlalu menyalahkan dirimu sendiri."

Govy menghela nafas lagi, suaranya terdengar jengkel, dia menggertakkan giginya dan berkata: "Aku baru saja member tahu Felicia tentang hal masalah itu, tapi siapa sangka Ruel akan datang dan menceritakan masalahmu sebelum kami berdua sampa, tentu saja, dia tidak bisa menjelaskan hubungan rumit antara kamu dan Tuan Chen, dia hanya menjelaskan bagaimana Tuan Chen sangat baik padamu dan kamu yang sangat tidak berbakti padanya, dan kakekku selalu memiliki pemikiran yang kolot, jadi seperti yang kakek katakan, dia memiliki prasangka yang buruk padamu."

Aku tersenyum dan bertanya-tanya bagaimana hal ini terjadi, aku berkata bagaimana Tuan Qin tiba-tiba mengungkit masalah antara aku dan Ficky Chen, sepertinya Tuan Chen memiliki sifat yang lain, misalnya mencampuri urusan orang lain, dan memanfaatkan senioritas.

Dalam hati, aku berkat: "Orang tua itu memiliki sudut pandangyang kolot, jadi jangan sampai aku membuatnya tidak senang, cukup hadiri acara itu dan bersenang-senang."

Govy berkata:"Aku akan menemuimu setelah acara malam ini, bagaimana jika Keluarga Qin tidak membantumu? Aku Govy, aku ingin melihat, kekacauan seperti apa yang akan Larry buat."

Aku tidak menolak niat baiknya dan berkata sambil tersenyu:, "Baiklah, kalau begitu aku menunggu Kak Govy datang dan mendukungku."

Setelah menutup telepon, Widya berkata dengan santai: "Dengan bantuan Govy, mungkin Larry tidakakan berani macam-macam denganmu, tapi apa kamu yakin ingin memasang bom? Kak Govy-mu terkenal karena kebaikkan dan keras kepalanya, takutnya, perbuatanmu yang gegabah ini akan membuatnya marah."

Aku berbicara dengan pelan: "Dia tidak akan bisa datang."

Widya bertanya agak terkejut: "Apa yang kamu katakan?"

Aku berkata: "Aku bilang dia tidak akan bisa datang, karena sekarang Larry memiliki cara untuk membuat Tuan Qin membenciku dan mengusirku keluar, maka wajar saja dia memiliki cara untuk menghentikan Govy, dan memintanya untuk tidak datang menolongku."

Setelah terdiam beberapa saat, aku berkata: "Dari awal, saat sepupu Govy, pria bernama Ruel itu keluar untuk menyapaku, aku tahu orang ini bukan orang yang baik, lalu saat aku diperlakukan seperti itu oleh Tuan Qin, dia malah menambahkan beberapa kata, hal itu langsung membuatku yakin kalau dia bersekongkol dengan Larry."

Widya berkata dengan acuh tak acuh: "Meskipun Keluarga Qin kuat, tapi sekuat-kuatnya mereka tetap diperlukan kerja sama, sekarang hubungan Keluarga Huo dan Keluarga Yang menjadi lebih dekat karena kamu, mereka memiliki niat yang kuat untuk mengesampingkan banyak hal dan bekerja sama unutk membunuhmu, aku pikir Ruel mungkin sadar akan hal ini, mereka khawatir kamu akan menyebabkan kerugian yang tidak perlu bagi Keluarga Qin, lalu akan dibereskan oleh Keluarga Yang dan Keluarga Huo, makanya mereka ingin menghalangimu memiliki ‘komunikasi yang baik’ dengan Tuan Qin."

Aku mengangguk dan berkata: "Tidak hanya itu, sekarang bisnis Tuan Qin pada dasarnya sudah dikendalikan oleh generasi yang lebih muda, Ruel sekarang sedang mencari kesempatan untuk menjalin hubungan dekat dengan Keluarga Yang dan Keluarga Huo, dan menambahkan peluang baik karirnya, kita tahu Keluarga Qin memiliki bisnis yang besar, bahkan sulit untuk membagi saham secara sama rata dalam Keluarga Qin, hal ini tidak dapat dihindari, ada beberapa orang ingin memiliki lebih banyak, asal mereka bisa membuktikan kemampuan mereka, jadi dari sudut pandang Ruel, dia tidak melakukan kesalahan."

Yah, manusia tidak bertanggung jawab atas takdir mereka sendiri, dan juga, tidak ada bisnis tanpa pelanggaran, aku bisa sepenuhnya paham dengan taktik Ruel, tapi sayangnya kami berbeda, jika dia memanfaatkan aku, dia akan membayar sesuai harga yang pantas.

Widya tidak berbicara, tatapan matanya terpaku padaku, aku bertanya sambil tersenyum: "Kenapa kamu menatapku, apa kamu kagum dengan kebijaksanaanku? Tolong jangan, kita berdua tidak mungkin bersama."

Widya mencibir dan berkata: "Antara aku dan kamu ada Nichkhun Yang, aku selamanya tidak akan mengharapkanmu."

Berbicara tentang Nichkhun Yang, suasana damai antara kami berdua seperti tertusuk pedang tajam dan pecah seketika, aku menyentuh hidungku dan berkata: "Meskipun kamu akan tidak senang setelah aku mengatakan hal ini, tapi sejujurnya, dia tidak pantas untukmu, kamu adalah wanita yang baik, kamu harus melupakannya dan menemukan seseorang yang pantas untukmu."

Widya tiba-tiba merasa jengkel dan menatapku dengan jijik dan berkata: "Dia tidak pantas untukku, sepertinya kamu tidak perlu mengurusi hal ini."

Aku mengangkat bahu dan berkata: "Aku tahu kamu akan kesal, ya sudah, anggap saja aku tidak mengatakan apapun."

Mobil itu tiba-tiba menjadi lebih tenang dan suasananya berubah canggung, setelah beberapa saat, Widya berkata: "Aku sudah menemukan jawabannya."

Aku mengangkat aliskudan menatapnya, bertanya dengan mata tentang apa yang dia ketahui, dia mengerutkan bibirnya yang tipis dan berkata: "Aku tahu aku tdak bisa menyalahkanmu karena masalah itu, masalah antara kamu dan Nichkhun Yang adalah dia yang memulainya duluan, kalian semua dimanfaatkan oleh orang bermarga Gao itu, tapi setelah aku mengerti, akujuga tidak bisa menerimanya, perasaan seperti ini, aku rasa kamu memahaminya,seperti perihal hubungan kematian ayah Aiko dengan kamu, ayahmu juga hanya membela diri saja, tapi… sebagai anak perempuan, dia tidak bisa melakukan apapun selain menyalahkanmu."

Setelah mendengar ini, aku merasa seperti ada panah tertancap di hatiku, aku curiga kalau dia sengaja membuat aku merasa tidak nyaman, dia menatapku sekilas dan berkata: "Kata-kata terakhir tadi agak berlebihan, kamu boleh mengabaikannya."

Widya tiba-tiba tersenyum dan berkata: "Aku tahu."

"Katakan, apa yang kamu ketahui?"

"Aku hanya ingin membuatmu tidak nyaman, kalau tidak seperti itu, maka hanya aku saja yang tidak nyaman?"

“Brengsek, kamu bilang aku orang gila, aku rasa kamulah yang gila.” Melihat Widya yang seperti sengaja melakukannya, aku memutar mataku dan kemudian mengeluarkan sebatang rokok.

Saat aku akan menyalakan rokok, Widya menyambar rokokku, dan menyalakannya dengan koreak api, lalu berkata dengan santai: "Ada banyak orang seperti ini, jika di dunia hanya dia sendiri yang menderita, penderitaannya akan terasa berlipat-lipat ganda, jika ada orang lain yang merasakan penderitaan yang sama, bahkan jika itu tidak ada hubungannya denganmu, karena kamu bukan satu-satunya yang merasa menderita."

Meski itu adalah alasan yang salah, tapi sebenarnya aku merasa ada juga benarnya, aku bertanya: "Apa kalian semua orang jahat berpikir seperti ini?"

Widya mengangkat alis dan berkata: "Orang jahat? Kamu merasa aku adalah orang jahat?"

Aku mengangguk dan berkata, "Ya, seorang wanita jahat yang sangat menggoda, wanita yang ada baik dan buruknya."

Setelah mendengar penilaianku, Widya tertawa dengan keras, dia terus merokok, menurunkan kaca jendela, dan melihat ke luar jendela, entah apa yang sedang dipikirkannya.

Selanjutnya, kami berdua pergi ke Ocean World, yang anehnya, dua orang yang sebelumnya saling bermusuhan, sekarang malah berjalan-jalan di sekitar Ocean World seperti pasangan yang sedang berkencan.

Aku belum pernah ke tempat seperti ini, hal-hal di sini terasa sangat aneh sehingga Widya hanya bisa menertawakan aku dan berkata: "Apa kamu bisa tidak melakukan itu."

Aku bertanya: "Ada apa denganku?"

Widya menatap aku dari atas ke bawah dan berkat: "Apa kamu tahu seperti apa saat kamu melihat ikan-ikan ini? Kamu seperti orang kampung yang melihat tempat mewah unutk pertama kalinya, apa kamu tidak merasa ada banyak orang yang memperhatikanmu? Orang yang tidak tahu pasti mengira kamu adalah pembantu mudaku."

Aku tersenyum dan berkata, "Nona Widya, jangan mengejekku seperti itu."

"Kenapa? Apa hanya kamu yang boleh mengejekku? Biarku beri tahu, aku, Widya, tidak akan mudah diprovokasi." Widya mendengus dingin dan berbicara dengan bangga.

Aku berdeham dua kali dan berkata: "Kenapa dulu aku tidak menyadarinya?"

“Menyadari apa?” Widya mengerutkan kening dan menatapku dengan kesal.

Aku menjawab: "Menyadari kalau kamu sangat imut."

Setelah itu, aku tertawa dan pergi melihat penguin.

Widya memarahiku dari belakang: "Dasar orang gila, orang sepertiku imut? Aku rasa kamu memiliki kelainan."

Meski ucapannya terdengar tidak setuju, tapi ada sedikit nada kebahagiaan terselip di sana, aku berpikir, wanita ini, kata-kata adalah kunci untuk membuka hatinya.

Setelah berjalan-jalan di Ocean World, kami berdua masuk mengitari gedung lagi, aku memilih beberapa pakaian untuk Jessi, lalu pergi ke sekitar area perhiasan, tapi aku tidak membeli apapun di sana, hal ini membuat Widya, dan juga beberapa pegawai di sana merasa kesal.

Saat aku akan pergi, tiba-tiba aku melihat sebuah gelang, gelang itu sangat sederhana, hanya liontin ikan yang diikat dengan benang merah, aku melirik Widya dan melihat kalau dia juga sedang menatap gelang itu, lalu aku bertanya: "Apa kamu menyukainya?"

Widya berkata dengan santai: "Aku tidak suka."

Aku mengabaikannya dan meminta seorang pegawai untuk membungkus gelang itu, dia bertanya kepada aku untuk siapa aku membeli gelang itu? Aku menjawab, "Yah karena kamu tidak menyukainya, tentu saja aku membelinya untuk orang yang menyukainya."

"Aku…" Widya tampak tertekan.

Setelah gelang itu dibungkus, aku menyerahkan kotak itu padanya, dia menatap aku dengan penasaran dan bertanya: "Untuk apa?"

Aku berkat: "Sudahlah, jangan berpura-pura. Meskipun kamu menutupi dengan baik, aku masih bisa melihat kalau kamu sangat menyukai ikan dan kamu juga sangat menyukai gelang ini, jadi aku membelinya untukmu, anggap saja seperti… um, seperti kompensasi saat kamu menemaniku ke Tianjing dengan semua resikonya."

Widya berkata dengan ringan, "Jika kamu begitu baik padaku, apa kamu tidak khawatir kalau aku sampaimemiliki pemikiran yang tidak-tidak padamu?"

Aku tersenyum dan bertanya: "Apa kamu mau?"

“Tentu saja tidak,” jawab Widya dengan tegas.

Aku tertawa dan berkata: "Kalau tidak, apa lagi yang kamu takutkan?"

Widya mengambil hadiah itu dan mengerutkan kening, dan berkata, "Takut? Kapan aku bilang aku takut, hadiah gratis, tidak ada alasan untuk menolak."

Dia meletakkan hadiah itu di sakunya setelah dia selesai berbicara.

Selanjutnya, kami mencari tempat untuk makan malam, saat hampir jam dua belas, aku mendpat telepon dari Larry, dia memberi tahu kami kalau dia sudah memesan ruang privat di Grand Mercure Hotel, lalu menyuruh kami untuk pergi ke sana, jadi aku membawa Samuel dan Windy berangkat kesana.

Ketika aku tiba di ruang privat itu, aku tidak melihat Larry ada di sana, tapi aku sudah menduga hal ini, Larry pasti akan diam-diam melihat kapan kami sampai dan kami akan melakukan apa di sana.

Oleh karena itu, begitu aku masuk ke ruangan, aku meminta Samuel untuk mengecek kamar dan menemukan kamera CCTV.

Setelah kamera dilepas, dari luar terdengar suara langkah kaki, lalu aku berkata, "Dia datang."

Pada saat itu, Widya tiba-tiba melingkarkan lengannya di leherku, menahan kepalaku, lalu menciumku.

Otakku langsung kosong, ah sialan, apa yang dilakukan wanita ini?

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu