Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 604 Giliranku untuk berpura-pura

Aku marah dan membawa Sulistio pergi, meninggalkan Widya yang penuh tatapan terkejut.

Setelah kembali ke mobil, aku melihat Sulistio seperti ingin mengatakan sesuatu, aku menyuruhnya untuk bicara saja kalau ada yang ingin dibicarakan.

Sulistio meraba-raba kepalanya dan berbisik:”Aku tidak berani mengatakannya, aku takut kamu akan marah.”

Aku tertawa dan berkata:”Aku tahu apa yang ingin kamu katakan, bukankah kamu ingin bertanya apakah aku sedang menunggu Widya datang ke sini? Memang benar, aku memang menunggunya, tetapi dalam perjalanan aku mendapat kabar dan baru tahu dia akan datang ke sini.”

Setelah terdiam aku berkata:”Kalau tidak, bagaimana aku bisa tega memperalat Si Toba?”

Sulistio bernapas lega dan berkata:”Aku juga tahu, ini bukan gayamu.”

Selesai berbicara, dia menginjak pedal gas dan melaju pergi, dia juga bertanya apa yang akan aku lakukan selanjutnya, dia mengatakan tidak tahu apakah Widya akan datang untuk minta maaf, aku tidak peduli, sampai hari ini, hal yang tidak kurang dariku adalah keterampilan akting dan kesabaran yang aku punyai, menghadapi seorang Widya adalah hal yang mudah.

Dalam beberapa hari berikutnya, aku seperti ketika pertama kali ke Nanjin, setiap hari di apartemen untuk memulihkan diri, sedangkan untuk urusan luar diurus oleh Nody dan Dony Yun, Widya belum berinisiatif menghubungiku, aku juga tidak buru-buru mencarinya, hanya saja hatiku pusing memikirkan rencana selanjutnya.

Meskipun Widya menjadi bawahanku karena narkoba, tetapi karena seluruh hartaku telah dipindahkan ke atas namanya oleh alwi palsu maka aku sementara belum mendapatkan manfaatnya. Dalam dua hari ini, Nody sibuk mengumpulkan anah buahku yang dulu, hanya saja semua hartaku ada atas nama Widya sekarang, mereka harus mempertahankan pekerjaan mereka demi uang maka mereka pasti tidak mudah untuk diajak kembali.

Orang-orang yang mau diajak kembali pada dasarnya adalah bos kecil, mudah untuk mengendalikan mereka dengan memberinya keuntungan, tanpa kekuatan ekonomi dan sumber pemasukan , tidak mudah untuk merebut orang dibawah kendali mereka.

Maka, beberapa hari ini aku pusing memikirkan cara untuk mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi milikku dari tangan Widya. Aku bahkan berpikir untuk meminta bantuan pamanku, asalkan aku bisa membuktikan Alwi palsu itu adalah palsu maka dokumen yang telah ditangani dulu tidak berlaku.

Hanya saja, memikirkan sikap orang-orang di Beijing terhadapku, aku memutuskan untuk melupakan niatku itu, aku takut membuat pamanku dalam kesulitan.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan kembali apa yang menjadi milikku, aku harus mulai dari widya. Tidak hanya itu, selain semua yang sudah ada, aku harus memikirkan tentang membangun industri aku sendiri, dalam dua hari ini aku memikirkan apa yang sebaiknya akan dilakukan.

Pada hari ini, setelah makan siang, ponselku berbunyi, aku melihatnya, ternyata panggilan dari Widya, sepertinya wanita yang tidak berperasaan ini, akhirnya hati nuraninya tergerak juga.

Aku menjawab panggilannya dan bertanya:”Ada apa?”

Widya berkata:”Ada orang yang ingin bertemu denganmu dan berharap aku mempertemukannya denganmu, Apakah kamu ada waktu?”

Awalnya aku berpikir dia ingin minta maaf, tidak disangka ini yang dia ingin katakan, aku bertanya dengan sedikit curiga:”Siapa yang mau bertemu denganku?”

“Seseorang yang bisa membantumu dan juga orang yang bisa menghancurkanmu.” Widya berkata dengan aneh.

Aku tertawa dingin dan berkata:”Oh ya? Menarik sekali teka-teki yang dimainkan oleh Nona Widya ini, apakah kamu yakin orang kamu bicarakan itu bukan dirimu sendiri?”

Widya tertawa dingin dan berkata:”Aku memiliki kemampuan sebesar itu?”

Aku berkata:”Kamu tahu dengan pasti mengenai soal itu.”

“Kamu! Pukul tujuh malam ini, Hotel Grand Mercure 808, terserah kamu mau datang atau tidak.” Widya berkata dan menutup teleponnya.

Aku menutup teleponnya, segera menelepon Samuel, selama ini dia sendiri yang mengawasi Widya. Aku bertanya kepadanya apa yang dilakukan widya dalam beberapa hari terakhir, apakah dia bertemu seseorang? Dia mengatakan tidak, dia juga menyadap telepon Widya, tidak mendengar dia melakukan atau menerima panggilan yang mencurigakan.

Mendengar ini aku menjadi curiga, mungkinkah wanita itu menipuku, orang yang bisa menyelesaikan masalahku juga orang bisa menghancurkanku, siapa itu? Jangan-jangan orang itu benaran dia?

Aku mengatakan bahwa aku ingin bertemu dengannya di malam hari, mungkin masih ada orang yang lain dan memintanya untuk memeriksa siapa orang itu. Malam harinya, karena perut Mondy sedang tidak nyaman, maka aku meminta Sulistio untuk menemaninya dan membawa Nody kepertemuan.

Dalam perjalanan, Samuel meneleponku dan mengatakan hanya Widya seorang yang memasuki hotel, tetapi menemukan satu hal yang aneh bahwa ada orang yang mengendarai kendaraan off-road tentara, kendaraan militer ‘East Iron’ yang sangat terkenal itu, sekaligus berjumlah lima kendaraan.

Mendengar ini, hatiku merasa berat, aku pernah mengendarai mobil ini sewaktu di kemiliteran, mobil itu sangat tebal, fungsi anti pelurunya sangat bagus, itu sama persis dengan tank versi kecil karena kinerjanya yang sangat bagus dan bobot mobilnya yang berat makanya dijuluki dengan sebutan ’East War Horse’.

Walaupun mobil ini tidak semahal Paramela atau Ferrari tetapi kinerjanya sangat baik, yang paling penting adalah ini buka mobil yang dapat dibeli oleh orang biasa, memerlukan lisensi produksi, lisensi produksi ini bukan sesuatu yang bisa didapatkan oleh orang biasa, singkat kata, orang yang datang ini pasti orang penting dan ada hubungannya dengan militer.

Bagaimana ada orang dengan latar belakang seperti ini datang ke Nanjin ya? Memikirkan perkataan Widya, apakah orang-orang itu datang untukku?

Pada saat ini, Samuel berkata:”Kak Alwi, aku barusan menerima kabar, kelompok ini mengarah ke Hotel Grand Mercure, apakah ingin menyuruh orang-orang kita untuk bersiap-siap?”

Aku berkata:”Jika orang-orang itu berniat tidak baik, kita siap untuk itu, kalian bersiaplah.”

“Baik.” Samuel menutup telepon, aku memberitahu Nody tentang masalah itu, dia sama sepertiku dan pernah tinggal di kemiliteran, dia tahu keunggulan East Iron ini.

Nody berkata:”Kalau orang-orang ini benar datang mencarimu, seperti yang dikatakan Widya, orang yang ingin menemuimu itu bisa menyelesaikan masalah dan juga bisa menghancurkanmu, kita jangan dulu memikirkan orang ini punya kemampuan seperti itu atau tidak, berdasarkan dari penilaian Widya dan hubungan mereka, ini bisa dipastikan latar belakang orang ini tidak biasa, apakah kamu punya rencana?”

Aku merenung sejenak dan berkata:”Jessi pernah mengatakan, ada seseorang yang tergila-gila dengan Widya, yang bernama Larry, orang ini putra tertua keluarga Yang di Tianjin, punya kekuasaan. Aku pernah menyelidikinya, dia adalah kepala batalion di Tianjin, berpangkat Letnan dua, orang seumurnya kalau tidak punya latar belakang sulit untuk bisa sampai ke posisi itu.”

Aku dulu juga berpangkat Letnan dua, aku membutuhkan banyak prestasi untuk mendapatkan gelar itu? Bukannya aku memandang rendah Larry, tetapi aku belum pernah mendengar nama pria ini, aku orang pertama yang tidak akan percaya jika mengatakan bahwa pangkat yang dia dapatkan bukan lewat jalan belakang.

Nody berkata:”Tentara memakai mobil off-road, Letnan dua, apanya, kamu pasti tidak salah menebaknya.”

Pada saat ini, sekelompok pemain yang keluar untuk melakukan pertunjukan tiba-tiba muncul di jalan, menghalangi kami di tengah, orang-orang ini berdiri di atas bambu, memakai kostum kuno, menabuh gendang dan melemparkan angpao di sekitarnya.

Jalan Nanjin masih sangat sibuk pada jam tujuh lewat, terutama ini pusat keramaian, seperti kata pepatah mata terbelalak begitu melihat uang, segera setelah melihat ada orang yang melemparkan angpao, orang-orang di kedua sisi jalan bergegas berebutan dengan semangat, ditambah lagi lampu merah menyala saat ini, semua orang tidak peduli, beberapa orang dari dalam mobil juga ikut dalam keramaian.

Dengan begitu, aku sama sekali tidak bisa bergerak di tengah jalan.

Nody bertanya:”Bagaimana menurutmu?”

Aku berkata:”Ada orang yang secara sengaja ingin menghalangi kita, sengaja melakukan pertunjukan di jalan ini, menabur uang, kecuali mereka gila baru berani melakukan hal seperti ini, Dan ... ...”

ku melihat sekeliling dan berkata:”Biasanya ada banyak polisi di jalan ini, hari ini satu orang polisi pun tidak ada, pasti sudah dialihkan.”

Nody mengangguk dan berkata:”Aku juga berpikir seperti itu, tetapi kenapa mereka menghalangi kita?”

Dia berkata sambil melihat sekeliling dengan waspada, takut ada orang yang bersembunyi dan mengarahkan pistol ke arah kami, aku juga melihat sekeliling, tidak menemukan target yang mencurigakan dan berkata:”Tampaknya mereka hanya ingin menghalangi jalan kita saja, tujuannya hanya ada satu yaitu ingin menunda waktu.”

Ketika aku berbicara Samuel kembali meneleponku, ternyata dia mendapatkan kabar dan tahu ada yang menghalangi kami, dia bertanya apakah mau menggunakan cara khusus untuk mengusir orang-orang itu? Pada saat ini, ada orang yang membunyikan klakson dengan gila, aku berkata:”Tidak perlu, aku percaya orang-orang ini akan segera bubar, di mana orang-orang yang mengendarai mobil East Iron itu?”

Samuel berkata:”Hampir tiba, dilihat dari jaraknya saat ini sepertinya mereka akan sampai bersamaan dengan kalian di Hotel Grand Mercure.”

Aku melirik Nody sebentar dan menutup telepon, pada saat ini, kelompok yang melakukan pertunjukan itu akhirnya bubar, lalu lintas segera menjadi lancar, Nody menyetir dengan tenang menuju Hotel Grand Mercure.

Sepuluh menit kemudian, mobil kami berhenti di lantai bawah Grand Mercure, Nody menepuk-nepuk lenganku dan berkata:”Alwi, lihat, pemeran utamanya sudah datang.”

Aku mengikuti pandangannya, melihat ada lima mobil East Iron menuju ke arah kami, di mobil pertama ada seorang pria yang kelihatannya galak, mengejek dan mengacungkan jari tengah ke arahku dan berhenti di depan mobil kami, Nody bertanya apa yang ingin dia lakukan?

Aku berkata:”Siapa yang tahu? Mereka tidak mungkin ingin menabrak mobil kita kan?”

Siapa tahu, aku baru selesai berbicara, mobil East Iron kembali bergerak, lalu kemudian bergerak lurus menuju mobil kami.

Sialan, mereka benaran ingin menabrak kami ya?

Aku dan Nody segera membuka pintu dan keluar dari mobil, mobil kami tidak sekuat East Iron, duduk di dalamnya berarti menunggu untuk dihancurkan.

Setelak kami keluar dari mobil, orang yang berada di atas mobil itu menjadi lebih sombong lagi, dia mengemudikan mobilnya dan menghancurkan mobil kami sedikit demi sedikit.

Pada saat ini, ada banyak orang yang menonton, semua orang mengambil foto dengan ponsel mereka sambil berteriak kaget, penjaga keamanan Hotel Grand Mercure ingin datang membujuk tetapi tidak berani dan hanya berdiri di sana.

Aku mulai merokok begitu East Iron mulai menghancurkan mobil kami, aku mengisapnya dengan tenang, setelah mobilnya hancur berantakan, aku juga selesai menghabiskan sebatang rokok.

Pada saat ini, aku mendengar orang di kerumunan berkata:”Orang yang mobilnya dihancurkan itu apakah sudah menjadi bodoh dan tidak melawan, benar-benar bukan seorang pria.”

Yang lain berkata:”Kamu tidak tahu apa-apa, dia menghadapi masalah besar sehingga merokok untuk mengurangi kekhawatiran, mana mungkin berani menyinggung orang yang mengemudikan mobil, lihat saja mobil apa yang dikendarai oleh orang itu, status apa, apakah kita rakyat biasa berani untuk berurusan dengannya?”

Lima orang turun dari mobil East Iron, orang di mobil pertama berjalan mendatangiku, dia lebih tinggi dariku, menatapku dengan sombong dan berkata;”Bocah, aku kasih tahu ya, mulai saat ini jika kamu berani menyinggung Widya, lain kali aku tidak akan menghancurkan mobil lagi tetapi akan memusnahkanmu.”

Aku memandangnya dan berkata sambil tertawa:”Apakah sudah selesai berpura-pura?”

Dia mengerutkan alisnya, menatapku dengan dingin, seseorang di sampingnya bergegas meraih kerah bajuku dan bertanya dengan angkuh:”Bocah, kamu cari mati ya, berani berbicara seperti itu dengan bos kami.”

Nody yang berdiri di sampingku tiba-tiba meraih kerah orang itu, menonjok dan menendang orang itu dan pria itu langsung jatuh dengan berat di tanah.

Melihat tangannya yang begitu cekatan, pihak lawan sedikit bingung, orang itu memandang Nody dengan marah, mungkin karena dia merasa malu karena telah memukulnya tetapi dia tidak memiliki kesempatan untuk bereaksi.

Nody tersenyum dingin dan berkata:”Kalau tidak takut malu, kamu boleh beradu beberapa jurus denganku.”

Aku berkata:”Kenapa harus buru-buru? Untuk mengurus masalah kecil seperti ini tidak perlu kamu yang mengurusnya.”

Selesai berbicara aku melihat orang itu dan berbicara:”Aku bertanya apakah kamu sudah selesai berpura-pura? Karena kamu tidak menjawab maka aku langsung mengatakannya saja, jika kamu sudah selesai berpura-pura maka sekarang giliranku untuk berpura-pura.”

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu