Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 9 Bersembunyi

Tidak disangka Mawar melepas topeng anjingku, dan aku tertangkap basah, wajahku terpampang dengan langsung didepannya.

Aku sangat terkejut, dan tidak sempat menanggapinya, bahkan masih meletakkan kedua tanganku di dadanya.

Dan setelah melihat wajahku, Mawar juga terbodoh sejenak. Aku berpikir bahwa awalnya dia hanya ingin melihat parasku, apakah itu layak untuk memiliki hubungan dengannya, dan bahkan tidak terpikirkan aku adalah siapa.

Dan dengan segera wajah merah Mawar memerah sepenuhnya, sama seperti pantat monyet.

Tatapannya melayang beberapa saat, lalu baru menyadari bahwa dia masih duduk dikakiku, dan dengan tergesa-gesa berdiri.

Dan aku juga dengan segera menarik kembali tanganku yang memegang dadanya. Pada saat ini, Mawar mengangkat tangannya dan menampar wajahku dengan keras dan memarahi “Binatang” dimulutnya.

Ditampar olehnya, aku tidak memiliki pemikiran untuk membantah, hatiku malah merasa takut dan canggung. Aku dengan segera bersembunyi langsung ditempat tidur, dengan kepala menunduk, dan tidak berani menatap matanya.

Dan Mawar dengan cepat melemparkan topeng kearahku dan menyuruhku mengenakannya. Dia seharusnya tidak ingin melihat wajahku yang membuatnya merasa memalukan.

Lalu Mawar berkata padaku dengan ponsel bahwa menyuruhku untuk tidak membicarakan keluar kejadian hari ini, dan menyuruhku untuk memberhentikan pekerjaan ini.

Aku mana berani membantah perkataan Mawar, hanya bisa mengangguk.

Mawar dengan cepat membereskan pakaiannya dan keluar. Aku mendengarnya mengatakan sesuatu kepada Yessy, intinya sudah lelah bermain, kemudian mereka pergi untuk menghitung bon dan lalu pergi.

Aku baru saja keluar dari kamar, awalnya ingin bersiap langsung turun kebawah bar, tidak disangka Bibi reza menghentikanku, lalu dia memberiku 4 juta, dan mengatakan padaku, bahwa aku sangat baik, dan bertanya padaku apakah aku tertarik melakukan ini sepenuhnya.

Aku sedikit tersanjung, aku tidak menyangka konsumsinya sangat tinggi, ini terlalu cepat mendapatkan uang.

Tetapi walaupun iri, tetapi aku tidak ingin berkerja di bagian ini, aku dengan segera menggelengkan kepala, lalu turun ke lantai bawah bar, itu adalah tempat bekerjaku yang sebenarnya.

Malam ini, hatiku sangat gelisah, dan sangat panik. Aku tidak tahu apakah Mawar akan mengganguku karena masalah ini, jadi aku dengan tidak sepenuh hati melakukan kerjaanku, dan dengan tidak sengaja memecahkan sebuah gelas, dan dimarahi. Tetapi aku sudah terbiasa sejak awal, para pelayan ini mengandalkan ketidakmampuanku untuk mendengar, dan sering memakiku, dan terkadang ketika dimarahi oleh pelanggan, mereka akan mencariku untuk melampiaskannya, seperti tidak memperlakukan aku seperti orang normal.

Setelah jam 2 lebih pulang kerja, aku ragu sebentar dan akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah, karena aku merasa Mawar tidak mungkin akan memberitahu Claura tentang hal ini.

Tetapi ketika aku memasuki rumah, aku melihat Mawar dan Claura duduk disofa. Raut wajah kedua orang itu tidak bagus, sepertinya baru saja bertengkar.

Aku berpura-pura seperti tidak ada yang terjadi, lalu mengangguk dan tersenyum pada mereka.

Tetapi pada saat ini, Claura bergegas ke arahku. Dan tidak memberiku waktu untuk bereaksi, dengan langsung menampar wajahku.

Suara tamparan terdengar. Meskipun dulunya Claura juga pernah memukulku, tetapi ini adalah pertama kalinya dia memukulku di depan Mawar, aku merasa sangat dihina, ditambah lagi dengan tamparan Mawar sebelumnya, aku merasa kedua ibu anak itu sudah menginjak-injak harga diriku.

Aku mencoba menahan amarahku dan bertanya kepada mereka mengapa memukulku dengan gerakan tangan, karena aku tidak percaya bahwa Mawar akan memberitahu Claura tentang hal itu.

Claura mengangkat kaki dan menendangku lagi, dan mulut masih memarahiku: “Benda kotor yang tidak tahu malu, berani-beraninya membuatku kehilangan muka diluar!”

Aku menahan diriku sendiri dan menatapi Claura.

Lalu Claura menggunakan ponselnya, mengetik kepadaku: Binatang, apakah kamu diluar menjadi Humas?

Melihat Claura mengatakan itu, aku tahu bahwa Mawar sudah memberitahu masalah ini kepada Claura. Saat itu, aku sangat terkejut, berpikir dalam hati mengapa dia bisa mengatakannya keluar kepada Claura, keluar mencari pria dan bertemu dengan menantunya sendiri lalu dia masih bisa mengatakannya keluar?

Tetapi aku dengan cepat mengerti, Mawar pasti tidak berkata bahwa dia memanggil pelayanan, dia pasti berkata bahwa hanya kebetulan melihatnya, ataupun temannya yang memanggilnya.

Aku merasa kedua ibu dan anak ini sangat aneh. Saat itu, aku benar-benar ingin merobek wajah jelek mereka didepan mereka.

Tetapi aku tahu aku tidak boleh berbuat begitu. Aku menggunakan ponselku untuk mengetik dan menjelaskan bahwa aku bukanlah PR pria, aku mengatakan bahwa aku hanyalah seorang pelayan, hari ini aku hanya ditarik kesana untuk menambah jumlah orang.

Tetapi mereka tidak mempercayaiku. Mereka mengatakan aku sudah memikirkan uang sampai gila, dan melakukan hal yang sekotor ini. Dia juga mengatakan akan menceraikan aku, jika masalah ini tersebar luas di luar, mereka berdua akan kehilangan muka.

Aku berpikir dalam hati bahwa mereka yang satunya tidak normal, dan satu lagi mencari PR pria, mengapa kalian tidak merasa kehilangan muka? Tetapi aku tidak boleh membuat mereka marah, karena mereka pasti akan menyuruhku mengembalikan uang pernikahan, dan bahkan membuatku sampai berada dijalan buntu.

Jadi aku terus mengetik bahwa aku bukanlah PR pria, aku mengatakan bahwa jika mereka tidak mempercayaiku maka boleh pergi untuk menyelidikinya, dan meminta mereka memberiku satu kesempatan lagi.

Saat ini, Claura menarik rambutku, dia menginjak belakang lututku, dan menyuruhku unuk berlutut. Dia memintaku untuk berlutut dan bersumpah kepada mereka, dan tidak akan pernah melakukan hal seperti ini lagi, jadi dengan begini dia akan terus menjadi suami istri denganku lagi.

Aku tahu dia melakukan ini bukanlah untuk membuatku tetap tinggal disini, tetapi dia takut ibunya akan menyuruhnya mencari pria baru lagi, dan di dunia ini, dimana lagi ada suami sepertiku yang begitu mudah baginya untuk dikendalikan? Dia pasti tidak rela membiarkan aku pergi!

Aku dengan sekuat tenaga meluruskan kakiku, dan tidak berlutut. Aku merasa inilah satu-satunya harga diriku yang tersisa, aku tidak boleh berlutut kepada ibu anak itu, setelah aku berlutut, aku tidak mungkin akan bangkit lagi lain kali.

Claura melihatku tidak ingin berlutut, dia dengan keras menarik rambutku, lalu menekan kepalaku kebawah, dan pada saat yang bersamaan dia menginjak betisku.

Tubuhku semakin lama semakin melengkung, dan aku akan didorong berlutut olehnya.

Sementara itu, Mawar berkata dengan dingin: “Sudah tuli, bisu, tidak bisa punya anak, dan masih pergi keluar menjadi PR. Pria ini benar-benar tidak berguna, Claura, buang sajalah, kali ini ibu mendukungmu.”

Perkataan Mawar menusuk hatiku seperti sebuah pisau tajam, dan akhirnya, aku marah. Aku tidak memiliki satupun kesalahan yang dibilangnya, semuanya karena ibu dan anak itu yang menjebakku, mengapa aku harus berulang kali menanggung penghinaan ini?

Didorong oleh amarahku, aku dengan kuat berdiri tegak, aku mengeluarkan seluruh kekuatanku, dan langsung menjatuhkan Claura.

Kemudian tanpa mengucapkan sepatah kata pun, langsung bergegas keluar dari rumah, dan membanting pintu sampai tertutup.

Aku berlari seperti orang gila di jalan, memaki-maki, melampiaskan seluruh kemarahan di hatiku.

Berlari dan terus berlari, sampai ketika seluruh tubuhku dibasahi oleh keringat, aku baru perlahan-lahan menjadi tenang.

Aku baru menyadari bahwa aku terlalu impulsif hari ini, aku telah menahan diri beberapa hari, sebenarnya jika hari ini aku tetap bertahan, walaupun aku tidak berlutut, mereka berdua juga tidak akan mempersulitku, karena dengan jelas bahwa Claura tidak ingin aku benar-benar pergi, dan sebenarnya Mawar juga memiliki rahasia di tanganku, mereka berdua tidak mungkin membuatku sampai ke jalan buntu.

Hatiku sedikit kesal, tetapi seluruh badanku menjadi lebih santai.

Pada saat ini, aku tiba-tiba menemukan bahwa ada mesin otomatis yang menjual produk-produk menyenangkan, sehingga ide yang telah hilang sebelumnya itu muncul kembali lagi.

Sekarang semuanya telah menjadi begini, maka aku akan terus melakukannya, dan dimulai dengan Claura! Jika aku benar-benar bisa membuatnya hamil, aku mungkin saja bisa menemukan kembali semua kehilanganku sebelumnya di tempat ibu dan anak itu.

Jadi aku langsung membeli sebotol obat, aku berencana mencari kesempatan untuk memberi obat ke Claura, lalu membuat kita berdua menjadi suami istri yang sebenarnya.

Tetapi aku tidak memilih mulai malam ini. Malam ini pasti tidak punya kesempatan, jadi aku bermalaman diluar.

Hari kedua, aku tidak pergi bekerja. Sekitar jam 10 malam, aku dengan diam-diam pulang kerumah.

Rencana awalku adalah meminta maaf kepada Claura, dan memintanya memaafkanku, lalu kemudian diam-diam memberikannya obat.

Tetapi aku malah menemukan bahwa Claura sedang mandi dikamar mandi, dan meja di samping tempat tidur ada secangkir air putih yang baru saja dituangkan. Aku tahu bahwa Claura memiliki kebiasaan minum air setiap selesai mandi, jadi aku dengan teganya, diam-diam memasukkan obat kedalam air.

Kemudian aku bersembunyi dibawah tempat tidurnya, dengan segera aku melihat Claura keluar dari kamar mandi. Dari sudut pandangku, aku dapat melihat kaki cantiknya yang panjang, benar-benar sangat menggoda.

Dia duduk di tepi tempat tidur, “gluk gluk gluk”’ meneguk secangkir air putih, dan hatiku berdetak dengan sangat kencang.

Seberapa efektif obat ini?

Aku merasa bisa mendengar detak jantungku yang kencang, aku khawatir Claura juga bisa mendengarnya.

Dengan segera Claura naik ketempat tidur, awalnya masih sangat tenang. Dan perlahan-lahan aku mendengar suara Claura yang bolak-balik ditempat tidur.

Aku berpikir seharusnya efek obatnya sudah datang, aku menahan rasa semangat didalam hati, dan terus menahannya. Aku harus memastikan bahwa Claura sudah tidak sadar atau tidak terkendali baru boleh keluar, karena aku tidak yakin bahwa apakah aku bisa mengalahkannya, jika beneran berkelahi maka itu tidak baik.

Waktu berlalu, ketika aku merasa bahwa tidak ada gerakan lagi di tempat tidur, dan juga tidak tahu apakah Claura sudah pingsan, dengan diam-diam aku merangkak keluar dari bawah tempat tidur.

Aku bangkit dan berdiri di tepi tempat tidur. Dengan segera melihat Claura yang berbaring ditempat tidur dengan rambut dan pakaian yang berantakan.

Lekukan dadanya sangat dalam, dan kedua kaki panjangnya terlipat bersama. Melihat keadaan ini aku hampir mimisan.

Akhirnya, aku menelan air ludah dan dengan hati yang tega. Dengan langsung aku mengulurkan tangan……

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu